Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Mariani
Abstrak :
Abstrak
Thalasemia ß termasuk penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan yang berkelanjutan, hal tersebut berdampak terhadap kualitas hidup anak. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak thalasemia beta mayor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden yang berasal dari dua RS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan kadar Hb pretransfusi (p Value 0,003), dengan dukungan keluarga (p Value 0,003) dan dengan penghasilan (p Value 0,046). Hasil multivariat didapatkan bahwa kadar Hb pretransfusi merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah waktu yang lebih lama dan mengembangkan variabel-variabel lain yang belum diteliti.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mariani
Abstrak :
Abstrak
Thalasemia ß termasuk penyakit yang memerlukan pengobatan dan perawatan yang berkelanjutan, hal tersebut berdampak terhadap kualitas hidup anak. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak thalasemia beta mayor. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden yang berasal dari dua RS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan kadar Hb pretransfusi (p Value 0,003), dengan dukungan keluarga (p Value 0,003) dan dengan penghasilan (p Value 0,046). Hasil multivariat didapatkan bahwa kadar Hb pretransfusi merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah waktu yang lebih lama dan mengembangkan variabel-variabel lain yang belum diteliti.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sawitri Dhewi
Abstrak :
Latar belakang: Rinitis alergi (RA) merupakan penyakit respiratori kronik utama dengan prevalens yang semakin meningkat di seluruh dunia. Pada anak, masalah health-related quality of life (HRQL) antara lain gangguan belajar, ketidakmampuan bergaul dengan teman sebaya, kecemasan, dan disfungsi keluarga. Penting untuk mengenali dan menatalaksana RA pada anak sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Tujuan: (1) Mendapatkan karakteristik pasien RA di RSCM. (2) Mengetahui kualitas hidup dan faktor-faktor yang berhubungan pada pasien RA. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada 92 anak RA usia 6-17 tahun yang datang ke Klinik Alergi Imunologi Departemen IKA dan THT-KL RSCM, sejak bulan Mei hingga Agustus 2015. Penelitian menggunakan Pediatric Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire (PRQLQ) dan Adolescent Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire (ARQLQ) untuk menilai HRQL. Hasil: Proporsi pasien rinitis alergi di RSCM pada anak (6-11 tahun) sebesar 45,7% dan remaja (12-17 tahun) sebesar 54,3% dengan jenis terbanyak pada kedua kelompok tersebut adalah rinitis alergi persisten sedang-berat (39,1%). Rerata skor total kualitas hidup RA anak 1,5 (SB 1,16) dan RA remaja 1,9 (SB 1,28). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hidup adalah gejala klinis (p = 0,031 pada anak; dan 0,014 pada remaja) dan respons klinis (p = 0,000). Pada analisis multivariat, faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup adalah respons klinis (p = 0,000). Simpulan: Proporsi pasien rinitis alergi di RSCM pada anak lebih sedikit dibanding remaja, dengan jenis terbanyak adalah rinitis alergi persisten sedangberat. Kualitas hidup pada pasien rinitis alergi usia anak lebih baik dibanding remaja dan faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup pasien adalah respons klinis.
