Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kharisma Muffti Pratama
"Beberapa kecelakaan besar di anjungan lepas pantai disebabkan oleh adanya kurangnya kewaspadaan dan kejadian kelelahan yang dialami oleh pekerja. Kelelahan dan kekurangwaspadaan dalam beberapa literatur disebabkan oleh kurangnya kualitas dan kuantitas tidur yang baik. Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh sleep hygiene yang dilakukan oleh pekerja, dan juga dipengaruhi oleh kondisi akomodasi dan shift kerja yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kuantitas dan kualitas tidur, hubungan sleep hygiene dengan kualitas dan kuantitas tidur, serta untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan aspek kewaspadaan dan kelalahan yang dialami pekerja. Penelitian dilakukan di anjungan lepas pantai PT. X, dengan responden kuesioner sebanyak 24 pekerja, dan pemakai alat aktigrafi sebanyak 22 pekerja. Pengambilan data aktigrafi dilakukan selama 14 hari kerja dan dibedakan menjadi tiga kelompok shift yang berbeda. Dari PSQI didapatkan 63,1% responden memiliki kualitas tidur yang buruk dan 36,9% responden miliki kualitas tidur yang baik. Durasi tidur rata-rata terendah berdasarkan pengambilan data dengan perangkat aktigrafi diperoleh pada shift malam (300 menit), sedangkan durasi tidur tertinggi diperoleh pekerja non shift (358 menit). Data aktigrafi menunjukkan bahwa durasi tidur rata-rata pekerja PT. X menggunakan HVAC A lebih panjang daripada menggunakan HVAC B. Terdapat 59,5% responden mengalami normal fatigue dan 40,5% responden mengalami mild fatigue. Hampir seluruh responden memiliki sleep hygiene yang baik (95,2%) dan tidak ada hubungan antara sleep hygiene dengan PSQI/Kualitas Tidur. Tidak ada perbedaan yang signifikan kewaspadaan saat bekerja antara pekerja dengan kualitas tidur baik dan pekerja dengan kualitas tidur buruk (p-value : 0,466). Dan tidak terdapat hubungan antara Kualitas Tidur dengan kondisi kelelahan pekerja (p-value : 0,062).

Some major accidents on offshore platforms are caused by a lack of awareness and fatigue experienced by workers. Fatigue and lack of awareness in some literature is caused by a lack of good quality and quantity of sleep. The quality and quantity of sleep is affected by the sleep hygiene practiced by workers, the conditions of accommodation and work shifts performed. This study aims to observe of the quantity and quality of sleep, the relationship between sleep hygiene and the quality and quantity of sleep, and to observe the relationship between sleep quality and the aspects of alertness and fatigue experienced by workers. The research was conducted at the offshore platform of PT. X, with 24 workers responding to the questionnaire, and 22 workers using actigraphy tools. Actigraphic data collection was carried out for 14 working days and divided into three different shift groups. From the PSQI 63.1% of respondents had poor sleep quality and 36.9% of respondents had good sleep quality. The lowest average sleep duration based on data collection with actigraphic devices was obtained during the night shift (300 minutes), while the highest sleep duration was obtained by non-shift workers (358 minutes). Actigraphy data shows that the average sleep duration with HVAC A longer than using HVAC B. There were 59.5% of respondents experiencing normal fatigue and 40.5% of respondents experiencing mild fatigue. Almost all respondents had good sleep hygiene (95.2%) and there was no relationship between sleep hygiene and sleep quality. There was no relationship between sleep quality and worker alertness (p-value:0,466). And there is no relationship between sleep quality and worker fatigue (p-value: 0.062)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Mikhael
"Latar belakan: Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua dan tingkat kematian terbesar ketiga di Indonesia. Sebagian besar pasien datang dengan stadium lanjut (IIB-IIIB), sehingga terapi pilihan untuk pasien adalah radioterapi atau kemoradiasi. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa terdapat perbedaan respon tumor antara pasien yang dilakukan radiasi di pagi hari dibandingkan sore hari. Terlepas dari hal tersebut, kualitas dan kuantitas tidur dihubungkan dengan peningkatan faktor karsinogenik yang dapat menyebabkan imunosupresi. Penelitian juga menunjukkan bahwa gangguan tidur merupakan faktor prognostik independen dalam memengaruhi overall survival pasien kanker kolorektal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas dan kuantitas tidur terhadap respon klinis pada pasien kanker serviks stadium lokal lanjut yang menjalani radioterapi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada pasien kanker serviks stadium IIB – IIIB yang telah menjalani radioterapi di IPTOR RSCM. Data pola dan kebiasaan tidur didapatkan dari wawancara yang telah dilakukan kepada pasien kanker serviks dari penelitian terdahulu oleh Ramli dkk., berupa durasi, kualitas, dan jam mulai tidur malam, serta frekuensi, durasi, kualitas, dan jam mulai tidur siang. Data hasil terapi didapatkan dari pencatatan hasil pemeriksaan fisik di rekam medik.
