Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Almer Zaidan Basyir Kiat
Abstrak :
Sistem pengolahan lumpur tinja yang baik mutlak diperlukan untuk menciptakan kondisi sanitasi yang ideal serta masyarakat yang sehat. Di area DKI Jakarta, total cakupan layanan sistem pengolahan air limbah domestik hanya mencapai 22,43% pada tahun 2021. IPLT Duri Kosambi merupakan salah satu IPLT di DKI Jakarta yang memiliki kapasitas desain 900 m3 /hari. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasi sistem pengolahan konvensional pada IPLT Duri Kosambi dan memeberikan saran optimasi berdasarkan hasil evaluasi untuk mencapai hasil efluen yang memenuhi baku mutu. Evaluasi yang dilakukan mencakup parameter desain dan metode operasional, dengan parameter uji yang mencakup padatan total, padatan volatil, BOD5, COD, fecal coliform, pH, suhu, dan oksigen terlarut. Beberapa hasil yang diperoleh mencakup penyisihan padatan total dan volatil sebesar 92,82% dan 97%, penyisihan fecal coliform sebesar 1,82 log removal pada saringan & aerobic digester dan 3,52 log removal pada kolam stabilisasi. Permasalahan desain dan metode operasional mencakup level daya aerator kolam fakultatif yang melebihi batas, penempatan saluran outlet, ketiadaan media filter pada bak pengering lumpur, endapan lumpur pada kolam anaerobik dan fakultatif, kerusakan peralatan, serta filtrat bak pengering lumpur yang tidak diresirkulasi. Optimasi yang disarankan berupa penggunaan aerator sesuai kebutuhan oksigenasi, penempatan ulang saluran inlet dan outlet, revitalisasi media filter, serta pelaksanaan metode operasional yang sesuai standar. ......A good sludge treatment system is essential to create ideal sanitation conditions and a healthy community. In the DKI Jakarta area, the total coverage of domestic wastewater treatment systems only reached 22.43% in 2021. IPLT Duri Kosambi is one of the wastewater treatment facilities in DKI Jakarta with a design capacity of 900 m3 /day. The aim of this research is to evaluate the conventional treatment system at IPLT Duri Kosambi and provide optimization suggestions based on the evaluation results to achieve effluent that meets quality standards. The evaluation includes design parameters and operational methods, with test parameters including total solids, volatile solids, BOD5, COD, fecal coliform, pH, temperature, and dissolved oxygen. Some of the results obtained include the removal of total and volatile solids by 92,82% and 97%, respectively, fecal coliform removal by 1,82 log removal in the screening & aerobic digester, and 3,52 log removal in the stabilization pond. Design and operational problems include the facultative pond aerator power level exceeding the limit, incorrect placement of outlet channels, absence of filter media in the sludge drying bed, sludge deposits in anaerobic and facultative ponds, equipment damage, and the non-recirculation of filtrate from the sludge drying bed. The suggested optimization measures include using aerators according to oxygenation needs, repositioning inlet and outlet channels, revitalizing filter media, and implementing operational methods that adhere to the standards.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Visionta
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi unit filtrasi IPA Buaran I dari segi kriteria desain, kinerja, dan kualitas efluen serta mengidentifikasi tahapan peningkatan kapasitas unit agar dapat mengolah debit dari 3000 L/detik menjadi 3500 L/detik. Metode yang digunakan adalah evaluasi kriteria desain dan operasional. Berdasarkan hasil evaluasi ditemukan bahwa dimensi dan laju filtrasi sebesar 7,375 m/jam masih memenuhi kriteria desain. Namun berdasarkan perhitungan ekspansi media dan perbandingan kedalaman dengan ukuran efektif (nilai L/de) kedalaman media eksisting sebesar 0,6 m tidak memenuhi kriteria desain sehingga diperlukan perbaikan. Dari segi operasional durasi filter run ditemukan sebesar rata-rata 26,8 jam dari seluruh bak yang masih memenuhi kriteria desain literatur tetapi dengan durasi yang jauh lebih rendah dari kriteria desain IPA Buaran yaitu 48 jam. Kualitas air olahan filter pada parameter kekeruhan, mangan, dan besi masih memenuhi standar PerMenKes No. 492 Tahun 2010 mengenai Persyaratan Kualitas Air Minum. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengakomodasi peningkatan kapasitas menjadi 3500 L/detik adalah penyesuaian media filter menjadi media ganda, pengaplikasian kerikil penyangga, dan penyesuaian laju air scouring. Lapisan kerikil yang digunakan adalah bertipe reverse gradation yang dimodifikasi. ......This study aims to evaluate the filtration unit of Buaran Water Treatment Plant in terms of design criteria, performance and effluent quality and identify the stages of increasing the capacity of the unit in order to process discharge from 3000 L/sec to 3500 L/sec. Based on the evaluation results it was found that the dimensions and filtration rate of 7,375 m/h still meet the design criteria. However, based on the calculation of media expansion and rasio of depth and effective size (L/de value) of the existing media depth of 0,6 m does not meet the design criteria so improvements are needed. From an operational perspective the filter run duration was found to be an average of 26,8 hours that is much lower than the Buaran Water Treatment Plant design criteria of 48 hours. The quality of filtered water in turbidity, manganese and iron parameters still meets regulation’s requirements for drinking water quality thus no special modification is needed. Efforts that can be made to accommodate the increase in capacity of 3500 L/s are by adjusting the filter media from a single media to a dual media, applying a modified reverse gradation gravel layer, and adjusting the water scouring rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Fajar Dewantoro
Abstrak :
