Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Togi Junice Hutadjulu
Abstrak :
Sterol telah dimanfaatkan sebagai sUmber hormon SL.eroid dalam rangka produksi 1:1-ontraseptif -oral. Untuk mencari sterol tersebut, dinilai kemungkinan untuk memanf-'aatkan limblah udang windu ( -f^_E^f_Li5_74 monodon) sebagai sumber kolesterol,yang me rupakan komponen utama sterol dalam krustasea. Penetapan kadar sterol total dilakukan melalui modifikasi cara sPektrofotometri berdasarkan reaksi. Liebermarin-Burchard, dan kadar kolesterol ditetapkan secaraa kromatografi gas- c-air. Kemudian dilakukan penilaian hasil peneraparl cara penetaparl kadar sterol. menurut kedua cara tersebut. Dalam penyiapan bahan dilakukan hidrolisis dengan KOH-etariol pada berbagai temperatur dan lamanya pemanasan yaitu 90 OC/60 menit 90 'C/ 1.0 menit dan ' 40 O C/55 menit. Sed'angkan tahap penyarian menggunakan pelarut eter dengan penyarian tiga kali dan wasbensin dengan penyarian sekali. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan analisis variansi menunjukd^.an perbedaan tak bermakna antara faktor hidrolisis, cara penyarian dan metode penetapan kadar. Kadar sterol total udang windu adalah 2 .,22 + 0,07) mg./g bahan berdasarkan reaksi Liebermann-Burchard dan 2,19 4 0,0,Tmg/9 baban secara kromatografi gas-cair. ......Sterols have been used as source of steroid hormones to produce oral-contraceptives. In searching for sterols, it is evaluated possibility to use waste of ^ian4 tiger shrimp ("f-e-n-a-e-u-s- -m-o-n-o-d-o-n-) as source of cholesterol which is the major sterol component-in Crustacea. Determination of total sterols was done by the modified spectrophotometric method based on tll^_ Liebermann-Burchard and the cholesterol level was determined by gas-liquid chromatography (GLC). The result of the two determinations were evaluated. To prepare the sample, hydrolisis with KOH-ethanol at different temperatures and times of heating were done. The conditions were 90 OC/60 minutes, 90'C/10 minutes and 40"C/55 minutes.. Ether and petroleum benzene were used as solvents for extraction. Extraction was done with three portions of ether and one portion of petroleum benzene. Analysis of variance snowed no significant differences between the different methods of hydrolisis, extraction and determinations.. 'l con t The total stero ent of giant ti ger shrimp was 2,22 + 0,071 mg/9 samples determined by Liebermann- Burchard reaction . and 21,^_',' + 0.,07,' mg/9 determined samples by GLC.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Khaeruni Prihapsari
Abstrak :

ABSTRAK
Nonil alkohol atau nonanol merupakan suatu zat sintetik golongan alkohol yang dapat digunakan sebagai pengharum. Nonil alkohol memiliki aroma yang menyerupai minyak jemk, maka di dalam perdagangan sering digunakan sebagai pengganti minyak jeruk.

Penelitian ini dilakukan untuk mencari cara penyiapan sampel dan metode analisis kromatografi gas dengan parameter temperatur kolom dan kecepatan aliran gas pembawa yang optimum serta pemilihan baku dalam. Hasil yang diperoleh diterapkan pada analisis dua sampel sampo bentuk larutan. Kolom yang digunakan adalah kolom baja tahan karat yang berisi fase diam PEG-20M 10% dalam Kromosorb WAW 60/80 mesh dengan panjang kolom 2 m dan digunakan nitrogen sebagai gas pembawa.

Penyiapan sampel dan uji perolehan kembali (96,69% + 0,26%) terhadap nonil alkohol standar dilakukan dengan cara penyarian menggunakan dietil eter. Hasil optimum metode kromatografi gas adalah temperatur kolom awal 130°C yang dipertahankan selama 5 menit kemudian diubah menjadi 140°C selama 5 menit dengan kenaikan 2°C setiap menit, temperatur detektor ionisasi nyala 280°C dan temperatur ruang suntik 250°C. Atenuasi rekorder 5 dan sensitivitas detektor 10^. Kecepatan aliran nitrogen sebagai gas pembawa adalah 40 ml/menit dan sebagai baku dalam digunakan kamfer. Kedua sampel sampo bentuk larutan yang diperiksa dengan metode kromatografi gas mengandung nonil alkohol dengan kadar 0,19%b/v ± 0,005%b/v dan 0,14%b/v ± 0,005%b/v.

