Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifanny Adelia Dewinasjah
"Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, dimana mutu atau kualitasnya perlu dijaga agar dapat meningkatkan kepuasan pasien. Pelayanan kefarmasian di apotek terdiri dari dua kegiatan, baik kegiatan manajerial ataupun pelayanan farmasi klinik. Apoteker yang bekerja di suatu apotek perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap dua aspek tersebut agar mutu pelayanan di apotek tersebut terjaga. Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah terkait evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi berdasarkan indikator jumlah penolakan barang atau obat, waktu tunggu pelayanan resep obat, dan analisa resep. Observasi dan pengumpulan data dilakukan selama 28
hari. Terdapat penolakan barang atau obat sebanyak 45 kali dengan tingkat persentase paling banyak yaitu obat keras dan paling sedikit adalah barang HV lainnya.
Berdasarkan waktu tunggu pelayanan untuk obat resep racik dan non racik di Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi sudah baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Petugas Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi pun dinilai sudah melakukan pengkajian resep dengan tepat dan cermat untuk mencegah terjadinya medication error. Evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di Summarecon Bekasi berdasarkan ketiga indikator tersebut sudah dilaksanakan dengan baik, namun sebaiknya evaluasi untuk
selanjutnya dilakukan atas dua faktor yaitu persepsi pasien dan layaan sesungguhnya yang diharapkan oleh pasien.

Pharmaceutical services are an integral part of health services, where quality needs to be maintained in order to increase patient satisfaction. Pharmaceutical services in pharmacies consist of two activities, either managerial activities or clinical pharmacy services. Pharmacists who work in a pharmacy need to periodically evaluate these two aspects so that the quality of service at the pharmacy is maintained. The research carried out in this final assignment is related to evaluating the quality of pharmaceutical services at Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy based on indicators of the number of refusals of goods or medicines, waiting time for prescription drug services, and prescription analysis. Observations and data collection were carried out for 28 days. There were 45 rejections of goods or medicines with the highest percentage being hard drugs and the least being other HV goods. Based on the waiting time, the service for compounded and non-mixed prescription medicines at Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy is good and in accordance with applicable standards. Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy staff were also assessed as having reviewed prescriptions appropriately and carefully to prevent medication errors. Evaluation of the quality of pharmaceutical services at Summarecon Bekasi based on these three indicators has been carried out well, but further evaluation should be carried out on two factors, namely the perception of the actual service received by the patient and the actual service expected by the patient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Betha Chiara Cateline
"Produktivitas diukur sebagai rasio antara output dan input, dipengaruhi oleh efisiensi dan efektivitas. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) mengukur produktivitas berdasarkan kualitas pelayanan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan. Namun, RSUI belum memenuhi target nasional pada Indikator Nasional Mutu, terutama waktu tunggu rawat jalan yang dipengaruhi 50% oleh unit farmasi. Empat dari enam indikator kualitas di unit farmasi belum terpenuhi. Melihat target waktu tunggu obat nonracikan <30 menit selama tahun 2023 dari mutu unitnya hanya tercapai 84,36% dan waktu tunggu obat racikan <60 menit hanya tercapai 89,30%. Untuk mengatasi ini, penelitian dilakukan untuk mengimplementasikan konsep Lean Hospital untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi. Rata-rata waktu tunggu obat non-racikan adalah 56,31 menit dan obat racikan 170,24 menit. Melalui pemetaan pada waste diidentifikasi: Motion, Inventory,dan Waiting. Implementasi solusi prioritas seperti sistem First In First Out, Lean 5S, penyesuaian tata letak, Two Bin System Kanban, dan inventarisasi obat yang tidak terpakai meningkatkan efisiensi siklus produksi, meningkatkan Process Cycle Efficiency menjadi 92,3% untuk obat non-racikan dan 92% untuk obat racikan. Waktu layanan menurun menjadi 17,25 menit untuk obat non-racikan dan 48,95 menit untuk obat racikan.

