Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Budianto
"Latar Belakang: Obesitas diketahui memiliki berbagai macam komplikasi dalam jangka panjang, salah satunya yaitu gangguan motilitas lambung dan perlambatan pengosongan lambung. Hal ini memiliki implikasi yang cukup serius khususnya pada kondisi perioperatif dimana perlambatan pengosongan lambung meningkatkan risiko aspirasi cairan lambung ke saluran napas. Dibutuhkan penilaian isi konten lambung secara riil menggunakan ultrasonografi untuk menilai volume residual lambung perioperatif. Tujuan: Menganalisis posisi pemeriksaan yang optimal dan metode pengukuran ultrasonografi lambung yang terbaik serta membandingkan volume residual lambung berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi dua jam pasca pemberian cairan maltodextrin 12,5% antara populasi obesitas dan non obesitas. Metode: Sebanyak 53 subjek berpartisipasi pada penelitian ini pada periode Desember 2023 hingga Maret 2024. Desain penelitian ini adalah potong lintang perbandingan volume residual lambung antara populasi obesitas dan non obesitas yang dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Tidak didapatkan perbedaan hasil pengukuran diameter CSA antrum lambung dengan metode elipsoid ataupun dua dimensional. Terdapat perbedaan bermakna antara posisi pemeriksaan RLD dibandingkan berbaring dalam menilai volume residual lambung (p < 0,05). Median volume residual lambung dua jam pasca konsumsi cairan karbohidrat pada kelompok obesitas berat yaitu 1,93 (0,56-3,39) ml/KgBB dengan batas aman risiko aspirasi yaitu <1,5 ml/KgBB. Kesimpulan: Pemeriksaan ultrasonografi lambung terbaik dilakukan pada posisi RLD dan dapat menggunakan metode elipsoid ataupun dua dimensional. Terdapat peningkatan volume residual lambung dua jam pasca konsumsi cairan karbohidrat yang melebihi batas aman risiko aspirasi pada kelompok obesitas berat.

Background: Obesity is known to have various long-term complications, one of which is delayed gastric emptying. This condition has quite serious implications, especially in perioperative conditions which can increases the risk of aspiration of gastric fluid into the airway. Gastric content assessment using ultrasonography is needed to assess perioperative gastric residual volume. Objective: To analyze the optimal examination position, the best gastric ultrasound measurement method and to compare the gastric residual volume two hours after administration of 12.5% maltodextrin fluid in obese and non-obese populations. Method: A total of 53 subjects participated in this study during the December 2023 to March 2024. This was a cross-sectional comparative study of gastric residual volume between obese and non-obese populations analyzed using the Mann-Whitney test. Results: There were no differences in the results of measuring the CSA diameter of the gastric antrum using the ellipsoid or two-dimensional method. There was a significant difference between the RLD examination position compared to supine position in assessing gastric residual volume (p < 0.05). The median residual volume of the gastric antrum two hours after consuming carbohydrate fluids in the severely obese group was 1.93 (0.56-3.39) ml/KgBW which exceed the safe limit for aspiration risk (<1.5 ml/KgBW). Conclusion: The best gastric ultrasound examination is carried out in the RLD position and can use both ellipsoid and two-dimensional method. There was significant increase in gastric residual volume two hours after carbohydrate fluids administration which exceeded the safe limit for risk aspiration in the severely obese group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evrina
"Telah dilakukan pemeriksaan laju larut dua tablet Parasetamol gen.erik berlogo dengan membandingkann ya terhadap tujuh tablet Parasetamol merek dagang.
Peineriksaan dilakukan dalarn cairan lainbung buatan
PH 1,2 dan pH 3,0 menggunakan alat Solubility Simulator Sartorius, jumlah Parasetamoi yang terlarut ditentukan kadarnya secara spektrofotonietri pada panjang geloinbang 242 run. Dan hai1 peineriksaan sembilan tablet Farasetamol,
semuanya meuienuhi persyaratan uji. laju larut US? XXI. Dua produk Parasetamol generik berlogo mempunyai prof ii laju larut yang baik, bahkan pada pH 3,0 tablet Parasetainol generik berlogo B inempunyai prof ii laju larut lebih baik dibandingkan dengan beberapa nierekdagang.

The study on the dissolution rate was performed on
two generik berlogo products by comparing to seven brand name products of Paracetamol tablets..
