Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chelsa Debora
Abstrak :
Penutupan solar panel terapung yang membatasi sinar matahari terhadap air permukaan danau disertai dengan limpasan air limbah domestik menuju danau mempengaruhi kelangsungan hidup fitoplankton dan eutrofikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola distribusi spasial perubahan klorofil-a, nitrat, amonia, dan fosfat serta hubungan klorofil-a terhadap ketiga parameter nutrien tersebut pada air permukaan danau akibat keberadaan Solar Panel Terapung (SPT). Sebanyak 28 sampel air dikumpulkan dari 7 titik pengambilan selama 4 minggu musim hujan pada kedalaman kurang lebih 30 cm dari permukaan air di Danau Mahoni Universitas Indonesia, Depok. Titik-titik ini memetakan 4 parameter, yaitu klorofil-a, nitrat, amonia, dan fosfat. Tinjauan terhadap dinamika perubahan parameter, analisis spasial, dan statistik inferensial dilakukan. Uji Kruskall-Wallis menunjukkan penutupan SPT tidak berpengaruh signifikan pada perubahan konsentrasi klorofil-a, nitrat, amonia, dan fosfat. Analisis spasial menghasilkan pola klorofil-a dan fosfat yang sama, yaitu tinggi pada hulu, dan semakin menurun pada zona tengah danau dan SPT, kemudian meninggi di bagian hilir. Pola sebaran nitrat yang sedang pada hulu, dan semakin rendah pada zona tengah danau dan SPT, meningkat di bagian tengah ketiga, kemudian rendah di bagian hilir. Pola sebaran amonia berbanding terbalik dengan pola sebaran nitrat. Analisis regresi menunjukkan klorofil-a terhadap masing-masing nutrien pada keadaan terbuka lebih lemah terhadap hubungan korelasi pada keadaan tertutup. Analisis korelasi menunjukkan bahwa parameter korelasi klorofil-a terhadap ketiga nutrien pada SPT lebih lemah dibandingkan titik lainnya yang berada dalam keadaan terbuka. ......Covering of floating solar panels that limit sunlight to the lake surface water accompanied by domestic wastewater flow to the lake affects the life of phytoplankton and eutrophication. This study aims to analyze the spatial distribution patterns of changes in chlorophyll-a, nitrate, ammonia, and phosphate as well as the relationship of chlorophyll-a to the three nutrient parameters in lake surface water due to the presence of a floating solar panel. A total of 28 water samples were collected from 7 sampling points during 4 weeks of rainy season at a depth of approximately 30 cm from the surface water in Mahoni Lake, Universitas Indonesia, Depok. These points plot 4 parameters, namely chlorophyll-a, nitrate, ammonia, and phosphate. A review of changes in parameter dynamics, spatial analysis, and inferential statistics were carried out. Kruskall-Wallis test shows that floating solar panel covering has no significant effect on changes in the concentration of chlorophyll-a, nitrate, ammonia, and phosphate. Spatial analysis results in the same pattern of chlorophyll-a and phosphate, which was high in the upstream, and decreased in the middle zone of the lake and floating solar panels, then increased in the downstream. The pattern of nitrate distribution is moderate in the upstream, and lower in the middle zone of the lake and floating solar panels, increasing in the third middle, then lower in the downstream. The distribution pattern of ammonia is inversely proportional to the distribution pattern of nitrate. Regression analysis shows that chlorophyll-a correlation for each nutrient in the open water zone is weaker than the in the floating solar panel-covered zone. The correlation analysis shows that the correlation of parameter chlorophyll-a to nitrate, ammonia, and phosphate concentrations in the floating solar panel is weaker than the other points in the open water lake.
