Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noce Nus Loa
"ABSTRAK
Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 35 Tahun 1998 tentang Pengelolaan
Kebersihan Lingkungan Dalam Wlayah Kota Kupang telah menugaskan
Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Kebersihan sebagai pelaksana
operasionalisasi pengelolaan persampahan secara tegas dalam pasal 5 ayat[2]
menetapkan bahwa kegiatan Pemerintah Daerah dilakukan melalui [a]
pemeliharaan kebersihan dijalan umum, tempat umum, saluran, drainase [b]
pengaturan dan penetapan TPS dan TPA Sampah [c] pengangkutan sampah dan
TPS Sampah ke TPA Sampah dan [d] pemusnahan dan pemanfaatan sampah.
Sementara itu, peran serta masyarakat menyangkut pewadahan dan pengumpulan
sesuai pasal 13 ayat[3} bahwa pembuangan sampah dan persil [sumber sampah] ke
TPS Sampah dilakukan oleh masyarakat dengan koordinasi pengurus RT/RW
setempat. Sedangkan pasal 13 ayat[2] menyebutkan bahwa Pemerrntah Daerah
memberikan pelayanan pengangkutan sampah dan TPS ke TPA Sampah.
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah
upaya-upaya Dinas Kebersihan Kota membangun partisipasi masyarakat, telah
dilakukan sesuai dengan teori intervensi komunitas; dengan tujuan ingin
mengetahui secara jelas tentang bagaimana upaya Dinas Kebersihan Kota
membangun partisipasi masyarakat ? dilakukan; sehingga dapat mewujudkan
kerjasama yang menunjang program pengelolaan kebersihan Kota.
Dalam penelitian ini digunakan teori dan konsep tentang intervensi
komunitas, partisipasi masyarakat serta sampah dan masalahnya; dengan
pendekatan kualitatif yang teknik pemilihan informannya secara purposive
sampling, teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui studi kepustakaan
maupun wawancara dan pengamatan lapangan [observasi].
Upaya-upaya yang dilakukan secara internal organisasi yakni
[a] penyediaan sarana pengangkutan, [b] personil dan petugas operasional [c]
perbaikan sistem atau mekanisme pengelolaan; selain upaya eksternal ditingkat
masyarakat yang dilakukan Dinas Kebersihan Kota yakni [a] pembinaan dan
penyuluhan kepada masyarakat [b] pelaksanaan lomba kebersihan antar
Keilurahan [c] kampanye lingkungan bersih berupa jumat bersih, pembuatan dan
pemasangan papan himbauan dan penyebaran stiker himbauan [dj gerobaksasi [e]
pernbuatan TPS sampah komunal dan [f] pembinaan pemulung; sebagal suatu
kinerja Dinas Kebersihan telah menunjukkan kondisi kebersihan Kola dari hari ke
hari semakin membaik, kendatipun masih harus diakui bahwa pemahaman akan
sistem pengelolaan kebersihan belum secara menyeluruh dan meluas dipahami
oleh masyarakat khususnya membng sampah tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Hasil analisis penelitian, didapati gambaran bahwa upaya-upaya intervensi
yang bermaksud melakukan perubahan secara terencana pada tingkat masyarakat
telah dapat mendorong keterlibatan masyarkat untuk berpartisipasi dalam
pengelolan kebersihan Kota Akan tetapi sebagai suatu strategi penyadaran,
belum bisa membudaya oleh karena tahapan-tahapan intervensi dalam Strategi
Intervensi Komunitas belum diterapkan secara menyeluruh; melalui tahapan
penilaian, tahapan perencanaan alternatif program/ kegiatan, tahapan
pe!aksanaan [implementasj] dan tahapan evaluasi.
Dengan demikian, sebagai saran bagi pelaksana teknis operasionalisasi
pengelolaan kebersihan Kota yang menangani masalah persampahan; penulis
menyampaikan bahwa:
[a] agar pengetahuan, keyakinan, sikap dan niat individu masyarakat Kota bisa
bertumbuh ke tingkat yang lebih baik; menjadi perilaku untuk patuh pada
mekanisme dan tara cara pengelolaan persampahan, maka frekuensi pembinaan
dan penyuluhan ditingkatkan dengan secara sungguh-sungguh menerapkan
tahapan-tahapan intervensi komunitas serta dilakukan secara terkoordinasi,
terintegrasi dan tersinkronisasi dengan semua unsur dan Pemerintah Daerah
sampai ke pengurus RT/RW; disertai penindakan hukuman bagi pelanggar aturan.
[b] perlunya model pendampingan oleh pengawas lapangan Dinas Kebersihan
agar masyarakat dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka selanjutnya dapat
menangani sampah dan kebersihan lingkungan mereka secara lebih efektif.
[c] pentingnya suatu manajemen pengangkutan yang lebih baik seperti
penambahan jumlah armada angkutan dengan teknisi yang trampil, penjadwalan
kembali route secara periodik dan waktu pengangkutan agar fungsi pengangkutan
semakin efektif.
[d] Saatnya perlu diambil tindakan tegas oleh Pemerintah Kota terhadap orang
yang membuang sampah disembarangan tempat dan waktu, melalui penegakan
perangkat hukum dan peraturan pengelolaan kebersihan Kota yang dilaksanakan
secan konsisten.
[e] pentingnya pendidikan ketrampilan dan modal usaha bagi Pemulung yang
adalah kelompok yang termarginalkan sebagai tindakan pemberdayaan kelompok
masyarakat.
Bila upaya-upaya yang telah dijalankan tetap secara optimal dilaksanakan
sesuai tahapan intervensi dengan mengatasi masalah internal yang ada, maka
penulis berkeyakinan bahwa kondìsi kebersihan Kota Kupang dapat diwujudkan
dan memberikan kontribusi bagi pelaksanaan pembangunan sosial pada
khususnya di Kota Kupang."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Yasintha Goa
"

