Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzan Muslim
Abstrak :
ABSTRAK Naskah Arab Kunhu Ma La Budda Minhu yang tersimpan di Perpustakaan Nasional RI adalah salinan dari karya sufi terkenal, Ibn al-'Arabi. Penelitian filologis berhasil mengungkapkan bahwa naskah tunggal ini merupakan salah satu hasil rampasan perang tentara Belanda dari sebuah masjid di daerah Lamjong, Aceh, pada tahun 1879, Salinan naskah ini dapat ditemukan juga di perpustakaan lain di luar negeri seperti di Berlin, Kairo dan Damaskus. Dari segi bahasa, naskah ini mengandung 33 kesalahan; 27 di antaranya kesalahan ejaan dan selebihnya kesalahan gramatikal. Analisis teks berdasarkan pendekatan hermeneutik membuktikan bahwa teks ini mengandung delapan amanat pokok; empat menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, tiga menyangkut hubungan sesama manusia, dan satu menyangkut hubungan manusia dengan alam. Amanat-amanat itu dituangkan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan "murid" mengenai hal-hal yang harus diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sufi. Amanat-amanat itu tidak dapat dikelompokkan ke dalam ajaran tasawuf falsafi yang menekankan pemikiran filosofis, seperti yang terdapat dalam sebagian besar karya lain Ibn al-'Arabi, melainkan termasuk ajaran tasawuf sunni yang menekankan penghayatan dan pengamalan syariat agama Islam secara baik dan benar, sesuai Quran dan Hadis.
ABSTRACT The Arabic manuscript entitled Kunhu Ma La Budda Minhu that is stored in the National Library Perpustakaan Nasionat RI (PNRI), Jakarta, is a copy of famous Sufi?s works, Ibn al-'Arabi. The philological research reveals that the text is the only one manuscript kept in PNRI that was in 1879 carried a way by the Dutch army from a mosque in Lamjong, Aceh. The copies of the manuscript can also be found in other libraries such as in Berlin, Cairo, and Damascus. Based on the language analysis there are 33 word's mistakes found in the text; 27 of them are spelling errors and the rest are grammatical errors. The hermeneutic analysis shows that the text contains 8 fundamental instructions; 4 of them concerns about relation between man and God; 3 concerns about relation among human beings; and 1 relates to relation between man and nature. These instructions are formed in the response of "murid" questions about the important things that have to be believed and done in the Sufi?s life. These instructions can not be grouped into tasawuf falsafi doctrine that emphasizes on the philosophical thought, such as the majority of Ibn al-'Arabi's works. These instructions, however, can be included in the tasawuf sunni doctrine that stresses on the full and total religious experiences and the implementation of the Islamic law based on the Quran and Hadis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muslim
Abstrak :
Studi filologis terhadap naskah Arab berjudul Kunhu Ma La Budda Minhu menunjukkan bahwa naskah yang dikoleksi pada tahun 1879, merupakan salah satu naskah yang dirampas pemerintah Belanda dari benteng sebuah Mesjid di Lamjong, Aceh. Naskah ini disalin oleh orang yang bernama Muyhidin Sabri, dari salah satu risalah Ibnu 'Arabi, seorang sufi Spanyol terkenal pada abad ke 12 M. Berdasarkan kajian isi teks, naskah ini mengandung ajaran tasawuf sunni atau tasawuf amali. Artinya tasawuf yang membahas hakikat manusia untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Bukan tasawuf falsafi yang mengajarkan konsep wahdatul wujud atau hulul. Kandungan naskah ini mengaitkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Mahaesa dengan perbuatan baik terhadap sesama manusia, yang pada intinya menyangkut tiga pokok ajaran Islam, yaitu tauhid, fikih dan akhlak. Ketiga ajaran pokok ini disampaikan dalam bentuk nasihat-nasihat "guru" terhadap "muridnya". Dalam teks naskah ini "murid" dituntut untuk meyakini keesaan Tuhan sesuai dengan ajaran Islam, melakukan zikir, dan berbuat ihsan; dituntut untuk berbuat baik terhadap sesama manusia dalam bentuk memberi pertolongan dan memaafkan kesalahan orang lain; dituntut pula untuk menjalani kehidupan zuhud. Arti zuhud di sini bukan mengabaikan kehidupan dunia, tetapi hidup sederhana. Artinya mencari naskah sekedar cukup untuk kebutuhan sehari-hari dalam rangka menjalankan ibadah kepada Tuhan. Teks naskah ini juga menyatakan bahwa kebahagiaan hakiki tidak dapat diperoleh dengan harta yang melimpah, melainkan dengan ketenangan batin yang dapat dicapai dengan jalan hidup zuhud, berbuat baik pada sesama manusia dan mendekatkan diri kepada Tuhan, menurut syari'at agama Islam. Katenangan batin yang demikian akan mendatangkan kebahagiaan abadi di slam akhirat kelak.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library