Background: Allergic rhinitis is a major chronic respiratory disease in children, its prevalence is increasing in the world. In children, health-related quality of life (HRQL) issues include learning impairment, inability to integrate with peers, anxiety, and family dysfunction. It is important to recognize and treat AR in children to enhance quality of life. Objectives: (1) To identify the characteristics of AR in children patients at Cipto Mangunkusumo Hospital. (2) To measure quality of life in children with AR and to assess the correlation of contributing factors. Methods: A cross-sectional study was performed among 92 children with AR age 6-to-17-year-old visiting Allergy Immunology Outpatient Clinic Departement of Pediatric and ENT at Cipto Mangunkusumo Hospital from May to August 2015. The Pediatric Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire (PRQLQ) and Adolescent Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire (ARQLQ) was used to assess HRQL. Results: The proportion of allergic rhinitis in CM Hospital in children (6-to-12-year-old) and 54.3% in adolescents (12-to-17-year-old) with the most type was the moderate-severe persistent group (39,1%). The mean quality of life score was 1.5 (SD 1.16) in children and 1.9 (SD 1.28) in adolescents. The correlated factors were clinical symptom (p = 0.031 in children; and 0.014 in adolescents) and clinical response (p = 0.000). A multivariate study, the most correlated factor was clinical response (p = 0.000). Conclusions: The proportion of allergic rhinitis in CM Hospital in children was less than that in adolescents with the most type was the moderate-severe persistent group. Quality of life in children with allergic rhinitis was better than adolescents and the most correlated factors was clinical response.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissatul Fathimah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kualitas hidup anak (usia 7-12 tahun) serta pemetaan permasalahannya di Indonesia. Desain studi penelitian cross-sectional, data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2012. Sampel penelitian adalah seluruh anak (usia7-12 tahun) yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, yaitu sebesar 30.690 responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Polychoric PCA (Principal Component Analysis), cluster analysis, serta analisis korelasi dan regresi linier. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa; (1). Keadaan kualitas hidup anak di Indonesia dapat diketahui melalui pembentukkan skor kualitas hidup anak (dibentuk dari tiga dimensi; fisik, kompetensi dan materi), skor kualitas hidup anak dapat menjelaskan menjelaskan sebesar 41% variasi dari ketiga dimensi tersebut. (2). Dengan pembentukaan sebanyak 4 cluster provinsi dapat diketahui peta permasalahan keadaan kualitas hidup anak di Indonesia. (3). Korelasi antara nilai IPM dengan skor kualitas hidup anak adalah sedang (r=0,728), berpola positif dengan nilai p-value yang signifikan (p=0,000). (4). Korelasi antara nilai Total Fertility Rate (TFR) dengan skor kualitas hidup anak sangat kuat (r=0,8) berpola negatif dengan nilai p-value signifikan (p=0,000). Kesimpulan dan saran, bahwa wilayah provinsi di Indonesia yang memerlukan fokus perhatian dalam hal kualitas hidup anak (usia 7-12 tahun) adalah provinsi-provinsi yang berada pada cluster-3 dan cluster-4. Nilai IPM secara statistik memperlihatkan adanya kesamaan dengan skor kualitas hidup anak. Setiap pertambahan nilai Total Fertility Rate (TFR) akan menurunkan skor kualitas hidup anak. Usaha perbaikan kualitas hidup anak bagi masing-masing provinsi di Indoensia disesuaikan dengan kondisi dan potensi provinsi setempat serta turut mempertimbangkan nilai-nilai sosial dan budaya yang berlaku pada provinsi tersebut.
The purpose of this study is to evaluate quality of life for children (aged 7-12 years) and the mapping problem in Indonesia. Study design is cross-sectional, using National Socio-Economic Survey data, in 2012. Samples are all children (aged 7-12 years) who met the inclusion criteria of research, that is equal to 30.690 respondents. The analysis used are; Polychoric PCA (Principal Component Analysis), cluster analysis, correlation and linear regression analysis. The results of the study are that; (1). The state of the quality of life of children in Indonesia can be seen through the creation of child's quality of life scores (three-dimensional; physical, competence and material), child?s quality of life scores can explain 41% of the variation in the third dimension. (2). With the formation of 4 clusters provinces, can be seen the map of the quality of life issues in Indonesian children. (3). Correlation degree between the value of HDI with child?s quality of life scores are moderate (r= 0,728), positive pattern with a significant p-value (p= 0,000). (4). Correlation degree between the value of TFR with child?s quality of life scores are very strong (r = 0,8), negative pattern with a significant p-value (p= 0,000). Conclusions and suggestions, the province in Indonesia that require focused attention in terms of quality of life of children (aged 7-12 years) are provinces that are in the cluster-3 and cluster-4. HDI values ​​showed statistically significant similarity with child?s quality of life scores. Every increase in the value of Total Fertility Rate (TFR) will decrease the value of child's quality of life scores. Efforts to improve the quality of life of children for each province adapted to local conditions and the potential provinces, and take into account the social dan cultural values prevailing in the province.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Lusiana