The study was carried out in the artificial gastric
juice of pH 1.2 and 3.0 using Sartorius Solubility
Simulator the amount of Paracetarnol dissolved was analyzed spectrophotometrically at 242 nm.
The result showed that all of those products were
above the requirement of the United States Pharmacopeia XXI. The two generik berlogo products had good dissolution profiles, even batter than some of the brand name products at pH 3,0.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlianthino
"Untuk mengembangkan dunia maritim pada umumnya dan Pelayaran Rakyat pada khususnya, maka pengembangan kapal sebagai alat transportasi laut tidak dapat dipungkiri lagi. Pemerintah pun menyadari akan hal ini, dengan dikeluarkannya azas Cabotage melalui Keppres No. 5 Tahun 2005 mengenai alat transportasi laut berbendera Indonesia, diikuti dengan Undang undang Pelayaran No 17 tahun 2008 mengenai pemberdayaan alat transportasi diatas air. Maka pembuatan kapal, khususnya jenis kapal barang yang mengangkut komoditas sehari-hari dan berbagai barang lainnya sangatlah penting dan dibutuhkan.
Pada penelitian ini, penulis menganalisa stabilitas dari kapal dengan lambung pelat rata yang dirancang untuk klasifikasi usaha Pelayaran Rakyat (kapal barang dengan rute pelayaran dalam negeri). Dalam penelitian ini kapal lambung pelat rata dihitung dan dianalisa stabilitasnya agar sesuai dengan kriteria IMO mengenai stabilitas kapal. Dari analisa dan perhitungan kapal lambung pelat rata ini stabil dalam berbagai kondisi pemuatan dan stabilitas awal yang bagus sesuai dengan kriteria IMO. Kecuali keadaan kapal kosong menyebabkan kapal kurang stabil, sehingga perlu adanya air ballast agar kapal kembali stabil. Dengan adanya ballast kapal kosong yang tidak stabil menjadi stabil kembali.

To develop maritime world in general, and 'Pelayaran Rakyat' in particular, so development of ship as a sea transportation is undeniable. The government also realize about it, by way of implementation of the Cabotage principality with Keppres No. 5 Tahun 2005 about Indonesian Flagged Sea Transportation Fleet, that follow by Undang-Undang Pelayaran No 17 tahun 2008 about utilizing of sea transportation fleet on the water. So, the making of ship, especially general cargo ship that carry daily commodity and other variety good is needed and important.
On this research, we analyze the stability from the flat hull ship which designed for classified as Pelayaran Rakyat (general cargo ship with local sea voyage). In this research flat plate hull ship analysis and calculation must meet the stability criteria in accordance with the IMO. stability analysis and calculation show that the ship is stable in a variety of ship loading condition and initial stability is good because in accordance with IMO criteria. except at the time of the empty ship, ship does not look stable, so the boat less stable Ballast required to stabilize the ship. with the Ballast, the empty vessels that were previously unstable, become stable again.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51010
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nurlita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Ronny Kusuma
"Latar Belakang: Data GLOCOBAN tahun 2018 menunjukkan bahwa kanker lambung merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor tiga di dunia. Hingga saat ini, belum terdapat deteksi dini untuk kanker lambung. Kanker lambung sering ditemukan dalam kondisi yang sudah berat, karena 25,8% kasus tidak terdiagnosis ketika dilakukan upper endoscopy. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa spektrofotometri dapat digunakan dalam mendeteksi jaringan kanker, antara lain spektroskopi Raman dan optik. Hingga saat ini belum ada penelitian yang mendeteksi jaringan kanker lambung berdasarkan spektrofotometri sederhana.
Tujuan: Studi ini dilakukan untuk mengetahui ambang batas perbedaan panjang gelombang reflektansi pada jaringan kanker normal dengan jaringan pra-kanker dan jaringan kanker lambung serta menganalisis akurasi spektrofotometer dalam klasifikasi jaringan..
Metode: Reflektansi jaringan mencit Mus musculus diukur menggunakan spektrofotometer konvensional pada panjang gelombang 431.5-705.2 mm. Hasil reflektansi kemudian digunakan dalam model machine learning untuk menentukan klasifikasi berdasarkan reflektansi.
