Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Ahmadi
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini memuat hasil penelitian yang saya lakukan terhadap penggunaan bahasa Inggris oleh suatu kelompok pedagang kaki lima di Desa Tulungrejo yang masuk dalam sebuah wilayah yang dikenal publik dengan julukan ?Kampung Inggris?. Studi kasus dilakukan melalui pendekatan adaptasi dan logika memahami kondisi dan situasi yang ada sebagai landasan awal agar dapat memahami upaya kelompok ini melakukan negosiasi identitas bagi lingkungannya. Para pedagang kaki lima ini melihat industri jasa yang ada di lingkungan tempat mereka tinggal dan berjualan sebagai kondisi dan situasi yang tepat bagi mereka untuk digunakan sebagai agensi agar mereka dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh industri jasa kursus tersebut pada aktifitas pembelajaran bahasa Inggris sebagai topik utamanya. Dalam prosesnya, para pedagang kaki lima ini memanfaatkan industri jasa kursus di desa mereka sebagai fasilitator dalam aktivitas pembelajaran mereka dan agen sosial untuk melakukan sosialisasi dan upaya negosiasi identitas kelompok mereka bagi pihak industri jasa kursus dan warga desa lainnya. Upaya untuk mendapat pengakuan identitas ini baru dapat direalisasikan pada pihak industri jasa kursus,sedangkan bagi warga desa, proses negosiasi oleh kelompok PKL ini masih terus diupayakan dan direalisasikan oleh para PKL ini.
ABSTRAK
This Journal contains my research report of an use of English language by a group of civil whose majority are consisted of small vendor merchant as the main subject located in Tulungrejo Village, a place that also known as ?Kampung Inggris? or literally English Village. The study case uses adaptation and situational logical awareness approach as its basic understanding to identify how this group manages as a process of negotiating their identity and their existence toward the communities in their village, both course industry and the other villager with symbolical acts or negotiating with by integrating specific social values. This merchant group is managed to use foreign language course industry in their village as their vehicle for achieving their developed goals by involving themselves in the activity of English learning and organization activity related to it. Later, they will heavily rely to this course industry as their learning facilitator and also as their social agency partner in order to negotiate their group activities and identity to their surroundings. These processes are still ongoing. So, the current result is that this merchant group manages to gain recognition from the language course industry as an overall precognitive statement, while them still under process of negotiating their identity toward the villager.
2016
S63664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latinulu, Umar
Abstrak :
Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional LIA (LBPP), untuk selanjutnya dalam penulisan tesis ini disebut LBPP, adalah merupakan salah satu unit usaha dalam Iingkungan Yayasan LIA yang mempunyai kegiatan utama berupa penyelenggaraan kursus Bahasa Inggris dalam berbagai program dan jenis kursus. Program kursus selain bahasa Inggris adalah bahasa Indonesia untuk orang asing, kursus komputer, perhotelan, sekretaris, dan pustakawan, namun dalam kerjasama cabang dan afiliasi, kegiatan kursus bukan bahasa Inggris belum diperkenankan untuk dibuka dengan alasan teknis. Hingga saat ini, LBPP masih merupakan unit terbesar dan penghasil utama Yayasan LIA sebagaimana terlihat dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2001 yang menunjukkan bahwa 90% pendapatan Yayasan LIA bersumber dari LBPP. Sebagai salah satu unit usaha Yayasan LIA, selain menghasilkan sisa hasil usaha yang disetorkan kepada Yayasan LIA setiap tahun sesuai dengan rencana kerja dan anggaran tahunan yang disetujui bersama, LBPP juga menjalankan misi Yayasan LIA membantu pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui penyelenggaraan kursus-kursus yang dibutuhkan masyarakat, khususnya kursus bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris, terlebih lagi dalam era globalisasi, sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak yang tidak ingin tertinggal dalam berbagai hal, baik sebagai pemerhati maupun sebagai pelaku dalam berbagai bidang, misalnya kegiatan pendidikan, usaha, politik, dan sebagainya. Dengan kata lain, penguasaan bahasa inggris merupakan salah satu kunci sukses yang diperlukan dalam era globalisasi. Masyarakat