Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Awang Pemuji
Abstrak :
ABSTRAK
Sifat koloid lateks yang cenderung mengalami koagulasi mengakibatkan lateks sulit untuk dimodifikasi pada saat proses hidrogenasi. Hal ini disebabkan oleh sifat koloid lateks yang cenderung tidak stabil terhadap perlakuan temperatur, kecepatan pengadukan, dan penambahan zat kimia. Penelitian ini bertujuan mempelajari suatu kondisi proses yang optimum dengan mempertahankan kestabilan koloid untuk meningkatkan derajat hidrogenasi. Uji turbiditas dilakukan untuk mengetahui tingkat kekeruhan larutan lateks yang mengindikasikan terdispersinya koloid didalam larutan lateks. Sedangkan, uji viskositas dilakukan sebagai uji pendukung. Berdasarkan hasil penelitian dalam menentukan kondisi optimum stabilitas koloid pada fasa lateks dengan pengujian turbiditas dan viskositas, diketahui koloid cenderung stabil pada temperature 50?C, kecepatan aduk 200 rpm dan kadar karet kering KKK 20.
ABSTRACT
The tendency to coagulate, which is the colloid characteristic of latex makes it difficult to be modified when hydrogenation process is running. This was caused by the latex colloid characteristic which is unstable to thermal treatment, stirring velocity, and the addition of chemical compounds. This research aims to learn the optimum process condition by maintaining the colloid stability to increase the hydrogenation degrees. Turbidity test was done to know the turbidity level of latex solution indicates the dispersed colloid inside the latex solution, while viscosity test was done as a supporting test. Based on the research result in determining the optimum condition of the colloid stability in the latex phase with the turbidity and viscosity test, colloid has the tendency to be stable at the temperature of 50oC, stirring speed of 200 rpm, and the dry rubber content of 20.
2017
S68195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marga Utama
Jakarta: BATAN , 2007
678.5 MAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Januar Arif Fatkhurrahman
Abstrak :
Lateks merupakan bahan baku berbagai hasil karet alam. Lateks yang baru disadap dari kebun umumnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami penggumpalan. Lateks dikatakan stabil apabila sistem koloidnya stabil, yaitu tidak terjadi koagulasi atau penggumpalan. Dalam pengolahan karet sheet, lateks kebun ditambahkan zat antikoagulan yang berfungsi mencegah terjadinya prakoagulasi selama di perjalanan dari kebun ke pabrik. Zat antikoagulan (pengawet) yang sering dipakai adalah amonia dengan kadar 20%. Kadar Karet Kering (KKK) menjadi salah satu ukuran kualitas lateks karena KKK menggambarkan besar kandungan air dalam lateks. Penggunaan teknologi berbasis light scattering (hamburan cahaya) sebagai dasar penentuan kadar karet kering dalam lateks merupakan inovasi dalam pengembangan alat ukur KKK yang memanfaatkan gradasi berkas cahaya sebagai KKK. Sebagai langkah awal pemanfaatan teknologi tersebut, dilaksanakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui performa gradasi berkas warna lateks yang ditangkap oleh kamera per satuan waktu, sehingga dapat ditentukan waktu kestabilan lateks uji, analisis menggunakan aplikasi Mathematica 9.0 dibandingkan dengan analisis KKK metode ISO 126:2005. Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif kuantitatif. Variabel tetap adalah tegangan laser sebagai sumber cahaya, jenis kamera dan jarak antara sensor terhadap kamera. Variabel berubah adalah lateks dan waktu. Hasil analisis KKK pada metode ISO 126:2005 menunjukkan angka KKK relatif stabil selama 120 menit, sementara analisis KKK menggunakan light scattering menunjukkan bahwa gradasi berkas cahaya yang diamati menunjukkan kestabilan selama kurun waktu 40 menit, dan selanjutnya gradasi berkas cahaya menunjukkan pola kecerahan yang meningkat. Sehingga waktu pengukuran KKK yang ideal menggunakan teknologi berbasis light scattering dilakukan selama maksimal 40 menit sejak lateks ditempatkan pada kontainer lateks, baik pada perlakuan dengan penambahan amonia maupun tanpa penambahan amonia sebagai pengawet.
