Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haflina Syofianti
"Kelahiran Bayi Barat Lahir Rendah (BBLR) erat kaitannya dengan gizi ibu hamil khususnya anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh risiko KEK pada ibu hamil dan faktor lainnya terhadap BBLR di Kabupaten Sawahlunto-Sinjunjung tahun 2007. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder, jumlah sampel 228, desain kasus kontrol. Kasus adalah BBLR dan kontrol adalah Bayi Berat Lahir Normal (BBLN). Analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat rnenggunakan multiple logistic regression.
Hasil penelitian ditemukan pengaruh risiko KEK, Ante Natalcare (ANC) dan umur terhadap BBLR. Faktor yang paling domimn mempengaruhi BBLR adalah ibu hamil dengan risiko KEK (OR 4,8; 95% Cl 2,48-9,42), artinya ibu hamil dengan risiko KBK (LILA <23,5cm) berpeluang 4,8 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil tanpa risiko KEK (LILA >23,5cm) setelah dikontrol ANC dan umur ibu.
Dengan mencegah risiko KEK dapat mengurangi kelahiran BBLR dan kematian bayi, disarankan kepada dinas kesehatan meningkatkan deteksi dini ibu hamil risiko KEK melalui ANC, mcningkatkan KIE kepada masyarakat, penanganan yang tepat, komitmen dalam evaluasi program dan feedback laporan, advokasi dengan Pemda, DPRD dan instansi terkait.

Low birth weight (LBW) really involved to the mother nutrient especially anemia and chronic malnutrition risk. The purpose of this research is to know the risk of chronic malnutrition influenced on pregnancy and another factor to LBW at district Sawahlunto-Sijunjung on 2007. This research was performed by secondary data analysis with case controls design with minimum sample amount was specified 228, Data were with chi square and multiple logistic regression.
The observational result indicated there are influence on chronic malnutrition risk on pregnancy, ANC and mother age to LBW. The most dominant factor which is influence to LBW is chronic malnutrition risk on pregnancy with odds ratio 4,8 (95% Cl 2,48 - 9,42), it's mean is pregnancy with chronic malnutrition will face the risk 4,8 times to LBW compare to pregnancy with out risk chronic malnutrition after ANC and mother age controlled
To avoid and settles chronic malnutrition risk on pregnancy which is expected could to reduce LBW and presses infant mortality. Recommend health district office to mothers to perform early detection on risk of chronic malnutrition on pregnancy passes through ANC, increasing elucidation (communication, information and education) to community, by performing the right treatment, commitment in evaluates program and feedback on regularly report, Advocate to Government, others institution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33616
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Nasir
"ABSTRAK
Perubahan ukuran fisik penduduk terutama kelompok usia muda merupakan indikator upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tinggi badan yang dicapai pada anak usia masuk sekolah memberikan gambaran keadaan gizi pada usia sebelumnya. Tinggi badan anak usia masuk sekolah yang berada dibawah standar pada tingkat tertentu dapat menggambarkan keadaan gizi klhususnya tingkat pertumbuhan dan kesehatan pada masa lalu.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara tingkat endemisitas gondok, tingkat sosial ekonomi dan pola konsumsi makanan pokok dengan tinggi badan anak usia sekolah di Propinsi Jawa Timur. Desain penelitian ini adalah kros-seksional dengan memanfaaatkan data sekunder yang telah dikumpulkan oleh berbagai instansi pemerintah.
Analisa bivariat yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan batas nilai alfa 5 %, dan analisa multivariat dengan menggunakan analisa regresi linier berganda untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan tinggi badan rata-rata anak usia masuk sekolah.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tinggi badan rata-rata anak usia sekolah yang tinggal di daerah tidak endemik lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di daerah endemik ringan, endemik sedang rnaupun endemik berat. Perbedaan juga terjdi antara tinggi badan rata-rata anak usia masuk sekolah yang tinggal di daerah endemik ringan dengan yang tinggal di daerah endemik sedang dan berat; demikian jugs terdapat perbedaan antara tnggi badan rata rata anak usia masuk sekolah yang tinggal di daerah endemik sedang dengan yang tinggal di daerah endemik berat.