Depok: Fakultas Teknik, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rana Aldila Putro
Abstrak :
Keseimbangan oksigen terlarut dipengaruhi oleh produksi dan pemanfaatan oksigen. Defisit oksigen terjadi apabila kebutuhan oksigen lebih besar dibandingkan ketersediaan oksigen. Salah satu solusi dalam mencegah dan mengatasi defisit oksigen pada perairan adalah dengan aerasi menggunakan aerator kincir air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan parameter oksigen terlarut, kebutuhan oksigen kimiawi, sulfat, nitrat, dan amonia akibat aerasi kincir air serta jangkauan distribusi optimal setiap parameter dalam arah lateral – vertikal. Pengambilan sampel dilakukan pada enam titik berbeda dengan lima variasi waktu di Danau Mahoni Kampus UI Depok. Analisis dilakukan dengan uji t berpasangan, rancangan acak kelompok, uji BNT, dan analisis persentase efisiensi. Pemetaan distribusi parameter menggunakan aplikasi Surfer. Aerasi kincir air meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut pada titik sampling hingga mencapai 105% pada pengoperasian selama 4 jam. Aerasi kincir air mampu menurunkan konsentrasi amonia dan COD serta meningkatkan konsentrasi nitrat. Aerasi kincir air tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan konsentrasi sulfat. Aerator kincir air mampu mendistribusikan perubahan parameter oksigen terlarut, amonia, kebutuhan oksigen kimiawi, dan nitrat hingga jarak optimal arah lateral 4,5 m dan kedalaman 0,8 m dari permukaan air. ......Dissolved oxygen balance is affected by the production and utilization of oxygen. An oxygen deficit occurs when the oxygen demand is greater than the availability of oxygen. One solution in preventing and overcoming the oxygen deficit in the waters is aeration using paddle wheel aerator. This study aims to analyze changes in dissolved oxygen, chemical oxygen demand, sulfate, nitrate, and ammonia parameters due to paddle wheel aeration and the optimal distribution of each parameter in the lateral – vertical direction. Sampling was carried out at 6 different points with 5-time variations in Lake Mahoni, UI, Depok. Statistical analysis was performed by paired t-test, randomized block design, LSD test, percentage efficiency analysis, and distribution mapping. Aeration of the paddle wheel increases the dissolved oxygen concentration in the sampling point up to 105% at 4 hours of operation. Aeration of the paddle wheel reduces the concentration of ammonia and COD and increases the concentration of nitrate while does not have a significant effect on changes in sulfate concentration. Paddle wheel aeration can affect the concentration of dissolved oxygen, chemical oxygen demand, ammonia, and nitrate up to an optimal distance of 4.5 m laterally and at a depth of 0.8 m vertically.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiba Putri Rahmahakim
Abstrak :
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup dan harus selalu terjaga kualitasnya. Pengujian kualitas air perlu dilakukan segera setelah pengumpulan sampel, namun seringkali laboratorium tidak dapat menganalisis sampel air secara langsung dan memungkinkan penyimpanan sampel memerlukan waktu tunggu (holding time). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan konsentrasi terhadap waktu tunggu, menganalisis laju reaksi penguraian, serta menyimulasikan perubahan konsentrasi BOD dan COD untuk mengetahui konsentrasi awal. Perubahan konsentrasi terhadap waktu tunggu diketahui melalui metode pengujian parameter BOD dan COD yang diambil dari sampel air Danau Mahoni dan diuji di laboratorium pada t(0), t(0,25), t(2), t(5), t(7), dan t(14) dalam satuan hari. Adapun analisis laju reaksi dilakukan perhitungan kesetimbangan massa dan disempurnakan menggunakan ‘Solver’ pada Microsoft Excel. Sedangkan simulasi perubahan konsentrasi BOD dan COD untuk mengetahui konsentrasi awal dilakukan dengan perhitungan solusi persamaan diferensial dari model yang telah dibuat. Berdasarkan analisis, diperoleh bahwa perubahan konsentrasi parameter BOD dan COD terhadap holding time cenderung menurun pada semua sampel. Konsentrasi BOD secara keseluruhan mengalami penurunan signifikan konsentrasi BOD yang terjadi setelah pengukuran t(2). Konsentrasi COD sampel dengan pengawetan mengalami penurunan signifikan pada pengukuran t(2). Sedangkan