Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Donny Ardhy Noegroho
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang karakteristik bentang lahan rawa dalam kaitannya dengan pengembangan persawahan di sekitar sungai Kumbe, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Pola spasial sebaran bentang lahan rawa ditelusuri melalui analisis data citra Landsat 7 tahun 2005, 2007, 2010, 2012, dan foto udara tahun 2015. Klasifikasi lahan rawa di daerah studi ditetapkan melalui observasi pasang surut sungai Kumbe dan timpang susun dengan peta ketinggian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa lahan rawa di muara Sungai Kumbe merupakan lahan rawa air tawar yang tidak dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Kondisi lahan rawa pada tahun 2015 dapat di kategorikan sebagai rawa lebak dalam. Wilayah ini tersebar di bagian tengah daerah studi. Lahan rawa lebak dalam tidak dapat dikembangkan sebagai lahan persawahan namun dapat difungsikan sebagai tampungan air storage untuk kebutuhan air irigasi persawahan.
ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country with many of natural resources land that can be used as farming. The growing population lead to high land use as both a settlement and economic activity center for urban and industrial development. The late condition can disrupt food security. Rice is a staple food for Indonesian people. Corn was staple food of the islands of Java and Madura islands are becoming obsolete. Likewise with Sago which slowly abandoned by the people of Papua. The potential landscape for rice fiel is Kumbe river in Distric Semangga, Merauke, Papua. The method to do this research is a quantitative descriptive design. The results of this study concluded that the wetlands in the Kumbe river, District Semangga fit for use as agricultural land as well as the continuation of agricultural land continued, wetlands can also be used as a raing storage or as a source of irrigation because of the nature puddle changing.
2017
T49554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ganis Syahfitri
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan di Daerah Irigasi Rawa Pasang Surut Karang Agung Hilir yang berada di dalam wilayah Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin. Tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk menganalisis pengaruh pasang surut terhadap pola tata tanam, kebutuhan air dan ketersediaan air eksisting. Berdasarkan data rencana tata tanam dari Dinas PSDA Provinsi Sumatera Selatan terdapat dua kali masa tanam yang dapat ditanami padi-padi, palawija-palawija dan tanaman keras (kelapa). Pada penelitian ini dilakukan analisis berdasarkan kondisi eksisting dan analisis hidrotopografi dengan menggunakan Arc-Map dan MOD-LSQ. Pada kondisi eksisting ketersediaan airnya hanya dipengaruhi oleh curah hujan sehingga mengalami defisit sedangkan berdasarkan hasil analisis hidrotopografi, Daerah Irigasi Rawa Karang Agung Hilir terbagi menjadi tiga tipe yaitu A, B dan C. Melalui neraca air dapat diketahui bahwa lahan pasang surut tipe A dan B terjadi surplus karena dipengaruhi oleh tinggi muka air dari pasang surut Muara Sungai Lalan. Sementara itu, untuk lahan pasang surut tipe C terjadi defisit karena lahan tidak terluapi air pasang sepanjang tahun dan tanah di D.I.R Karang Agung Hilir mengandung gambut sebesar 50≤100 cm dan tergolong masam hingga sangat masam karena memiliki kisaran pH 3,50-5,45. Kedalaman piritnya termasuk kedalam kategori dangkal hingga sedang. ......This research was conducted in the Karang Agung Hilir Tidal Swamp Irrigation Area which is located in the Banyuasin Regency and Musi Banyuasin Regency. The purpose of the study was to analyze the effect of tides on cropping patterns, water requirements and water availability. Based on the data cropping-pattern plan from the Dinas PSDA Sumatera Selatan, There are two planting periods that can be planted with paddy-paddy, palawih=ja-palawija and coconut. In this study, analysis was carried out based on existing conditions and hydrotopographic analysis using Arc-Map and MOD-LSQ. In the existing condition, the availability of air is only influenced by rainfall so that it experiences a deficit based on the results of hydrotopographic analysis, the Karang Agung Hilir Swamp Irrigation Area is divided into three types, namely A, B and C. Through the water balance it can be seen that the tidal land types A and B are surplus. because it is influenced by the water level from the ebb and flow of the Lalan River Estuary. Meanwhile, for tidal land type C, there is a deficit because the land is not flooded with tidal water throughout the year and the soil in Karang Agung Hilir DIR contains peat of 50-100 cm and is classified as acidic to very acidic because it has a pH range of 3.50-5.45. . The depth of the pyrite belongs to the shallow to medium category.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Sarana Komunikasi Utama,
505 MSI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Noor
Abstrak :
Lahan rawa pasang surut berperan penting dan strategis dalam peningkatan produksi pangan ke depan, mengingat terbatasnya lahan subur serta tingginya laju pertambahan penduduk, konversi lahan, dan fragmentasi pemilikan lahan usaha tani. Lahan rawa pasang surut luasnya mencapai 23,25 juta ha, 11,11 juta ha di antaranya berpotensi dikembangkan sebagai lahan pertanian produktif, namun baru sekitar 5,27 juta ha yang dibuka dan dimanfaatkan. Pengelolaan air di lahan rawa pasang surut tidak cukup hanya memanfaatkan gerakan pasang, tetapi memerlukan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelindian dan memperbaiki kualitas tanah sehingga produktivitas lahan menjadi lebih baik. Kearifan lokal petani di lahan rawa dapat dimanfaatkan untuk memperkaya teknologi pengelolaan air sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani dengan memerhatikan dinamika tanah, biodiversitas, dan kelestarian lingkungan. Strategi pengelolaan air dalam mendukung optimalisasi lahan dan intensifikasi pertanian perlu ditempuh melalui: (1) refocusing daerah sasaran dengan penentuan zonasi pengelolaan air yang didasarkan pada perilaku tata air dan hidrologi setempat; (2) perbaikan dan pembangunan infra-struktur jaringan tata air; (3) pemantauan dan pengembangan perencanaan sepanjang masa pemanfaatan lahan; (4) pening-katan kegiatan diseminasi teknologi pengelolaan air melalui pelatihan dan penyuluhan; dan (5) refocusing penelitian dan pengembangan teknologi pengelolaan air untuk mendukung peningkatan produktivitas dan intensitas tanam.
Kementerian Kementerian RI, 2014
630 PIP 7:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library