Anak usia masuk sekolah yang tinggal di desa miskin mempunyai tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tinggal di desa tidak miskin. Rata-rata tinggi badan anak usia masuk sekolah yang mempunyai pola konsumsi makanan pokok yang terdiri dari beras atau beras jagung mempunyai rata rata tinggi badan lebih tinggi dari anak usia masuk sekolah yang mempunyai vita konsumsi makanan pokok terdiri dari beras jagung umbi-umbian.
Dengan membedakan kelompok usia 6 tahun dan 7 tahun, terdapat perbedaan yang bermakna tinggi badan rata-rata anak usia masuk sekolah yang tinggal di berbagai tingkatan endemisitas gondok kecuali pada usia 7 tahun. Pada anak usia 7 tahun tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara tinggi badan rata-rata anak usia masuk sekolah yang tinggal di daerah endemik berat dengan yang tinggal di daerah endemik sedang. Tidalk terdapat perbedaan yang bermakna antara tinggi badan rata-rata anak usia masuk sekolah yang tinggal di daerah endemik ringan dengan yang tinggal di daerah tidak endemic.
Analisis regresi menunjukan bahwa pada kelompok anak usia 6 tahun, anak-anak yang tinggal di daerah tidak endemik dengan pola konsumsi makanan pokok beras atau beras jagung dan berasal dari keluarga mampu mempunyai perbedaan tinggi badan sebesar 2,8 cm dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah endemik berat, dengan pola konsumsi makanan pokok beras jagung umbi-umbian.
ABSTRACT
The Relationship Of Endemicity Of The Endemic Goitre Regions, Social Economic Strata And Consumption Pattern Of Staple Food With Height Of School Age Children In The Province Of East JavaThe change of the population physical size, especialy the youth in an indicator of the efforts to increase the human resources quality. The height achieved by the school age children provide the nutrition condition of the previous age. The height of the school age children which is under certain standard provide the nutrition condition, especially the growth level and the health in the past.
This research is intended to study the relationship between the goitre endemicity, social economic strata and the consumption pattern of the staple food with height of the school age children in the Province of East Java. The research design is a crossectional by utilizing a secondary data which have been collected by various government agencies. The bivariate analysis use the average difference test with the a limit 5 %; and the multivariate analysis using the multiple tinier regretion analysis to find out the factors which are related with the average height of the school age children.
The results of the research indicate that the average height of the school age children in the non endemic goitre region, low endemic goitre region, medium endemic goitre region and high endemic goitre region, there is also difference between the heihgt of the school age children who live in the medium endemic goitre region with those who live in the high endemic goitre region
The school age children who live in the poor village have a lower height compared with those who live in relatively rich village. The average height of the school age children who have a consumption pattern of the staple food which consist of rice or rice-corn have a taller height than those who have the consumption pattern of the staple form corn rice and rhizobium.
There is significant difference of the average height of the school age children who live in various level of goitre endemicies except the age of seven years, by classifying the age group 6 and 7 years. There is no significant difference between average the school age children height who live in the high endemic goitre region with those who live in the medium endemic region for the 7 years children. There is no significant difference between the school age children who live in the low endemic goitre region with those who live in the non endemic region.
The regression analysis indicates that in the 6 years age group, the children who live in the non endemic goitre region with the staple food of rice or corn and comes from relatively wealthy family have a height difference of 2,8 cm compared with those who live the high endemic goitre region, with consumption pattern of corn rice and rhizobiunt.
"
1996
T 5214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Hanifah Sekar Kinasih
"Kurang energi kronis (KEK) masih menjadi masalah gizi ibu hamil dan salah satu dari empat masalah kesehatan yang umum dialami remaja di Indonesia. Pandemi Covid-19 dapat menjadi faktor risiko peningkatan kasus KEK. Penelitian ini bertujuan menelaah hubungan antara pandemi Covid-19 dengan kejadian KEK ibu hamil serta mengevaluasi prevalensi KEK ibu hamil sebelum dan ketika pandemi Covid-19 di Kota Depok. Studi cross-sectional dilakukan dengan data penelitian diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Depok dengan metode total sampling, yaitu seluruh ibu hamil di Kota Depok tahun 2018-2019 (sebelum pandemi Covid-19) dan 2020-2021 (pandemi Covid-19). Sampel berjumlah 190.676 ibu hamil, yaitu 95.792 ibu hamil pada tahun 2018-2019 dan 94.884 ibu hamil pada tahun 2020-2021. Mayoritas ibu hamil berada pada kelompok usia 20-35 tahun, baik pada sebelum pandemi Covid-19 (f = 40.710) dan saat pandemi Covid-19 (f = 73.690). Prevalensi KEK ibu hamil di Kota Depok adalah 2,7% pada era sebelum pandemi Covid-19 dan 3% pada pandemi Covid-19 (p 0,000; 95% CI 1,08-1,203). Ibu hamil pada pandemi Covid-19 memiliki kemungkinan KEK 1,1499 kali lebih tinggi (OR 1,1499) dibandingkan ibu hamil pada era sebelum pandemi Covid-19. Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara pandemi Covid-19 dengan kejadian KEK ibu hamil di Kota Depok di mana pandemi Covid-19 merupakan faktor risiko dari kejadian KEK ibu hamil di Kota Depok.