Hasil: Machine learning Tree menggunakan panjang gelombang 431,5, 494,2, dan 502.5 nm. Analisis Principal Component Analysis menunjukkan adanya penumpukkan antara jaringan prekanker dengan jaringan kanker. Metode Random Forest (CA: 0.857, precision: 0.872, recall: 0.857) lebih baik dalam mengklasifikasikan jaringan kanker lambung dibandingkan metode Tree (CA;0,607, precision:0,619, dan recall:0,607) dan logistic regression (CA:0,750, precision: 0,739, dan recall:0,750). Spektrofotometri reflektans sederhana memiliki sensitivitas sebesar 68.42%-89.47% dan spesifisitas sebesar 44-88.89% dalam mendeteksi jaringan pra-kanker dan jaringan kanker.
Kesimpulan: Dengan rentang panjang gelombang 431,5, 494,2, dan 502.5 nm, spektrofotometri sederhana tidak dapat membedakan jaringan pra-kanker dan kanker karena terdapat penumpukan protein seperti miglobin, dan juga tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang baik dalam membedakan jaringan normal dan tidak normal.

Background: GLOCOBAN in 2018 shows that gastric cancer is the third leading cause of death for cancer-related disease. Until now, there’s no early detection for gastric cancer. This causes gastric cancer to be diagnosed at a later stage, because 25,8% gastric cancer cases are undiagnosed even with upper endoscopy 3 years before diagnosis.A number of study has shows that spectrophotometry can be used for detecting gastric cancer, such as Raman spectroscopy and optical. Until now, there is no research that detect gastric cancer using conventional spectrophotometer.
Objectives This study aims to understand the difference between wavelength of the reflectance from the normal gastric tissue, precancerous gastric tissue, and gastric cancer tissue and analyze the accuracy of conventional spectrophotometer to classify the tissues.
Methods The reflectance of the tissue of Mus musculus is evaluated using conventional spectrophotometer at the wavelength of 431.5-705.2 mm. The resulting data will then be used in a machine learning model to help classify the tissue based on the reflectance
Result: Wavelengths used by Tree is 431,5, 494,2, dan 502.5 nm. Analysis using Principal Component Analysis shows a grouping formed by the gastric precancer tissue and gastric cancer tissue. Random Forest (CA: 0.857, precision: 0.872, recall: 0.857) is proven to be better for classifying the tissue based on the reflectance compared to Tree (CA;0,607, precision:0,619, and recall:0,607) and Logistic regression (CA:0,750, precision: 0,739, and recall:0,750). Conventional reflectance spectrophotometry yielded a 68.42%-89.47% sensitivity and 44-88,89% specificity in differentiating normal gastric tissue with abnormal gastric tissue.
Conclusion: Within the wavelength of 431,5, 494,2, dan 502.5 nm, conventional spectrophotometer cannot differentiate precancerous lesion with gastric cancer tissue due to the abundance of protein such as myoglobin, and having a good sensitivity and specificity in differentiating normal and abnormal tissue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanisa Ananda
"Pada proses pembangunan kapal hampir 80 pekerjaan adalah pengelasan. Keterampilan dan kompetensi welder sangat berpengaruh dalam penyelesaian pekerjaan las. Perhitungan waktu pekerjaan las sangat dibutuhkan guna mengetahui lama waktu pekerjaan pengelasan kapal dan mengetahui perbedaan waktu pada posisi downhand, horizontal, vertical dan overhead. Selain waktu, berat las yang dihasilkan dalam pengelasan kapal perlu menjadi perhatian guna menentukan besar pengaruh pengelasan kulit kapal terhadap berat lambung kapal. Data diperoleh dengan pegukuran dan pengamatan langsung di lapangan pada pekerjaan pengelasan kapal tugboat pelat baja. Data diolah dan dianalisa menggunakan metode statistik yaitu Anova Analisis of Variance dengan menggunakan program IBM Statistic SPSS 24 for windows untuk mengetahui pengaruh posisi dan tebal pelat terhadap waktu dan jumlah pemakaian las. Dari rata-rata waktu di diperoleh waktu pengelasan per kawat untuk posisi downhand 17,67 detik, posisi horizontal 32,42 detik, posisi vertical 42,10 detik dan posisi overhead 60,90 detik. Total waktu pengelasan SMAW bagian kulit kapal adalah 233 jam 31 menit sama dengan 29,2 hari dan berat las yang dihasilkan sebesar 660,76 Kg, dimana berat las berpengaruh 0,5 dari berat kulit kapal.

