Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
A natural phenomenon called as tubo belerang had occurred repeatedly in Lake Maninjau where the sulfide odorous water was apparent causing massive fish kill. Sulfur biogeochemistry in sulfur rich lakes can be critical when inputs of organic matter are high as in Lake Maninjau which has been exploited by floating cage fishery. The objective of the research is to study the biogeochemistry of sulfur in Lake Maninjau and to determine what factors might initiate the natural phenomenon occurrence. The Oxycontin layer had Sheffield from the depth of 20-40 m in 2006 to the depth of 10-20 m in 2008. The dynamics of bio geochemistry of sulfur in Lake Maninjau could be perceived from Sulfide profiles where increasing Sulfide concentrations detected annually. Higher Sulfide concentrations produced indicating more sulfate was reduced in the hypothalami layer. Sulfide concentration reached at level of 5 mg/L in the pore water of sediment. The toxic hydrogen sulfide concentrations were 10 - 120 ug/L. Sulfate concentrations ranged from 4 to 16 mg/L. Based on the pH values, the sulfur species H2S and HS were present in the lake water. Most of sulfur in Lake Maninjau were deposited in the sediment as iron Sulfide solids. The accumulation of organic matter in the hypothalami in the deepest part of the lake and Sheffield Oxycontin layer in four year observation periods indicated that the effect of floating cage fishery on the lake conditions was apparently atrocious. Increased in concentration of organic matter could play an important role on the dynamic of bio geochemistry of sulfur in Lake Maninjau and could be one of the major causes that might trigger the tubo belerang occurrence.
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This research is conducted in April 2005 in diatas lake,subdistrict Danau Kembar, regency Solok, Province West Sumatra. Materials used for examination is some zaks of sand range from 100 kg until 1 ton....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Supri Hanjono
Abstrak :
Salah satu setu yang dimiliki Kota Depok adalah Setu Rawa Besar yang berlokasi di pusat Kota. Kondisi kawasan Setu Rawa Besar dari tahun ke tahun semakin menurun kondisi fisiknya, misalnya luas perairannya menyusut akibat pengurugan, pembangunan tempat pemukiman dan tingginya tingkat pencemaran, baik yang dihasilkan oleh masyarakat sekitarnya maupun industri skala rumahan yang berlokasi disekitar setu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif untuk menghasilkan data tentang partisipasi masyarakat sekitar setu dalam pelaksanaan konservasi beserta hambatan atau faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang diperoleh melalui para informan. Pemilihan informan dilakukan dengan "purposif" yang terdiri atas pengurus lembaga, tokoh masyarakat dan wakil yang bermukim di tiga RW, masing-masing RW 14, 20 dan 13. Kegiatan pengumpulan data menggunakan teknik "in-depth interview" dan studi dokumentasi, sehingga saling melengkapi dan dapat menangkap fenomena sosial sebagai bentuk jawaban yang diberikan informan. Upaya "pelestarian lingkungan" yang pernah dan telah dilakukan berbagai pihak dengan berbagai kegiatan melalui penyadaran masyarakat akan arti penting konservasi, namun disayangkan dalam prakteknya kegiatan yang diklaim sebagai kegiatan "pelestarian lingkungan" tersebut hanya sebatas pada kegiatan proyek padat karya dan pelaksanaan bakti sosial pembersihan setu yang hanya bersifat seremonial saja tanpa adanya kegiatan yang berkelanjutan. Akibatnya pelaksanaan kegiatan "konservasi" tersebut disinyalir kurang mendapat respon dan partisipasi aktif secara penuh dari masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa rangkaian partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan konservasi secara umum dapat digolongkan menjadi dua bentuk. Bentuk pertama bersifat edukatif, yaitu kegiatan sosialisasi, kampanye, aksi bersih kawasan, penghijauan, pelatihan konservasi untuk anak usia sekolah dan pembenahan TPA sampah. Kegiatan yang bersifat edukatif mempunyai tujuan memberikan proses pembelajaran kepada masyarakat akan tujuan diselenggarakannya kegiatan konservasi lingkungan di Setu Rawa Besar. Partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam kegiatan ini masih terbilang minim, sedangkan bentuknya berupa sumbangan tenaga, pemikiran dan materi, mengingat sasaran dari kegiatan ini adalah warga yang berasal dari golongan ekonomi lemah yang bermukim di sekitar setu . Para partisipan diberi layanan berdasarkan rancangan dan aturan kegiatan yang diselenggarakan. Jumlah peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini Iebib didominasi oleh generasi muda, alasannya mereka lebih mudah menerima pemikiran dan masukan dari pihak Iuar. Dibandingkan dengan warga maupun generasi orang tuanya yang secara umum lebih sulit rnenerima pemikiran dari luar, atau biasa disebut "primitif ' atau kampungan. Kaum muda yang ikut berpartisipasi dibentuk agar dapat mempengaruhi pola pikir keluarga maupun lingkungan di sekitar tempat tinggalnya berdasarkan pengetahuan yang didapat setelah mengikuti kegiatan konservasi. Bentuk kedua bersifat rekreatif, yaitu lomba dayung perahu atau kano. Kegiatan yang bersifat hiburan selalu ramai diikuti oleh peserta yang ikut berpartisipasi, hal ini sesuai dengan asumsi bahwa hiburan dan rekreasi berlaku bagi segala kelas dan golongan masyarakat. Minat warga yang ingin mengikuti kegiatan tersebut terlihat semenjak penyusunan rencana kegiatan lomba tersebut baru dirancang, mereka turut serta