Chronic energy deficiency (CED) is a persisting nutritional problem among pregnant women and one of the four common health problems among adolescents in Indonesia. The Covid-19 pandemic can be a risk factor for increasing CED cases. This study aimed to examine the interconnection between the Covid-19 pandemic and CED among pregnant women as well as to evaluate CED prevalence among pregnant women in the era before and during Covid-19 pandemic in Depok City. A cross-sectional study was conducted using data from Dinas Kesehatan Kota Depok which was collected using the total sampling method including all pregnant women in Depok City in 2018-2019 (before Covid-19 pandemic) and 2020-2021 (during Covid-19 pandemic). The sample consisted of 190.676 pregnant women, 95.792 of which were in 2018-2019 and 94.884 of which were in 2020-2021. Most pregnant women were in the 20-35 years old age group, both before Covid-19 pandemic (f = 40.710) and during Covid-19 pandemic (f = 73.690). CED prevalence among pregnant women in Depok City was 2,7% in the era before Covid-19 pandemic and 3% during Covid-19 pandemic (p 0,000; 95% CI 1,08-1,203). Pregnant women during Covid-19 pandemic had 1,1499 times higher for developing CED (OR 1,1499) compared to those who were pregnant before Covid-19 pandemic. In conclusion, there was a significant interconnection between Covid-19 pandemic and CED among pregnant women in Depok City in which the Covid-19 pandemic is a significant risk factor for CED among pregnant women in Depok City."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Herdiani
"Kebutuhan akan energi dan zat gizi lainnya meningkat pada masa kehamilan terutama pada kehamilan trimester III. Kurang gizi bukan hanya sekedar kekurangan makanan melainkan berupa kombinasi dari beberapa faktor seperti konsumsi protein, energi dan gizi mikro yang tidak mencukupi, adanya penyakit infeksi, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, air dan sanitasi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi yang kurang akan mengalami masalah gizi seperti kurang energi kronis (KEK). Ibu hamil memiliki risiko KEK jika memiliki lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm. Ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK pada ibu hamil di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari riset kesehatan dasar tahun 2018. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester III berjumlah 3.341 responden. Data dianalisis menggunakan Regresi Cox untuk mengetahui prevalen rasio (PR) faktor-faktor yang behubungan dengan risiko KEK dengan Confident Interval (CI) 95% untuk melihat signifikansi. Prevalensi risiko KEK pada ibu hamil di Indonesia sebesar 14,9%. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK yaitu jumlah anggota keluarga > 4 orang (PR 1,388; CI95% 1,161-1,661), tempat tinggal di pedesaan (PR 1,337; CI95% 1,111-1,608), multigravida (PR 0,604; CI95% 0,503-0,726) dan grandemultigravida (PR 0,722; CI95% 0,515-1,011). Disarankan agar pemerintah menyediakan layanan konsultasi gizi pada puskesmas, melakukan penyuluhan oleh bidan desa, pembatasan jumlah anak pada masyarakat dimulai dari tenaga kerja dan Pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan.