In the ship production process, almost 80 of the work is welding. The Welder rsquo s hard skills and soft skills are really influential to the welding process. Time calculation in welding process is needed to determine how long ship welding work and to know the time difference on the downhand position, horizontal position, vertical position and overhead position. Beside the time, welding weight which is produced in the ship rsquo s welding should to be concerned in order to determine the impact of shell rsquo s welding effect to hull rsquo s weight. The data were obtained by direct measurements and observations in the field on the tugboat welding process steel plate. The data is processed and analyzed by using statistical method, which is Anova Analysis of Variance by using IBM Statistic SPSS 24 for windows Statistical Program for Science program to find out the effect of position and plate thickness to welding time and amount of welding usage. From the average of time, can be obtained the equation of the time per wire in downhand position 17,67 seconds, horizontal position 32,42 Seconds, vertical position 42.10 seconds and overhead 60.90 seconds. The total welding time of the SMAW system of the ship rsquo s shell is 233 hours 31 minutes equal to 29.2 days and the welding weight produced is 660.76 Kg, where the welding weight affects 0.5 of the shell ship weight."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliani Anggreni
"Latar Belakang. Puasa sebelum pembiusan merupakan hal yang lazim dilakukan untuk menghindari aspirasi perioperatif. Lama puasa dapat menentukan volume lambung yang tersisa. Puasa yang terlalu singkat dapat meningkatkan risiko aspirasi, namunpuasa yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa volume lambung setelah puasa 6 jam dan 8 jam setelah makan padat pada pasien yang akan menjalani operasi elektif. Metode. Penelitian ini merupakan studi kohort terhadap 37 subjek penelitian selama Januari hingga Februari 2019. Subjek penelitian adalah pasien yang akan menjalani pembedahan elektif non-disgestif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan usia antara 18-60 tahun, tidak mengalami kelainan status gizi, dinilai dengan status fisik ASA 1 atau 2. Kriteria penolakan adalah pasien dengan penyakit diabetes mellitus, kehamilan, distensi abdomen, riwayat dispepsia dan gangguan motilitas usus. Hasil. Pada penelitian ini, didapatkan volume lambung setelah puasa makan padat 6 jam adalah 35,07±39,17 dan setelah puasa 8 jam adalah 14,16±19,24. Selisih antara kedua rerata tersebut adalah 20,91±38,60, p=0,002. Setelah puasa 6 jam, 5.4% subjek memiliki volume lambung di atas 1,5 ml/kg, sedangkan setelah puasa 8 jam, volume lambung seluruh pasien di bawah 1,5 ml/kg. Simpulan. Volume lambung setelah puasa 6 jam lebih kecil secara signifikan dibandingkan dengan puasa 8 jam.

Background. Preoperative fasting was a common practice to decrease perioperative aspiration risk. Duration of fasting was proportional to gastric volume. Short fasting duration may increase aspiration risk. However, prolonged perioperative fasting duration may lead to dehydration and hypoglycemia. The objective of this study was to analyze gastric volume after 6-hour and 8-hour duration of fasting after consumption of solid meal in patient scheduled for elective surgery. Methods. This was a cohort study for 37 subjects from January to February 2019. Subjects were patient scheduled for elective non-digestive surgery in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, with age between 18 to 60 years old, no nutritional status disorder and physical status of ASA 1 or 2. Exclusion criteria were patients with diabetes mellitus, pregnancy, abdominal distention, history of dyspepsia and intestinal motility disturbances. Results. In this study, gastric volume 6-hour after solid intake was 35.07±39.17 and gastric volume 8-hour after solid intake was 14.16±19.24. Difference of gastric volume between 6-hour and 8-hour after solid intake was 20.91±38.60, p=0.002. After 6-hour of fasting, 5.4% of the subjects had gastric volume above 1,5ml/kg, while after 8-hour of fasting, gastric volume of all subjects were below 1,5ml/kg. Conclusion. Gastric volume 8-hour after solid intake was smaller than gastric volume 6-hour after solid intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Hana Salsabila
