Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Debora
"Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam upaya melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular yang bersifat terpadu, rutin dan periodik. Saat ini, kunjungan pasien ke Posbindu cukup bervariasi. Namun, faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pasien ke Posbindu belum diidentifikasi dan perlu dilakukan penelitian. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 103 responden yang sudah mengunjungi dan menerima layanan kesehatan dari Posbindu Rawamangun, Cipinang Timur, dan Pisangan Timur, Jakarta Timur. Data berupa hasil wawancara menggunakan kusioner yang diadaptasi dari instrumen SERVQUAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, ada atau tidaknya riwayat penyakit, layanan kesehatan yang diberikan dan penampilan kader serta fasilitas yang tersedia tidak memiliki hubungan dengan kunjungan pasien p>0,05 , sedangkan faktor usia menunjukkan hubungan yang bermakna p=0,03 . Selanjutnya, dilakukan analisis multivariat dan diperoleh hasil bahwa pasien dengan usia >50 tahun dengan >1 kunjungan memiliki risiko 2,55 kali lebih besar untuk mengunjungi Posbindu dibandingkan pasien yang berusia 20-50 tahun adjusted OR:2,55; 95 CI: 1,07-6,05.

Pos Binaan Terpadu on non communicable disease Posbindu PTM is a community involvement by doing early detection and monitoring risk factors of non communicable disease which are comprehensive, regular and periodic. Nowadays, patient visit to Posbindu is various enough. However, related factors to patient visit to Posbindu were not identified yet and need to be analyzed. The research design was cross sectional which involved 103 respondents who had visited and received health care service from Posbindu Rawamangun, Cipinang Timur, and Pisangan Timur, East Jakarta. The data were interview results by using questionnaire which was adapted from SERVQUAL instrumen. The result showed that gender, education, occupation, income per month, there is or no disease history, health care service and looking of cadre along with provided facilities factors did not have relation with patient visit p 0.05 , meanwhile age factor showed relation with it p 0.03 . After that, multivariate analysis was done and showed that 50 years old patient with 1 visits has bigger risk 2,55 times to visit Posbindu than 20 50 years old patient adjusted OR 2.55 95 CI 1.07 6.05.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celly Devita Febrianti
"Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Lampung terus bertambah. Rumah Sakit Umum (RSU) Handayani merupakan salah satu rumah sakit swasta rujukan COVID-19 di Lampung. Terdapat penurunan kunjungan pasien rawat jalan di RSU Handayani selama Pandemi Covid-19.Penelitian ini membahas tentang stigma pasien pada tenaga kesehatan serta faktor lainnya terhadap perilaku kunjungan rawat jalan pada masa pandemi di RSU Handayani Lampung Utara. Metode penelitian ini adalah sequential explanatory yang merupakan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pasien rawat jalan, sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara stigma pasien pada petugas kesehatan, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kunjungan pasien rawat jalan. Penyebab stigma diantaranya karena pasien beranggapan mobilisasi petugas kesehatan yang tinggi di rumah sakit sehingga berisiko menularkan Covid-19. Pasien kelompok rentan sebagian besar memiliki stigma. Penelitian juga mendapatkan beberapa responden tidak patuh berkunjung untuk berobat pada masa pandemi Covid-19. Perlu dilakukan berbagai upaya oleh pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya pada masa Pandemi Covid-19.

Positive confirmed cases of COVID-19 in Lampung continue to increase. The Handayani General Hospital (RSU) is one of the private COVID-19 referral hospitals in Lampung. There was a decrease in outpatient visits at Handayani Hospital during the Covid-19 Pandemic. This study discusses the stigma of patients on health workers and other factors on the behavior of outpatient visits during the pandemic at Handayani Hospital, North Lampung. This research method is sequential explanatory which is a combination of quantitative and qualitative. Quantitative research was conducted by distributing questionnaires to outpatients, while qualitative research was conducted by in-depth interviews. The results showed that there was a significant relationship between patient stigma on health workers, knowledge and attitudes towards outpatient visiting behavior. The cause of the stigma, among others, is because patients think that the high mobilization of health workers in the hospital is at risk of spreading Covid-19. Most of the vulnerable patients have a stigma. The study also found that several respondents did not comply with visiting for treatment during the Covid-19 pandemic. It is necessary to make various efforts by related parties to improve health services for the community, especially during the Covid-19 Pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Don Bosco Bayu Wiryawan
"Hiperplasia prostat jinak atau BPH adalah kondisi yang ditandai oleh pertumbuhan histopatologi jinak pada prostat. Di Indonesia, kasus BPH meningkat sebesar 74,5% dari tahun 2000 hingga 2019. Meskipun prevalensinya meningkat, layanan urologi di seluruh dunia beralih untuk memprioritaskan kasus darurat selama pandemi COVID-19 dan BPH dikategorikan sebagai prioritas rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kunjungan pasien BPH, volume prostat, kadar prostate specific antigen (PSA), dan terapi yang diberikan sebelum, saat, dan setelah pandemi COVID-19.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis Rumah Sakit Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien BPH, terapi, volume prostat, dan kadar PSA dari tahun 2019 hingga 2023. Data kemudian diolah di aplikasi SPSS.
Sebanyak 976 pasien BPH mengunjungi Klinik Urologi di RSCM dari tahun 2019 hingga 2023. Studi ini menemukan bahwa jumlah kunjungan pasien BPH menurun setelah dimulainya pandemi. Namun, dengan membaiknya situasi COVID-19, terjadi peningkatan kunjungan secara bertahap. Mayoritas pasien menjalani terapi medikamentosa dari tahun 2019 hingga 2023. Terapi konservatif menjadi pilihan pengobatan kedua yang paling umum dari tahun 2019 hingga 2021. Terjadi peningkatan proporsi terapi medikamentosa dibandingkan terapi lain selama pandemi COVID-19. Pola kadar PSA tidak konsisten, sedangkan temuan volume prostat tetap konsisten dari tahun 2019 hingga 2023.
Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan dalam pola kunjungan pasien BPH dan pilihan terapi di RSCM.

Benign prostatic hyperplasia (BPH) is a condition characterized by benign histopathological growth of the prostate. In Indonesia, BPH cases increased by 74.5% from the year 2000 to 2019. Despite the rising prevalence, urology services worldwide shifted to prioritize emergency cases during the COVID-19 pandemic, with BPH being categorized as low priority. This study seeks to determine the pattern of BPH patients visits, prostate volume findings, prostate specific antigen (PSA) level, and treatments provided before, during and after COVID-19 pandemic.
Secondary data from the medical records of Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital (RSCM) was used to analyze the number of BPH patient visits, prostate volume findings, prostate specific antigen (PSA) level, and treatments provided from 2019 to 2023. Data is then analyzed with SPSS.
A total of 976 BPH patients visited the Urology Clinic at RSCM from 2019 to 2023. This study found that the number of BPH patient visits decreased after the pandemic began. However, with the improvement of the COVID-19 situation, there was a steady increase in visits. The majority of patients underwent pharmacological therapy from 2019-2023. Conservative therapy was the second most common treatment choice from 2019 to 2021. There was an increase in the proportion of pharmacological therapy compared to other therapies during COVID-19 pandemic. The pattern of PSA levels was inconsistent, while prostate volume findings remained consistent from 2019 to 2023.
The COVID-19 pandemic led to changes in patterns of BPH patient visits and therapy choices at RSCM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library