Energy and other nutrients need are increase during pregnancy, especially in the third trimester of pregnancy. Malnutrition is not just a lack of food but also a combination of several factors such as inadequate consumption of protein, energy and micronutrients, the presence of infectious diseases, inadequate health services, poor water and sanitation. Pregnant women with poor nutritional status will experience nutritional problems such as chronic energy deficiency (CED). Pregnant women who have a risk of CED are having mid upper arm circumference (MUAC) < 23.5 cm. Pregnant women who are at risk of CED are expected to have LBW babies. The purpose of this study was to determine the related factors of chronic energy deficiency risk on pregnant women in Indonesia. This study used a cross-sectional design using secondary data from basic health research in 2018. The sample of this study was 3,341 respondents of third trimester pregnant women. Data were analyzed using Cox Regression to determine the prevalence ratio (PR) the related factors of chronic energy deficiency with a Confident Interval (CI95%) to see significance. The prevalence of CED risk on pregnant women in Indonesia is 14.9%. The results of multivariat analysis showed that the related factors of CED risk were number of family members > 4 peoples ( PR 1.388; CI95% 1.161-1.661), rural residance (PR 1.337; CI95% 1.111-1.608), multigravida (PR 0.604; CI95% 0.503-0.726) and grandemultigravida (PR 0.722; CI95% 0.515-1.011). It is recomendet that the goverment provide nutrition consultasy services at the public health center, counseling by midwives in village, limiting the number of children in the community started with labor and empowering communities especially in rural areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Marlia Dewi
"Kurang energi kronis pada ibu hamil dapat menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia yang akan dilahirkan. Keadaan ini bisa meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan juga meningkatkan risiko kematian ibu. Angka kematian ibu, angka kematian bayi dan prevalensi lbu hamil berisiko KEK di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, tujuan umum penelitian ini adalah mempelajari perbedaan ukuran lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil menurut karakteristik demografi, sosial ekonomi dan akses ke tempat pelayanan kesehatan berdasarkan dala Riskesdas dan Susenas 2007. Ibu hamil dikatakan berisiko KEK bila berukuran lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 em. Sa,pel penelitian sebanyak 6.868 ibu hamil yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun metode analisis yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif dan analisis regresi logistik biner. Berdasarkan deskriptif odds ratio, disimpulkan bahwa semua variabel bebas kecuali variabel umur dan jwnlah anak yang dilahirkan mempunyai kecenderungan berisiko KEK searah dengan arah hipotesis. Setelah dilakukan pengujian secara statistik d3lam analisis inferensial, diperoleh bahwa pengeluaran makanan dan kesehatan sebagai dua faktor yang dipandang mernpunyai pengaruh seeara langsung terhadap risiko KEK pada ibu hamil, ternyata temuan penelitian menunjukkan hanya faktor kesehatan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ukuran LILA ibu harnil. Pada faktor klasifikasi, dari dua faktor yang mewakili karakteristik demografi menunjukkan bahwa hanya umur yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko KEK pada ibu hamil. Ibu hamil berumur kurang dari 20 tahun dinyatakan berisiko KEK lebih tinggi dibandingkan ibu harnil berumnr 20-34 tahun. Semua fuktor yang mewakili karakterisik sosial ekonomi selain daerah tempat tinggal, mempunyai pangaruh yang signifikan terhadap risiko KEK pada ibn hamil dan searah dengan hipotesis penelitian. Ibu hamil yang berpendidikan rendah dan menengah, ibu hamil dengan pendapatan perkapita rata sampel dan ibu hamil yang mempunyai lingkungan rumah tangga kurang baik berasosiasi positif lerhadap ukuran LILA ibu hamil. Daerah lempat tinggal juga rnempunyai pengaruh terhadap risiko KEK pada ibu hamil, tetapi besaran dan arab pengaruhnya tidak dapat diuji karena tidak memenuhi persyaratan analisis. Akses ke tempat pelayanan kesehatan juga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap risiko KEK pada ibu hamiL lbu hamil yang dapat menjangkau tempat pelayanan kesehatan lebih mudah mempunyai keeenderungan berisiko KEK lebih rendah dibandingkan ibu hamil yang sulit untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan.

Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnancy reduce the quality of human resources. It is high risk having low birth weight babies and a high risk of maternal mortality and sickness. Reported in The Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2002, maternal mortality rate in Indonesia still in high level The purpose of this research were to investigate the influence of demographic factors (age and parity). social economic factors (education, per capita expenditure, place of residence and household environment) and access to health set"vice center factors (distance, time and public transport facility to health service center} toward mid upper ann circumverenee of pregnant woman. Pregnant woman is having risk chronic energy deficiency (CED) ifMUAC <23,5 em. In this research, food expenditure over total expenditure and health were considered as the most important factors affecting mid upper arm circurnverencc (MUAC) beside other factors such as age, parity, education, per capita expenditure, place of residence, household environment and access to health service center. The data used in this research was Basic Health Research and National Socio Economic women. Descriptive analysis and logistic regression were used to examine the association. Result of the analysis showed that health had positive effect to MUAC on pregnant women, while food expenditure over total expenditure did not have significant effect to MUAC on pregnant women. Risk chronic energy deficiency were high among those pregnant women who were under 20 years of age, low level of education, bad household environment and have difficult aceess to health service center. Place of recidence also have effect to MUAC on pregnant women but ignorable of its direction. Age have strongest effect to MUAC on pregnant women. Base on that analisis. the effort to overcome the CED in pregnancy should be preventive measure before getting pregnant or even before marriage."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T20974
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Yuldasrin
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Djupuri
"LATAR BELAKANG: Salah satu strategi yang digunakan oleh pemerintah dalam penanggulangan kekurangan gizi adalah dengan promosi kesehatan yang dilakukan di Posyandu, untuk itu ingin diketahui apakah ada hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian kurang energi protein.
METODOLOGI: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan memanfaatkan data sekunder hasil penelitian Baseline Survey A Longitudinal Study on Nutritional Status of Children at Early Child Development Project areas in Indonesia, dengan sampel anak usia 6-23 bulan di 4 Kabupaten di Jawa Barat. Data dianalisa dengan menggunakan analisa regresi logistik.
HASIL: Kejadian KEP di 4 Kabupaten Jawa Barat tahun 1998 rata-rata adalah 35,9%, dan Kabupaten Indramayu adalah kabupaten dengan kejadian KEP tertinggi yaitu 40,9%. Kejadian KEP berhubungan dengan status pekerjaan ibu (OR 0,76; 95% Interval kepercayaan 0,59;0,98), jumlah balita dalam keluarga (OR=2,01; 95% Interval kepercayaan 1,22;3,31), umur anak (ORR3,48 95% Interval kepercayaan 2,71;4,47 dan OR==1,35 ;1,05;1,73) dan kejadian sakit dalam sebulan terakhir (OR=1,44; 95 Interval kepercayaan 1,31;1,83), sementara itu tidak ditemukan adanya hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian KEP (OR=0,88;95% Interval kepercayaan 0,69;1,13 dan OR=0,97; 0,73;1,28)
KESIMPULAN : Hasil Analisa menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kunjungan ke Posyandu dengan kejadian KEP, baik sebelum maupun setelah dikendalikan dengan variabel Iainnya.

Associated Between Visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition among Children 6-23 Months in 4 Districts in West Java, 1998BACKGROUND: A part of national strategy for tackling under nutrition problem with health promotion in Integrated Health Service Post. This study aims to know associated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition
METHODS: The research design used cross-sectional. Data used were secondary data from Baseline Survey a longitudinal Study on Nutritional Status of Children at Early Child Development Project areas in Indonesia by Centre for Food and Nutrition Studies University of Hasanuddin collaboration with Directorate of Community Nutrition, Ministry of Health. Data were then analysed using the logistic regression.
RESULTS: Prevalence of PEM in four district in West Java 1998 was 35,9 %, and Indramayu the district with the highest the prevalence of protein energy malnutrition (PEM), 40,9%.PEM associated with mother occupation status (OR=-0,76; 95%CI 0,59;0,98), the number of under five years old in house (OR=2,01; 95%CI 1,22;3,3I), child-aged (OR=3,48 95% CI 2,71;4,47 and OR=1,35 95%C1 1,05;1,73)and the last month the incidence of child illness(OR=1,44; 95 CI 1,31;1,83) and no asssociated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition (OR=0,88;95% CI 0,69;1,13 and OR=0,97;95% CI 0,73;1,28)
CONCLUSION: Data analysis revealed no found associated between visit to Integrated Health Services Post with Protein Energy Malnutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Herda Wati Nisa
"Risiko Kurang Energi Kronis pada ibu hamil masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor kondisi pra hamil, riwayat kehamilan, dan sosial ekonomi dengan risiko kurang energi kronis pada ibu hamil di Puskesmas Cipayung Kota Depok tahun 2016. Penelitian dilakukan selama bulan Januari-April 2016 di Puskesmas Cipayung dengan jenis penelitian mixed method. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional, sedangkan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui wawancara mendalam. Populasi studi yaitu ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Cipayung Kota Depok. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang berkunjung ke Poli KIA Puskesmas Cipayung pada periode Januari-April 2016 yang berjumlah 86 orang. Adapun informan penelitian ini adalah bidan puskesmas, kader kesehatan, dan ibu yang pernah hamil dengan kondisi KEK. Proporsi ibu hamil yang berisiko KEK sebesar 17,4%. Terdapat hubungan antara usia (PR=4,1; p=0,016), berat badan pra hamil (PR=3,8; p=0,013) dan paritas (PR=0,16; p=0,001) dengan risiko KEK. Hasil kualitatif menguatkan faktor (usia, berat badan pra hamil, dan paritas) berpengaruh terhadap terjadinya KEK, hasil kualitatif menunjukkan pendidikan dan pekerjaan dapat berpengaruh terhadap terjadinya KEK, dan memberikan informasi tambahan bahwa pola makan dan stress dapat menjadi penyebab terjadinya KEK. Pencegahan KEK dapat dilakukan dengan intervensi kepada remaja putri dan ibu hamil di trimester awal untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya risiko KEK.