"Latar belakang: Kanker lambung bertanggung jawab atas lebih dari 1.000.000 kasus kanker baru pada tahun 2020 dan diperkirakan 769.000 kematian atau sama dengan satu dari setiap 13 kematian secara global. Deteksi dini menjadi kunci penurunan angka kematian dan perbaikan prognosis, dengan baku emas berupa avaluasi histopatologi dari hasil biopsi endoskopi. Tetapi subjektivitas pemeriksan tersebut berpotensi menimbulkan kesalahan diagnosis terutama akibat kesalahan interpretasi ahli patologi. Untuk itu, diperlukan metode diagnostik kuantitatif yang dapat menilai secara objektif lesi prekanker atau inflamasi pada dinding lambung. Metode autofluoresensi sebelumnya sudah digunakan dalam upaya diagnostik kanker lambung. Namun, saat ini belum ada studi terkait penggunaan spektrofotometri autofluoresensi sebagai metode diagnostik kuantitatif dan objektif untuk kanker lambung. Tujuan: Studi ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan spektrofotometri autofluoresensi dalam mengidentifikasi jaringan lambung normal, inflamasi dan prekanker berdasarkan intensitas fluoresensi jaringan.Metode: Studi ini menggunakan sediaan blok parafin jaringan lambung mencit (Mus musculus) normal, inflamasi dan prekanker. Intensitas fluoresensi jaringan diukur pada 640 panjang gelombang menggunakan spektrofotometer autofluoresensi sederhana dengan sumber cahaya ultraviolet. Analisis data dilakukan dengan SPSS untuk uji normalitas, homogenitas dan hipotesis. Dilanjutkan dengan pengelompokkan data secara kualitatif dengan Principal Component Analysis (PCA) dan secara kuantitatif dengan machine learning dengan 3-fold cross validation. Hasil analisis dengan PCA dinilai dengan scatter plot. Hasil pengolahan data secara kuantitatif dinilai dengan Area under the Curve (AUC),Classification Accuracy (CA), precision, recall, F1-score, sensitivitas dan spesifisitas. Hasil: Ditemukan dua panjang gelombang dengan intensitas fluoresensi bermakna untuk tiga kelompok jaringan dan 554 panjang gelombang yang bermakna untuk dua kelompok jaringan. Dalam pengelompokkan tiga variabel, ditemukan nilai AUC 0,900, CA 0,833, Skor F1 0,831, Precision 0,802, dan Recall 0,800. Dalam pengelompokkan dua variabel, ditemukan sensitivitas dan spesifisitas 100% untuk membedakan jaringan prekanker dengan normal. Sensitivitas 100% dan spesifisitas 80% untuk jaringan prekanker dengan inflamasi. Serta sensitivitas 80% dan spesifisitas 90% untuk jaringan inflamasi dengan normal. Kesimpulan: Spektrofotometeri autofluoresensi dapat membedakan jaringan lambung normal, inflamasi dan prekanker mencit Mus musculus dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik.

Introduction: Gastric cancer was responsible for more than 1,000,000 new cancer cases in 2020 and an estimated 769,000 deaths or equal to one in every 13 deaths globally. Early detection is the key to reducing mortality and improving prognosis, with histopathological evaluation of endoscopic biopsy results as gold standard. However, the subjectivity of the examination has the potential to cause misdiagnosis, mainly due to the pathologist's misinterpretation. For this reason, quantitative diagnostic methods are needed that can objectively assess precancerous or inflammatory lesions in the gastric wall. The autofluorescence method has previously been used in the diagnostic effort of gastric cancer. However, there are currently no studies related to the use of autofluorescence spectrophotometry as a quantitative and objective diagnostic method for gastric cancer Objective: This study was conducted to determine the ability of autofluorescence spectrophotometry to identify normal, inflammatory and precancerous gastric tissue based on the intensity of tissue fluorescence.Method: This study used a paraffin block preparation of normal, inflammatory and precancerous mice (Mus musculus) gastric tissue. The intensity of tissue autofluorescence was measured at 640 wavelengths using simple autofluorescence spectrophotometer with ultraviolet light source. Data analysis was performed using SPSS to test for normality, homogeneity and hypotheses. Followed by grouping the data qualitatively