pun semakin sadar akan hal itu, sehingga para orang tua yang memperhatikan perkembangan pendidikan serta semakin ketatnya persaingan memperoleh pekerjaan dan usaha saat ini dan di masa yang akan datang, sedini mungkin memberikan tambahan pelajaran bahasa inggris kepada putra-putrinya melalui kursus-kursus atau bimbingan khusus. Begitu pula dengan para siswa, mahasiswa dan bahkan karyawan yang menyadari perlunya memiliki kemampuan berbahasa inggris untuk meraih sukses dalam pendidikan maupun pekerjaan, akan berupaya mencari tempat kursus yang bermutu dan biaya terjangkau. Di lain pihak, semakin meningkatnya kebutuhan untuk menambah kemampuan berbahasa inggris merupakan suatu peluang bagi penyelenggara kursus untuk mengembangkan usahanya dengan berbagai strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Najibah Bhaskara
Abstrak :
Penelitian ini bertolak dari adanya kebutuhan akan pemahaman tentang goal orientation yang dimiliki oleh peserta didik kursus bahasa lnggris dan hubungan goal orienzarion dengan prestasi belajar. Tingginya minat masyarakat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lnggris dapat dilihat dari banyaknya anggota masyarakat yang mengikuti kursus di berbagai lembaga bahasa yang ada, khususnya di kota Jakarta. Selain motivasi, seseorang yang ikut bahasa lnggris juga mernbutuhkan waktu dan dana khusus. Biasanya faktor dana inilah yang kerap menjadi hambatan bagi seseorang untuk ikut kursus bahasa lnggris di suatu lembaga bahasa, sehingga mereka yang dapat mengikuti kursus seyogyanya benar-benar memanfaatkan dan menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Namun demikian, menurut pengamatan peneliti, masih banyak peserta didik kursus bahasa lnggris di LBPP-LIA Kelapa Gading yang tampak tidak menggunakan kesempatan yang mereka miliki_ Dalam Syah (1997) disebutkan beberapa faktor psikologis yang dianggap memberi pengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik, salah satunya adalah motivasi. Adapun goal yang dimiliki oleh seseorang dapat memotivasi untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya dalam belajar. Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa goal orientation penting unmk diteliti karena diduga memiliki hubungan dengan prestasi belajar seseorang. Selain itu, peserta didik di LBPP-LIA terdiri dari berbagai macam status (pekerjaan) yaitu antara lain pelajar SLTA, mahasiswa dan karyawan, sehingga peneliti pun ingin pula rnengetahui bagaimana goal orientation dan prestasi belajar bahasa lnggris yang dimiliki mereka. Penelitian dilakukan terhadap peserta didik kursus bahasa lnggris di LBPP-LIA Kelapa Gading program General English (Basic l-4 dan Intermediate I-4) dan English for Special Purposes (CV starter, CV l-4). Sampel berjumlah 120 orang yang di peroleh dengan teknik purposive dan simple random sampling. Data tentang prestasi belajar peserta didik menggunakan nilai written test yang diberikan setiap akhir term- Adapun data tentang goal orientation diperoleh dari kusioner goal orientation yang disusun oleh peneliti. Analisis data dilakukan dengan ANOVA dan Pearson Product Moment, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistic Package for Social Science). Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya satu hipotesis penelitian yang diterima yaitu ada perbedaan yang signinikan mengenai work-avoidant goal orientation yang dimiliki peserta didik yang berstatus belajar SLTA, mahasiswa dan karyawan Pelajar SLTA menjadi kelompok yang memiliki skor work-avoidant goal orientation tertinggi dibanding clua kelornpok lainnya. Artinya, sebagian besar pelajar SLTA tidak termotivasi untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Untuk penelitian Iebih lanjut disarankan agar melakukan penelitian di beberapa cabang lembaga bahasa namun masih di bawah satu yayasan. Cara pengambilan sampel penelitian hendaknya menggunakan satu teknik yang sama, dan jurnlah sampel yang diambil hendaknya lebih besar Iagi sehingga hasilnya lebih dapat menggambarkan populasi. Selain itu level sampel juga seyogyanya sama untuk seluruh kelompok status. Dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk mempersingkat instrumen penelitian dengan Cara mengurangi jumlah item pemyataan di tiap-tiap bagian goal orientation yang dirasa tumpang tindih. Hendaknya dalam penelitian Iebih lanjut dimasukkan faktor kecerdasan sebagai variabel pengontrol karena faktor kecerdasan memiliki peran terhadap prestasi belajar seseorang.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library