konsentrasi COD sampel tanpa pengawetan menurun signifikan setelah waktu pengukuran t(2) dan t(7). Nilai KD BOD dengan pengawetan 1 dan 2 berturut-turut adalah 0,064/hari dan 0,059/hari. Sementara itu, KD BOD pada sampel tanpa pengawetan 1 dan 2 berturut-turut adalah 0,124/hari dan 0,0827. Nilai KD COD dengan pengawetan 1 dan 2 berturut-turut yaitu 0,004/hari dan 0,0169/hari. Sementara itu, pada sampel tanpa pengawetan 1 dan 2, diperoleh nilai KD COD berturut-turut yaitu 0,039/hari dan 0,047/hari. Nilai KD BOD dan COD pada sampel dengan pengawetan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan sampel tanpa pengawetan. Hal ini menunjukkan bahwa pengawetan mampu memperlambat laju penguraian BOD dan COD dalam sampel air. Pemodelan parameter BOD dan COD sampel dengan pengawetan maupun tanpa pengawetan untuk memperkirakan nilai konsentrasi awal secara efektif dapat digunakan hingga t(2). ......Water is a natural resource that is very important for the life of living things and its quality must always be maintained. Water quality testing needs to be done immediately after sampling, but laboratories often cannot analyze water samples directly and allow sample storage to require holding time. This study aims to analyze the dynamics of changes in concentration during holding time, analyze the rate of decomposition reactions, and simulate changes in concentrations of BOD and COD to determine initial concentrations. The change in concentration during holding time is known through the BOD and COD parameter testing methods taken from Lake Mahoni water samples and tested in the laboratory at t(0), t(0.25), t(2), t(5), t(7) ), and t(14) in days. The reaction rate was carried out by calculating the mass balance and using 'Solver' in Microsoft Excel. Meanwhile, the simulation of changing the concentration of BOD and COD to determine the initial concentration was carried out with differential solutions from the model that had been made. The analysis found that changes in the concentration of BOD and COD during holding time tended to decrease in all samples. BOD concentration as a whole experienced a significant decrease in BOD concentration that occurred after t(2) measurement. The COD concentration of the samples with preservation decreased significantly in the t(2) measurement. In contrast, the COD concentration of samples without preservation was significantly reduced after the measurement time t(2) and t(7). KD BOD values with preservation 1 and 2 were 0.064/day and 0.059/day, respectively. Meanwhile, the samples without preservation 1 and 2 were 0.124/day and 0.0827 respectively. The KD COD values with preservation 1 and 2 were 0.004/day and 0.0169/day, respectively. Meanwhile, the KD COD values were obtained for samples without preservation 1 and 2, respectively, 0.039/day and 0.047/day. KD BOD and COD values in samples with preservation tended to be lower than those without preservation. This condition shows that pickling can slow down the rate of decomposition of BOD and COD in water samples. BOD and COD modeling with or without preservation to determining initial concentration values can be used up to t(2).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Abdurrahman Masykur
Abstrak :
Panas bumi berperan penting dalam mempengaruhi kualitas air permukaan dengan efek positif dan negatif. Ini menjadi sumber energi terbarukan yang efisien dalam menghasilkan listrik tanpa menghasilkan gas berbahaya. Namun, keberadaan panas bumi mempengaruhi kualitas air permukaan di suatu DAS. Penelitian ini difokuskan pada daerah panas bumi Gunung Salak yang memiliki aktivitas vulkanik dan tektonik. Parameter-parameter seperti daya hantar listrik (diukur dalam milisiemens/cm) digunakan untuk mengukur kandungan mineral dan senyawa terlarut dalam air. Total Dissolved Solids (TDS) yang diukur dalam ppt digunakan untuk mengkuantifikasi padatan terlarut, sedangkan tingkat keasaman air (pH) menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air. Penelitian ini juga melibatkan pengumpulan data kuesioner untuk menjawab pertanyaan penelitian. ......Geothermal heat plays a significant role in influencing the quality of surface water, with both positive and negative effects. It serves as a renewable energy source, efficiently generating electricity without emitting harmful gases. However, the presence of geothermal heat affects the quality of surface water in a watershed. The study focuses on the geothermal region of Gunung Salak, characterized by volcanic and tectonic activities. Various parameters were used to measure surface water quality, such as electrical conductivity (measured in millisiemens/cm) indicating mineral and dissolved compound content. Total Dissolved Solids (TDS) measured in parts per thousand (ppt) quantify dissolved solids, while water acidity (pH) levels indicate its alkalinity. The research also involved questionnaire data collection to address research inquiries.