Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Kusuma Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kuat lekat yang terjadi pada beton ringan polipropilen MD1, MD2, dan MD3 dengan tulangan polos berdiameter 10, 12, dan 16. Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan numerik menggunakan program Ansys yang dibandingkan hasilnya dengan eksperimen yang telah dilakukan oleh A. W. Taufiq dalam penelitian tugas akhir mengenai eksperimen kuat lekat tulangan baja pada beton ringan dengan agregat kasar polipropilen. Dalam pemodelan numerik ini benda uji dimodelkan dengan memberikan gaya radial sebesar kuat tarik belah yang telah dilakukan oleh penulis secara eksperimen untuk menahan beton agar tidak terjadi kegagalan splitting. Jenis kontak yang terjadi antara beton dengan tulangan adalah friksi dengan nilai friksi sebesar 0,3.
ABSTRACT
This research is for knowing bond strength that occurs between lightweight concrete using polypropylene coarse aggregate MD1, MD2, and MD3 with plain reinforcement diameter 10, 12, and 16. This research had done with numerical using Ansys programme that compared with experimental pull out had been done by A.W. Taufiq within final report research about experimental of reinforcement bond strength in lightweight concrete using polypropylene coarse aggregate. In this numerical model, sample was giving radial force by splitting tensile strength value that had been done by researcher for resisting concrete as for did not occur splitting failure. Contact between lightweight concrete and reinforcement is friction with value of the friction is 0,3.
2017
S69528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Tsamarachianti
Abstrak :
ABSTRAK Kebutuhan Indonesia terhadap pembangunan konstruksi terutama rumah tinggal terus mengikat seiring dengan bertambahnya penduduk di Indonesia. Hal ini mendorong inovasi beton yang ramah lingkungan, murah, dan mudah didapat. Oleh karena itu, penggunaan limbah seperti limbah beton dan limbah kertas sebagai subtitusi material campuran beton dapat menjadi salah satu alternatif. Dalam rangka mengembangkan penelitian sebelumnya, penelitian ini melihat secara langsung penggunaan beton kertas dalam aplikasinya pada balok rumah tinggal serta meninjau kembali pengolahan kertas untuk dijadikan material campuran beton. Pada penelitian ini, dibuat benda uji balok bertulang yang sesuai dengan dimensi aktual dengan skala 1:2 dari kebutuhan rumah tinggal. Hasil penelitian memaparkan bahwa penggunaan material subtitusi limbah beton dan limbah kertas dapat mempertahankan kuat tekan beton struktural dengan nilai kuat tekan lebih dari 17 MPa sesuai dengan standar pada SNI 03 ndash; 2847 ndash; 2013 dengan rata-rata kuat tekan 27,4 MPa. Sedangkan kuat tarik belah pada penelitian ini memiliki rata-rata sebesar 2,9 MPa. Dari pengujian yang dilakukan, kuat lentur campuran beton pada penelitian ini memiliki nilai yang lebih tinggi daripada balok beton normal dengan nilai ? yang lebih besar dari pada 1 yaitu sebesar 1,44 pada bentang 60 cm dan 1,40 pada bentang 30 cm. Pada balok beton bertulang, hanya terdapat dua kelompok pengadukan yaitu, C-28-4 dan C-28-5 yang dapat menjadi balok beton struktural.
