Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Anggraini M.
Abstrak :
Penggunaan obat-obat saluran akar dalam perawatan endodontik dimaksudkan untuk membantu tercapainya keadaan steril saluran akar. Sampai saat ini obat-obat yang dipakai sebagai obat saluran akar cukup banyak, tetapi sejauh mana efektivitas bahan-bahan tersebut dalam mematikan mikroorganisme penyebab infeksi pulpa gigi masih perlu diuji kembali. Dari penelitian-penelitian terdahulu, pengujian efek bakterisida obat-obat saluran akar selalu dilakukan terhadap kuman-kuman standar. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan bakterisida Ledermix, ChKM, dan Calxyl pada kuman-kuman anaerob yang diisolasi langsung dari 13 penderita yang mengalami infeksi pulpa/periapeks pada gigi akar tunggal di Poliklinik FKG UI. Ketiga macam obat tersebut memiliki mekanisme kerja yang berlainan dalam mematikan kuman. Uji resistensi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metoda tabung dan cakram. Kuman-kuman anaerob dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kokus gram positif (12 koloni) dan batang gram negatif (11 koloni), berdasarkan morfologi sel dan pewarnaan Gram. Kuman-kuman tersebut dibiak ulang pada perbenihan BHI, yang mengandung masing-masing obat saluran akar. Kemudian dieram secara anaerob pada temperatur 37 oC selama 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas bakterisida Ledermix pada kuman-kuman anaerob penyebab infeksi pulpa/periapeks (kokus gram positif dan batang gram negatif) adalah 100%. Efektivitas bakterisida ChKM pada kuman anaerob penyebab infeksi pulpa/periapeks adalah 69.6%, pada kokus gram positif 73% dan batang gram negatif 67%. Sedangkan efektivitas bakterisida Calxyl pada kuman anaerob penyebab infeksi pulpa/periapeks (kokus gram positif dan batang gram negatif) adalah 0%. Secara statistik jumlah koloni kuman anaerob penyebab infeksi pulpa yang mati akibat efek bakterisida Ledermix lebih banyak dibandingkan ChKM maupun Calxyl. Namun jumlah koloni kuman kokus gram positif yang mati akibat efek bakterisida Ledermix dan ChKM sama banyaknya. Sedangkan jumlah koloni kuman batang gram negatif yang mati akibat efek bakterisida Ledermix lebih banyak dibandingkan ChKM maupun Calxyl. Jumlah koloni kuman anaerob penyebab infeksi pulpa baik kokus gram positif maupun batang gram negatif yang mati akibat efek bakterisida ChKM lebih banyak dibandingkan Calxyl.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendratni Sulistianti
Abstrak :
ABSTRAK
Telah diketahui bahwa pemakaian antibiotika- yang tidak rasional dan terus menerus dapat menimbulkan keresistenan kuman terhadap antibiotika tereebut. Karena itu usaha pencaharian antibiotika baru dilakukan secara terus menerus untuk mengatasi persoalan ini.

Penelitian mengenai "Aktifitas antibakteri Sefotak Sim terhadap pelbagai kuman yang diasingkan dari penderita di Jakarta" merupakan salah satu usahfi ini dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai salah satu antibiotika pilihan pada situasi gawat dlmana pengobatan dengan antibiotika lain mengalami kegagalan.

Pada penelitian terhadap 500 strain kuman yang terdiri dari 30 strain Streptococcus alfa-haemolvticus. 20 strain Streptococcus beta-haemolyticus. 30 strain Streptococcus pneumonias, 30 strain Staphylococcus aureus. 20 strain Staphylococcus epidei-midis. 30 strain Escberichia coli, 30 strain Salmonella spp, 30 strain Proteus spp. 30 strain P_seudomonas spp. 30 strain Klebsiella snp. 20 strain Pifteroid, yang semuanya diasingkan dari para penderita yang datang dibagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Uni versitas Indonesia Jakarta, ternyata bahwa dari semua strain kuman yang diperiksa.Pseudomonas sun merupakan kuaan yang menuniukan persentase resistensi tinggi terhadap