Father involvement pada periode childbearing penting bagi kesehatan ibu dan anak. Budaya patriaki yang dianut sebagian besar suku di kota Kupang berkontribusi terhadap peran ayah dalam periode childbearing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara paternal self efficacy dengan father involvement pada periode childbearing pada masyarakat dengan budaya pariakhi. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan cluster random sampling pada 150 ayah yang berbudaya patriakhi di wilayah puskesmas Oepoi dan Pasir Panjang kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner General Self Efficacy dan kuesioner Father`s Involvement in Pregnancy and Childbirth Questionnaire (FIPCQ). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara paternal self efficacy dengan father involvement (p value= 0,006). Ayah dengan paternal self efficacy tinggi berpeluang 2,7 kali terlibat pada periode childbearing. Variabel sikap ayah dan dukungan informasi memoderasi hubungan antara paternal self efficacy dengan father involvement. Program suami siaga melalui kebijakan pemerintah kota Kupang perlu diperkuat.


Father involvement in the childbearing period is important for maternal and child health. The patriarchal culture adopted by most tribes in the city of Kupang contributes to the role of fathers in the childbearing period. This study aims to identify the relationship between paternal self efficacy and father involvement in the childbearing period in people with pariakhi culture. This study used a cross sectional approach with cluster random sampling on 150 patriarchal fathers in the Oepoi and Pasir Panjang health centers in Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia. The questionnaire used is the General Self Efficacy questionnaire and the questionnaire Father`s Involvement in Pregnancy and Childbirth Questionnaire (FIPCQ). The results showed that there was a significant relationship between paternal self efficacy and father involvement (p value = 0.006). Fathers with high paternal self efficacy are 2.7 times more likely to be involved in the childbearing period. The variable father`s attitude and information support moderates the relationship between paternal self efficacy and father involvement. The husband`s standby program through the Kupang city government policy needs to be strengthened.

"
2019
T53262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library