semenjak penyusunan acara lomba, pelaksanaan dan penutupannya. Partisipasi yang terjalin melebihi partisipasi pada kegiatan yang bersifat edukatif (bentuk pertama). Kualitas partisipasi yang lebih baik terlihat dari cara berpartisipasi, partisipan yang dapat menyumbangkan pemikiran maupun dana terutarna dari warga yang tergolong mampu, lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan partisipan yang hanya dapat memberikan sumbangan tenaga saja. Pelaksanaan kegiatan yang mengandalkan partisipasi masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan konservasi di Setu Rawa Besar, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, meliputi faktor komunikasi, faktor kepemimpinan dan faktor pendidikan. Penjabarannya adalah sebagai berikut : (a) Faktor komunikasi, kurangnya komitmen dalam menjaga kelestarian Iingkungan setu dapat pula disebabkan oleh adanya kecemburuan antar warga sekitar setu terhadap usaha "pengaplingan" wilayah perairan setu untuk budidaya perikanan yang dilakukan oleh warga yang tergolong mampu namun berdomisili jauh dari Setu. (b) Faktor kepemimpinan, masyarakat sekitar setu didominasi oleh pendatang sehingga sangat heterogen Dalam kondisi demikian akan sulit memunculkan sosok pemimpin yang dapat dijadikan panutan karena sebagian dari mereka tidak mau mengakui pemimpin yang tidak berasal dari golongannya walau telah mempunyai kemampuan dan dedikasi terhadap masyarakat Iuas sekalipun. (c) Faktor pendidikan, pendidikan formal yang rendah masih mendominasi masyarakat di sekitar Setu Rawa Besar. Kondisi yang demikian mengakibatkan mereka mempunyai pengetahuan yang minim mengenai pentingnya kegiatan pelestarian Iingkungan, sehingga didikan para orang tua kepada anak- anaknya sedikit sekali menjangkau nilai-nilai pelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan ringkasan hasil penelitian tersebut, maka disarankan untuk mencoba membangun relasi dan bekerja sama dengan berbagai instansi yang terkait dengan program pelestarian lingkungan, misalnya Dinas Pertanian, PU Pengairan, Lingkungan Hidup dan Iainnya, sehingga diharapkan pemerintah Kota Depok akan Iebih peduli terhadap upaya perlindungan aset-aset lingkungan yang dimilikinya. Kegiatan konservasi harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, karena kegiatan apapun yang diselenggarakan dilingkungan masyarakat sekitar setu haruslah sedapat mungkin memiliki nilai ekonomis jika ingin melibatkan atau partisipasi dari masyarakat setempat. Hal yang mendasarinya adalah kondisi masyarakat yang masih serba kekurangan dan dilator belakangi pula oleh pola hidup yang kurang peduli, baik terhadap sesama warganya maupun terhadap kelestarian lingkungan hidupnya sendiri.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T2400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Endarini
Abstrak :
Pemasukan nitrat dan fosfat dapat meningkatkan kadarnya di air melebihi kebutuhan minimal organisme perairan sehingga menyebabkan pertumbuhan secara berlebihan. Pemasukan. nitrat dan fosfat pada kadar tertentu yang melebihi baku mutu dapat menyebabkan pencemaran sehingga menurunkan kualitas air. Keadaan ini dapat mengurangi nilai sumber daya air, nilai estetika, pariwisata, dan perikanan. Secara umum, menurunnya kualitas air danau terutama disebabkan oleh proses alami disamping kegiatan masyarakat. Permasalahan yang diakibatkan oleh kegiatan masyarakat lebih mungkin ditangani dengan melakukan pengelolaan dan pengurangan penyebab pencemaran pada sumbernya. Danau Buyan telah mengalami degradasi kualitas lingkungan yang cukup tinggi di antara keempat danau yang ada di Propinsi Bali. Bagian timur, selatan dan barat daya telah mengalami pendangkalan dan pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan. Pendangkalan terjadi terutama karena tingginya tingkat erosi saat musim hujan. Tanah yang berasal dari lahan di daerah tangkapan terbawa air larian. Tanah yang mencapai air danau mengandung sejumlah unsur hara. Keadaan ini makin diperburuk oleh kondisi danau karena tidak terdapat aliran air keluar sehingga pencemar akan mengalami akumulasi. Penelitian bertujuan untuk: 1. Mengetahui kegiatan masyarakat sebagai sumber yang potensial dalam memberikan pemasukan total Nitrogen (N) dan total Fosfor (P) berdasarkan penggunaan lahan di daerah tangkapan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan, pengendalian dan minimisasi terjadinya pencemaran serta prioritas penanganan permasalahan 2. Mengetahui kualitas air parameter N dan P dan menentukan tipe tingkat trofik Danau Buyan sehingga dapat digunakan untuk menentukan arah pengelolaan sumber daya air. Hipotesis penelitian adalah kegiatan masyarakat di daerah tangkapan Danau Buyan, menyebabkan kadar N dan P di air danau menjadi tinggi. Penelitian lapangan dilaksanakan selama Bulan April-Juni 2003 di Danau Buyan Kabupaten Buleleng, Bali. Metode penelitian yang digunakan adaiah survei dan ex post facto. Penentuan lokasi dilakukan secara cluster dan purposive. Penentuan lokasi kegiatan masyarakat berdasarkan penggunaan lahan di daerah tangkapan Danau Buyan. Pengambilan sampel air danau sebanyak 9 lokasi pengukuran. Pengambilan sampel air di saluran masuk sebanyak 11 lokasi sepanjang tanggul pembatas danau. Variabel penelitian adalah: 1. Pemasukan total N dan P dari penggunaan lahan di daerah tangkapan. 2. Kualitas air Danau Buyan dan air yang masuk, parameter N (nitrat, nitrit, amonia dan total N) dan P (fosfat dan total P). 3. Tipe tingkat trofik danau (kriteria hidrografi, trofik dan higienis). Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran sampel air sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait. Analisis penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pemasukan total N dan P dihitung berdasarkan metode yang dikemukakan dalam Jorgensen (1990) dan faktor erosi (Dinas PtJ 2000). Kadar N dan P limbah cair domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan konversi nilai dalam Sugiharto (1987), Soeparman & Suparmin (2002) dan Ryding & Rast (1989). Penentuan status mutu air menggunakan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Baku mutu yang digunakan terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan serta melakukan telaah pustaka. Tipe tingkat trofik danau ditentukan berdasarkan modifikasi Technical Standard (Ryding & Rast 1989). Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa pemasukan total N dari penggunaan lahan pertanian sebesar 22,46 ton/tahun (62,15%), tegalan dan semak 0,08 ton/tahun (0,22%), serta kawasan lindung 13,60 ton/tahun (37,64%). Kadar total N air rata-rata yang daerah sekitamya dimanfaatkan untuk pertanian (0,41 mg/I), lebih tinggi dibandingkan dengan lahan tegalan dan semak (0,31 mg/I), serta kawasan lindung (0,29 mg/I). Pemasukan total P yang berasal dari kegiatan pertanian adalah sebesar 2,44 ton/tahun (78,56%), tegalan dan semak 0,01 ton/tahun (0,35%), serta kawasan lindung 0,65 ton/tahun (21,09%). Kadar total P air rata-rata danau yang daerah tangkapannya dimanfaatkan untuk pertanian lebih tinggi (0,90 mg/I) dibandingkan dengan lahan tegalan dan semak (0,72 mg/I), serta kawasan lindung (0,76 mg/I). Selain itu, sistem pembuangan dari permukiman menggunakan tangki pembusukan dan bidang resapan sehingga limbah yang dihasilkan merembes bercampur dengan air tanah. Setelah melalui proses penguraian di tangki pembusukan dan bidang resapan, jumlah N anorganik dan total N masing-masing sekitar 0,85 ton/tahun. Jumlah P terlarut dan total P masing-masing sekitar 0,30 ton/tahun. Jumlah total N dan P yang mencapai danau masing-masing sebesar kurang dari 0,38-0,68 ton/tahun dan 0,18-0,22 ton/tahun. Kualitas air Danau Buyan memenuhi baku mutu kelas III, indeks pencemarannya (IP) sebesar 0,3202-0,5211 sedangkan bila dibandingkan dengan baku mutu kelas II maka tergolong cemar ringan (IP=1,9482-2,7153). Kualitas air danau memperlihatkan kadar nitrat (<0,01 mg/l) dan nitrit (<0,001-0,006 mg/I) rendah tetapi kadar amonia (0,025-0,23 mg/l) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Kadar fosfat (0,44.-0,72 mg/I) dan kadar total P (0,66-1,02 mg/l) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Rasio N (amonia) dan P (fosfat) air adalah 1:6, yang berarti hara N sebagai faktor pembatas pertumbuhan. Kualitas air yang masuk memenuhi baku mutu kelas III (IP=0,3251-0,8522) sedangkan bila dibandingkan dengan baku mutu kelas II maka tergolong cemar ringan (IP=3,3575-1,9818). Kualitas air yang masuk memperlihatkan bahwa kadar nitrat (<0,01-1,00 mg/I), kadar amonia (0,15-0,73 mg/I) dan total N (0,60-1,31 mg/I) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga, kecuali kadar nitrit (<0,0025-0,021 mg/I). Kadar fosfat (0,45-1,09 mg/l} dan kadar total P (0,72-2,12 mg/), telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Tipe tingkat trofik Danau Buyan termasuk mesotrofik (nilai 2,32). Kesimpulan penelitian ini adalah: 1. Kegiatan masyarakat yang memberikan dampak pada pemasukan total N dan P, berturut-turut berasal dari lahan pertanian, kawasan lindung, tegalan dan semak, serta permukiman. 2. Kualitas air Danau Buyan memenuhi baku mutu kelas III, rasio amonia dan fosfat adalah 1:6 yang berarti hara N sebagai faktor pembatas. Tipe tingkat trofik Danau Buyan adalah mesotrofik. Saran yang dapat diberikan adalah: 1. Pemerintah daerah sebaiknya melakukan sosialisasi untuk mengendalikan penggunaan lahan di daerah yang sudut miring lerengnya mencapai di atas 40% dan jenis tanah regosof serta pemanfaatan daerah bekas rawa untuk kegiatan pertanian. 2. Pemerintah daerah dapat melakukan penyuluhan dan pembinaan untuk mengembangkan budidaya pertanian sesuai dengan kondisi lingkungan. 3. Pemanenan eceng gondok seharusnya dilakukan secara partisipatif dan rutin oleh masyarakat. Pemerintah daerah dapat melakukan penyuluhan, pelatihan dan pembinaan untuk memanfaatkan eceng gondok. 4. Pemerintah daerah sebaiknya melakukan pemantauan kualitas air dan menentukan tipe tingkat trofik secara rutin sesuai dengan musim. 5. Pengembangan wisata tirta sebaiknya memperhatikan kondisi Danau Buyan yang tidak memiliki aliran air keluar. ......Input of nitrate and phosphate can potentially increase the concentration in aquatic system greater than the minimum requirement, as it triggers the overgrowth of organisms. Input of nitrate and phosphate in certain level exceed the quality standards can potentially cause pollution and degradation of water quality. Such condition could reduce water resources and esthetical value, tourisms and fishery potencies. In general, the degradation of water quality mainly occurs as a result of natural process as well as community activities. Problems arouse from this community activities are more likely handled by managing and lessening the pollution from its source. Environmental quality degradation in Buyan Lake is higher than the other four lakes in Bali and there has been a silting up process over the east, south and northwest sides of the lake, not to mention the overgrowth of water hyacinth. This process is generally begins by high level of erosion in rainy season. Runoff will sweep away the topsoil of catchments that consist of very rich nutrition to the lake. This condition is worsen by lack of outgoing stream, therefore result in the accumulation of pollution substances. Research are aiming at: 1. Finding community activity as potential source to input of total amount of Nitrogen (N) and Phosphorus (P) based on land utilization at the catchments area; therefore we can take preventive and control action, minimize the pollution and set up the priority of solving problem. 