Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Mulyono
"Penelitian ini dilakukan atas dasar kecilnya proyeksi wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Jawa Barat - jauh sekali bedanya dengan jumlah proyeksi wisman ke Jakarta ? padahal Jawa Barat mempunyai Pangandaran sebagai obyek wisata yang saat ini merupakan obyek wisata satu-satunya di Indonesia yang dikelola oleh Pemerintah Daerah yang mampu mengumpulkan pendapatan Rp. 1 milyar hanya dalam satu tahun.
Berangkat dari dasaran di atas penelitian ini memfokuskan kepada kebijaksanaan inkremental dalam bidang kepariwisataan yang ada di Daerah Tingkat II Ciamis, yang dikaitkan dengan desentralisasi dan koordinasi di Ciamis, dan ingin melihat pengaruhnya terhadap pengembangan kepariwisataan di Pangandaran.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan berbagai pejabat yang berwenang menangani kepariwisataan, baik di Dati II Ciamis, Dati I Jawa Barat maupun dengan pihak Kanwil Parpostel sebagai wakil dari Deparpostel di Jawa Barat. Selain itu juga diterapkan studi dokumen.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kebijaksanaan inkremental yang telah disusun oleh pihak Pemda Ciamis ternyata belum cukup untuk mengembangkan kepariwisataan di Pangandaran, mengingat masih belum seragamnya persepsi atas asas desentralisasi. Selain itu ternyata koordinasi yang seharusnya terjadi untuk mengembangkan kepariwisataan di Pangandaran belum memadai.
Jadi walaupun saat ini Pangandaran mampu mengumpulkan pendapatan sebesar Rp. 1 Milyar setahun, sebenarnya prestasi ini pada dasarnya bukan merupakan prestasi yang optimum, mengingat kawasan wisata di Pangandaran saat ini masih belum tertata dengan baik, disamping sifat wisatanya masih seasonal. Akibatnya adalah tujuan mengumpulkan devisa sebanyak mungkin belum mampu terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pemerintah Indonesia.
Karena itu dalam penelitian ini antara lain direkomendasikan agar ditata ulang persepsi atas asas desentralisasi sebagaimana yang seharusnya ditafsirkan seperti dalam pasal 1 butir (c) UU No. 5 tahun 1974. Selain itu persepsi dan sikap yang salah atas koordinasi selama ini juga sebaiknya dikikis, agar pengembangan kepariwisataan di Pangandaran akhirnya dapat berjalan dengan optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Felicia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi Prancis terkait dengan penggunaan mobil listrik untuk menggantikan mobil berbahan bakar minyak, serta tantangan yang dihadapi dalam perkembangannya. Setelah berlangsungnya krisis minyak yang menimpa Prancis pada 1973, pemerintah berusaha untuk menggantikan penggunaan energi minyak dengan energi alternatif untuk melepaskan ketergantungan terhadap energi impor. Energi nuklir dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam sektor industri dan rumah tangga, sementara mobil listrik merupakan alternatif yang cukup menjanjikan untuk sektor transportasi. Perkembangan mobil listrik juga berkaitan erat dengan permasalahan lingkungan yang berupaya diatasi oleh Prancis dan berbagai negara lainnya. Dalam perjalanannya, proses peralihan ke mobil listrik ini masih menemukan sejumlah tantangan, seperti mahalnya harga mobil listrik akibat bahan baterai yang tidak tersedia di Prancis dan permasalahan terkait fasilitas pengisian daya yang belum memadai. Akibatnya, mobil konvensional masih lebih diminati oleh masyarakat Prancis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dan teori dekonstruksi dari Derrida. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Prancis belum berhasil mendorong masyarakat untuk meninggalkan energi minyak untuk kendaraan mereka dan menggantinya dengan mobil listrik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

This article aims to explain about the problems of electric cars in France to replace oil-fueled cars, as well as the challenges in the development process. After the1973 oil crisis that hit France, the government attempted to replace the use of oil with alternative energy to end the dependency of imported energy. Nuclear energy was developed to fulfil needs for the industrial and household sectors, while electric cars is a promising alternative for the transport sector. The progress of electric cars is also related to the environmental problems that France and other countries are still working to overcome. On its development, the transition process to electric cars also encounters a number of challenges, such as the high price of electric cars itself as a result of the unavailability of the battery materials in France, also some problems related to inadequate charging facilities. Consequently, conventional cars are still preferred by French people. The method used in this article is the historical method and the deconstruction theory of Derrida. The results of this study indicate that the French government has not succeeded yet in promoting the replacement of oil energy for their vehicles with electric cars to solve the problems that are already present."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Verlyani Aprilia Koerniawan
"ABSTRAK
Pasar Bersama Uni Eropa terbentuk dengan tujuan adanya perdagangan bebas di antara negara anggota. Hal tersebut mengantarkan Eropa pada masa kejayaan ekonomi, khususnya Prancis berada pada masa Les Trente Glorieuses. Kejayaan Pasar Bersama akhirnya mengalami banyak hambatan saat negara-negara Arab menghentikan impor minyak ke Eropa tahun 1973. Saat itu pula terjadilah La Crise Petroliere atau krisis minyak yang berdampak krisis ekonomi besar-besaran di Eropa. Banyak pabrik dan industri yang ditutup karena terjadi resesi ekonomi. Hal tersebut secara otomatis menghambat progres Pasar Bersama. Oleh karena itu Pasar Bersama harus direvisi menjadi Pasar Tunggal. Dalam merevisi integrasi pasar tersebut, Prancis memiliki peran penting yang diwakili oleh Val ry Giscard D rsquo;Estaing, Presiden Prancis pada masa itu. Ia menyumbangkan sejumlah kebijakan demi keberlangsungan Pasar Bersama dan Eropa yang kemudian terciptalah mata uang tunggal Euro, Dewan Eropa, dan juga Bank Sentral Eropa.


ABSTRACT
EU Common Market was formed with the goal of free trade among country members. This led Europe to the heyday of the economy, particularly during the French Les Trente Glorieuses. The triumph of the Common Market ultimately faced many obstacles later when Arab countries had to stop the oil imports to Europe in 1973. During that time, there arose La crise Petroliere or oil crisis impacting massive economic crisis in Europe. Many factories and industries were closed due to the economic recession. It automatically impeded the progress of the Common Market. Therefore, the Common Market should be revised to the Single Market. In revising the integration of those markets, France has an important role represented by Val ry Giscard D 39 Estaing, the President of France at that time. He contributed a number of policies for the continuation of the European Common Market which later created the single currency Euro, European Council, and also the European Central Bank.Keywords EU Common Market the oil crisis of 1973 the economic recession the policy of Val ry Giscard D 39 Estaing"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library