Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rifqi Adiasya
"ABSTRAK
Kualitas hidup merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, tidak terkecuali untuk mahasiswa. Beban akademis dan non-akademis yang dijalani terkadang membuat mahasiswa mengorbankan waktu tidurnya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Sehingga, tidak jarang mahasiswa mengalami masalah tidur, salah satunya adalah insomnia. Insomnia yang semakin parah dapat menyebabkan kualitas hidup menurun Morin, Manber, Riemann, Spiegelhalder, 2015 . Beberapa faktor dapat memperkuat pengaruh insomnia terhadap kualitas hidup. Salah satunya adalah internet gaming addiction. Penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh moderasi internet gaming addiction terhadap hubungan antara insomnia dengan kualitas hidup pada mahasiswa. Peneliti menggunakan tiga alat ukur, yakni Insomnia Severity Index ISI , Gaming Addiction Scale GAS versi 21, dan World Health Organization Quality of Life WHOQOL . Sebanyak 389 partisipan turut serta dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa tingkat keparahan insomnia secara signifikan menurunkan kualitas hidup t 389 = -7,960

ABSTRACT
The quality of life is one of the important aspects of life, also for college students. The burdens of academic and non academic make them sacrifice their sleep time to fulfill their obligation. So, students sometimes experienced sleep problems, and one of them is insomnia. Insomnia severity caused college students 39 quality of life decreased Morin, Manber, Riemann, Spiegelhalder, 2015 . Several factors can strengthen the effect of insomnia on quality of life. One of them is internet gaming addiction. This study aimed to assess the moderation effect of internet gaming addiction on the relationship between insomnia and quality of life among college students. We used three measures, which were Insomnia Severity Index ISI , Gaming Addiction Scale GAS 21 version, and World Health Organization Quality of Life WHOQOL BREF . A total of 389 college students participated in this study. The result revealed that insomnia severity decreased quality of life significantly t 389 7,960"
2017
S67711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailiyatul Munawaroh
"ST elevation myocardial infarction STEMI merupakan kasus infark miokardium yang paling banyak ditemukan dengan intervensi utamanya ialah primary percutaneous coronary intervention PPCI. Pasca PPCI, kualitas hidup pasien STEMI ditentukan oleh kemampuannya mengontrol faktor risiko terjadinya infark berulang. Dalam hal ini diperlukan dukungan keluarga. Karena itu peneliti ingin melihat hubungan dukungan keluarga dengan pasien STEMI pasca PPCI. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan desain cross sectional. 34 responden direkrut dalam penelitian ini.
Hasil menunjukan nilai mean dukungan keluarga ialah 64,44 dari nilai maksimal 75 dan nilai mean kualitas hidup 68,36 dari nilai maksimal 100. Hasil uji korelasi menunjukan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup p value = 0,310, Hasil penelitian merekomendasikan perlu dilakukan penelitian serupa dengan menyeragamkan karakteristik responden dan mengontrol faktor perancu.
......
ST elevation myocardial infarction is the most common myocardial infarction cases. The main intervention of this case is primary percutaneous coronary intervention PPCI. After PPCI, quality of life in STEMI patienst is depend on their ability to control risk factor of reinfarction. In this condition patients need family support. Therefore, the researcher want to know about the correlation between family support and quality of life in patient after PPCI. This research is a correlation research which use cross sectional dsign. 34 respondents are recruited in this research.
