Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Gotts, Robert
Timika: Freeport Indonesia, 2001
595.7 GOT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mastrigt, Henk Van
Jakarta: Conservation International-Indonesia Program, 2005
595.789 MAS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djunijanti Peggie
Jakarta : Pandu Aksara, 2014
595.789 DJU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kupu-kupu merupakan serangga dari ordo lepidoptera yang paling banyak dikenal melalui bentuk dan warna sayapnya. Kupu-kupu banyak ditemukan di berbagai ekosistem termasuk pemukiman di Desa Pangandaran yang letaknya berbatasan dengan Cagar Alam Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu di wilayah pemukiman Pangandaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survey dengan melakukan penjelajahan di seluruh wilayah pemukiman. Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 selama seminggu. Kupu-kupu yang ditemukan ditangkap dengan menggunakan insect net dan diawetkan untuk kepentingan identifikasi. Pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran parameter lingkungan berupa suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan kecepatan angin serta pencatatan jenis tumbuhan di sekitar lokasi penelitian. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 7 species kupu-kupu dari family nympalidae, 4 species dari family papilonidae dan 9 species dari family pieridae."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sutrisno
Jakarta: Pusat Penelitian Biologi - LIPI, 2010
595.78 HAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiki Hermawan
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap aktivitas kupu-kupu dalam berinteraksi dengan herba Asystasia gangetica di lahan terbuka Kampus Universitas Indonesia UI, Depok, Jawa Barat. Penelitian juga bertujuan untuk mengetahui periode kupu-kupu paling aktif mengunjungi herba A. gangetica. Penelitian dilakukan pada bulan Maret mdash;Mei 2018 di lima lokasi lahan terbuka. Lokasi penelitian merupakan lahan terbuka yang memiliki herba A. gangetica dalam jumlah besar. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah random sampling. Ukuran setiap lokasi penelitian adalah 10 meter dan dibagi menjadi 8 plot penelitian berukuran 1m x 1m. Penentuan lokasi plot dilakukan menggunakan sistem grid. Kelimpahan kupu-kupu dibandingkan tiap jam untuk mengetahui periode terpadat kupu-kupu mengunjungi herba A. gangetica. Kupu-kupu yang ditemukan selama penelitian sebanyak 506 individu dari 26 jenis. Terdapat 6 jenis kupu-kupu yang selalu hadir di seluruh lokasi penelitian, yaitu Junonia atlites, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, Appias olferna, Pelopidas conjunctus, dan Telicota augias. Pelopidas conjunctus merupakan jenis yang paling banyak mengunjungi herba Asystasia gangetica 104 individu dan frekuensi di atas 50 di seluruh lokasi penelitian . Iklim diduga menyebabkan P.conjunctus memilih herba A. gangetica sebagai tumbuhan pakan di Kampus UI, Depok. Perubahan iklim diduga menyebabkan kupu-kupu beraktivitas lebih awal untuk mengunjungi herba A. gangetica. Periode paling aktif kupu-kupu terjadi saat 09.00 mdash;10.00, pada saat itu kelimpahan jenis dan individu kupu-kupu tertinggi. Belum diketahui apakah pergeseran waktu mekar bunga herba A. gangetica akibat perubahan iklim.