Kesehatan adalah faktor penting untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai oleh pekerja dan produktifitas yang rendah dapat mengakibatkan perusahaan rugi. Orang menghabiskan 87% waktunya di dalam ruangan. Sebuah bangunan yang dirancang tanpa berfokus pada suhu, kelembaban, aliran udara, dan pencahayaan dapat menyebabkan Sick Building Syndrome (SBS) pada karyawan yang bekerja di gedung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa sistem penilaian kinerja green building yang sudah ada di indonesia dapat dikembangkan menjadi green and healthy building dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia. Metode penelitian yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif untuk mendapatkan kriteria desain dan untuk mendapatkan pengembangan sistem penilaian kinerja green and healthy building. Metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, serta divalidasi melalui Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat 7 kriteria desain dan 57 indikator penilaian yang dapat dikembangkan menjadi konsep green and healthy building di Indonesia. Didapatkan bahwa tidak semua kriteria desain yang ada pada healthy building di dunia dapat diterapkan di indonesia dan bangunan gedung yang telah tersertifikasi green building di Indonesia dapat dikembangkan menjadi konsep green and healthy building. ......Health is an important factor in producing something of value for workers, and low productivity can cause companies to lose money. People spend 87% of their time indoors. A building that is designed without focusing on temperature, humidity, airflow, and lighting can cause Sick Building Syndrome (SBS) in employees working in the building. The purpose of this research is to find out if the green building performance rating system that already exists in Indonesia can be developed into a green and healthy building in accordance with environmental conditions in Indonesia. The research method was carried out through a qualitative approach to obtain design criteria and to develop a green and healthy building performance rating system. Methods of data collection through in-depth interviews and validation through Focus Group Discussion (FGD). The results of this study state that there are 7 design criteria and 57 assessment indicators that can be developed into a green and healthy building concept in Indonesia. It was found that not all of the existing design criteria for healthy buildings in the world can be applied in Indonesia, and buildings that have been certified as green buildings in Indonesia can be developed into green and healthy building concepts.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifary Fachrizal Ridlo Arifin
Abstrak :
ABSTRAK
Fokus riset ini adalah pentingnya upaya untuk mencapai konservasi nilai material terutama untuk desain produk kemasan plastik fleksibel dengan penggunaan warna dan tinta cetak yang berlebihan akan berdampak pada rendahnya tingkat penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Pada riset ini memiliki dua tujuan riset, tujuan pertama untuk mengusulkan desain kriteria konservasi nilai material untuk kemasan plastik fleksibel menggunakan pengembangan metode kriteria design for recycling, metode delphi, kuesioner, uji validasi dan reliabilitas, dan analisis faktor untuk menentukan kecukupan data nya. Tujuan kedua melakukan desain ulang konservasi nilai material untuk kemasan plastik fleksibel dengan menggunakan metode observasi, redefining method, dan metode pemberian skor. Proses desain ulang didasarkan pada ketidaksesuaian desain awal dengan desain kriteria konservasi nilai material nya. Hasil riset didapatkan bahwa uji validasi dan reliabilitas untuk rekomendasi terbaik dari desain kriteria didapatkan; (1) Tidak ada pigmen warna pada permukaan material plastik, (2) Warna putih pada permukaan material plastik, (3) Tidak ada tinta cetak dalam pewarnaan, simbol, gambar, grafik dan huruf pada permukaan material plastik, (4) Penggunaan label kertas secara optimal atau label plastik tipis sebagai tujuan informasi dan promosi pengemasan, (5) Tidak ada perekat atau perekat yang larut dalam air atau material perekat yang tidak beracun, dan (6) Meminimumkan penggunaan lapisan (layer) pada proses pembetukan desain kemasan. Sedangkan pada proses desain ulang menunjukkan tingkat penerimaan konsumen yang tinggi untuk desain ulang kemasan plastik fleksibel yang diusulkan dan usulan desain ulang tersebut masih dapat mempertahankan fungsi dari kemasan yaitu sebagai wadah, identifikasi produk dan informasi produk. Penerapan desain kriteria dan desain ulang pada konservasi nilai material untuk kemasan plastik fleksibel diharapkan dapat sebagai referensi untuk mengembangkan inovasi desain kemasan oleh pemangku kepentingan terkait dengan memperhatikan dari aspek kualitas material plastiknya sebelum digunakan sebagai kemasan supaya harga jual hasil daur ulangnya dapat meningkat.
ABSTRACT
Focus of this study is the importance of effort to attain material value conservation, particularly for design of flexible plastic packaging with excessive use of color and printing ink will be affected to the low acceptance level of plastic waste for recycling. This research have two purposes such as to proposed design criteria for material value conservation of flexible plastic packaging using design of recycling method, delphi method, questionnaire, validation and reliability test, and factor analysis to determine the adequacy data. Next purpose is redesign flexible plastic packaging for material value conservation using observation method, redefining method, and scoring method. Redesign process will be based on incompatibility of the initial design with design criteria of material value conservation. The results found that validation and reliability tests for the best recommendations from design criteria flexible plastic packaging consist of; (1) No pigment color in plastic material, (2) White color in plastic material, (3) No printing ink in coloration, symbols, pictures, graph and letters on the surfaces of plastic materials, (4) Optimum use of paper label or thin plastic label as informational and promotional purposes of packaging, (5) No adhesive or water-soluble adhesive and non-toxic material, and (6) Recycle-able material with good value and minimum category of the layer used for packaging. Futhermore, the results of redesign flexible plastic packaging has been shown a high level of consumer acceptance for the proposed design flexible plastic packaging and those design still maintain the function of the packaging as a protecting product, product identification and product information. Implementation of design criteria and the proposed redesign for material value conservation of flexible plastic packaging could be as a reference to develop the phase of innovation design for related stakeholders by paying attention on aspects the quality of material plastic before being used as packaging in order to increase its selling price in recycling processes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library