ABSTRACT Indonesia 39 s necessity of construction development, notably residential home, increasing constantly along with the ammount of Indonesia 39 s population. This matter stimulates innovation of eco friendly, inexpensive, and reachable concrete. With regard to this, utilization of waste, e.g. waste concrete and waste paper as a subtitution for mixed concrete is one of the alternative for an inovation concrete. In order to expand the previous research, this research aims to observe the utilization of papercrete for application of concrete beam for residential home directly, as well as to review the processing of paper to be used as concrete materials. The sample of this research which corresponds to actual dimension with the scale of 1 2 of concrete beam for residential home necessity, is the outcome of this research. The concrete beam is tested by utilizing flexural strength test and cracking behaviour from the beam. This research suggested that utilization of waste concrete and waste paper material substitution may uphold structural compressive strength with the value of compressive strength is more than 17 MPa, in accordance with SNI standard 03 ndash 2847 ndash 2013, with average of compressive strength 27.4 Mpa. In this research, splitting tensile strength has the average value of 2.9 MPa. This examination suggested that flexural of mixed concrete has higher value than normal concrete beam with lamda value more than 1, which is 1.44 for 60 cm span and 1.40 for span 30 cm. On reinforced concrete beam, there were merely two groups of the samples, namely C 28 4 and C 28 5 which could transform into structural concrete beam.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raina S. Dryana
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pengaruh faktor air semen (FAS) terhadap kekuatan tekan, tarik belah, dan tarik lentur beton normal yang dibuat menggunakan semen tipe Ordinary Portland Cement (OPC). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan adanya gambaran hubungan antara kekuatan, umur dan FAS beton dengan semen portland tipe I yang digunakan untuk berbagai tujuan namun keberadaannya mulai tergantikan dengan semen tipe baru. Penelitian dilakukan melalui pengujian di laboratorium dengan membuat benda uji silinder beton diameter 100 mm dan tinggi 200 mm untuk uji kuat tekan sebanyak 105 buah, silinder beton diameter 150 mm dan tinggi 300 mm untuk uji kuat tarik belah sebanyak 105 buah, dan balok untuk uji kuat lentur dengan ukuran 150 mm x150 mm x 600 mm sebanyak 63 buah. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin besar nilai FAS maka kekuatan beton yang diperoleh baik kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur akan semakin menurun karena jumlah semen sebagai sumber kekuatan beton juga berkurang. Pengolahan data menggunakan dua metode statistik yaitu metode nilai rata - rata dan metode chi square yang menghasilkan hubungan untuk beton umur 28 hari: kuat tekan (fc - ) dengan kuat lentur (fr) adalah : fr=0.656?fc - kuat tarik belah (ft) dengan kuat lentur (fr) adalah : fr=0.967ft kuat tekan ((fc - ) dengan kuat tarik belah (ft) adalah : ft=0.666?fc - .
The focus of this study is about the effect of water cement ratio (FAS) on the compressive strength, splitting tensile strength, and flexural strength of normal concrete made using Ordinary Portland Cement (OPC). The background of this research is the need for illustrating the correlation between concrete strength, age and FAS with OPC which is used for many purposes but its existence began to be replaced with other Portland cement. This research through attempt in laboratory by making 105 samples concrete cylinder with diameter of 100 mm and 200 mm height for compressive strength test, 105 samples cylinder with diameter of 150 mm and 300 mm height for splitting tensile strength test and 63 samples beam for flexural strength test with size 150 mm x 150 mm x 600 mm. The result shows that the greater value of FAS, the concrete strength obtained compressive strength, splitting tensile strength, and flexural strength will also decrease because the amount of cement concrete as a source of strength is also reduced. Processing data was using two statistical methods which is average value method and chi square method, produced the relationship for 28 days of concrete age : compressive strength (fc') and flexural strength (fr) : fr=0.656?fc' splitting tensile strength (ft) and flexural strength (fr) : fr=0.967ft compressive strength ((fc') and splitting tensile strength (ft) : ft=0.666?fc'.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50642
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Syahrul Fuad
Abstrak :
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan. Bahanpenyusun beton terdiri dari bahan semen, agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah(admixture atau additive). Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku elemen gabungan(bahan-bahan penyusun beton), kita memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik masingmasingkomponen. Penambahan material lain akan membedakan jenis beton, misalnyayang ditambahkan adalah tulangan baja akan terbentuk beton bertulang. Di dalam penelitianini, menggunakan beton yang merupakan campuran air, semen, agregat halus, agregat kasardan serat kulit durian. Pemanfaatan limbah kulit Durian yang kembali digunakan merupakanpenanggulangan yang tepat terhadap limbah, oleh karena itu dilakukan penelitian yangbertujuan untuk mengetahui berapa besar pengurangan atau penambahan kuat tekan betonterhadap faktor keamanan suatu bangunan, untuk dapat diaplikasikan pada bangunanbangunanmasyarakat umum.Variasi persentase penambahan serat kulit durian adalah 0,5%, 1%, 1,5% terhadap beratsemen. Mutu beton K.175 dan dilakukan pengujian kuat tekan dan tarik belah.Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwadari hasil uji kuat tekan beton, beton dengan penambahan kulit durian 0,5 %, 1,0 %, dan 1,5% mengalami peningkatan sebesar 2,71 %, 3,29 %, dan 4,97 % dibandingkan beton normal,untuk hasil pengujian kuat tarik belah beton dengan penambahan kulit durian sebanyak 0,5%, 1,0 %, dan 1,5 % mengalami peningkatan sebesar 6,06 %, 4,55 %, dan 3,03 % dibandingkanbeton normal.