The Risk of Chronic Energy Deficiency In Pregnant Woman is still one public health problem in Indonesia. This study aims to determine the relationship between pre-pregnancy's condition, pregnancy history, and socioeconomic with chronic energy deficiency risk in pregnant women at Puskesmas Cipayung, Depok City in 2016. The study was conducted during January to April 2016 with types of mixed method research. Quantitative research with cross sectional study design, whereas qualitative research with phenomenological approach through in-depth interviews. Study population is pregnant women who visited the health center Cipayung Depok. Samples were pregnant women who visit health centers Poli KIA Cipayung in the period January-April 2016 amounted to 86 people. The informants of this research is a health center midwife, a health cadre and a mothers who have been pregnant with KEK conditions. The proportion of pregnant women at risk CED 17.4%. There is a relationship between age (PR=4,1; p=0,016), pre-pregnant weight (PR=3,8; p=0,013) and parity (PR=0,6; p=0,001) with risk of CED. The results reinforce qualitative factors (age, pre-pregnant weight, and parity) affect occurrence of CED, qualitative results showed education and employment may affect CED, and provide additional information that diet and stress can be a cause of CED.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qoriatusholihah
"KEK merupakan tidak tercukupinya zat gizi yang dibutuhkan tubuh akibat kekurangan makanan dalam jangka waktu lama yang ditandai dengan ukuran LiLA <23,5 cm. Remaja perempuan merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami KEK. Menurut Riskesdas (2018), remaja perempuan menjadi kelompok dengan prevalensi KEK tertinggi di Indonesia (36,3%) yang jika dikategorikan berdasarkan klasifikasi masalah kesmas menurut WHO termasuk prevalensi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok serta faktor dominannya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan total sampel 240 responden. Data dianalisis menggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 44,6% remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok berisiko KEK. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan zat gizi makro, pendapatan orang tua, pengetahuan terkait gizi, body image, dan pengaruh media sosial dengan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok. Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pekerjaan orang tua dengan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok. Pengetahuan terkait gizi merupakan faktor dominan risiko KEK pada remaja perempuan SMA Negeri di Kota Depok (OR=10,294).

CED) is a condition of insufficient nutrients needed by the body due to long-term food shortage, characterized by a MUAC <23.5 cm. Adolescent girls are one of the groups vulnerable to CED. According to the 2018 Riskesdas, adolescent girls have the highest prevalence of CED in Indonesia (36.3%), which, when categorized based on WHO's classification of public health problems, is considered a high prevalence. This study aims to determine the factors associated with the risk of CED in female high school students in Depok City and its dominant factor. This study used a cross-sectional design with a total sample of 240 respondents. Data were analyzed using chi-square and multiple logistic regression. The results showed that 44.6% of female high school students in Depok City were at risk of CED. There were significant relationships between energy intake, macronutrient intake, parental income, nutrition-related knowledge, body image, and social media influence with the risk of CED in female high school students in Depok City. However, there was no significant relationship between parental education and occupation with the risk of CED in female high school students in Depok City. Nutrition-related knowledge was the dominant factor for CED risk in female high school students in Depok City (OR=10.294)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library