Sefotaksim yaitu 6 strain ( 20% ), sedangkan kuman yang la in pada umumnya adalah sensitif terhadap Sefotaksim. Inx menunjukkan, bahv/a Sefotaksim secara keseluruhan efektif terhadap semua strain kujran yang dicoba, keruali untuk beberapa strain kuman Pseudomonas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Martini
Abstrak :
ABSTRAK
Beberapa cara telah digunakan untuk pengiriman dan preservasi spesimen kuman yang bertujuan mempertahankan hidup kuman, yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang lengkap. Penelitian laboratorium yang dilaksanakan dengan menggunakan silika gel untuk mempertahankan hidup kuman patogen yang cepat mati, agaknya merupakan teknik yang berguna untuk mengatasi persoalan tersebut diatas. Silika gel merupakan bahan yang berguna untuk menyerap air dari medium yang mengelilingi kuman yang terdapat dalam spesimen, demikian rupa sehingga kuman akan tetap hidup dalam lingkungan yang mempunyai persentase kelembaban relatif yang rendah. Mempelajari hasil laboratorium yang dilaksanakan di Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia mengenal Corynebacterium diphtherise, Streptococcus pyogenes, Streptococcus Meumoniae, Streptococcus faecalis dan Neaserla gonorrhoeaep agaknya terlihat bahwa Cgrynebacterlum diphtheriae yang disimpan dalam medium silika gel adalah tetap hidup selama 6-7 hari pada temperatur kamar. Perlu dikemukakan, bahwa penggunaan medium silika gel untuk pengi riman Streptococcus 2yogenes, Stre ptococcus eunlae, Streptococcus fascalis dan Neisseria Zqnorrhoeae dapat memperpanjang hidup kuman itu. Hasil penelitian laboratoriuui tersebut Secara bermakna membuktikan, bahwa medium silika gel sesungguhnya dapat dipakal sebagai medium transport bagi Coryebacteriurn diphtheriae, Streptococcus pyogenes. Streptococcus ppumoniae, Streptococcus faecaJLis dan Neisseria gonorrhoeae.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2023
579 STA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bonang, Gerrad
Jakarta: Gramedia, 1982
616.01 GER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Setyarahardja
Abstrak :
PENDAHULUAN Kuman anaerob adalah kuman yang peka terhadap O2, karena 02 merupakan bahan toksik terhadap kuman ini; makin lama kontak dengan 02, kondisi dan jumlah kuman yang hidup makin menurun (1-3). Dalam 10 tahun terakhir ini penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman anaerob tampak meningkat. Sebagian besar kuman anaerob penyebab infeksi adalah anggota flora normal kuman anaerob, yang karena sesuatu hal masuk ke dalam bagian tubuh yang bukan tempatnya (1). Keadaan tersebut menunjukkan bahwa perneriksaan terhadap kuman anaerob perlu dilaksanakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi. Salah satu syarat dalam usaha mengisolasi dan mengidentifikasi kuman anaerob dari bahan-bahan pemeriksaan adalah suasana lingkungan pertumbuhan yang babas 02. Untuk memperoleh suasana tersebut telah dikenal beberapa cara, diantaranya (1, 3-7): 1. Silinder anaerob (anaerobic jar) 2. Roll tube technique 3. Anaerobic glove box Kedua cara tersebut terakhir di atas adalah cara-cara yang lebih canggih dibandingkan cara yang percama, akan tetapi kedua cara ini dalam penggunaannya memerlukan biaya yang besar, tempat yang lebih luas, dan tenaga laboratorium yang berpengetahuan cukup mengenai teknik anaerob serta perawatan alat-alatnya. Oleh sebab itu kedua cara ini tidak dianjurkan untuk dipergunakan dalam laboratorium rutin. Untuk suatu laboratorium mikrobiologi yang sederhana dengan tenaga, ruangan dan dana yang terbatas, maka cara dengan mempergunakan silinder anaerob merupakan cara yang lebih dianjurkan (1,7). Suasana optimal untuk pertumbuhan kuman anaerob dapat diperoleh melalui 2 cara, yaitu dengan evacuation replacement system dan Gaspak/ Gaskit anaerobic system (1, 3-5, 7). Evacuation replacement system merupakan cara standar yang telah mengalami beberapa kali modifikasi dan penyempurnaan sejak ditemukannya oleh McIntosh dan Fildes. Cara tersebut sampai kini masih tetap dipergunakan. Untuk mempergunakan cara ini disamping silinder anaerob diperlukan pampa isap, manometer, silinder-silinder gas yang masing-masing berisi gas H2, CO2 dan N2 serta alai pengisi gas untuk memindahkan gas dari silinder gas ke dalam silinder anaerob. Proses anaerob-iosis dilaksanakan dengan mengeluarkan udara dart dalam silinder dan memasukkan gas N2 atau H2 yang diulangi 5 sampai 7 kali. Pada penggantian terakhir dimasukkan gas H2 dan CO2 atau gas N2, H2 dan CO2 (1). Proses pengeluaran dan penggantian tersebut di atas, di seksi anaerob laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) hanya dilakukan satu kali. Gas yang dipergunakan adalah gas H2 dan CO2.1 Gaspak anaerobic system pertama kali diperkenalkan oleh Brewer dan Allgeier (8), cara ini mempergunakan 'generator H2 dan C02' sebagai penghasil gas H2 dan C02. Gaspak generator merupakan suatu kit untuk sekali pakai (disposable) yang diproduksi dan dipasarkan oleh Becton, Dickinson UK Ltd.; dengan memasukkan air ke dalamnya, maka generator H2 dan C02 akan menghasilkan gas H2 dan CO2 (1, 7-9).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nony Shilviani Masyitah
Abstrak :
ABSTRAK
Suatu penelitian laboratorium mengenai konsenträsi kior aktif yang didapat dari kaponit yang mexnpunyai keinampuan untuk meinatikan beberapa jenis kuinan patogen sebagai penyebab infeksi nosokoinial , telah dilaksanakan di Jurusan Farmasi, Fakultas Mateinatika dan Ilmu Pengetahuan Alain, Universitas Indonesia, Depok.