The study was conducted to determine the effect of climate in butterflies interactions with Asystasia gangetica herb in Universitas Indonesia UI, Depok, West Java open land. The study also used to determine butterflies most active periods when visiting Asystasia gangetica. The research was conducted in March mdash May 2018 at five open land locations. The research sites is an open land that had alot of Asystasia gangetica herbs. This study used random sampling method. The research locations is 10 meters that were divided into 8 plots of 1m x 1m. Plot locations was determined by using grid system. Butterflies abundance data was compared to each hour to find out the most active periods of butterfies visit Asystasia gangetica herb. During the study, there were 506 individuals from 26 species of butterflies that were found. There were 6 species of butterflies found in all research locations, namely Junonia atlites, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, Appias olferna, Pelopidas conjunctus, and Telicota augias. Pelopidas conjuctus was found the most visiting Asystasia gangetica herbs 104 individuals and frequency more than 50 in all research locations . Climate is suspected make P. conjunctus choose A. gangetica as food plant in UI Depok campus. Climate change was thought of causing butterflies visit A. gangetica more early. The most active period occur during 09.00 mdash 10.00, due to the highest abundance of individuals and species of butterflies. There was no known shift in blooming periods of A. gangetica herb due to climate change."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Mitani Nur Alfaini
"Genotoxic impurities adalah senyawa kimia yang membahayakan organisme dengan merusak materi genetik (DNA) yang dapat ditemukan dalam senyawa obat. Sebagai instansi pembuatan obat, industri farmasi memiliki izin dari menteri kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat, sehingga perlu mengetahui lebih dalam terkait Genotoxic impurities. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi, jenis senyawa yang rentan, metode analisa dan perhitungan batas deteksi, serta upaya yang perlu dilakukan oleh PT. Novell Pharmaceutical Laboratories sebagai salah satu industri farmasi dalam menangani temuan genotoxic imutirities. Studi ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode literature review untuk pelaksanaan penelitiannya. Pencarian database berupa Google Scholar, ResearchGate, Pubmed, acs.org. Hasil dari penilaian kualitas studi selanjutnya akan mengumpulkan dan menggali informasi berdasarkan analisa PICO (Problem, Purpose, Population, Intervention, Comparison, Outcome). Hasil penelitian menunjukkan jika genotoxic impurities bersifat karsinogenik dan dapat ditemukan dalam senyawa obatmelalui bahan awal dalam sintesis obat, zat antara dan produk sampingan yang terbentuk dalam proses sintesis, pelarut, katalis dan reagen yang digunakan dalam proses sintesis, serta produk degradasi yang dihasilkan pada penyimpanan dan pengiriman atau karena paparan cahaya, udara, oksidasi atau hidrolisis. Metode analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan genotoxic impurities adalah dengan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography), GC (Gas Chromatography), TLC/HPTLC (Thin Layer Chromatography), dan elektroforesis kapiler dengan perhitungan batas deteksi menggunakan nilai TTC (threshold of toxicological concern) dan staged TTC.

Genotoxic impurities are chemical compounds that harm organisms by damaging genetic material (DNA) which can be found in drug compounds. As a drug manufacturing agency, the pharmaceutical industry has permission from the Minister of Health to carry out drug or medicinal ingredient manufacturing activities, so it is necessary to know more about Genotoxic impurities. This research aims to determine the definition, types of susceptible compounds, analysis methods and detection limit calculations, as well as the efforts that need to be made by PT. Novell Pharmaceutical Laboratories as one of the pharmaceutical industries in handling findings of genotoxic cuteirities. This study is qualitative research with a literature review method for conducting the research. Database searches include Google Scholar, ResearchGate, Pubmed, acs.org. The results of the study quality assessment will then collect and explore information based on PICO analysis (Problem, Purpose, Population, Intervention, Comparison, Outcome). The research results show that genotoxic impurities are carcinogenic and can be found in drug compounds through starting materials in drug synthesis, intermediates and by-products formed in the synthesis process, solvents, catalysts and reagents used in the synthesis process, as well as degradation products produced during storage. and shipping or due to exposure to light, air, oxidation or hydrolysis. Analytical methods that can be used to identify the presence of genotoxic impurities are HPLC (High Performance Liquid Chromatography), GC (Gas Chromatography), TLC/HPTLC (Thin Layer Chromatography), and capillary electrophoresis with detection limit calculations using the TTC (threshold of toxicological) value. concern) and staged TTC. Several efforts that can be made by active substance manufacturers to deal with genotoxic impurities are changes in synthesis, adjustment of reaction conditions to reduce the formation of genotoxic impurities, and purification of active substances."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Nur Huwaida
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui preferensi pakan kupu-kupu terhadap beberapa jenis herba liar yaitu Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, dan Oxalis barrelieri yang ada di lahan terbuka Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Selain itu, untuk mengetahui kupu-kupu juga memanfaatkan herba tersebut sebagai tumbuhan inang untuk peletakkan telurnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari?April 2016 di lima lokasi lahan terbuka Kampus UI Depok yaitu dekat gedung sabda widya, dekat pintu masuk hutan kota wales barat, belakang gedung PSJ, dekat area parkir motor gedung PPMT, dan dekat gedung DRPM. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 11 jenis kupu-kupu dari famili Papilionidae (Papilio demoleus), Pieridae (Appias olferna, Delias hypareta, Eurema hecabe, Leptosia nina, Catopsilia pomona, Delias periboea) dan Nymphalidae (Junonia orithya, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, dan Junonia almana) mengunjungi ke-empat jenis herba liar. Sebanyak 8 jenis kupu-kupu menyukai herba liar Tridax procumbens dan Asystasia gangetica. Lima jenis kupu-kupu menyukai Oxalis barrelieri dan 2 jenis menyukai Cyanthillium cinereum. Preferensi pakan kupu-kupu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu struktur dan daya tarik bunga, ketersediaan tumbuhan di lokasi penelitian, dan sindroma bunga yang disukai oleh kupu-kupu. Tumbuhan pakan kupu-kupu dewasa berbeda dengan tumbuhan tempat kupu-kupu meletakkan telur.