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ramadhan
Abstrak :
Nitrifikasi adalah proses alami di badan air di mana terjadi pemecahan nitrogen tereduksi, umumnya dalam bentuk amonia (NH4+) menjadi Nitrit (NO2-) dan kemudian menjadi Nitrat (NO3-) oleh bantuan bakteri. Laju nitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis laju nitrifikasi pada Sungai Kali Baru dengan metode batch, menganalisis pengaruh konsentrasi TSS terhadap laju nitrifikasi, dan menganalisis pengaruh nilai laju reaksi hasil percobaan terhadap akurasi model QUAL2Kw. Evaluasi laju nitrifikasi dilakukan dengan mengamati fluktuasi konsentrasi parameter nitrifikasi dari sampel air selama rentang waktu hingga 12 hari, kemudian dilakukan perhitungan menggunakan persamaan kinetika reaksi untuk mendapatkan tetapan laju oksidasi amonia (kai) dan tetapan laju oksidasi nitrit (kin). Nilai kai yang diperoleh merupakan nilai tetapan laju nitrifikasi yang dapat dimodelkan dalam QUAL2Kw untuk kemudian dibandingkan hasil simulasi amonia dan nitratnya dengan laju default (0,1858 /hari). Penelitian ini menguji sampel air Sungai Kali Baru, dan sampel air kondisi artificial. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah konsentrasi Amonia, Nitrit, Nitrat, dan TSS. Sampel air Sungai Kali Baru memiliki konsentrasi TSS sebesar 113 mg/L, kai sebesar 0,30587 /hari serta kin sebesar 0,14088 /hari. Sampel artificial tidak mengandung TSS sehingga diperoleh kai sebesar 0,00355 /hari, dan kin sebesar 0,04944 /hari. Laju nitrifikasi yang diperoleh dalam penelitian ini 64,6% lebih tinggi dibandingkan dengan laju nitrifikasi default permodelan. Namun, perbedaan laju nitrifikasi ini hanya menurunkan konsentrasi amonia hasil permodelan sebesar 0,17% dan meningkatkan konsentrasi nitrat hasil permodelan sebesar 0,39%. ......Nitrification is a natural process in a water body breaking down reduced nitrogen in the form of ammonia (NH4+) to Nitrite (NO2+) which further oxidises into Nitrate (NO3-) by the help of bacteria. The rate of nitrification is affected by several factors. This study aims to analyze the nitrification rate of Kali Baru River using a batch method, analyzing the effect of TSS concentration in water to the nitrification rate, and analyzing how nitrification rate achieved from this study affected the accuracy of a previous QUAL2Kw model. The evaluation of nitrification rate is done by observing the fluctuation of nitrification parameter concentration in a water sample ranging to 12 days, then a kinetical rate analysis is done to gather the ammonia oxidation rate (kai) and the nitrite oxidation rate (kin). The kai value is determined to be the nitrification rate that can be modelled in QUAL2Kw. The ammonia and nitrate concentration modelled by using the kai from this study will be compared to the default value of nitrification rate from the previous modelling (0,1858 /day). This study tested the water quality of Kali Baru River water sample and an artificial condition water sample. The parameters tested in this study are ammonia, nitrite, nitrate, and TSS concentration. Samples from Kali Baru River resulted a 113 mg/L TSS concentration and a kai, and kin value of 0,30587 /day and 0,14088 /day respectively. Artificial condition water sample did not result in any TSS concentration and resulted a kai, and kin value of 0,00355 /day and 0,04944 /day respectively. The nitrification rate acquired from this study is 64,6% higher than the default nitrification rate but only decreased the modelled ammonia concentration by 0,17% and increased the modelled nitrate concentration by 0,39%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library