Percobaan sesungguhnya dilaksanakan untuk meneliti aktivitas antibakterialdari konsentrasi yang tepat dari kior aktif yang didapat dari kaporit terhadap kuman uji yang tercarnpur dengan bahan protein seperti darah sebagai limbah bahan darah yang diainbil dari penderita yang diperiksa untuk tujuan diagnostik laboratorium.

Tes dilaksanakan dengan memaparkan kuinan uji yang disuspensikan dalam air yang inengandung pelbagai konsentrasi darah, terhadap kaporit dengan waktu kontak selama 30 inenit. Setelah waktu kontak selama 30 menit, maka 1 sengkelit campuran kuman uji dan kaporit diinokulasikan dalam kaldu nutrien yang keinudian diinkubasikan pada 37°C selama 48 jam.
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhardi Jabang
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrinda Mega Kencana
Abstrak :
ABSTRAK
Menurut Kemenkes No.129 tahun 2008 angka kejadian infeksi luka operasi adalah le;1,5 dimana di RSIA Selasih Medika terdapat 5,9 pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran lingkungan sebagai pengendalian infeksi nosokomial di RSIA Selasih Medika. Jenis penelitian ini disusun dengan desa indeskriptif. Menilai gambaran lingkungan rumah sakit melalui hasil laboratorium,observasi dan wawanvara. Penelitian ini menunjukan sistem ventialasi dengan suhu rata rata ruang perawatan nifas Mawar 25.10C dengan kelembaban udara 62.5 dan ruang perawatan nifas Aster dengan rata-rata suhu 27.50C dengan kelembaban74.02 , ruang operasi memiliki ventilasi udara yang baik yaitu suhu udara 25.2 0C dengan kelembaban udara 46,75 . Angka kuman udara dalam ruang adalah 5000C FU/m pada ruang perawatan nifas Mawar dan 36000 CFU/m pada ruangan nifas Aster. Angka kuman dilantai ruang Mawar 0 CFU/cm dan Aster 7 CFU/cm juga ruang operasi memenuhi standar. Alat operasi pada set 1 terdapat 15 CFU/cm dan pada set 2 terdapat 13 CFU/cm dan alat pengganti verban yaitu terdapat 0 CFU/cm. Angka kuman dalam linen set 1 terdapat 0 CFU/cm dan linen set 2 terdapat 6CFU/cm. Perilaku cuci tangan petugas kesehatan RSIA Selasih Medika adalah sebesar 82.7 baik dan 17.3 tidak baik.
ABSTRACT
According to Ministry of Health No.129 year 2008 the incidence of wound infection is ≤ 1.5% where in RSIA Selasih Medika there is 5.9% in 2016. This research is very useful to identify environmental picture as control of nosocomial infection at RSIA Selasih Medika. Type of research is prepared with descriptive design. Assess the hospital environment overview of laboratory, observation and wawanvara results. This study shows the ventation system with the average temperature of 255 ° C maturity treatment with air humidity of 62.5% and the Aster nifas room with an average temperature of 27.50C with humidity 74.02%, the operating room has good air ventilation ie 25.2 0C air temperature with humidity Air 46.75%. The number of indoor airborne germs is 5000 CFU / m³ in the treatment room of the Mawar and 36000 CFU / m³ in the Aster room. The germ on the floor of the Rose room 0 CFU / cm² and Aster 7 CFU / cm² also the operating room meets the standards. The operational tool on set 1 is 15 CFU / cm² and in the 2nd set there is 13 CFU / cm² and the verban replacement tool is 0 CFU / cm². The number of germs in linen set 1 is 0 CFU / cm² and linen set 2 is 6 CFU / cm². Behavior of handwashing health officer RSIA Selasih Medika is equal to 82,7% good and 17,3% not good.
2017
S68857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Mikroba di alam hidup di dalam matriks biofilm sebagai komunitas dengan karakteristik yang berbeda dari mikroba planktonik. Biofilm adalah habitat dominan mikroba dan memerankan berbagai fungsi penting di ekosistem akuatik, seperti menjadi tempat akumulasi berbagai jenis ion dan terlibat aktif dalam proses sirkulasi nutrien. Berdasarkan peran pentingnya di ekosistem akuatik, biofilm dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan lingkungan perairan seperti untuk biomonitoring dan biosorpsi berbagai bahan pencemar seperti logam berat. Buku ini menjelaskan konsep dasar dan memberikan contoh dari aplikasi biofilm sebagai agen biomonitoring dan biosorpsi logam berat. Pembahasan dalarn buku ini menjadi fundamen dalam pengembangan teknologi eko-akuatik berbasis biofilm untuk pengelolaan ekosistem akuatik.
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2022
579 BIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>