Hasil : Rerata usia dari 43 sampel adalah 50 tahun dengan jenis karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin diferensiasi sedang. Pada analisis regresi logistik univariat, didapatkan adanya hubungan antara jam mulai tidur malam dengan respon klinis (p=0.032), dengan pengaruh yang cukup kuat (OR: 3,13, 95%CI; 1,10-8,88). Pada analisis multivariat, variabel jam mulai tidur malam masih memberikan signifikansi 0,032, dengan pengaruh terhadap respon yang cukup kuat (OR: 3,14,95%CI; 1,10-8,94), dimana jam mulai tidur yang lebih malam akan meningkatkan kemungkinan terjadinya respon tidakkomplit pada pasien.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dan respon klinis pada pasien kanker serviks stadium lokal lanjut yang menjalani radioterapi. Terdapat hubungan antara jam mulai tidur dan respon klinis pada pasien kanker serviks stadium lokal lanjut yang menjalani radioterapi. Semakin telat pasien tidur akan meningkatkan kemungkinan respon klinis yang lebih buruk. Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor lain, dapat diketahui bahwa jam mulai tidur pasien mempengaruhi secara independen terhadap respon klinis pada pasien kanker serviks stadium lokal lanjut yang menjalani radioterapi

Background: Cervical cancer is the second most common cancer and the third largest cause of mortality due to cancer in Indonesia. Definitive chemoradiotherapy is the main modality in treating locally advanced cervical cancer patient. Previous studies have shown that there is a difference in tumour response between patients who received radiation in the morning compared to the afternoon. It is known that the quality and quantity of sleep is associated with an increase in carcinogenic factors, and may cause immunosuppression. Research also shows that sleep disturbance is an independent prognostic factor in influencing overall survival. The aim of this study is to determine the relationship between sleep quality and quantity on clinical response in locally advanced cervical cancer patients undergoing radiotherapy.
Methods: This is a cross-sectional study in cervical cancer patients treated with definitive chemoradiotherapy in Radiotherapy Department, Ciptomangunkusumo Hospital. Quality and quantity of sleep data was extracted from previous interview done with study subjects by Ramli et al, which include the duration, quality, and night bedtime schedule, and also the frequency, duration, quality, and nap time. Clinical response was assessed by physical examination by the end of radiotherapy treatment.