2. Finding out water quality in term of the amount of N and P and determination of Lake Buyan's type of trophic level, therefore it can be used to determine model of water resources management. Research hypothesis is community activities within catchment area of Buyan Lake, causes the high content of N and P in water. Field research has been carried out from April to June 2003 at Buyan Lake, Buleleng Regency, Bali Province using survey and ex post facto method. Location was determined based on cluster and purposive approaches whereas determination of location of community activities was conducted on the basic of land utilization in catchments area. Samples of lake water were taken in 9 stations and of inlet water were taken from 11 stations along the lake bank. Research variables are: 1. Input of N and P nutrients from land utilization at catchments area. 2. Water qualities of lake and inlet water, parameter used are N (Nitrate, Nitrite, Ammonia and total of N) and P (Phosphate and total of P). 3. Type of Buyan trophic level (criteria: hydrograph, trophic and hygienic). Primary data were developed by sampling measurement where the secondary data got from related institution. Data were analyzed descriptively with qualitative and quantitative approach. Input of nutrient N and P were calculated based on method in Jorgensen (1990) and erosion factor (Public Service 2000). Total amount of N and P from domestic waste were calculated by the number of population and value conversion such as know by Sugiharto (1987), Soeparman & Suparmin (2002) and Ryding & Rast (1989). Determination of water quality status used Ministry Decree No 115/2003 re Water Quality Status Manual Determination. Quality standards of water were compared to Government Act No 82/2001 re Water Quality Management and Water Pollution Control and studies such as mentioned in the literature. Type of trophic level was determined by modification of Technical Standard (Ryding and Rast 1989). Result through calculation showed that input of N nutrient from agricultural utilization is 112.27 tons/year (62,15%), dry land and bushes is 0.39 tons/year (0.22%), and protected area is 68.00 tons/year (37,64%). Total average of N in the water from agricultural land (0.41 mg/I), was higher than dry land and bushes (0.31 mg/I), and protected area (0.29 mg/I). Input of nutrient P from agriculture activities is 8.13 tons/year (78.56%), dry land or bushes 0,04 tons/year (0.35%), and protected area of 2.18 tons/year (21.09%). Total average of P in water which catchments were used for agriculture was higher (0.90 mg/I) compare to dry land and bushes (0.72 mg/I), and protected area (0.76 mg/l). Unfortunately, the sewage system of the residential areas still use septic tanks and catchments wells. A consequence, it could leak out and mix with groundwater. Through septic tank and catchments wells, it was estimated that the amount of N organic and total of N each was 0,85 tons/year while the amount of dissolved P and total of P each was 0,30 tons/year. Total of N and P input from domestic waste are less than 0,38-0,68 tons/year and 0,18-0,22 tons/year. The water quality of Buyan Lake fulfill quality standard grade III, pollution index (PI) value is 0,3202-0,5211, while if compare with quality standard grade II, pollution index value is 1,9482-2,71.53 .(light pollution). Water quality measurement showed that the levels of nitrate (<0,01 mg/l) and nitrite (<0,001-0,006 mg/I) were low; on the contrary, the level of ammonia (0,025-0,23 mg/I) was greater than the minimum requirement for algae growth. Level of phosphate (0,44-0,72 mg/I) and total amount of P (0,66-1,02 mg/I) exceeds the minimum requirements for algae growth. Ratio of N (ammonia) and P (phosphate) of the water is 1:6, meaning that N as nutrient is a_ limiting factor. The inlet water quality fulfill quality standard grade III (PI=0,3251-0,8522), while if compare with quality standard grade II, pollution index value is 3_,3575-1,9818 (light pollution). The inlet water quality showed that level of nitrate (<0,01-1,00 mg/I), ammonia (0,15-0,73 mg/I), and total of N (0,60-1,31 mg/I) already exceeding the minimum requirement for algae growth, except nitrite level (<0,0025-0,021 mg/I). Level of phosphate (0,45-1,09 mg/1) and total amount of P (0,72-2,12 mg/), were exceeding minimum requirement for algae growth. Type of trophic level is mesotrophic (with value of2 32). Research conclusions are: 1. Community activities that potentially contribute to input of total amount of N and P, came from, respectively are agricultural, dry land and bushes, protected area, and residential. 2. Water quality of Buyan Lake for parameter N and P are still conform with the quality standard grade III, ratio of N and P of the water is 1:6, meaning that N as nutrient is a limiting factor. Type of trophic level of Buyan Lake is mesotrophic. Research recommendations are: 1. Local government had best to carry out socialization to control of land utilization on land with 40% slope and regosol type and swamp area for agricultural. 2. Local government had best to carry out explanation and assisting to development of land cultivation must respect environmental condition. 3. Harvesting of water hyacinth need to undertake in participatory and regular system by local community. Local government can carry out explanation, training and assisting to make use of water hyacinth. 4. Local government had best to carry out regular monitoring of water quality and type of trophic level from the lake at certain season. 5. Water ecotourism development had best to attention Buyan Lake condition lack of outgoing stream.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiani
Abstrak :
Situ adalah kawasan resapan air yang perlu mendapat perlindungan karena berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial. Banyak penduduk di sekitar situ yang memanfaatkannya sebagai sumber ekonomi seperti usaha perikanan, sebagai sumber air baku, sumber irigasi, perhubungan dan tempat rekreasi. Situ juga menjadi penampungan massa air terutama pada saat curah hujan tinggi sehingga situ juga berperan sebagai pengendali banjir. Permasalahan yang dihadapi situ-situ di wilayah Jabodetabek adalah semakin cenderung terjadinya penyusutan luas situ, terutama akibat permukiman ilegal sehingga menimbulkan permasalahan kekumuhan lingkungan, selain itu pencemaran situ oleh berbagai aktivitas masyarakat di sekitar situ. Dalam upaya pengelolaan situ-situ yang ada di Kota Depok, pada tahun 1999 telah dikeluarkan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok Nomor 821.29/71/Kpts/Huk/1999 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ. Namun, ternyata permasalahan yang dihadapi oleh situ-situ di Kota Depok masih belum dapat diselesaikan. Sehingga menimbulkan pertanyaan:(1) Mengapa kelembagaan pengelola situ yang ada selama ini tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada ?; (2) Kelembagaan yang bagaimana yang diharapkan mengelola situ-situ yang ada di Kota Depok, khususnya situ Rawa Besar ? Penulisan Tesis ini bertujuan untuk : (1) Menggali informasi mengenai pelaksanaan pengelolaan situ-situ di Kota Depok, khususnya Situ Rawa Besar dan sekitarnya yang telah dilaksanakan selama ini oleh Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ di Kota Depok; (2) Mencari alternatif kelembagaan pengelola situ dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah dinas/instansi yang menangani pengelolaan situ-situ di Kota Depok sesuai dengan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok Nomor 821.29/71/Kpts/Huk/1999. Sampel penelitian ditentukan dari populasi yang ada, pilihan ditentukan pada unsur dinas/instansi yang mengelola situ. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mereka yang secara purposif terpilih menjadi sampel penelitian, yaitu pejabat atau staf dari dinas/instansi yang terlibat dalam pengelolaan situ-situ masing-masing 3 orang dari dinas/instansi. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : (1) kewenangan; (2) koordinasi; (3) sumber daya manusia; (4) pendanaan; dan (5) teknologi. Analisis dilakukan terhadap (1) lembaga pengelola situ di Kota Depok dan; (2) pengelolaan situ di Kota Depok. Hasil pembahasan: dalam rangka meningkatkan kemanfaatan dan kelestarian situ-situ, Pemerintah Kota Depok membentuk Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ, dan menerbitkan berbagai peraturan yang mendukung upaya pelestarian situ, namun dalam pelaksanaannya belum mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi; hal ini dikarenakan (1) adanya situasi saling mengandalkan terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Pusat; (2) koordinasi antar instansi dirasakan masih belum efektif; (3) terbatasnya jumlah dan kemampuan sumberdaya manusia dalam pengelolaan situ-situ di Kota Depok; (4) terbatasnya APED Kota Depok menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan situ-situ di Kota Depok, khususnya Situ Rawa 6esar; (5) terkait dengan kondisi anggaran, teknologi yang diterapkan untuk mengelola situ tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Pelaksanaan pengelolaan situ-situ di Kota Depok, khususnya situ Rawa Besar, selama ini oleh Kelompok Kerja Pengendalian, Pengamanan dan Pelestarian Situ-situ di Kota Depok (Pokja Situ Kota Depok), belum mencerminkan pengelolaan situ secara berkelanjutan. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengelola selama ini dikarenakan kurangnya sumberdaya pengelolaan baik sumberdaya manusia, pendanaan, serta tidak efektifnya koordinasi antar instansi yang terkait claim pengelolaan situ; (2) Untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh situ-situ di Kota Depok, perlu adanya penguatan terhadap kelembagaan koordinasi dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan sehingga memiliki kekuatan dalam menetapkan kebijakan pengelolaan situ. Adapun saran dari penelitian ini adalah : (1) Dalam mengakomodasikan seluruh kepentingan sektor, strategi pengelolaan situ hendaknya dilakukan berdasarkan pendekatan ekologis, kelembagaan serta sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, yang direalisasikan dalam bentuk program-program yang terintegrasi; (2) Pengelolaan situ hendaknya dilakukan secara terpadu dengan melibatkan peran serta masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan sehingga ada rasa memiliki dari masyarakat, memahami adanya keuntungan yang akan dinikmati serta semakin meningkatkan tanggung jawab untuk menjaga kelestarian situ. Di tingkat Kota, pengelolaan situ hendaknya dilaksanakan oleh suatu wadah yang keanggotaannya terdiri dari berbagai unsur pemerintah dari berbagai tingkatan serta unsur masyarakat yang mewakili organisasi-organisasi yang ada di kawasan situ.