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Susanti
Abstrak :
ABSTRAK
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh bakteri anaerob dengan memanfaatkan bahan organik, salah satunya adalah limbah cair industri lateks pekat. Pada penelitian awal perlakuan yang dilakukan adalah 1) penggunaan limbah dengan tiga jenis penggumpalan,yaitu penggumpalan spontan, penggumpalan dengan asam sulfat, dan penggumpalan dengan asam fosfat; 2) penambahan serasah untuk meningkatkan C/N rasio, dan 3) penambahan seed. Tahap selanjutnya adalah penambahan variasi jenis kation logam, yaitu Ca, Fe, Mg, dan Mo serta kombinasinya; variasi konsentrasi jenis logam yang menghasilkan volume biogas tertinggi; dan variasi jenis seed. Parameter yang diamati adalah pH, padatan total (TS), Padatan terlarut (TDS), Padatan tersuspensi menguap (VSS), COD, BOD, asam lemak menguap (VFA), dan volume biogas yang terbentuk. Optimasi produksi dilihat dari perlakuan yang paling banyak menghasilkan biogas dengan mengamati tahap-tahap perubahan parameter tersebut. Perlakuan yang menghasilkan gas terbanyak adalah limbah penggumpalan spontan, penambahan serasah hingga rasio mendekati 20, penambahan 1 % seed pupuk kandang, dan penambahan FeCl3 0,0005 g/L. Secara umum tahapan hidrolisis mendominasi awal fermentasi hingga hari keenam. Tahapan berikutnya adalah asetogenesis yang mendominasi hari keenam hingga hari keempat belas. Setelah hari keempat belas reaksi didominasi oleh metanogenesis. Penambahan kation Fe3+ mempercepat laju metanogenesis yang terlihat dari meningkatnya nilai vmax dan KM. Pada tahapan metanogenesis tanpa penambahan Fe3+, vmax= 68,49 mLhari-1, dan KM= 52,37 mLhari-1 sedangkan dengan penambahan Fe3+, vmax = 108,69 mLhari-1, dan nilai KM= 121,37 mLhari-1
[, ], 2007
T40103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Kosasih
Abstrak :
Lateks Hevea merupakan media yang balk untuk pertumbuhan mikroorganisme sehlngga blla penanganan lateks in! kurang balk dapat menimbulkan masalah, antara lain adalah masalah bau. Mikroorganisme yang tumbuh pada lateks dapat menguraikan senyawa protein menjadi senyawa-senyawa lain yang berat molekulnya lebih kecil yang menimbulkan bau, seperti thiol, amonia, H2S dan Iain-Iain. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan-perubahan komponen kimia film lateks kebun yang terkait dengan masalah bau busuk oleh aktivitas bakteri asal lateks. Isolat bakteri yang berasal dari limbah pabrik lateks diinokulasikan dan diamati perubahan beberapa komponen kimia lateks seperti protein, thiol, dan karbohidrat, serta perubahan pita-pita protein PERPU5TAKA|AN dari gel elektrbforesis SDS-PAGE. I FiyiiPA-U I | Hasil pengamatan secara sensoris menunjukkan bahwa dari 20 isolat bakteri yang diuji untuk deodorisasi lateks dapat dipilih 4 isolat yang berpotensi yaitu, Bacillus sp. Bacillus licheniformis, isolat C7 dan isolat C8. Keempat isolat bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk menguraikan protein lebih besar dibandingkan dengan kontrol, yang ditunjukkan juga dengan adanya sejumlah pita protein yang hilang atau berkurang intensitasnya. Isolat yang diujikan juga dapat meningkatkan kadar thiol dari sampel film lateks. Kadar karbohidrat pada periakuan juga mengaiami kenaikan dan nilainya sedikit leblh rendah daripada kontrol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Suhartono
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia adalah negara penghasil karet alam nomor dua di dunia karet tersebut sebagian besar diolah menjadi karet spesifikasi teknis yang dikenal sebagai SIR (Standard Indonesian Rubber) Sebagian besar (± 70 I) karet spesifi kasi tersebut dibuat darl karet rakyat hanya ± 25-30 / saja yang dihasilkan oleh perkebunan Karet rakyat pada umumnya bermutu kurang balk disebabkan penanganannya dan trans portasi yang cukup sulit Kadar kotoran dan kadar aburiya cukup tinggl disamping itu faktor pokok lain yang cukup penting ialah nilat PRI (Plasticity Retention index) PRI merupikan ukuran ketahanan oksidasi karet tersebut Pada umumnya karet rakyat mempunyai nilai PRI cukup rendah

Salah satu usaha menaikkan nilai PRI yang telah dilakukan oleh beberapa pabrik ialah perlakuan kimiawi dengan merendam karet dalam larutan asam Pada umumnya digunakan asam fosfat dan asam oksalat Sejauh mi belum diketahui peristiwa kimia apa yang terjadi dengan penambahan asam tersebut Untuk tujuan tersebut, telah dilakukan perendaman blanket di dalam asam oksalat dan asam sitrat Kondisi optimum perendaman telah diperoleh Untuk mengetahui pengaruh asam-asam tersebut terhadap prooksidan karet ditambahkan bahan pemercepat oksidasi yaltu ion Cu 2+ dan dikurnilperoksida Pengujian yang dilakukan adalah penentuan ketahanan oksidasi karet dengan mengukur PRI-nya, penentuan viskosi tas Mooney, penentuan karakteristik vulkanisasi penentuan nilai peroksida dan penentuan spektra inframerah