Palembang: Fakultas Teknik Universitas Tridinanti Palembang, 2014
600 JDTEK 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nedi Sawego Yogya
Abstrak :
Roller compacted concrete (RCC) adalah jenis beton yang menggunakan pasta semen yang sangat sedikit sehingga pemadatan harus dilakukan dengan roller. Studi ini dilakukan untuk mengetahui efek penambahan fly ash pada RCC dan perbandingannya dengan beton konvensional non-OPC. Penelitian ini utamanya fokus untuk mendapatkan kuat tarik belah dan modulus elastisitas dengan metode DIC. Terdapat tiga variasi campuran, terdiri dari RCC dengan semen Portland Composite Cement (PCC) “EZPRO”, beton konvensional dengan semen pozzolan jenis Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBS) “MaxStrength”, dan beton konvensional dengan semen EZPRO. Kuat tekan desain dari semen RCC adalah 15 MPa dan variasi beton konvensional MaxStrength dan EZPRO memiliki kuat tekan desain sebesar 30 MPa. ......Roller compacted concrete (RCC) is a type of concrete that uses very minimal amount of cement paste that it requires roller compactor. This study was conducted to determine the effect of adding fly ash to RCC (Roller Compacted Concrete) and its comparison with conventional non-OPC (Ordinary Portland Cement) concrete. The research is focused on obtaining the split tensile strength and modulus of elasticity using the DIC (Digital Image Correlation) method. There are three mix variations, consisting of RCC with Portland Composite Cement (PCC) "EZPRO," conventional concrete with Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBS) pozzolan cement "MaxStrength," and conventional concrete with EZPRO cement. The design compressive strength of RCC cement is 15 MPa, while the design compressive strength of the conventional MaxStrength and EZPRO concrete is 30 MPa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Muhammad Wahid Bukhari
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mix design dari beton normal fc’ 25 MPa dan dikembangkan pada lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tarik lentur, kuat tarik belah, kuat geser dan susut. Pengujian dilakukan pada umur 28, 56 dan 90 hari terhadap lima benda uji pada setiap umur pengujian. Pada pengujian kuat tarik lentur, kuat tarik belah dan kuat geser nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, sedangkan prosentase susut terbesar terjadi pada beton dengan campuran CSW 70%. Dari penelitian ini diharapkan beton dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk perkerasan jalan ......The focus of the study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Refers to the mix design of normal concrete fc’ 25 MPa the mechanical properties tested in five variations with a percentage of CSW 30%, 40%, 50%, 60%, 70% and using fixed number 8% of RHA. The concrete were tested in flexural tensile strength, split tensile strength, shear strength and shrinkage at the age of 28,56 and 90 days for five specimens at each age of test. From the testing of flexural tensile strength, split tensile strength and shear strength obtained an optimum number of CSW 30%. And the largest percentage of shrinkage occurred in CSW 70%. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to the road pavement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Andikha Soediro
Abstrak :
Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di seluruh dunia, tapi walau demikian beton menggunakan sumber daya yang bisa habis, dan suatu saat bisa habis di masa mendatang. Di sisi lain, banyak sekali limbah beton yang tidak digunakan di seluruh penjuru dunia. Penelitian ini ditujukan untuk mendalami limbah beton tersebut agar dapat dipakai kembali sebagai bahan penyusun beton, atau yang biasa disebut agregat daur ulang. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel, yang pertama adalah beton menggunakan 0% campuran agregat daur ulang, dan variabel kedua menggunakan 20% campuran agregat daur ulang sebagai pengganti agregat alami. Beton daur ulang yang digunakan pada penelitian ini merupakan beton bermutu f’c25-f’c30. Terdapat 4 jenis pengujian, yaitu uji permeabilitas, uji tekan, uji lentur, dan uji belah, dengan perbandingan air dan semen yang sama, dan juga umur pengujian yang sama. Dari semua pengujian, beton dengan campuran 20% agregat daur ulang memiliki kekuatan tekan, serta kekuatan lentur yang lebih tinggi daripada beton normal, dan koefisien permeabilitas yang lebih kecil, sementara beton dengan campuran 20% memiliki kekuatan belah