Productivity is measured as the ratio between output and input, influenced by efficiency and effectiveness. The Universitas Indonesia Hospital (RSUI) measures productivity based on service quality and customer needs fulfillment. However, RSUI has not yet met the national targets for the National Quality Indicators, particularly the outpatient waiting time, which is influenced by 50% by the pharmacy unit. Four out of six quality indicators in the pharmacy unit have not been met. The target waiting time for non-compounded drugs of less than 30 minutes was only achieved 84.36% of the time in 2023, and the target waiting time for compounded drugs of less than 60 minutes was only achieved 89.30% of the time. To address this, a study was conducted to implement the Lean Hospital concept to reduce waste and increase efficiency. The average waiting time for non-compounded drugs was 56.31 minutes and for compounded drugs was 170.24 minutes. Waste mapping identified three main types of waste: Motion, Inventory, and Waiting. Implementing priority solutions such as the First In First Out system, Lean 5S, layout adjustments, Two Bin System Kanban, and unused drug inventory significantly improved production cycle efficiency, increasing Process Cycle Efficiency to 92.3% for non-compounded drugs and 92% for compounded drugs. Service times decreased to 17.25 minutes for non-compounded drugs and 48.95 minutes for compounded."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wulandari
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kecamatan Jatinegara
bertujuan untuk memahami peran, tugas dan tanggung jawab seorang apoteker dalam praktek pelayanan farmasi di puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika farmasi yang berlaku, dan di bidang kesehatan masyarakat. Selain itu kami berlatih pelayanan farmasi seperti layanan farmasi klinis dan Pengelolaan Obat serta Bahan Medis Habis Pakai

ABSTRACT
Pharmacists Professional Practice (PKPA) in Puskesmas Kecamatan Jatinegara aims to understand the role, duties and responsibilities of a pharmacist in the practice of pharmacy services at the health center in accordance with the provisions of the legislation and pharmaceutical ethics applicable, and in the field of public health. Beside that we practice pharmacy services such as clinical pharmacy services and Management of Medicines and Medical Material Consumables"
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
"Pengkajian resep termasuk dalam standar pelayanan kefarmasian di apotek. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian obat (medication error). Apotek Kimia Farma 202 memiliki layanan pengkajian resep yang mencakup aspek administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis ketika pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif, yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Terapi DMT2 didasarkan pada kondisi gula darah pasien, faktor pembiayaan, ketersediaan obat, efektivitas, efek samping, serta preferensi pasien. Pengkajian resep dilakukan pada resep yang ditebus di Apotek Kimia Farma 202 pada periode pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), dan dipilih dua resep untuk laporan ini. Pada kedua resep tersebut, terdapat beberapa informasi yang belum tercantum seperti usia, berat badan pasien, dan SIP dokter dalam aspek administratif. Obat-obat yang diberikan tidak menunjukkan interaksi yang merugikan, baik pada resep 1 dan resep 2. Terdapat beberapa obat yang sebaiknya dihindari oleh pasien dengan riwayat hipersensitivitas, sehingga apoteker perlu melakukan konfirmasi terkait riwayat alergi ke pasien atau keluarga pasien. Informasi dari pengkajian aspek kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis dapat sangat berguna untuk disampaikan saat penyerahan obat, sehingga dapat mengoptimalkan terapi. Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia Farma 202 telah berjalan dengan baik. Pengkajian resep perlu terus dilakukan agar kesahalan dalam pengobatan pengobatan dapat dihindari.

Prescription assessment is part of the pharmaceutical service standards in pharmacies. This activity is carried out to prevent medication errors. Kimia Farma 202 Pharmacy provides prescription assessment services that cover administrative, pharmaceutical suitability, and clinical considerations. Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease that occurs when the pancreas is unable to produce sufficient insulin or when the body cannot effectively use the insulin produced, leading to an increase in blood sugar levels. The therapy for T2DM is based on the patient's blood sugar condition, financial factors, drug availability, effectiveness, side effects, and patient preferences. Prescription assessment was conducted for prescriptions redeemed at Kimia Farma 202 Pharmacy during the implementation period of the Pharmacist Professional Internship Program, and two prescriptions were selected for this report. In both prescriptions, there was some missing information in the administrative aspect, such as the patient's age, weight, and the doctor's License to Practice. The medications prescribed did not show any harmful interactions, both in prescription 1 and prescription 2. Some drugs should be avoided by patients with a history of hypersensitivity, so pharmacists need to confirm allergy history with the patient or the patient's family. Information from the assessment of pharmaceutical suitability and clinical considerations can be very useful when giving the medication to optimize therapy. The services provided by Kimia Farma 202 Pharmacy have been running smoothly. Continuous prescription assessment is necessary to avoid errors in medication administration."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library