Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martin
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
398.212 MAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rodiah Noor Millah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatera (Nycticebus coucang) di penangkaran PSSP. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengamati ada atau tidaknya pengaruh tekanan lingkunan terhadap kukang yang telah hidup di penangkaran selama ±8 tahun. Subjek penelitian meliputi kandang K1: satu kukang jantan, satu kukang betina, satu anak; kandang K2: satu kukang jantan; kandang K3: satu kukang jantan dan satu kukang betina. Penelitian meliputi pengamatan aktvitas sang hari (diurnal) pada pukul 09.00-15.00 (GMT+7) dengan metode scan sampling interval 10 menit tanpa jeda selama 1.920 menit dalam satu bulan, serta pengukuran kadar hormon kortisol feses dengan metode kompetitif ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). Konsentrasi kortisol didapatkan melalui konversi nilai OD terhadap kurva standar persamaan y= 1/(-2.12642 + 6.381724x2.47709) dan y= 1/(-5.0690 + 2.89654x4.099722). Hasil penelitian menunjukkan aktivitas diurnal pada kukang dengan persentase rata-rata terbesar meliputi unseen 94,12% pada K1, sleeping 45,22% pada K3, dan resting pada 33,05% K2. Kadar kortisol terdeteksi berfluktuasi, kadar kortisol tertinggi adalah 0,6 ng/ml dan terendah 0,02 ng/ml. ......Research on slow loris (Nycticebus coucang) has conducted in Primate Research Center, Bogor. This research aim to examine the presence of environmental influence to Nycticebus coucang which have been living in captivity for ±8 years. Subject on three cages consist of K1: one male and one female with an infant; K2: one single male; K3: one male and one female. Behavioural observation during the day (diurnal) had been done at 09:00-16:00 (GMT +7) through scan sampling method with 10 minutes interval without pause for 1.920 minutes for one month. Cortisol level had been measured with the competitive-ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) method. Cortisol level obtained through conversion of OD value with standard curve y= 1/(-2.12642 + 6.381724x2.47709) and y= 1/(-5.0690 + 2.89654x4.099722). Result of the study showed diurnal activities with highest average percentage are unseen 94,12% on K1, sleeping 45,22% on K3, and resting 33,05% on K2. Cortisol levels are fluctuating. Highest cortisol level is 0.6 ng/ml and the lowest is 0.02 ng/ml.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Praditya Trias Herlambang
Abstrak :
Kepunahan terhadap Kukang terjadi karena dampak negatif yang diciptakan oleh pemelihara Kukang di Instagram. Pemilik Kukang sering mengunggah gambar-gambar hewan peliharaannya melalui instagram. Tindakan tersebut membentuk persepsi publik bahwa Primata Kukang dapat dijadikan hewan peliharaan. Tulisan ini mencoba menganalisis gerakan sosial dari aktivisme akun Instagram Kukangku. Menurut DeLay, gerakan sosial berperan untuk mengedukasi mengenai realitas dengan nilai berbeda dari kecenderungan alamiah yang dominan. Penulis melihat kelangkaan Primata Kukang diakibatkan oleh prilaku dominan manusia. Analisis tulisan ini menggunakan aktivisme media sosial sebagai bentuk edukasi melalui tiga aspek aktivisme media sosial, meliputi; Attack Ideological Enemies, Surveil the Surveillers, Preserve Protest Artefacts. Melalui aktivisme media sosial tersebut menjadi cara yang efektif untuk mengurangi pemeliharaan Kukang di tangan masyarakat. ...... The extinction of slow loris is due to the negative impact created by slow loriskeepers in Instagram. Slow lorises owners often upload pictures of their pets through instagram. These actions shape public perception that slow loris can be a pet. This paper attempts to analyze the social movements of `Kukangku` instagram account activism. According to DeLay, social movement plays a role to education about alternate realities with different values than the dominant habitus. The author sees the scarcity of slow loris caused by the dominant human behavior. The analysis of this paper using social media as a form of education through three aspects of social media activism, includes Attack Ideological Enemies, Surveill the Surveillers, Preserve Protest Artefacts. `kukangku` as social media activism be an effective way to reduce pet owner slow loris in society.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deanvi Fahira Wisnuputri
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatra (Nycticebus coucang) di Penangkaran Pusat Studi Satwa Primata IPB. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku reproduksi N. coucang dan mengetahui kadar hormon metabolit Estrone Conjugate (E1C) N. coucang di penangkaran. Subjek penelitian terdiri dari dua individu N. coucang betina dewasa. Penelitian meliputi pengamatan aktivitas malam hari (nokturnal) pada pukul 17.00?05.00 (GMT +7) dengan metode Focal Animal Sampling dengan interval 10 menit tanpa jeda selama 1300 menit dalam tiga bulan, serta pengukuran kadar hormon metabolit E1C feses dengan metode ELISA (Enzyme-linked Immunoasorbent Assay) menggunakan Estrone Enzyme Immunoassay kit. Konsentrasi hormon metabolit E1C didapatkan melalui konversi nilai OD terhadap kurva standar y = -0,046ln(x) + 0,3088. Hasil penelitian menunjukkan perilaku reproduksi pada N. coucang dengan persentase rerata 1%. Perilaku reproduksi yang teramati meliputi genital licking dan genital sniffing. Konsentrasi hormon metabolit E1C dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada K5 tanggal 30 September 2015 (1634,73 ± 400,18 pg/ml) dan terendah terdapat pada K2 tanggal 11 Oktober 2015 (5,75 ± 555,82 pg/ml). Panjang siklus estrus berkisar antara 10-12 hari. ......Research on female Nycticebus coucang had conducted in Primate