The result shows that the average value of family support is 64.44 from maximumvalue 75 and the average value of quality of life is 68,36 from maximum value 100. Correlation test result shows that there is no correlation between family support and quality of life p value 0,310. This result recommend that similar research should be done with equal respondents characteristics and controlled counfounding factors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Rosa Fariska Alexandra
"Psoriasis merupakan penyakit yang menyebabkan masalah pada aspek fisik, psikososial, maupun kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan kualitas hidup penderita psoriasis. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelian adalah penderita psoriasis di Indonesia yang berusia ≥ 18 tahun. Intrumen penelitian menggunakan tiga kuesioner; kuesioner demografi, Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire Appearance-Scale (MBSRQ-AS) & Dermatology Life Quality Index (DLQI). Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita berusia 27 tahun, perempuan, bekerja, dan belum menikah. Psoriasis vulgaris merupakan jenis yang paling banyak ditemui. Uji Chi Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara kedua variabel dengan nilai p 0,025 (p<0,05). ). Penelitian ini merekomendasikan agar perawat di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan secara holistik guna mengatasi masalah citra tubuh sehingga dapat memengaruhi kualitas hidup penderita psoriasis menjadi lebih baik. ......Psoriasis is a disease that has a significant impact on physical, psychosocial, and quality of life. This study aimed to determine the relationship between body image and quality of life of people with psoriasis. Research design used in this study is quantitative descriptive correlative with cross-sectional approach. Research respondents are psoriasis patients in Indonesia aged ≥ 18 years old. Three instruments used regarding demographic, Multidimensional Body Self-Relation Questionnaire Appearance-Scale (MBSRQ-AS) & Dermatology Life Quality Index (DLQI). Data were analyzed using univariate and bivariate analysis. Result shows that the majority of patients were 27 years old, female, working, and unmarried. Psoriasis vulgaris found to be the most common type of psoriasis. Chi-Square test showed a significant result between the two variables, showing p-value of 0,025. Recommendation of this research is for nurses in various healthcare settings to provide holistic nursing care to overcome body image problems so it can improve quality of life of people with psoriasis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Asri Adriati
"Kanker payudara merupakan kasus kanker terbanyak di seluruh dunia. Pada tahun 2020 tercatat 16,6% kasus kanker payudara di Indonesia. Penyakit kanker payudara yang dialami pasien berdampak pada fungsi fisik, psikologis, dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker payudara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aspek spiritualitas dengan kualitas hidup pasien kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel yang dicapai pada penelitian ini adalah 135 responden. Teknik pengambilan sampel ini adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini Daily Spiritual Experience Scale (DSES) dan The European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire (EORTC QLQ-C30). Dalam penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik sosiodemografi dan karakteristik penyakit dengan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan (p > 0,05), terdapat hubungan yang signifikan pada dukungan sosial dan aspek spiritualitas (p < 0,05) dengan kualitas hidup pasien kanker payudara. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor penting untuk mempertahankan aspek spiritualitas pada pasien kanker payudara.
......Breast cancer is the most common cancer cases worldwide. In 2020, there were 16.6% of breast cancer cases in Indonesia. Breast cancer experienced by patients has an impact on physical, psychological, and spiritual functions that affect the quality of life of breast cancer patients. The purpose of this study is determine the relationship between aspects of spirituality with breast cancer quality of life at Dharmais Cancer Hospital Jakarta. The type of research is quantitative using a cross sectional research design. The number of samples achieved in this study were 135 respondents. The sampling technique is purposive sampling. The instruments used in this study were the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and The European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire (EORTC QLQ-C30). The results of data analysis shows no significant relationship between sociodemographic characteristics and disease characteristics with the quality of life of breast cancer patients (p > 0.05), there was a significant relationship on social support and spirituality aspects (p < 0, 05) with the quality of life of breast cancer patients. Future researchers are expected to pay attention to important factors to maintain aspects of spirituality in breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Paramita
"Seiring dengan meningkatnya populasi lansia di Indonesia, masalah kualitas hidup menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian. Salah satu yang menentukan kualitas hidup lansia adalah kesehatan rongga mulut, khususnya kondisi mulut kering. Mulut kering dapat didefinisikan sebagai keluhan subjektif (xerostomia) ataupun keluhan objektif (hiposalivasi). Xerostomia diukur dengan menggunakan kuesioner sedangkan hiposalivasi diukur dengan mengukur laju alir saliva per menit. Kuesioner Summated Xerostomia Inventory versi Indonesia (SXI-ID) telah dipakai untuk mengukur xerostomia pada lansia di panti sosial. Namun, perbedaan lingkungan pada lansia dapat memengaruhi kualitas hidup, dalam hal ini kondisi xerostomia. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan profil sosiodemografi, xerostomia yang diukur dengan SXI-ID, hiposalivasi yang diukur dengan laju alir saliva, dan hubungan antara ketiganya pada lansia non- institusi yang tinggal di Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang pada individu berusia ≥60 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan menandatangani informed consent. Kuesioner SXI-ID valid dan reliabel untuk digunakan pada populasi penelitian ini dengan nilai Cronbach alpha 0,938 dan interclass correlation coefficient (ICC) 0,938. Berdasarkan SXI-ID, prevalensi xerostomia pada kelompok lansia ini adalah 53%. Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan laju alir saliva, prevalensi hiposalivasinya adalah 23%. Tidak ada perbedaan skor total SXI-ID berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, penyakit sistemik terkait mulut kering, dan juga konsumsi obat xerogenic. Terdapat perbedaan laju alir saliva tanpa stimulasi antara lansia laki-laki dan perempuan. Tidak terdapat perbedaan laju alir saliva berdasarkan kelompok usia, penyakit sistemik terkait mulut kering, dan konsumsi obat xerogenic. Pada populasi ini laju alir saliva tanpa stimulasi hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin responden.