1997
S32098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fannytasari
Abstrak :
Residu insektisida organoklor (lindan, aldrin, dieldrin, heptaklor dan endosulfan) dan organofosfat (klorpirifos, propenofos, diazinon dan malation) telah diteliti terhadap sampel tanah, air, beras darl enam desa di Karawang dan produk olahan beras darl dua belas pasar tradisional di Karawang, Jakarta dan Bogor. Metode analisis residu insektisida berdasarkan pada kromatografi gas-cair dengan' detektor penangkap eiektron. Dari total sembilan jenis insektisida yang diuji, seluruhnya terdeteksi pada sampel dengan konsentrasi berkisat dari tak terdeteksi sampai 101,2 ng/g. Frekuensi deteksi residu berkisar dari 3,1% (3 sampel) sampai 86 % (84 sampel). Lindan merupakan yang paling banyak terdeteksi diikuti klorpirifos (52,0 %; 51 sampel) dan aldrin (51,0 %; 50 sampel). Sebanyak 15,71 % (11 sampel) produk beras yang berasal dari Bogor yaitu jenis nasi (2 sampel), bubur (1 sampel) buras (2 sampel), lemper (2 sampel), ketupat (1 sampel) dan lontong (3 sampel) tercemar aldrin melebihi batas maksimum residu yang dihitung dari AD! {Acceptable Daily Intake). Nilai ED! {Estimated Daily Intake) buras, lemper dan lontong berturut-turut 23,52 xlO"^; 12,44x10"^; dan 15,35x10"^ mg/kg berat badan per hari dengan pencapaian AD I berturut-turut 235,2; 124,4 dan 153,5 % sehingga beresiko terhadap kesehatan konsumen. Konsumsi maksimal produk beras ini yang masih aman adalah 2 buras, 4 lemper dan 192,99 miligram lontong. Sedangkan sampel tanah, air, beras dan produk beras lainnya masih aman ......The residue levels of organochiorine insecticides (iindane, aldrin, dieldrin, heptachlor and endosulfan) and organophosphorus insecticides (chlorpyriphos, propenofos, diazinon and malathion) were determined in soil, water and rice from six villages in Karawang and rice products from twelve traditional markets around Karawang, Jakarta and Bogor. The method for monitoring these residues based on gas-liquid chromatography with electron capture detector. All of the nine organochiorine and organophosphorus insecticides investigated, were detected at concentration ranging from nondetectable to 101,2 nanogram/gram. Frequencies of detection of insecticides residues ranged from 3,1 % (3 samples) to 86 %(84 samples). Lindane was the most frequently detected followed by chlorpyriphos (52,0 %; 51 samples) and aldrin (51,0 %, 50 samples). A total of 15,71 % (11 samples) rice products from Bogor such as rice (2 samples), bubur (1 sample), buras (2 samples), lemper (2 samples), ketupat (1 sample) and lontong (3 samples) contained aldrin exceeded Maximum Residue Limits (MRLs) determined from Acceptable Daily Intake. The EDIs (Estimated Daily Intakes) of aldrin for buras, lemper, and lontong were 23, 52x10"®; 12,44x10"®; 15,35x10"® mg/kg body weight/day, respectively. These EDIs have exceeded ADI, were 235,2 % (buras), 124,4 % (lemper); 153,5 % (lontong). Therefore, consumption of these foods poses a risk to consumer health. Based on ADI achieved, maximum rice products consumption that will not pose a risk to consumer health for buras, lemper and lontong are 2, 4 and 192,99 miligram, respectively. The rest samples such as water, soil, rice and other rice products were in safe level.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradilla Mauliddini
Abstrak :
Senyawa ester asam lemak merupakan bahan kimia yang banyak dikembangkan saat ini, diantaranya digunakan pada produk-produk kosmetika dan pangan. Di Indonesia banyak penghasil asam sitrat dan asam palmitat yang memungkinkan untuk pembuatan senyawa ester asam palmitat dan asam sitrat lainnya. Oleh karena itu, percobaan sintesis ester asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat melalui proses esterifikasi asam sitrat dan asam palmitat, yang diprediksi memiliki potensi sebagai emulgator perlu dilakukan. Asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat disintesis melalui tiga tahap reaksi. Tahap pertama mereaksikan asam sitrat dengan anhidrida asetat dalam suasana asam menghasilkan asetilsitrat. Tahap kedua mereaksikan asam palmitat dalam benzen dengan metanol menggunakan katalis asam sulfat pekat menghasilkan metil palmitat. Tahap ketiga interesterifikasi antara asetilsitrat dan metil palmitat dengan katalis natrium metoksida menghasilkan asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat dengan rendemen 72,07%. Metode analisis senyawa ester menggunakan kromatografi gas kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 170-190ºC, kenaikkan 2ºC /menit, dan dipertahankan selama 30 menit. Pada kondisi analisis diperoleh waktu retensi asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat 39,894 menit dengan kadar 72,07%. Karakterisasi dari asam 2-heksadekanoiloksipropana-1,2,3-trikarboksilat memiliki bilangan asam sebesar 395,38 dan nilai HLB 7,625. ...... Fatty acid esters compound were chemical subtance that were more developed now, that were used at food and cosmetic products. In Indonesia, many of citric acid and palmitic acid producer that possible to make another citric acid and palmitic acid esters compound. For that reason, experiment to synthesize ester of 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid was might be synthesis by esterification of palmitic acid with citric acid, that was predicted has potency as emulsifier become necessary. 2-Hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid compound was synthesized over three steps of reaction. First step was reacted citric acid with acetic anhydride in acidic environment yielded acetylcitrate. Second step was reacted palmitic acid in benzene with methanol catalyzed by sulfuric acid yielded methyl palmitate. Third step was interesterification of acetylcitrate with methyl palmitate catalyzed by sodium methoxide yielded 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid with rendement over 72.07%. Method of analysis ester components was performed using gas chromatography with VB-Wax column (60 m x 0.32 mm), column temperature was programmed at 170ºC-190ºC, increased by 2ºC/minute, and held for 30 minutes. In analysis conditions was yielded retention time of 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid 39.894 minutes with levels 72.07%. Characterization of 2-hexadecanoyloxypropana-1,2,3-tricarboxylic acid has acid value 395.38 and Hydrophilic Lipophylic Balance (HLB) value 7.625.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library