Abstrak :
Kualitas hidup merupakan persepsi individu terhadap kesejahteraan individu dalam kehidupan. Tujuan dari studi kualitatif ini yaitu untuk mengungkapkan makna mendalam dari persepsi ibu terhadap kualitas hidup anak dengan hidrosefalus yang terpasang VP-Shunt. Desain penelitian yang digunakan yaitu fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Partisipan yang didapat sampai mencapai saturasi data berjumlah 15 partisipan. Tema yang didapatkan sebanyak tujuh yang dapat dianalogikan dalam konsep kualitas hidup terkait kesehatan yaitu kemampuan tumbuh kembang anak, selain itu tema yang memperkuat terhadap kualitas hidup anak yaitu rasa puas terhadap tumbuh kembang anak, rasa khawatir terhadap aktivitas anak, usaha yang dilakukan untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak, perawatan untuk anak remaja, dukungan terhadap perkembangan anak, dan kebutuhan terpenuhinya tumbuh kembang anak. Kendala dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data yang cukup lama. ......Quality of life according to an individual's perception of the welfare of individuals in life. The purpose of this qualitative study is to reveal the deep meaning of the mother's perception of the quality of life of children with hydrocephalus attached to the VP-Shunt. The research design used is descriptive phenomenology. Data collection was carried out by in-depth interviews using interview guidelines. The participants obtained until data saturation reached 15 participants. The participants obtained until data saturation reached 15 participants. There are seven themes that can be analogous to the health-related quality of life concept, namely the ability to grow and develop children, besides themes that strengthen the quality of life of children, a sense of satisfaction with the growth and development of children, worry about the activities of children, efforts made to facilitate child growth and development, care for teenagers, support for child development, and fulfillment and development needs of children. The obstacle in this research is the quite long data collection.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Prastiana Dewi
Abstrak :
Tujuan: Mengetahui kualitas hidup pasien anak dengan tumor otak yang telah menjalani radioterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo berdasarkan PedsQL™ 4.0 skala generik serta mengetahui kesintasannya serta faktor risiko yang berpengaruh terhadap mortalitas. Metode: Dilakukan studi dengan desain potong lintang yang melibatkan 88 pasien dan sebanyak 26 diantaranya turut serta dalam penilaian kualitas hidup dengan menggunakan instrumen Pediatric Quality of Life Infentory (PedsQL™) 4.0 skala generik. Hasil: Dari 88 pasien yang terlibat dalam penelitian ini, sebanyak 31 pasien loss to follow up, 28 pasien terkonfirmasi meninggal, dan 29 pasien terkonfirmasi hidup. Kesintasan (OS) 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun beturut-turut sebesar 71,6 %, 43,2%, dan 5,7%. Lokasi tumor infratentorial dan usia yang lebih muda pada saat diagnosis merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan mortalitas pada pasien anak dengan tumor otak pasca radioterapi dengan nilai p 0,044 dan 0,036. Nilai rerata kualitas berdasarkan laporan anak dan laporan orang tua PedsQL™ 4.0 skala generik adalah sebesar 70,686 dan 70,152. Penghasilan keluarga ≥ Rp 4.200.000,00 merupakan faktor yang meningkatkan kualitas hidup anak dengan tumor otak pasca radioterapi (p=0,008). Kesimpulan: Kualitas hidup pada pasien anak dengan tumor otak pasca radioterapi dapat dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi yaitu penghasilan keluarga. Lokasi tumor dan usia yang lebih muda saat didiagnosis dapat meningkatkan risiko mortalitas. ......Aims: This study was aimed to show the quality of life in children with brain tumor after radiotherapy in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital based on PedsQL™ 4.0 generic core scale. This study was also aimed to show the overall survival and mortality risk factors. Methods: This cross-sectional study consisted of 88 children with brain tumor after radiotherapy. There were 26 of 88 children assessed by PedsQL™ 4.0 generic core scale. Results: Of the 88 patients involved in this study, 31 patients lost to follow-up, 28 patients were confirmed dead, and 29 patients were confirmed alive. One year, 3 years, and 5 years overall survival were respectively 71.6%, 43.2%, and 5.7%. Infratentorial tumor location and younger age at diagnosis were risk factors that can increase the incidence of mortality (p= 0.044 and 0.036). Children’s quality of life were 70.686 and 70.152 based on PedsQL ™ children and parents' reports. Family income ≥ IDR 4,200,000.00 was a factor that improved the quality of life in children with brain tumors after radiotherapy (p = 0.008). Conclusion: Quality of life in pediatric patients with brain tumor after radiotherapy could be influenced by family income. The location of the tumor and the younger age at diagnosis could increase the risk of mortality.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library