Results: Mean age of 43 patients were 50 years with non-keratinizing, moderate differentiation squamous cell carcinoma. From univariate logistic regression, there was an association between bedtime schedule and clinical response (p=0.032) with a good strength (OR: 3.13; 95% CI: 1.1-8.88). Multivariate analysis also showed that with a late bedtime schedule, there was a higher chance of incomplete clinical response in patients (p=0.035, OR: 3.14; 95% CI: 1.1-8.94)
Conclusion: There was no relationship between quality of sleep and clinical response for locally advanced cervical cancer who underwent radiotherapy. Meanwhile, bedtime yield a significant association with cervical cancer clinical response. After further adjustment with other factors, bedtime was an independent factor for locally advanced cervical cancer clinical response. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Seffani Tri Ikhfatun Nurhasanah
"Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh pada mahasiswa merupakan salah satu dampak pandemi Covid-19 pada aspek pendidikan sehingga dapat mempengaruhi aktivitas dan kebutuhan tidur. Mahasiswa termasuk dalam usia dewasa muda yang lebih rentan mengalami kekurangan jam tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kuantitas pola tidur sebelum dan saat pandemi Covid-19 pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dan deskriptif kategorik pada 211 responden mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sleep Timing Questionnaire (STQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pandemi Covid-19, sebanyak 64,5% mahasiswa FIK UI memiliki kuantitas pola tidur tidak baik, sedangkan saat pandemi Covid-19sebanyak 76,3% mahasiswa FIK UI memiliki kuantitas pola tidur yang tidak baik. Rekomendasi penelitian ini adalah untuk memperbaiki pola tidur yakni konsisten dengan jadwal tidur serta memenuhi rekomendasi durasi tidur yakni 7 hingga 9 jam.

The Covid-19 pandemic has affected the education aspect through the distance learning implementation which also impacted the student’s activities and sleep needs. Students who are young adults are more vulnerable to sleep deprivation. Therefore, this study aims to describe the quantity of sleep patterns before and during the Covid-19 pandemic in nursing students. This study is cross-sectional and descriptive categorical to 211 respondents from the Faculty of Nursing Universitas Indonesia (FIK UI). The instrument used in this research is the Sleep Timing Questionnaire (STQ). The results illustrate before the COVID-19 pandemic 64.5% of FIK UI students had a poor quantity of sleep patterns, while during the Covid-19 pandemic 76.3% of FIK UI students had a poor quantity of sleep patterns. The recommendation of this study is to improve sleep patterns that are consistent with the sleep schedule and sleep within 7 to 9 hours duration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyan Pratama
"Skripsi ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan hubungan antara status gizi, sarapan, asupan gizi sarapan kualitas dan kuantitas tidur malam dengan konsentrasi pada siswa kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta tahun 2013. Penelitian ini melibatkan 51 siswa kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta dan menggunakan dua tes untuk menguji konsentrasi, yaitu Tes Digit Simbol dan Tes Bourdon Wiersma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal (62,7%), dinyatakan sarapan (51%), asupan energi sarapan yang cukup (60,8%), asupan protein sarapannya cukup (54,9%),asupan fe sarapannya kurang (80,4%), asupan zn sarapannya kurang (70,6%),kualitas tidur malam cukup baik (56,9%) dan kuantitas tidur malam cukup (51%). Konsentrasi siswa sebagian besar rendah (52,9%) berdasarkan Tes Digit Simbol dan (51%) berdasarkan Tes Bourdon Wiersma. Hasil uji hubungan menunjukan terdapat hubungan antara sarapan, asupan energi sarapan, asupan protein sarapan dan asupan fe sarapan dengan konsentrasi serta tidak terdapat hubungan antara status gizi (indeks IMT/U), asupan zn sarapan, kualitas dan kuantitas tidur malam dengan konsentrasi.