......Along with the increase of older people population in Indonesia, their qualities of life are being concerned. One of the qualities of life is oral health, especially dry mouth. Dry mouth is defined as subjective complaints (xerostomia) and objective complaints (hyposalivation). Xerostomia is measured with a questionnaire while hyposalivation is measured with salivary flow rate per minute. Summated Xerostomia Inventory-Indonesian Version (SXI-ID) has been used for measuring xerostomia status of institutionalized older people. However, different environments may influence the quality of life, including xerostomia. The objective of this study is to obtain sociodemography profile, xerostomia status measured by SXI-ID, and hyposalivation status measured by salivary flow rate of non-institutionalized older people living in Pegangsaan Dua Village Office, Kelapa Gading District, Jakarta Utara. This study is an analytical descriptive with cross-sectional design study on individuals ≥60 years that meet the inclusion criteria and sign informed consent. Summated Xerostomia Inventory-Indonesian Version is valid and reliable to measure xerostomia status in this population with Cronbach alpha 0,938 and interclass correlation coefficient 0,938. Based on SXI-ID score, xerostomia prevalence was 53%. Based on salivary flow rate, hyposalivation prevalence was 23%. There are no differences in SXI-ID total score according to age groups, gender, systemic disease associated with dry mouth, and also xerogenic drugs consumption. There is a significant difference of salivary flow rate between gender. There are no differences of salivary flow rate according to age groups, systemic disease associated with dry mouth, and xerogenic drug consumption. In this population, unstimulated salivary flow rate is only affected by gender."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Anasthasya
"LATAR BELAKANG: Prevalensi GERD di Indonesia semakin meningkat.GERD dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Kuesioner GERD Qualityof Life GERD-QOL telah diuji keandalan dan kesahihannya di Cina. Penelitianini bertujuan untuk menterjemahkan kuesioner GERD-QOL ke dalam bahasaIndonesia dan menguji keandalan dan kesahihannya.
METODE: Sebagai tahap awal, kuesioner GERD-QOL terlebih dahuluditerjemahkan dengan metode forward backward translation ke dalam bahasaIndonesia, dan dievaluasi oleh tim peneliti sehingga dihasilkan kuesioner GERDQOLversi bahasa Indonesia. Sembilan puluh satu orang pasien yang telahdidiagnosis GERD secara klinis sebelumnya berdasarkan kriteria Montreal,diwawancarai dengan menggunakan kuesioner GERD-QOL versi Indonesia dankuesioner SF-36. Keandalan dinilai melalui metode konsistensi internal dan tesulang dengan mewawancarai pasien pada hari pertama dan hari ke-14. Kesahihan dinilai menggunakan kesahihan konstruksi dan kesahihan eksternal melaluiperbandingan dengan SF-36.
HASIL: GERD-QOL berbahasa Indonesia memiliki keandalan konsistensiinternal kuesioner yang baik Cronbach alpha: 0,687 ndash;0,842 dengan keandalantes ulang yang baik intra class correlation coefficient: 0,756-0,936, P
......BACKGROUND: GERD prevalence in Indonesia has been increasing. GERDcan affect quality of life. GERD Quality of Life GERD QOL questionnaire hasbeen translated and validated in China. This study is aimed to translate GERDQOLquestionnaire into Indonesian version and to assess its validity andreliability.
METHODS: GERD QOL is translated into bahasa Indonesia using forwardbackward translation and compared by experts to original version. Total of 91patients have been diagnosed clinically with GERD based on Montreal consensus,were recruited to complete the questionnaire and validated Indonesian SF 36.Reliability was conducted by using internal consistency and test retest methodwith 14 days interval. Validity was conducted by using construct validity andexternal validity with SF 36 comparison method.
RESULT Indonesian version of GERD QOL was internally reliable withCronbach Alpha 0.822 and had good test and retest reliability intra classcorrelation coefficient 0.756 0.936, P"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhira Komala Nurbani
"Fibromyalgia syndrome merupakan kondisi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan gejala yang beragam dan tumpang-tindih dengan penyakit lain.