Research Center, Bogor. The purpose of this research is to examine the reproductive behavior and measure estrone conjugate (E1C) level in captive housed female N. coucang. Subject consists of two sexually adult N. coucang. Behavioral observation during the night (nocturnal) had been done at 17.00?05.00 (GMT +7) through Focal Animal Sampling with 10 minutes interval without pause for 1300 minutes in three months. E1C level had been done with the competitive-ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) method. E1C level was obtained through the conversion of OD value with standard curve y = -0,046 ln(x) + 0,3088. Results showed that the average percentage of reproductive behavior on N.coucang is 1%. Reproductive behavior observed were genital licking and genital sniffing. The highest E1C level was on K5?s September 30th 2015 (1634,73 ± 400,18 pg/ml) and the lowest was on K2?s October 11th 2015 (5,75 ± 555,82 pg/ml). The length of estrus cycle was ranged in 10-12 days.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Nur Fakhrana
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pada kukang sumatra (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku reproduksi N. coucang betina terhadap jantan di YIARI dengan pengamatan sepanjang siklus estrusnya. Penelitian dilakukan terhadap dua individu kukang sumatra betina dewasa (Ulul dan Lea) dengan perbedaan riwayat melahirkan. Metode penelitian yaitu All Occurrence Sampling dan Ad Libitum Sampling. Penelitian dilakukan selama bulan Oktober hingga November dari pukul 19.00--03.00 WIB. Perilaku reproduksi yang diamati meliputi tiga kategori yaitu atraktivitas, proseptivitas, dan reseptivitas. Hasil penelitian menunjukkan N.coucang betina melakukan hampir seluruh perilaku yang diamati, yaitu vokalisasi (whistle call) (27%), solicit (6%), urine marking (58%), recipient genital sniffing/licking (3%), inverted embrace (1%), menolak kopulasi (5%), sedangkan perilaku menerima kopulasi (0%) tidak teramati. Selain itu terdapat perbedaan perilaku reproduksi antara Ulul dan Lea. Perilaku reproduksi Ulul lebih rendah dibandingkan Lea. Panjang periode estrus Ulul tidak diketahui, sedangkan Lea berkisar antara 10--11 hari dengan lama estrus satu hari. ......Research on sunda slow loris (Nycticebus coucang Boddaert, 1785) has been carried out at the Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). The aim of the study was to determine the reproductive behavior of N. coucang females against males at YIARI with observations throughout the estrus cycle. The study was conducted on two adult Sumatran slow loris individuals (Ulul and Lea) with differences in delivery history. The research method was All Occurrence Sampling and Ad Libitum Sampling. The study was conducted from October to November from 7:00 to 3:00 WIB. Reproductive behavior observed include three categories, namely attractivity, proceptivity, and receptivity. The results showed that N. coucang females carried out almost all observed behaviors, namely whistle calls (27%), solicits (6%), urine marking (58%), recipient genital sniffing/licking (3%), inverted embrace (1%), refused copulation (5%), while the behavior of receiving copulation (0%) was not observed. In addition there are differences in reproductive behavior between Ulul and Lea. Ulul reproductive behavior is lower than Lea. The length of the Ulul estrus period is unknown, while Lea ranges from 10--11 days with one day long estrus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Septi Fauzi
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengamati preferensi posisi makan serta pemetaan pohon pakan kukang jawa Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812 di habitat aslinya, yaitu Talun Desa Cipaganti, Garut. Penelitian dilakukan pada bulan Maret- April 2017 menggunakan metode focal animal instantaneous sampling dan ad libitum dengan perolehan data lengkap dari 10 individu. Waktu total pengamatan perilaku yaitu berjumlah 5.429 poin dan selama 27.145 menit atau sekitar 452 jam. Diperoleh pula luas transek sabuk pada analisis vegetasi yaitu 80.000 m2. Selain itu diperoleh 351 titik pada pengamatan pemetaan pohon pakan. Preferensi posisi makan tertinggi hingga terendah berturut- turut yaitu terminal, canopytop,under canopy, canopy, dan canopy branch dengan nilai rerata frekuensi penggunaan sebesar 133.5, 34, 33, 33, dan 28.5. Diketahui pula jenis pohon pakan yang paling sering digunakan oleh kukang jawa yaitu pohon kaliandra Calliandra callothrysus dan preferensi tersebut dipengaruhi oleh struktur pohon, jenis pakan, kandungan nutrisi pakan, dan musim. Hasil pemetaan pohon pakan menunjukkan nilai dominansi tertinggi terdapat pada pohon kaliandra Calliandra callothrysus dengan nilai sebesar 1.45 yang persebarannya mengelompok clumped. ......Study about feeding tree preferences of javan slow loris has been conducted at Talun Cipaganti Village, Garut. This study aims to observe about feeding position preferences which javan slow loris likes most. This study was conducted on March April 2017 during 17.00 to 23.00 also between 23.00 to 05.00 using focal animal instantaneous sampling and ad libitum method use 10 individu javan slow loris. Total of observation time is 5.429 point during 27.145 minutes or around 452 hours. Also, wide of the transect is 80.000 m2. Result shows that the highest and lowest feeding position which loris like is at terminal TE, canopytop CT, under canopy UC, canopy C, dan canopy bottom CB with average value is 133.5, 34, 33, 33, dan 28.5. Besides, we can see that feeding tree which has the highest frequency is red calliandra Calliandra callothrysus. Factors that influence preferences is tree structure, feeding item, feeding nutrition, and season.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library