Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Venit Cadme Omnes
Abstrak :
Beton merupakan suatu material yang secara harfiah menjadi kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur konstruksi yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Pengujian beton dengan metode non destructive test di zaman sekarang ini sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi kondisi beton pada suatu konstruksi, sehingga bisa mengurangi resiko kerugian akibat pengujian dengan metode destructive test. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan mencari nilai shear wave velocity dan longitudinal wave velocity dengan kuat lentur beton. Nilai shear wave velocity didapatkan dari pengujian menggunakan alat A-1040 MIRA dan nilai longitudinal wave velocity didapakan dari pengujian menggunakan alat UPV. Pengujian ini dilakukan dengan beton yang memiliki mutu K-175, K-250, dan K-350. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai shear wave velocity dan nilai longitudinal wave velocity berbanding lurus dengan kuat lentur beton. ......Concrete is a material that now becomes a communitys need for construction infrastructure facilities that are increasing along with the times. Concrete testing with non destructive test methods today is needed to evaluate concrete in a construction, so we can reduce the risk of loss due to testing with destructive methods. This research is experimental research by looking the value of shear wave velocity and longitudinal wave velocity with concrete flexural strength. The value of shear wave velocity were obtained from the test using the A-1040 MIRA and the value of longitudinal wave velocity were obtained from the test using UPV tool. Test were performed on concrete with quality K-175, K-250, and K-350. The results of this study indicate that the shear wave velocity and longitudinal wave velocity is directly proportional to the flexural strength of the concrete.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erinda Pandu Purnamasari
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan teknologi beton terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya penggunaan material beton dalam dunia konstruksi di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi dalam teknologi beton untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan-bahan penyusun beton. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah dalam industri kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan penyusun beton. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik beton ringan dengan agregat kasar berupa cangkang kelapa sawit dengan penggunaan bahan tambah 5 silica fume dan variasi superplasticizer sebesar 1 , 1,1 , 1,2 , dan 1,3 . Pengujian yang dilakukan merupakan pengujian kuat tekan beton dari umur 7, 21, 28, 56, dan 90 hari dan pengujian kuat lentur beton pada umur 28 hari. Penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton ringan cangkang kelapa sawit dapat mencapai 20,2 MPa pada hari ke-28 dan kuat lentur mencapai 2,5 MPa pada hari ke-28. Beton ringan cangkang kelapa sawit dengan kuat tekan dan kuat lentur tertinggi terdapat pada variasi campuran 5 silica fume dan 1 superplasticizer. Secara umum, beton ringan cangkang kelapa sawit dengan bahan tambah ini dapat diaplikasikan sebagai beton structural yang ramah lingkungan di Indonesia.
ABSTRACT The development of concrete technology continues to increase as increased the material of concrete in Indonesia 39 s construction world. Therefore, Indonesia needs an innovation in concrete technology to solve the problem of the availability of concrete materials. Indonesia was known as the largest producer of crude palm oil CPO in the world. Oil palm shell OPS is one of the solid wastes produced in crude palm oil industry that can be used as concrete materials. This experimental was investigating the compressive strength and flexural strength of oil palm shell OPS lightweight concrete using 5 silica fume and variation of superplasticizer 1 , 1.1 , 1,2 , and 1,3 . The compressive strength was tested in 7 days, 21 days, 28 days, 56 days, and 90 days and the flexural strength was tested in 28 days of the age of OPS lightweight concrete. It was found that the OPS lightweight concrete has compressive strength up to 20.2 Mpa and flexural strength up to 2.5 MPa in 28 days. The highest compressive strength and flexural strength of OPS lightweight concrete was found in variation of 5 silica fume and 1 superplasticizer. In general, OPS lightweight concrete using silica fume and superplasticizer is applicable as green structural concrete in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
Abstrak :
ABSTRAK
Pasar konstruksi dan sektor bahan bangunan Indonesia telah berkembang secara signifikan, untuk mendukung perkembangan konstruksi ini tentunya akan dibutuhkan bahan konstruksi yang sangat banyak, pada sebagian pembangunan umumnya menggunakan material konstruksi beton yang memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan baja. Beton dengan komposisi utama agregat halus dan agregat kasar berasal dari alam yang jumlahnya sangat terbatas dan akan terus berkurang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian beton dengan menggunakan limbah kertas sebagai substitusi dari agregat halus dan limbah beton padat sebagai substitusi agregat kasar yang dapat mencapai mutu beton struktural dengan kuat tekan diatas 17 MPa. Kertas yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 sebagai substitusi dari agregat halus. Pada penelitian ini digunakan 3 variasi perbandingan agregat halus dan kasar yaitu, 40 :60 Variasi A , 45 ,55 Variasi B , dan 50 ,50 Variasi C . Uji yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari tiga jenis uji yaitu, uji kuat tekan dari umur 7, 14, 28, dan 56 hari, uji kuat lentur pada umur 28 hari, dan uji susut pada setiap hari. Perbandingan agregat kasar dan agregat halus paling optimum untuk pengujian kuat tekan beton adalah variasi C pada umur 28 hari..Penelitian ini menunjukan bahwa kuat tekan beton kertas dengan variasi C memiliki rata-rata kuat tekan tertinggi sebesar 27.39 MPa atau lebih besar 13,10 dibandingkan dengan rata-rata kuat tekan variasi A dan lebih besar 8,86 dibandingkan rata-rata kuat tekan variasi B. nilai kuat lentur yang didapat pada penelitian ini mencapai 3,7 MPa pada hari ke-28 yang terdapat dalam beton variasi C. Nilai susut terbesar dimiliki oleh beton variasi C, kemudian B dan yang terakhir adalah A. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan beton ini dapat diaplikasikan sebagai beton struktural
ABSTRACT
The construction and building materials sector in Indonesia has grown significantly, to support the development of construction will need a lot of construction materials, in some construction generally use concrete materials that have a cheaper price than steel. Concrete with the main composition of fine aggregate and coarse aggregate comes from a very limited number of natural and will continue to decrease over time. Therefore, researcher will do reseach about papercrete with recycled aggregate which can be reached as Structural concrete with compression strength above 17 MPa. The paper used in this study was 10 as a substitute of fine aggregate. In this study used three variations of fine and coarse aggregate ratio, 40 60 Variation A , 45 55 Variation B and 50 50 Variation C .The test will be done on research consists three type test Compression strength was tested in 7 days, 14 days, 28 days, 56 days, Flexural strength was tested in 28 days, and Shrinkage Test was tested in everydays.This study showed that the compressive strength of papercrete with variation C has the highest average compressive strength of 27.39 Mpa, 13.66 greater than the average compressive strength of variation A and 8.77 greater than the average compressive strength of variation B. the flexural strength value obtained in this study reaches 3.7 MPa on the 28th day in concrete variation C. The largest shrinkage value is owned by concrete variation C, then B and the last one is A. Based on the result of research has done, this concrete can be applied as a structural concrete.
2017
S68835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library