yang lebih kecil daripada beton normal. ......Concrete is the most used building material in the world, but concrete are made of finite materials. Aggregate quarrying will start to get difficult in the future whereas there are vast amount of unused concrete waste. This research is aimed to understand concrete waste better by using them as recycled aggregate. In this research, there are 2 variables of concrete used, with 0% recycled concrete aggregate, or normal concrete, and with 20% recycled concrete aggregate as a substitute for natural aggregate. The recycled concrete aggregate is of grade f’c25-f’c30. The specimens are subjected to permeability test, compression test, flexural test, and tensile splitting test. All of the specimens are given the same water-cement ratio, and tested at the same age. From all of the tests conducted to the specimens, those consisting of 20% recycled concrete aggregate has a greater compressive strength, greater flexural strength, smaller coefficient of permeability, and smaller tensile splitting strength.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Naila Azmi
Abstrak :
Penggunaaan ban karet bekas sebagai substitusi agregat halus dalam beton akan membantu mengurangi jumlah limbah ban yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan mengurangi masalah yang ditimbulkan akibat penumpukannya. Ban karet bekas menjadi material subsitusi agregat halus dalam recana campuran beton sebanyak 10% dari volumenya. Ban karet bekas dicacah menjadi 3 variasi ukuran agregat yakni ukuran saringan No.8 (2.36 mm) sampai No.30 (0.6 mm), No. 4 (4.75 mm) sampai No.8 (2.36 mm), dan No.4 (4.75 mm) sampai No.30 (0.6 mm). Ban karet bekas yang telah menjadi agregat dilakukan pra-perawatan dengan direndam 30 menit di dalam NaOH dengan konsentrasi 10%. Pengujian yang dilakukan untuk benda uji adalah slump test, uji kuat tekan dengan digital image correlation, ultrasonic pulse velocity test, dan uji kuat tarik belah. Studi ini meneliti mengenai properti mekanis seperti kuat tekan, pola kegagalan, displacement, daktilitas, stiffness, poisson ratio, modulus elastisitas, kuat tarik belah, dan cepat rambat gelombang. Beton dengan substitusi agregat karet ban dengan ukuran No.4 (4.75 mm) sampai No.30 (0.6 mm) memberikan nilai daktilitas dan poisson ratio yang lebih tinggi dibandingkan beton tanpa substitusi, menjadikan beton dapat berdeformasi secara lebih besar. ......The utilization of used rubber tires as a substitute for fine aggregate in concrete will help to reduce the amount of tire waste that ends up in landfills and the problems caused by its accumulating number. Used rubber tires are used as a substitute for fine aggregate in the concrete mix plan for as much as 10% of its volume. Used rubber tires are cut into 3 variations of aggregate size, which are No. 8 (2.36 mm) to No. 30 (0.6 mm), No. 8 (2.36 mm) sieve. 4 (4.75 mm) to No. 8 (2.36 mm), and No. 4 (4.75 mm) to No. 30 (0.6 mm). Used rubber tires that have become aggregates are pre-treated by soaking them for 30 minutes in a 10% NaOH solution. The tests carried out for the test objects are slump test, compressive strength test with digital image correlation, ultrasonic pulse velocity test, and split tensile strength test. This study examines mechanical properties such as compressive strength, failure pattern, displacement, ductility, stiffness, poisson ratio, modulus of elasticity, split tensile strength, and propagation velocity. Crumb rubber concrete with sizes of rubber aggregate no. 4 (4.75 mm) to no. 30 (0.6 mm) gave higher ductility and poisson ratio values than concrete without substitution, making the concrete able to deform on a larger scale.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Kartikawati
Abstrak :
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data karakteristik agregat kasar ringan buatan limbah gelas plastik Poli Propilen (PP) terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas. Pengujian sifat fisik agregat kasar ringan diperoleh berat jenis sebesar 0,9068 gr/cm3, absorpsi 0,6624, berat isi 483 kg/m3, kadar air 0,075 %, keausan agregat 7,68 %, modulus elastisitas agregat PP 1133,55 MPa dengan rasio Poisson 0,2498. Pengujian sifat mekanis beton ringan yaitu kuat tekan beton ringan sebesar 11,714 Mpa, kuat tarik belah sebesar 1,1495, modulus elastisitas sebesar 6413,9725 MPa, dan rasio Poisson sebesar 0,3241. Berdasarkan ACI 213R-87, beton ringan ini termasuk dalam klasifikasi beton ringan mutu sedang.