This cross-sectional study aimed at the association between nutritional status, breakfast, breakfast intake nutrition, quality and quantity night sleep with a concentration in class 7 SMP Negeri 239 Jakarta in 2013. The study included 51 7th grade students of SMP Negeri 239 Jakarta and use two tests to examine the concentration, the Digit Symbol Test and Bourdon Wiersma Test. The results showed that most respondents had normal nutritional status (62.7%), stated breakfast (51%), adequate breakfast energy intake (60.8%), breakfast sufficient protein intake (54.9%), the intake of fe breakfast less (80.4%), the intake of breakfast zn less (70.6%), quality of sleep a night is quite good (56.9%) and sufficient quantity of sleep a night (51%). Low concentrations of most of the students (52.9%) based on Digit Symbol Test (51%) based on Bourdon Wiersma Test. The test results showed an association relationship between breakfast, breakfast energy intake, protein intake and intake fe breakfast breakfast with concentration and there was no correlation between nutritional status (BMI / U index), zn intake of breakfast, the quality and quantity of sleep a night with concentration."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pentha Mayasari
"ABSTRAK
Hubungan kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasimengemudi, jarak tempuh dengan kelelahan pengemudi trukmuatan barang pada PT. X.Pembimbing : Doni Hikmat Ramdhan SKM., MKKK., Ph.DPengemudi profesional dengan karakteristik pekerjaan yang monoton denganjarak tempuh yang panjang dan durasi mengemudi yang lama bahkan melewati waktuistirahat yang seharusnya sehingga bertentangan dengan ritme sirkadian alami, sertaposisi duduk pengemudi yang terus menerus sepanjang perjalanan dapat menyebabkankelelahan pada pengemudi. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kuantitas tidur sertaburuknya kualitas tidur dan sleep hygiene pengemudi. Pengemudi pada PT. X bertugasmelakukan pendistribusian BBM menggunakan mobil tangki berkapasitas 16.000 Ldengan rata-rata jarak tempuh yang ditempuh lebih dari 300 km dan durasi perjalananlebih dari 8 jam. Berbagai kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kelelahan padapengemudi PT. X. Penelitian analitik dengan desain cross-sectional ini bertujuan untukmenganalisis hubungan antara kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasimengemudi dan jarak tempuh dengan kelelahan pengemudi truk muatan barang pada PT.X. Penelitian yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2018 inimenggunakan beberapa alat pengumpulan data yaitu: kuesioner, tensimeter, oksimeterdan alat smartwatch fitbit. Analisis data menggunakan uji beda mean dan uji chi square.Dari uji beda mean diketahui bahwa terjadi kelelahan kerja pada pengemudi PT. X setelahselesai mengemudi. Dari uji chi square diperoleh bahwa terdapat hubungan antarakuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene dan jarak tempuh dengan kelelahanpengemudi muatan barang pada PT. X.Kata Kunci:Kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasi mengemudi, jarak tempuh, kelelahan.

ABSTRACT
Relationship between sleep quantity, sleep quality, sleephygiene, duration of driving and mileage with fatigue ontruckload drivers at PT. XCounsellor Doni Hikmat Ramdhan SKM., MKKK., Ph.DProfessional drivers with monotonous work characteristics with long mileage and long driving duration even past supposed rest periods so as to conflict with naturalcircadian rhythms, as well as continuous driver seats along the way may cause driverfatigue. This condition is exacerbated by the lack of quantity of sleep as well as poor sleepquality and sleep hygiene drivers. The driver at PT. X has the task of distributing fuelusing a tank with a capacity of 16,000 L with an average mileage taken over 300 km andthe duration of travel more than 8 hours. These various conditions can cause fatigue inthe driver of PT. X. Analytical research with cross sectional design is aimed to analyzethe relationship between the quantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene, drivingduration and mileage with driver truckload fatigue at PT. X. Research conducted inFebruary to June 2018 uses several data collection tools, namely questionnaires,tensimeter, oximeter and smartwatch fitbit tool. Data analysis used mean difference testand chi square test. From the different test mean known that there is fatigue work on thedriver PT. X after driving. From chi square test obtained that there is relation betweenquantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene and mileage with fatigue of driver of goodscargo at PT. X.Keywords Sleep quantity, sleep quality, sleep hygiene, duration of driving, distances mileage,fatigue"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indradi Noor Akbar
"ABSTRAK
Industri petrokimia beroperasi sepanjang jam, durasi kerja tanpa henti selama operasi
normal, terlebih pada kegiatan turn around, program pemeliharaan yang harus sesuai
target dan tepat waktu. Pada pelaksanaan turn around jumlah jam kerja diperpanjang
tidak seperti hari biasanya, hal ini dapat mengakibatkan personil terganggu dengan
kuantitas tidur, kualitas tidur dan sleep hygiene individu, kondisi seperti ini
mengakibatkan potensi kelelahan akut, mengurangi performance dan berpotensi
meningkatnya jumlah kejadian kecelakaan kerja. Penelitian analitik dengan desain
cross-sectional ini bertujuan mengetahui pola dan gambaran kuantitas tidur, kualitas
tidur, durasi kerja pada tenaga kerja turn around terhadap potensi kelelahan kerja akut.
Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data yaitu: kuesioner,
tensimeter, thermogun dan alat actigraph fitbit. Analisis data menggunakan uji beda
mean dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara
variable kuantitas tidur (p value = 0,001; OR = 0,115), kualitas tidur (p value = 0,030;
OR = 8,143), dan durasi kerja (p value = 0,013; OR = 5,769) dengan variable potensi
kelelahan kerja akut, penelitian ini terbukti dengan hasil pengukuran actigraph fitbit
dengan rata-rata tidur 235 menit atau setara dengan 3 jam 55 menit serta durasi kerja
yang lebih dari 12 jam setiap harinya selama kegiatan turn around.

ABSTRACT
The petrochemical industry is a 24‐hour a day industry, and thus at very high risk for
having employees who feel fatigued and could potentially make mistakes as a result,
especially in turnaround project, this systematic activities and able to complete
maintenance program which is on-time and targeted. In the turn around project, the
number of working hours is prolonged. It causes the employees experiencing problems
in sleep quantity, quality and individual sleep hygiene. The condition produces an acute
fatigue, less performance, and probably increases the number of accidents in the
workplace. An analitic research using cross-sectional design has a purpose to find out
the cycle and description of quantity and quality of sleep, working duration of turn
around employees to the potential of acute working exhaustion. This research use some
data collecting tools, namely: questionnaires, tension meter, thermogun and actigraph
fitbit. The data analysis used mean different test and chi square test. The result of this
research showed that there was a relationship between sleep quantity variable (p value
= 0.001; OR = 0.115) sleep quality (p value = 0,030; OR = 8,143) and working duration
(p value = 0.013; OR = 5.769) with the variable of acute working fatigue tendency. This
research, using actigraph fitbit measurement, proved that the average of sleep was 235
minutes or similar with 3 hours 55 minutes and the daily working duration was more
than 12 hours during the turn around operation."
2019
T52775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herol Efendi
"Shift kerja menjadi salah satu solusi meningkatkan produktivitas. Namun, dengan adanya shift kerja ini, akan menimbulkan berbagai dampak salah satunya adalah terganggunya siklus sirkadian yang akan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas tidur pekerja, sehingga berdampak pada kelelahan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan shift kerja, kuantitas kualitas tidur serta faktor risiko kelelahan terhadap kelelahan tersebut Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada pekerja petugas pengamanan kampus Universitas Indonesia dalam periode Mei sampai Juni 2017 dengan sampel 150 responden instrument yang digunakan dalam penenlitian ini adalah kuesioner Industrial Fatigue Research Committe IFRC dan The Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, serta pengukuran kualitas kuantitas tidur secara objektif melalui alat actigraph. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sleep hygiene dengan kuantitas tidur para pekerja Petugas pengamanan lingkungan kampus UI dengan nilai-p 0,044 dan ada hubungan antara kelelahan kerja dengan sleep hygiene dengan memperlihatkan hasil nilai-p 0,006.

Work shift to be one solution to increase productivity. However, with the existence of this work shift, will cause various impacts one of them is the disruption of circadian rhythm which will cause decrease of quality and quantity of worker sleep, so that impact on worker fatigue. This study aims to see the correlation shift work, the quantity of sleep quality and fatigue risk factors to fatigue. The study used an observational approach with cross sectional study design conducted on campus security guards Universitas Indonesia in the period May to June 2017 with a sample of 150 respondents. Used in this study are the Industrial Fatigue Research Committee IFRC and The Sleep Sleep Quality Index PSQI questionnaires, as well as objective measurements of the quantity of sleep quality through the actigraph fitbit blaze tool. The results showed that there was a correlation between sleep hygiene and sleep quantity of the workers of the UI campus security officer with p value 0.044 and there was a correlation between work fatigue with sleep hygiene by showing p value of 0.006."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library