Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nenggih Susilowati
"
ABSTRAKAlat musik gong sebagai motif hias terdapat pada kubur kuna di Situs Sutan Nasinok Harahap, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang LAwas Utara, Provinsi Sumatera Utara. Situs Sutan Nasinok Harahap merupakan kompleks kubur kuna yang terletak pada bentang lahan yang cukup luas +/- 7 Ha. Adapun tujuannya adalah mengetahui alasan pemanfaatan motif hias gong dan memaknai pemanfaatan motif hias gong pada kubur kuna di situs itu. Metode yang diterapkan adalah penelitian kualitatif dengan kajian etnoarkeologi. kajian itu dimanfaatkan untuk memaknai lebih dalam tentang relif ogung (gong) di kompleks kubur kuna Situs Sunan Nasinok Harahap. Perbandingan dengan data-data etnografi yang ada, diharapkan dapat memberikan gambaran yang baik tentang makna relief ogung (gong) pada kompleks kubur kuna di Situs Sutan Nasinok Harahap. Hasilnya relief ogung (gong) di kompleks kubur kuna Situs Sutan Nasinok Harahap menjadi bukti perjalanan panjang pemanfaatan alat musik tersebut dari dahulu hingga kini. posisisnya pada bangunan kubur secara khusus dapat dimaknai bahwa tokoh yang dikuburkan telak melaksanakan kewajiban adat seperti horja godang semasa hidup (Siriaon/suka cita), Sipareon (penaik harkat martabat), dan bahkan saat kematian (Siluluton/ duka cita) yang dilaksanakan oleh ahli warisnya. Keberadaan relief ogung (gong) dan sejenisnya juga dapat menggambarkan bahwa tokoh yang dikuburkan adalah tokoh terhormat dan telah menjadi gelar raja adat."
Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2017
930 BAS 20:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Human statue in the ancient graves at Tanah Batakis a symbol of ancestor. Stance is associated with cult and repellent function of disaster. Making a simple style human statues or often called "primitive" describes the continuity of culture or tradition of megalithic. Simple style of the displayed image illustrates the high art of making statues associated with the objectives related to the old region of Batak ethnic. The exstence of the human statues that can be also be viewed as a from of local wisdom in maintaining the original elements of Batak society."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library