Situ or small lake is an area of water reservoir which needs protection because of its function as a life buffer and its potential richness of biological diversity. Many local residents around situ are benefited from its existence. They use It to fulfill their needs for a number of resources and services like fisheries, water supply, and source of Irrigation, provide a mode of transportation and an opportunity for recreation. Moreover, situ does not only become a water basin, but it also functions as a flood controller, especially when the heavy rainfall comes. The problems faces by the small lakes in Jabodetabek areas are the size reduction and pollution. Increasing in population and other human Impacts on the lake catchments conditions may lead to a deterioration of lake environments. In the efforts of managing the existing lakes in Depok, in 1999 the Mayor of Depok issued the Decision Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok number 821.29/71/Kpts/Huk/1999 on the Establishment of Working Group on Controlling, Safeguarding and Preserving of the Small Lakes (known as Pokja Situ Kota Depok) . However, the lakes problems in Depok still) cannot be overcome that raising these following questions: (1) why has the existing institutional in lake management not been able to solve the present problems?; (2) what kind of institution is expected to manage the small lakes in Depok, especially for Situ Rawa Besar ? The population of this research is government Institution which run the small lakes management in Depok based on the Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok number 821.29/71/Kpts/Huk/1999. The research samples are determined from the existing population; the choice taken on the elements of the institution which manage the small lakes. This descriptive research uses the qualitative approach. The respondents are those who purposively chosen being research samples, are officials of staff of the related Institutions managing the small lakes. The variables are (1) authority, (2) human resources, (3) financing, (4) coordination, and (5) technology. The findings of the research are : to increase the utilization and preserving the small lakes, the Major of Depo City Establishment of Working Group on Controlling, Safeguarding and Preserving of the Small Lakes, and many regulations, but it was not effective yet because (1) the authorization made the Central Government and Local Government depended on each other; (2)inter institutions coordination is ineffective; (3) human resource was limited; (4) local financing was limited ; (5) technology was not optimal. The conclusions of the research are (1) small lakes management in Depok City, especially Situ Rawa Besar, by Pokca Situ Kota Depok, didn't representative of sustainable lakes management. The weakness of management institution so far caused of lack of human resources and financial resources, and ineffectiveness of inter institution coordination ; (2) To solve the environmental problems which faced by the Depok's small lakes, it has to empowered inter institutions coordination. To solve those problems, the small lakes management should be implemented comprehensively by involving community's participation and other Importance of related parties. It will encouraged growing the sense of belonging from community, understanding the existence of concrete enjoyable advantages, and also Increasing responsibility to keep the small lakes' preservation. On the city level, the small lakes management should be implemented by a forum which membership consists of various government's elements of various levels and elements of community which represent the existing organizations around the small lakes.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Prihartini Djenal
Abstrak :
Danau Toba merupakan danau tekto-vulkanik yang memiliki peran penting dalam berbagai sektor seperti transportasi, pariwisata, pertanian dan perikanan serta energi. Keberadaan Danau Toba yang mendukung berbagai sektor tersebut tidak terlepas dari adanya potensi bencana seperti potensi kecelakaan transportasi akibat cuaca buruk, banjir dan tanah longsor kekeringan serta penurun tinggi muka air yang akan berdampak pada Danau Toba itu sendiri maupun kawasan di sekitar Danau Toba. Untuk itu dalam penelitian ini dibangun sitem monitoring cuaca in-situ di 4 (empat) Pelabuhan di Danau Toba. Data hasil pengamatan secara realtime berupa 7 (tujuh) parameter yaitu suhu dan kelembapan udara, tekanan udara, water level, curah hujan serta arah dan kecepatan angin ditambah dengan adanya informasin peringatan cuaca ekstrim ketika terjadi perubahan signifikan pada parameter kecepatan angin dengan nilai sama dengann atau lebih dari 15 Knot. Data hasil pengamatan