Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kitson, Fulton G.
San Diego: Academic Press, 1996
543.85 KIT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Avisha Nurfitriana Daniati
Abstrak :
Amfetamin atau di Indonesia banyak dikenal sebagai zat yang menjadi bahan campuran shabu ini masuk ke dalam kelas substansi sintetis yang bekerja pada susunan saraf pusat SSP . Amfetamin memiliki efek psikologikal yang luas sehingga biasa digunakan sebagai pengobatan terapi. Oleh karena efek menyenangkan dan menyebabkan tidak mengantuk, sehingga amfetamin sering disalahgunakan. Pembuktian penyalahgunaan ini memerlukan analisis amfetamin dalam matriks biologis. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis amfetamin dalam dried blood spot DBS menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa KG-SM yang optimum dan tervalidasi. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa dengan Kolom Kapiler DB-5 MS 30 m x 0,25 mm; 0,25 mm ; fase gerak gas Helium; laju alir 0,8 mL/menit; deteksi massa pada nilai 44,00 dan 91,00 untuk amfetamin serta 58,00 dan 77,00 untuk efedrin HCl sebagai baku dalam. Preparasi sampel yang optimum adalah dengan menotolkan 20 mL darah utuh yang telah ditambahkan analit 100 ng/mL pada kertas DBS dan dikeringkan selama 3 jam. Sampel diekstraksi menggunakan metanol 500 mL dan disonikasi selama 20 menit, bagian larutan metanol dipindahkan ke dalam vial yang ditambahkan 10 mL 0,25 HCl dalam metanol dan diuapkan dibawah aliran gas nitrogen. Residu direkonstitusi dengan etil asetat sebanyak 50 mL. Hasil validasi terhadap metode analisis amfetamin yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Method Validation Guidelinetahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 4,00 ndash; 60,00 ng/mL dengan r > 0,999. ......Amphetamine or in Indonesia known as a compound of shabu is a synthetic substance that work on the central nervous system CNS . Amphetamines have extensive physchological effects so commonly used as therapeutic treatments. Because the effects of amphetamine are euphoria and alertness, so amphetamines are often misused. This proof of abuse requires the analysis of amphetamine in biological matrix. Thus, this study aim to obtain the method of amphetamine analysis in dried blood spots using an optimum and validated gas chromatography mass spectrometry GC MS . Separation was performed by Gas Chromatography Mass Spectrometry with DB 5 MS Capillary Column 30 m x 0.25 mm 0.25 m Helium as a gas phase 0.8 mL min flow rate mass detection at values of m z 44.00 and 91.00 for amphetamines and m z 58.00 and 77.00 for ephedrine HCl as an internal standard. Optimized sample preparation was performed by 20 mL of blood were pipetted onto the center of DBS cards, then dried for 3 hours. the extraction was performed by adding 500 mL of methanol and then the sample was sonicated for 20 minutes, the methanolic solution was transferred into the vial containing 10 mL of 0,25 HCl in methanol and evaporated under a gentle stream of nitrogen, then the residue was reconstituted with 50 mL of ethyl acetate solution. The validation result of amphetamine analysis method fulfilled the validation requirement based on EMEA Bioanalytical Method Validation Guideline of 2011. The obtained method of linear in the concentration range 4.00 ndash 60.00 ng mL with r 0.999.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Prapurandina
Abstrak :
Perubahan peraturan terkait batas penggunaan bahan pengawet metilisotiazolinon (MI) dan metilkloroisotiazolinon (MKI) dalam formula kosmetika telah disahkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (Badan POM). Perubahan ini diupayakan demi memastikan mutu dan keamanan produk dalam rangka mencegah kasus alergi kontak dermatitis di Indonesia. Sementara itu, metode analisis yang tersedia di Badan POM hanya untuk menganalisis MI secara KCKT-UV dan belum ada yang memfasilitasi analisis simultan MI dan MKI pada produk kosmetika. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode analisis MI dan MKI dalam produk kosmetika secara simultan menggunakan teknik ekstraksi matrix solid-phase dispersion (MSPD) dilanjutkan dengan kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM) yang optimum dan valid serta mendapatkan data perbandingan hasil validasi dan penetapan kadar MI dan MKI antara metode KG-SM dengan KCKT-UV. MI dan MKI diekstrak dari dalam sampel kosmetika menggunakan teknik MSPD dengan alumina sebagai sorben padat dan etil asetat sebagai eluen. Pasir kuarsa sebagai sorben lokal dari Indonesia walau bukan merupakan sorben terpilih tetapi terbukti memiliki kemampuan untuk digunakan pada proses ekstraksi senyawa kimia. Setelah terisolasi, MI dan MKI tersebut dianalisis menggunakan KG-SM yang dilengkapi dengan kolom kapiler DB-5MS. Hasil uji validasi memenuhi kriteria keberterimaan baik untuk kosmetik non bilas dan bilas dimana perolehan kembali MI dan MKI antara 97,87-103,15 %, simpangan baku relatif (SBR) di bawah 11%, dan batas kuantitasi (LOQ) MI dan MKI untuk kosmetika non bilas berturut turut adalah 0,96 µg/mL dan 1,95 µg/mL. Sementara untuk kosmetika bilas nilai LOQ nya adalah 0,56 µg/mL untuk MI dan 1,49 µg/mL untuk MKI. Hasil tersebut, jika dibandingkan dengan metode KCKT-UV, menunjukkan bahwa metode KG-SM lebih sensitif dan selektif.  Saat diaplikasikan pada sampel kosmetika, metode KG-SM memiliki potensi digunakan untuk memonitor ketidaksesuaian pelabelan MI dan MKI pada daftar komposisi produk kosmetika dibandingkan dengan KCKT-UV walau secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kedua metode tersebut. ......The regulation amendment regarding the permitted limit for methylisothiazolinone (MI) and methyhlchloroisothiazolinone (MCI) preservative in cosmetic formula has been promulgated by Indonesian Food and Drug Authority (Indonesian FDA). This amendment is to ensure consumer safety and product quality in order to prevent allergic contact dermatitis case in Indonesia. Meanwhile, analytical method that available in Indonesian FDA only facilitate MI analysis using HPLC-UV method and analytical method for investigating MI and MCI simultaneously in cosmetic products has not yet been developed. The aim of this study is to develop the simultaneous analytical method for MI and MCI by using MSPD as an extraction technique followed by gas chromatography tandem mass spectrometry (GC-MS) in cosmetic products and to obtain comparative results of validation and assay studies of MI and MCI between GC-MS and HPLC-UV methods. The MI and MCI were extracted from cosmetic sample by using matrix solid-phase dispersion technique with alumina as solid sorbent and ethyl acetate as eluent. Quartz sand from Indonesia, though was not chosen as sorbent, has been proven as a prospective sorbent to be applied in the extraction process. After being isolated, MI and MCI from the samples were analyzed using GC-MS equipped with DB-5MS capillary column. This analysis method for both leave-on and rinse-off cosmetic showing MI and MCI recoveries between 97.87-103.15 %, relative standard deviation (RSD) value lower than 11%, and limit of quantitation (LOQ) for leave-on product is 0.96 µg/mL and 1.95 µg/mL and for rinse-off products 0.56 µg/mL and 1.49 µg/mL for MI and MCI, respectively. Hence, this purposed analytical method for determining MI and MCI in cosmetic products complied the validation acceptance criteria and was more sensitive and specific compared to HPLC-UV validation result. When GC-MS method was applied to analyze cosmetic samples, it indicated a potency to monitor inappropriate labeling of MI and MCI in cosmetic product ingredient list compared to HPLC-UV method though there is no significant differences between those two methods statistically.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Julio
Abstrak :
3,4-Metilendioksimetamfetamin MDMA atau di Indonesia dikenal dengan ekstasi merupakan recreational drugs golongan stimulant dan halusinasi dari golongan amfetamin yang masih banyak disalahgunakan hingga saat ini. Untuk membuktikan seseorang menyalahgunakan MDMA maka diperlukan uji MDMA dalam tubuh. Selama ini kadar MDMA di dalam tubuh biasanya ditentukan di dalam darah dan urin. Dried Blood Spot sebagai metode yang lebih sederhana dan tidak invasif bila dibandingkan dengan pengambilan darah langsung dari vena yang lebih invasif atau dari urin yang masih diragukan kebenaran pengambilan sampel dikarenakan masalah privasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis MDMA dalam sampel DBS mulai dari kondisi kromatografi gas spektrometri massa yang optimum, metode preparasi sampel DBS yang optimum, hingga validasi metode analisis. Kondisi kromatografi optimum adalah kolom kapiler HP-5 MS dengan panjang 30 m, diameter dalam 0,25 mm; fase gerak gas Helium 99,999 ; laju alir 1,2 mL/menit; deteksi MS pada nilai m/z 58,00 dan 135,00 dan efedrin HCl sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan metode mikroekstraksi cair-cair dengan pelarut methanol lalu reesidunya dikeringkan dan direkonstitusi dengan etil asetat sebanyak 40 ? L. hasil validasi terhadap metode analisis