with Principal Component Analysis (PCA) and quantitatively with machine learning with 3-fold cross validation. The results of the PCA analysis were assessed using a scatter plot. The results of quantitative data processing were assessed by Area under the Curve (AUC), Classification Accuracy (CA), precision, recall, F1-score, sensitivity and specificity. Result: Two wavelengths with significant fluorescence intensity were found for three tissue groups and 554 significant wavelengths for two tissue groups. In grouping the three variables, the AUC value was 0.900, CA 0.833, F1 score 0.831, Precision 0.802, and Recall 0.800. In grouping the two variables, 100% sensitivity and specificity were found to differentiate between precancerous and normal tissues. 100% sensitivity and 80% specificity for precancerous tissue with inflammation. As well as 80% sensitivity and 90% specificity for normal inflammatory tissue. Conclusion: Autofluorescence spectrophotometry can differentiate normal, inflammatory and precancerous gastric tissue in mice Mus musculus with good sensitivity and specificity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Widhyastari
"Bioavailabilitas memiliki arti yang penting dalam peni
laian mutu obat. Secara sederhana bioavailabilitas dijabar-
• kan sebagai kecepatan danjumlah relatif obat yang diabsor
si dari bentuk sediaannya ke d.alam sirkulasi sisternik. Proses
pelepasan obat dalam bentuk padat yang d.iberikan secara
oral di dalam tubuh, berkaitan dengan proses melarut dan ke
cepatan absorpsi dari obat tersebut. Untuk itu dilakukan pt
nieniksaan laju larut dan kecepatan absorpsi dengan alat .simulator
kelarutan dan simulator absorpsi.
Pémeriksaan laju larut•dari kapsul kmoksisilina, sebagai
media digunakan cairan lanibung buatan pH 1,2 dan pfl 3
dengan putaran labu disolusi 1,2 rpm dan suhu labu diatu.r
sehingga berkisar antara 35 0 - 390 ,
selang waktu 6 menit
sampel diambil dari labu disolusi. Jumlah Amoksisilina yang
terlarut dalam medium disolusi ditentukan dengan Spektrofotometri
dengan panjanggelombang Liaksimum 320 mn. Profildi
solusi. kapsul A.moksisilina yang diperiksa menyerupai tipe
nondisintegrating tablet dengan proses pelepasan zat akti±'
bergantung pada.fonmulasi, komposisi dan proses pembuatan.
Kecepatan absorpsi diukur dengan menggunakan alat simu
lator absorpsi dengan melarutkan zat aktif kmksisilina dalam
medium cairan lambung buatan pH 1,2 dan 3 , cairan Usus
buatan pH 6,5 yang dimasukkan ke dalam medium plasma b
atan pH 7,4 dengan melalui lapisan lernak buatan. 3etiap 30 menit, sehingga menit ke-150 sampel dari tiap-tiap cairan
dianibil, kernudian kadarnya dipeniksa secara 3pektrofotome -
tri dengan panjang gelombang maksirnum 320 rim.
Hasil percobaan menujukkan bahwa kecepatan absorpsi da
ri kapsul Amoksisilina yang.diperiksa menunjukkan perbedaan
yang berrnakna secara statistik, clan tipe penyerapan Arnoksi
silina dari cairan lam-bung atau usus buatan ke dalam cairan
plasma buatan melalui suatu lapisan lemak kurvanya menyerupai
tipe difusi pasif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salimmusa Karim
"Kapal multihull memiliki keunggulan antara lain daya angkut muatan yang besar dan daya hambat yang kecil serta mempunyai stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan kapal konvensional (monohull). Luas permukaan bidang basah kapal Multihull lebih banyak sehingga hambatan geseknya semakin juga lebih besar. Namun, terjadi faktor Interferensi yang menyebabkan hambatan kapal multihull menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kapal konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan total yang terjadi pada kapal pentamaran terhadap perubahan kecepatan dan posisi bentuk lambug sisi Asymmetric. Eksperimen uji tarik ini dilakukan di rentang froude 0,2-0,7. Nilai Koefisien hambatan total (CT) terendah terletak di konfigurasi Asymmetric Inboard Sidehull, Innerhull Position dengan S/L=0.22 pada rentang Fr : 0.29-0.50. Sedangkan posisi lambung Asymmetric Sidehull juga memberikan pengaruh besar terhadap nilai koefisien hambtan yang terjadi, dimana bentuk ini memungkinkan terjadinya interaksi gelombang yang dihasilkan oleh tiap lambung dari kapal pentamaran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>