The research is purpose to get the lightweight coarse aggregate characteristic from recycled Poly Propylene (PP) plastic cup waste and its effect to the modulus of elasticity, splitting-tensile and compressive strength of lightweight concrete. The results of physical properties of aggregates are: specific gravity is 0,9068 gr/cm3, water absoption is 0,6624, density is 483 kg/m3, water content is 0,075 % , the resistance of abrasion is 7,68 %, modulus of elasticity is 1133,55 MPa and Poisson's ratio of lightweight coarse aggregate is 0,2498. The results of mechanical properties of lightweight concrete such as compressive strength of lightweight concrete is 11,714 Mpa, splittting-tensile strength is 1,1495, modulus of elasticity is 6413,9725 MPa, and Poisson's ratio is 0,3241. Based on ACI 213R-87,this lightweight concrete is classified as moderate lightweight concrete.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50478
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudia Widaryanto
Abstrak :
Portland Composite Cement (PCC) merupakan campuran clinker dan bahan mineral tambahan seperti fly ash, pozzolan, dll. Produksi semen PCC yang lebih sedikit mengandung clinker ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap clinker yang produksinya semakin berkurang. Seiring beredarnya semen PCC di pasaran, beton dengan semen PCC perlu diuji kekuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai-nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur beton menggunakan semen PCC. Beton didesain dengan menggunakan faktor air semen 0,3; 0,35; 0,45; 0,55; 0,65; 0,75; dan 0,8. Pengujian dilakukan pada umur 7, 14 dan 28 hari. Hasil pengujian diolah dengan metode rata-rata dan metode chisquare. Hasil pengolahan data menunjukkan metode chi-square menghasilkan data yang lebih akurat dengan jumlah error yang lebih sedikit. Grafik yang dihasilkan menunjukkan hubungan antara kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur dengan umur adalah berbanding lurus. Sedangkan hubungan antara kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur dengan FAS adalah berbanding terbalik. Dengan membandingkan kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur didapatkan hubungan kuat tekan dan kuat lentur adalah fr = 0,623 _ fc?, hubungan kuat tekan dan kuat tarik belah adalah ft = 0,656 _ fc?, dan hubungan kuat tarik belah dan kuat lentur adalah fr = 0,948 _ ft.
Portland Composite Cement (PCC) is a mixture of clinker and mineral additions such as fly ash, pozzolan, etc.. PCC's production which contain fewer clinker, can reduce the dependence on clinker, whose the production has decreased. Along the spread of PCC in the market, concrete using PCC need to be tested. This study aimed to obtain the values of compressive strength, splitting tensile, and flexural strength of concrete using PCC. Concrete is designed with water cement ratio 0,3; 0,35; 0,45; 0,55; 0,65; 0,75; dan 0,8. Tests are performed at the age of 7, 14 and 28 days. The test results are processed by average method and chi-square method. Data processing results show chi-square method produces more accurate data with a smaller number of errors. The resulting graphs show the relationship between compressive strength, splitting tensile and flexural strength is directly proportional to the age. While the relationship between compressive strength, splitting tensile and flexural strength is inversely proportional to the water cement ratio. By comparing the compressive strength, splitting tensile and flexural strength, we can also obtain the relationship between compressive and flexural strength is fr = 0,623 _ fc?, the relationship between compressive and splitting tensile strength is ft = 0,656 _ fc?, and the relationship between splitting tensile and flexural strength is fr = 0,948 _ ft.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50641
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>