Gejala utama yang dirasakan penyandang adalah nyeri di sekujur tubuh yang telah berlangsung lama (Mansfield et al., 2017), disertai kelelahan yang hebat (fatigue) dan keluhan-keluhan somatik, afektif, dan kognitif (Purwata, 2018). Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan dukungan sosial dan kepercayaan interpersonal terhadap kualitas hidup penyandang fibromyalgia di Indonesia. Partisipan merupakan penyandang fibromyalgia berjumlah 33 orang yang diperoleh dari media sosial. Alat ukur yang dipergunakan antara lain The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF versi Indonesia (World Health Organization, 1998), modifikasi dari Medical Outcomes Study – Social Support Survey (MOS-SSS) (Sherbourne & Stewart, 1991), dan Kepercayaan Interpersonal. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan perangkat Jamovi. Pada hasil analisis, ditemukan bahwa dukungan sosial dan kepercayaan interpersonal tidak berperan signifikan terhadap kualitas hidup penyandang fibromyalgia di Indonesia, baik secara parsial maupun simultan.
......Fibromyalgia syndrome (FMS) is a condition often encountered in everyday life, where the symptoms exhibit variation and can be encountered in other disorders that may overlap with fibromyalgia. The main symptom is chronic widespread pain (Mansfield et al., 2017), with intense tiredness (fatigue) and somatic, affective, and cognitive complaints (Purwata, 2018). This study aims to determine the role of social support and interpersonal trust in the quality of life of 33 Indonesian fibromyalgia survivors from social media. The instruments were the Indonesian version of The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-Bref (World Health Organization, 1998), a modification of the Medical Outcomes Study – Social Support Survey (MOS-SSS) (Sherbourne & Stewart, 1991), and Interpersonal Trust Scale. Multiple regression analyses were used with Jamovi program. This study found that social support and interpersonal trust did not play a significant role in the quality of life of Indonesian fibromyalgia survivors, partially and simultaneously."
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Chairina
"ABSTRAK
Sebagai sebuah penyakit kronis, asma tidak dapat disembuhkan secara total sehingga diperlukan kondisi asma yang terkontrol agar kualitas hidup tetap baik. Salah satu caranya adalah dengan patuh terhadap pengobatan. Kepatuhan dapat ditentukan oleh health locus of control HLOC , yaitu persepsi individu terkait kontrol terhadap kesehatannya. Peneliti menduga bahwa hubungan HLOC dan kualitas hidup penderita asma dapat dimediasi oleh kepatuhan pengobatan. Hal ini dikarenakan health locus of control berperan dalam memengaruhi perilakuindividu, salah satunya untuk mematuhi pengobatan yang telah diberikan. Pengobatan yang dijalankan dengan baik diharapkan dapat menjaga keterkontrolan asma sehingga berdampak positif terhadap kualitas hidup individu tersebut. Penelitian dilakukan terhadap 73 penderita asma dewasa yang menggunakan obat pencegah controller secara rutin. Peneliti menggunakan alat ukur Multidimensional Health Locus of Control Scale, Morisky Medication Adherence Scale MMAS-8 dan Quality of Life Scale untuk mengukur kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internal HLOC memprediksi kualitas hidup = 0,497

ABSTRACT
As a chronic condition, asthma cannot be cured completely. Thus, well controlled asthma is needed in order to keep a good quality of life. Adhering to medical regimen is a way to achieve such condition. Adherence can be influenced by health locus of control HLOC , one rsquo s belief about control over his health. It was assumed that the relationship between HLOC and quality of life might be mediated by adherence. HLOC plays a role in determining one rsquo s behavior, such as adhering to medical regimens given to him. Adherence keeps one rsquo s asthma well controlled, thus, it affects one rsquo s quality of life. HLOC was measured by Multidimensional Health Locus of Control Scale, adherence was measured by 8 item Morisky Medication Adherence Scale MMAS 8 , and quality of life was measured by Quality of Life Scale. Results indicated that Internal HLOC predicted quality of life 0,497"
2017
S68467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Ary Antari
"Kualitas hidup merupakan tujuan penting dari keseluruhan perawatan pasien dengan gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Studi terbaru menunjukkan bahwa parameter subyektif lebih penting dalam mengukur kualitas hidup dibandingkan parameter obyektif seperti biokimia darah. Instrumen pengukuran kualitas hidup memiliki varian yang cukup banyak, namun belum ada instrumen yang sederhana, mudah diisi dan nyaman untuk diterapkan. Modified ESAS merupakan salah satu instrumen pengkajian beban gejala yang menurut hasil penelusuran ilmiah mampu mempredikasi kualitas hidup.
