Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maritza Sakanti Lustiansyah
"Penelitian ini membahas bangunan Gedung Utama Museum Tekstil yang didirikan awal abad ke-19 dan memiliki nilai arsitektur yang mencerminkan perpaduan gaya kolonial dan adaptasi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bangunan gedung utama Museum Tekstil Jakarta termasuk komponen-komponen struktural dan fungsional pada bangunan untuk mengetahui gaya bangunannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari elemen-elemen arsitektur gedung utama Museum Tekstil Jakarta mengadopsi gaya arsitektur Indische Empire yang berkembang pada pertengahan abad 18 hingga akhir abad 19. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang arsitektur kolonial di Indonesia serta mendukung upaya pelestarian bangunan bersejarah.

This research discusses the Main Building of the Textile Museum which was established in the early 19th century and has architectural values that reflect a combination of colonial styles and local adaptations. This research aims to identify the main building of Jakarta Textile Museum including structural and functional components of the building to determine the style of the building. The results showed that the architectural elements of the main building of the Jakarta Textile Museum adopted the Indische Empire architectural style that developed in the mid-18th to late 19th century. This research is expected to enrich knowledge about colonial architecture in Indonesia and support efforts to preserve historic buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi Hagani
"ABSTRAK
Dalam penyebaran kebudayaan kadang terjadi sebuah proses percampuran kebudayaan. Proses ini diteliti lewat peninggalan kebudayaan, berupa bangunan kolonial tipe landhuis yang ada di Jakarta.
Ketika orang Belanda datang dan menjadi penguasa di Jakarta, mereka membawa kebudayaan negara asalnya, salah satunya adalah bangunan landhuis.
Landhuis sebagai sebuah bangunan yang pertama kali berkem_bang di Eropa pada jaman renaissance, merupakan sebuah bangunan yang didirikan di luar kota untuk tujuan kenyamanan.
Namun dalam kenyataannya landhuis yang ada di Jakarta men_galami proses percampuran unsur kebudayaan, hal ini pernah dinya_takan oleh Van de Wall dalam beberapa tulisannya.
Pada penelitian ini dipilih landhuis dari abad ke-18 M sebagai obyek penelitian, karena pada masa itu adalah masa kemak_rnuran hingga kebangkrutan kongsi dagang Belanda (VOC) yang ada di Jakarta.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah landhuis Gunung Sari, Reinier de Klerk, Cililitan Besar, Cimanggis dan Yapan. Dengan membahas keberadaan unsur bangunan tradisional Jakarta (Betawi) dan unsur bangunan Eropanya.
Variabel yang diamati adalah denah, bentuk atap, bahan atap, dak atap, pintu, jendela, tiang, pilar, pilaster dan ragam hias ornamental.

"
1995
S12056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Alauddin Arrisaputra
"Bangunan Landhuis Tjililitan merupakan salah satu peninggalan rumah Landhuis peninggalan Kolonial Belanda yang telah didirikan sejak abad ke-18. Kondisi bangunan Landhuis Tjililitan saat ini tidak terawat. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi nilai penting yang terdapat pada bangunan Rumah Besar Cililitan (Landhuis Tjililitan) dan menjelaskan upaya pelindungan cagar budaya yang dapat dilakukan terhadap bangunan Landhuis Tjililitan. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada penelitian cagar budaya yang dikemukakan oleh Pearson dan Sullivan (1995) dengan penyesuaian dengan tidak melakukan analisis perbandingan. Hasil dari penelitian ini adalah bangunan Landhuis Tjililitan memiliki beberapa nilai penting antara lain nilai sejarah, nilai pendidikan, nilai ilmu pengetahuan, dan nilai kebudayaan. Nilai penting yang terkandung dapat menjadi dasar pertimbangan bagi penetapan bangunan Landhuis Tjililitan sebagai cagar budaya. Kemudian, penelitian ini juga mengemukakan upaya-upaya pelindungan cagar budaya yang dapat dilakukan terhadap banguna Landhuis Tjililitan

The Landhuis Tjililitan building is one of the remains of the Dutch Colonial Landhuis house which was founded in the 18th century. The current condition of the Landhuis Tjililitan building is not maintained. Therefore, the purpose of this study is to identify the significant values contained in the Landhuis Tjililitan building and explain the efforts to protect cultural heritage that can be carried out for the Landhuis Tjililitan building. The research method used refers to the cultural heritage research proposed by Pearson and Sullivan (1995) with adjustments by not carrying out a comparative analysis. The results of this study are that the Tjililitan Landhuis building has several significant values including historical values, educational values, scientific values, and cultural values. The significant values contained can be the basis for consideration for the designation of the Landhuis Tjililitan building as a cultural heritage. Then, this study also suggests efforts to protect cultural heritage that can be carried out on the Tjililitan Landhuis building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library