tersebut digunakann untuk mendukung keselamatan transportasi. Sedangkan khusus untuk data curah hujan dan water level digunakan dalam kajian hidrometeorologi dengan metode analisis spektral untuk mengetahui gangguan cuaca dominan di Danau Toba. Dari analisis tersebut diperoleh puncak spektral pertama pada periode 183 harian (6 bulanan) yang menunjukkan kedua parameter ini berosilasi semi annual atau setengah tahunan yang dipengaruhi oleh pergerakan ITCZ (Intertropical Convergence Zone) dan puncak spektral kedua pada periode 55 harian yang dipengaruhi oleh MJO (Madden Julian Oscillation). Hasil analisis di atas dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi pelaksanaan event pariwisata, penyesuaian kalender tanam serta perencanaan pembangunan di kawasan Danau Toba. ......Lake Toba is a tecto-volcanic lake which has an important role in various sectors such as transportation, tourism, agriculture and fisheries as well as energy. The existence of Lake Toba which supports these various sectors is inseparable from the potential for disasters such as the potential for transportation accidents due to bad weather, floods and landslides drought as well as lowering the water level which will have an impact on Lake Toba itself and the area around Lake Toba. For this reason, in this study an in-situ weather monitoring system was built at 4 (four) ports on Lake Toba. Observation data in real time is in the form of 7 (seven) parameters, namely air temperature and humidity, air pressure, water level, rainfall and wind direction and speed coupled with extreme weather warning information when there is a significant change in the wind speed parameter with a value equal to or more than 15 Knots. The observed data is used to support transportation safety. Whereas specifically for rainfall and water level data used in hydrometeorological studies with spectral analysis methods to determine dominant weather disturbances in Lake Toba. From this analysis, the first spectral peak was obtained for a period of 183 days (6 months) which shows these two parameters oscillate semi-annually or semi-annually which is influenced by the movement of the ITCZ ​​(Intertropical Convergence Zone) and the second spectral peak is in the period of 55 days which is affected by the MJO (Madden Julian Oscillation). The results of the analysis above can be used as information for implementing tourism events, adjusting the planting calendar and planning for development in the Lake Toba area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Dwi Saiverda
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan kondisi penurunan fungsi Situ Ria Rio di Jakarta Timur. Situ Ria Rio sebagai salah satu bagian aset perkotaan yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan air resapan sebagai area tangkapan air (catchment area), telah berubah dengan makin berkurang luasannya. Penurunan fungsi tersebut yaitu pendangkalan situ akibat digunakannya situ sebagai tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah industri dan rumah tangga serta adanya pemukiman liar di sebagian bantaran situ. Faktor aksesibilitas dan neighborhood juga menyebabkan kawasan ini mempunyai land value yang tinggi, sehingga dikhawatirkan untuk kepentingan aktivitas perkotaan akan mendesak lahan situ yang diperuntukkan fungsi kepentingan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik penduduk sekitar dengan fungsi Situ Ria Rio Jakarta Timur dan untuk mengkaji pengaruh unsur lokasi terhadap fungsi Situ Ria Rio Jakarta Timur. Penelitian ini untuk menguji hipotesis adanya pengaruh penduduk sekitar dan unsur lokasi terhadap fungsi situ. Penekanan metode pengumpulan data melalui wawancara, penyebaran angket (kuesioner) dan observasi langsung. Jumlah responden sebanyak 167 orang yang tersebar di RW 15 Kelurahan Kayu Putih Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Dari analisis data, wawancara, dan pengamatan di lokasi penelitian, dapat disimpulkan bahwa kondisi fungsi Situ Ria Rio saat ini dipengaruhi oleh karakteristik pendidikan penduduknya yang sebagian besar rendah, kepadatan penduduk setempat yang tinggi dan tidak tersedianya prasarana dan sarana sanitasi lingkungan yang sesuai untuk suatu Situ. Adapun saran penelitian ini adalah: (1) Perlu strategi khusus untuk menangani permukiman liar di sekitar Situ, dan dampaknya terhadap keberlanjutan fungsi Situ; (2) Perlu adanya pengembangan program sosialisasi manfaat dan fungsi situ; (3) Perlu adanya pendidikan kesadaran menjaga situ bagi para pemukim; serta (4) Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap fungsi Situ yang dikaitkan dengan unsur-unsur lingkungan fisik (ketinggian, lereng, struktur geologi, run off dan lain-lain), yang pada penelitian ini tidak dianalisis.