Tujuan dari penerapan EBN ini adalah teridentifikasinya instrumen kualitas hidup yang valid, reliabel, sensitif dan spesifik serta mudah diterapkan di tatanan klinik. Proses pelaksanaan EBN ini terdiri dari penelusuran ilmiah menggunakan pertanyaan klinis dan dilanjutkan dengan implementasi EBN terhadap 54 pasien GGT yang menjalani hemodialisis.
Hasil penerapan menunjukkan modified ESAS merupakan instrumen yang valid, reliabel, memiliki sensitivitas dan spesifisitas dalam mengukur kualitas hidup. Selain iu, secara teknis instrumen ini mudah diterapkan baik ditinjau dari aspek perawat maupun pasien.
......
Quality of life is an important goals for patients undergoing hemodialysis. Recent studies showed that the subjective parameters are more important in measuring the quality of life than objective parameters such as blood biochemistry. The quality of life instrument is still many variants and there is no simple, easy to filled and comfortable instrument to apply. Based on scientific research, modified ESAS is one of the instruments that can predict the quality of life.
The implementation of evidence based nursing was aimed to identify the validity, reliability, sensitivity, specificity and applicability instrument of quality of life patients undergoing hemodialysis in clinical settings. The process EBN implementation consist of searching scientific clinical question and followed by 54 patients undergoing hemodialysis.
The EBN results showed that ESAS was a valid, reliable, sensitive and specific instrument to measure the quality of life. In addition, this instrument is easy applied both of nurses and patients. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Victor Ercantez
"Latar Belakang : Berdasarkan WHO (World Health Organization) pada tahun 2017, ameloblastoma dinyatakan sebagai suatu tumor epitelial odontogenik yang berasal dari jaringan pembentuk gigi, memiliki sifat lokal invasif serta destruktif. Gold standard dalam tatalaksana kasus ameloblastoma ialah pembedahan reseksi diikuti dengan free fibula flap. Kendati demikian, prosedur yang digunakan memiliki efek samping pasca operasi dalam beberapa aspek, seperti halnya fungsi mastikasi, penampilan, hingga psikologis. Peninjauan efek samping yang ada dinilai berdasarkan kualitas hidup dari responden menggunakan kuesioner bernama UW-QOL.
Tujuan : Mengetahui kualitas hidup responden dilihat dari perbedaan score UW-QOL antar kelompok berdasarkan klasifikasi defek mandibula melibatkan kondilus dan yang tidak melibatkan kondilus.
Metode : Penelitian dilakukan menggunakan kuesioner guna mengumpulkan score UW- QOL. Responden berjumlah 32 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok berdasarkan klasifikasi defek mandibula mencapai kondilus dan tidak mencapai kondilus. Analisis data dilakukan menggunakan IBM SPSS dengan uji Mann-Whitney U untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan score yang bermakna maupun tidak.
Kesimpulan : Hasil uji non-parametrik Mann-Whitney U menunjukkan kualitas hidup antar kelompok dengan defek mandibula sama baiknya ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan bermakna pada seluruh aspek seperti pada aspek Penampilan, Aktivitas, Rekreasi, Bicara, Cita Rasa, Air Liur, serta Suasana Hati. Namun, terdapat 3 aspek yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik ditunjukkan dengan alpha kurang dari 0,05 yaitu aspek Menelan, Mengunyah, serta Kecemasan.
......Background: Based on the WHO (World Health Organization) in 2017, ameloblastoma is stated as an odontogenic epithelial tumor originating from tooth-forming tissue, which has locally invasive and destructive properties. The gold standard in the management of ameloblastoma cases is surgical resection followed by a free fibula flap. However, the procedures used have post-operative side effects in several aspects, such as masticatory function, appearance and psychology. The review of existing side effects was assessed based on the quality of life of the respondents using a questionnaire called UW-QOL. Objectives: To determine the quality of life of respondents seen from the differences in UW-QOL scores between groups based on the classification of mandibular defects involving the condyle and those not involving the condyle.
Methods: The research was conducted using a questionnaire to collect UW-QOL scores. Respondents totaled 32 people who were divided into 2 groups based on the classification of mandibular defects reaching the condyle and not reaching the condyle. Data analysis was carried out using IBM SPSS with the Mann-Whitney U test to see whether there were significant differences in scores or not.
Conclusion: The results of the non-parametric Mann-Whitney U test show that the quality of life between groups with mandibular defects is equally good, as shown by the absence of significant differences in all aspects such as appearance, activity, recreation, speech, taste, saliva and mood. . However, there are 3 aspects that show statistically significant differences, indicated by an alpha of less than 0.05, namely the Swallowing, Chewing and Anxiety aspects."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>