Hasil pengujian yang telah dilaksanakan memperlihatkan bahwa perendaman di dalarn asam oksalat 1 0 / selama 80 me nit dan asam sitrat 1 5 / selama 60 menit memberikan dua e fek yalcu deaktivasi ion logarn Cu dan dapat menahan pemben tukkan peroksida sehingga menghambat proses oksidasi karet Asam oksalat memberikan hasil peningkatan ketahanan oksidasi yang lebih baik dibanding asam sitrat Penambahan asam sedikit menaikkan viskositas Mooney dan rnemperlambat laju vulkanisasi
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Rusmin Sadrach
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Gustaf
Abstrak :
ABSTRAK
Metode elektrolisis plasma mampu menginduksi reaksi penggabungan lateks dan starch dengan radikal hidroksil bull;OH yang bertindak sebagai inisiator. Dengan metode elektrolisis plasma, reaksi dapat berlangsung dan perbedaan kepolaran pada reaktan dapat diatasi sehingga kedua material reaktan menjadi cocok compatible dan peningkatan sifat mekanik diharapkan dapat diperoleh. Lateks hibrida yang terbentuk bertindak sebagai material tambahan dalam pembuatan ban karena bersifat akustik, dapat menyerap suara. Karakteriasi lateks hibrida menggunakan FTIR dan pemurniannya dengan proses solvasi menggunakan kloroform. Sintesis dikatakan berhasil secara kualitatif ketika hasil karakterisasi menggunakan FTIR muncul gelombang ikatan eter antara lateks dan starch. Proses sintesis diteliti secara lebih spesifik dengan melihat pengaruh dari konsentrasi elektrolit Na2SO4 yang digunakan dengan variasi sebesar, 0,02; 0,03; 0,04 M, pengaruh posisi terbentuknya plasma katodik atau anodik , dan pengaruh produksi radikal hidroksil bull;OH yang direproduksi oleh katalis FeSO4 berkonsentrasi 20, 30, 40 ppm terhadap perolehan lateks hibrida menggunakan metode elektrolisis plasma. Konsentrasi lateks yang digunakan pada reaksi sebesar 1 -wt yang diperoleh dengan mengencerkan lateks 55 -wt sekitar 9,1 mL menggunakan akuades hingga volume 500 mL, starch yang digunakan sebesar 3 dari massa lateks bervolume 9,1 mL. Tegangan operasi proses dengan plasma anodik dan katodik masing-masing sebesar 567,5 Volt dan 340,5 Volt selama 10 menit. Dari variabel diatas, diperoleh yield per kJ konsumsi energi listrik lateks hibrida dengan menggunakan plasma anodik dan katodik dengan penambahan elektrolit dan tanpa penambahan katalis berturut-turut sebesar 0,04; 0,02; 0,01 dan 0,18; 0,13; 0,12. Sedangkan, yield lateks hibrida dengan menggunakan plasma katodik dengan penambahan elektrolit dan penambahan katalis sebesar 5,75; 14,26; 21,82.
ABSTRACT
The plasma electrolysis method induces a latex and starch compounding reaction with a hydroxyl radical bull OH as the initiator. By the method of plasma electrolysis, the reaction can take place and the difference of polarity on the reactants can be overcome so that both reactant materials become compatible and an increase in mechanical properties can be obtained. The hybrid latex formed acts as an additional material in tire manufacturing. Latex hybridization using FTIR and purification by solvation process using chloroform. Synthesis is said to work qualitatively when the characterization results using FTIR arises ether bond waves between the latex and starch. The synthesis process was investigated more specifically by looking at the effect of the Na2SO4 electrolyte concentration used with variations of 0.02 0.03 0.04 M, the influence of plasma formation cathodic or anodic , and the effect of production of hydroxyl radicals bull OH reproduced by FeSO4 catalysts concentrating 20, 30, 40 ppm on the acquisition of hybrid latex using plasma electrolysis method. The latex concentration used in the reaction of 1 wt obtained by diluting the latex 55 wt about 9.1 mL using aquadest to 500 mL volume, starch used at 3 of the 9.1 mL latex mass. The operating voltage of the process with anodic and cathodic plasma respectively was 567.5 Volt and 340.5 Volt for 10 min. From the above variables, we obtain yield per kJ of hybrid latex electric energy consumption using anodic and cathodic plasma with electrolyte addition and without catalyst addition of 0.04 0.02 0.01 0.18 0.13 0.12. Meanwhile, the percent yield of latex hybrids using cathodic plasma with electrolyte addition and catalyst addition was 5.75 14.26 21.82.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Yudhatama
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>