This study was conducted to determine the preferences of butterflies feed on some kind of wild herbs such as Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, and Oxalis barrelieri at the Universitas Indonesia (UI) Depok open land. Moreover, the study also conducted to determine whether the butterflies also use herbs as host plants for laying eggs. The experiment was conducted in February ? April 2016 in five locations open land UI Depok Campus. The locations are closed by Sabda Widya Building, near by the entrance of the Wales Barat Woods, behind the PSJ Building, parking area near by the PPMT Building, and near by the DRPM Building. The results revealed that there are 11 species of butterfly of the family Papilionidae (Appias olferna), Pieridae (Appias olferna, Delias hypareta, Eurema hecabe, Leptosia nina, Catopsilia pomona, Delias periboea), and Nymphalidae (Junonia orithya, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, dan Junonia almana) visited all four kinds of wild herbs. Eight species of butterflies like Tridax procumbens andAsystasia gangetica. Five species of butterflies like Oxalis barrelieri and two species like Cyanthillium cinereum. Butterfly feeding preferences are influenced by the structure and appeal of the flower, plant availability in the study site, and the syndrome of flowers favored by butterflies. Plants that is adult butterfly?s feed preference is different from plants where butterflies lay its eggs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Sekar Sastimayang
"Simbol kupu-kupu sering kali digunakan di dalam pembuatan karya sastra Korea sejak dulu. Salah satu drama Korea yang menggunakan simbol kupu-kupu adalah drama Korea tahun 2021 yang merupakan drama berbasis cerita webtoon dengan judul Nevertheless. Di dalam drama Nevertheless peneliti melihat banyak simbol kupu-kupu yang dihadirkan, baik dalam bentuk penamaan tokoh, hewan peliharaan, patung, tato, dan kalimat ajakan. Bentuk-bentuk simbol kupu-kupu itu memiliki makna yang beragam. Terkait dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna simbol kupu-kupu yang dihadirkan di dalam drama Nevertheless. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotik Roland Barthes. Dari kajian ini disimpulkan bahwa terdapat keragaman makna simbol kupu-kupu di dalam drama Nevertheless. Makna tersebut adalah kebahagiaan, perempuan, laki-laki, ketidakbebasan, dan ajakan untuk bercinta. Dari keberagaman makna simbol kupu-kupu yang ditemukan, terdapat makna umum kupu-kupu yang berlaku di Korea, yaitu kebahagiaan dan perempuan. Di samping terdapat makna umum, terdapat makna khusus yang menyatakan bahwa kupu-kupu merupakan simbol laki-laki, ketidakbebasan, dan ajakan untuk bercinta.

The butterfly symbol has been used in Korean literature for a long time. One of the Korean dramas that uses the butterfly symbol is the 2021 drama based on a webtoon with the title Nevertheless. In the drama, the researcher saw many butterfly symbols presented in the form of character’s name, pet, statue, tattoo, and invitation words. The shapes of the butterfly symbols have various meanings. Related to that, this study aims to reveal the meaning of the butterfly symbols which are presented in the drama Nevertheless. To achieve this goal, this study uses a qualitative descriptive method with Roland Barthes’s semiotic approach. From this study, it can be concluded that there are various meanings for the butterfly symbol in the drama Nevertheless. The meanings are happiness, women, men, freedom, and an invitation to make love. From the variety of meanings found, there are general meanings of butterfly that apply in Korea, namely happiness and women. In addition to those general meanings, there are also special meanings that state that butterfly is a symbol of man, freedom, and an invitation to make love."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>