This research describes Lake Ria Rio roles degradation in East Jakarta. As city assets, Lake Ria Rio, cannot optimally role as a catchments area and reservoir. It caused of the impact of the mis-use of lake as a trash exile, industry waste, domestic waste, and slummy area. Neighborhood and accessibility factors also attribute this region with high economic land value that will lead to land transformation The objectives of this research are to analyze the relationship between neighborhood characteristics with Lake Ria Rio roles and to study the influence of location aspect against Lake Ria Rio roles. This research is to examine hypothesis of location aspect and neighborhood influence to the Lake Ria Rio roles. The methods of collecting data are by interview, questioners and observation. There are 167 respondents spread in RW 15 Kayu Putih Sub district, District Pulo Gadung in East Jakarta. Based on data analysis, interview and observation in research object, can be concluded that lower education, highly density community and inavailability of suitable sanitation infrastructure attach to the Lake, nowadays influence the Lake Ria Rio roles. The research suggestion i.e: (1) Design treatment strategy to manage slummy area with land public illegal occupancy and also the impact to the sustainability role of lake. (2) Design socialization program to give information about the benefit and role of lake for the people. (3) Design awareness education to maintain the lake. (4) To follow up the research which more focus to the physically aspect of lake such as height, slope, geology structure, run off, etc., which is not analyzed in this research.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stowers, Carlton
New York: Pocket Books, 1987
364.152 3 STO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krismono
Abstrak :
Danau Limboto di Provinsi Gorontalo merupakan aset ekologis aset media produksi perikanan.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2010
551 LIMNO 17:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Susilowati, translator
Abstrak :
Perubahan penggunaan tanah secara tidak terkendali di kawasan Situ Rawa Besar ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tanah yang dimanfaatkan untuk permukiman dan perdagangan. Hal ini membawa dampak terhadap kelestarian situ. Kawasan Situ Rawa Besar pada Tahun 2003 sebagian besar dimanfaatkan untuk permukiman 064%), sisanya untuk perdagangan (12%), kebun yang tidak dibudidayakan (4%), jalan lingkungan (12%), dan fasilitas umum (8%). Salah satu tepi situ telah terbangun penuh oleh rumah-rumah permanen dengan jalan lingkungan beraspal. Penduduk kawasan Situ Rawa Besar membuang limbah padat dan cair domestik ke perairan dan sempadan situ. Peningkatan jumlah limbah domestik tersebut sama dengan peningkatan jumlah penduduk kawasan. Berdasarkan fakta-fakta di atas dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu "dampak pemanfaatan lahan pada kualitas air situ. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. Penurunan kualitas air situ ditinjau dari parameter Dissolved Oxygen (DO), pH, dan Amoniak.
  2. Perhitungan bahan pencemar dilakukan untuk mengetahui peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limpasan air hujan.
Tujuan penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui dampak perubahan penggunaan tanah di kawasan situ Rawa Besar pada kualitas air situ.
  2. Mengetahui dampak rencana penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah pada kualitas air situ.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
  1. Perubahan penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar menyebabkan penurunan kualitas air situ dilihat dari parameter DO, pH, dan Amoniak.
  2. Perubahan penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar menyebabkan peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limpasan air hujan.
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah:
  1. Penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar.
  2. Kualitas air Situ Rawa Besar. Data penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar yang dipakai adalah data 5 (lima) tahun terakhir dari Tahun 1999 sampai Tahun 2003. Pengumpulan data primer yang diperlukan dilakukan langsung di lapangan, baik dengan wawancara maupun pengamatan langsung di lapangan. Pengumpufan data sekunder dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Analisis terjadinya penurunan kualitas air situ dilakukan dengan mengetahui hubungan (korelasi) antara perubahan pemanfaatan lahan dan parameter-parameter kualitas air (DO, pH, dan Amoniak). Analisis terjadinya peningkatan jumlah bahan pencemar yang terbawa oleh limpasan air hujan dilakukan dengan mengetahui peningkatan koefisien aliran permukaan (C).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
  1. Perubahan penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar menyebabkan penurunan kualitas air situ, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat bahwa:
    • Perubahan penggunaan tanah untuk permukiman mempunyai hubungan yang kuat dengan parameter DO, pH dan Amoniak. Koefisien korelasi (r) antara variabel permukiman dan parameter DO sebesar 0.8848, antara variabel permukiman dan parameter pH sebesar 0.9245, serta antara variabel permukiman dan parameter Amoniak sebesar 0.8669.
    • Perubahan penggunaan tanah untuk perdagangan mempunyai hubungan yang kuat dengan parameter DO, pH dan Amoniak. Koefisien korelasi (r) antara variabel perdagangan dan parameter DO sebesar 0.8353, antara variabel perrnukiman dan parameter pH sebesar 0.9208, serta antara variabel permukiman dan parameter Amoniak sebesar 0.8615.
    • Parameter oksigen terlarut (DO) mengalami penurunan dari 9.71 mg/I pada Tahun 1999 menjadi 4.5 mg/I pada tahun 2003. Parameter pH mengalami peningkatan dari 7.35 pada Tahun 1999 menjadi 8.63 pada tahun 2003. Parameter amoniak mengalami peningkatan dari 0.022 mg/I pada Tahun 1999 menjadi 0.035 mg/I pada tahun 2003. Parameter-parameter yang melebihi Baku Mutu lingkungan adalah Amoniak, Fenol, Timbal, BOD, COD dan adanya bakteri koli.
    • Perubahan penggunaan tanah menyebabkan peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limpasan air hujan sebesar 1.34% per tahun dan peningkatan jumlah Iimbah cair domestik yang dibuang ke perairan situ sebesar 6.604 % per tahun.
  2. Rencana penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dapat menyebabkan penurunan kualitas air situ, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat bahwa:
    • Penggunaan tanah di kawasan Situ Rawa Besar dapat menghasilkan limbah cair domestik dengan jumlah besar yaitu 215.082 lt/dt pada jam jam sibuk. Permukiman yang padat (19504 unit) juga berpotensi menyebabkan penurunan kualitas air situ.
    • Tingginya luasan untuk kawasan terbangun (80%) menyebabkan tingginya jumlah bahan tercemar yang terbawa limpasan air hujan, dapat mencapai 90% dari bahan pencemar yang terakumulasi di darat.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>