MDMA yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 25,0-500,0 ng/mL dengan r> 0,9999. ......3,4 Metilendioxymethamphetamine or in Indonesia known as ecstasy is one of recreational drugs that causing stimulant and hallucinogen of the amphetamine group which is still widely abused. To prove a person abusing MDMA then MDMA test is required in the body. MDMA concentration in the body are usually determined in the blood and urine. Dried Blood Spot as a simple and non invasive method compared to blood taking directly from the vene that usually is invasive and urine that can be still doubtful because privacy issue. This study aims to develop analytical methods for MDMA in DBS sample from the conditions of gas chromatography mass spectrometry optimum, optimum DBS preparation methods, to the validation of analytical methods. The optimum chromatography conditions were HP MS 5 capilarry columns with a length of 30 m 0.25 mm inner diameter mobile phase Helium gas 99.999 flow rate 1.2 mL min detection of MS at m z values of 58.00 and 91.00 and ephedrine HCl as an internal standard. Sample preparation using liquid liquid microextraction with methanol solvent and the residue is dried and reconstituted with about 40 L of ethil acetate. The results of the validation of analytical methods for MDMA that satisfies the validation by the EMEA Guideline 2011. Bioanalytical Methods obtained linear in the concentration range from 25.0 to 500.0 ng mL with r 0.9999.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Widdya Damayanti
Abstrak :

Madu sangat bermanfaat untuk tubuh. Madu dijadikan obat alternatif oleh masyarakat dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit dikarenakan kandungan senyawa di dalamnya. Tingginya permintaan pasar dikarenakan meningkatnya konsumsi madu oleh masyarakat memberikan peluang kepada oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memalsukan madu. Oleh sebab itu diperlukan suatu teknologi canggih yang bisa mendeteksi keaslian madu beserta klasifikasikasi dan sifatnya secara cepat dan akurat. Identifikasi dan klasifikasi madu dilakukan pada madu asli yang berasal dari lebah Apis sp. dan juga stingless bees serta madu palsu buatan yang dibuat dengan percampuran madu asli dengan penambahan air gula (Fruktosa) dan NaHCO3.  Dalam melakukan identifikasi madu dengan metode Artificial Neural Network (ANNs) digunakan software berupa MATLAB. Metode Artificial Neural Network (ANNs) yang digunakan adalah alogaritma backpropagation dengan arsitektur jaringan multilayer. Hasil dari peneitian ini adalah pengidentifikasian madu menggunakan metode Artificial Neural Network untuk percobaan 2 kelas memiliki hasil tranning dan testing yang lebih tinggi dibandingkan dengan percobaan dengan 6 kelas. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak kelas maka jumlah data setiap kelas harus semakin banyak dan sama rata dikarenakan jumlah data mempengaruhi hasil tranning dan testing dari Artificial Neural Network.

 


Honey is very beneficial for body. It can be used as an alternative medicine by humans for curing various types of diseases due to the compound contained in honey. The high market demand due to increasing consumption of honey by consumers provides opportunities for unscrupulous individuals to falsify honey. In order to prevent consumers from fake honey, we need a sophisticated technology that can detect the authenticity of honey along with its classification and nature quickly and accurately. In this study, a method for identifying and classifying the authenticity of honey using Artificial Intelligence (AI), the type of artificial intelligence that is used in this study is Artificial Neural Network (ANNs). The identification and classification of honey is performed using honey Apis sp bees, stingless bees and fake honey. Fake honey is made by adding sugar (Fructose) and NaHCO3 to the honey. For identifying honey with the Artificial Neural Network (ANNs) method, the author used MATLAB software. The Artificial Neural Network (ANNs) method used is a backpropagation algorithm with multilayer network architecture. The result of this research is the identification of honey using the Artificial Neural Network method for the 2-class experiment which has higher tranning and testing results compared with experiments with 6 classes. This is because the amount of data per class must be more and equal because the amount of data affects the results of tranning and testing of Artificial Neural Network.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library