Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandini Rizki Nurbaiti
Abstrak :
Remaja berada pada fase pencarian jati dirinya, sebagaimana tahap perkembangan psikososial remaja yaitu identity versus role confusion. Pencarian identitas diri remaja seringkali dikaitkan dengan tokoh idola yang rentan menimbulkan perilaku parasosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parasocial relationship dengan status identitas diri remaja penggemar K-Pop di DKI Jakarta. Penelitian dengan metode kuantitatif jenis analisis-korelasi dengan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 108 remaja penggemar K-Pop di DKI Jakarta yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Instrumen Ego Identity Process Questionnaire digunakan untuk mengukur status identitas diri dan Celebrity Attitude Scale untuk mengukur hubungan parasosial. Hasil analisis univariat yaitu sebanyak 35,2% remaja berada pada fase identitas diri achievement dan 50% remaja memiliki hubungan parasosial dengan tokoh idolanya pada tingkat intense personal feeling. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Spearman rho menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan parasosial dengan status identitas diri remaja penggemar K-Pop di DKI Jakarta (p value: 0.005 r: -0.271). Kesimpulan penelitian ini adalah aktivitas pengidolaan membentuk hubungan parasosial dengan tokoh idola yang turut memengaruhi status identitas diri yang dicapai oleh remaja pada tahap perkembangannya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengaitkan variabel lain yang berkaitan dengan hubungan parasosial terhadap status identitas diri remaja. ......Adolescents are in an identity-searching period, as is the stage of adolescent psychosocial development, specifically identity vs role confusion. The search for self-identity in adolescents is frequently related with idol figures who are prone to triggering parasocial conduct. The purpose of this study is to investigate the relationship between parasocial relationships and self-identity construction among K-Pop enthusiasts in DKI Jakarta. This study recruited 108 teenage K-Pop enthusiasts in DKI Jakarta who were chosen using a simple random samplingsimple strategy and a quantitative method of correlation-analysis. The Ego Identity Process Questionnaire was used to assess identity status, and the Celebrity Attitude Scale to measure parasocial relationships. The results of the univariate analysis showed that 35,2% of adolescents were in the achievement self-identity phase and 50% of adolescents had a parasocial relationship with their idol at the level of intense personal feeling. The results of bivariate analysis using the Spearman rho test showed that there was a significant relationship between parasocial relations and the self-identity status of young K-Pop fans in DKI Jakarta (p value: 0.005 r: -0.271). The conclusion of this study is that idolizing activities form parasocial relationships with idol figures which also influence the identity status achieved by adolescents at their developmental stage. Future research is expected to be able to relate other variables related to parasocial relationships to adolescent self-identity status.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Ardirachmaputri
Abstrak :
Visualisasi yang estetis menjadi salah satu daya tarik bagi penggemar musik Korean Pop (K-Pop). Ketertarikan penggemar ditunjukkan melalui keinginan untuk menirukan gaya busana artis K-Pop dengan menggunakan pakaian dan aksesori yang mirip dengan mode busana yang dikenakan idolanya. Artis K-Pop menggunakan produk dari merek terkemuka serta mengeluarkan official merchandise dengan warna, bentuk, dan logo yang mencirikan identitasnya. Penggunaan produk replika menjadi cara alternatif bagi penggemar untuk dapat melakukan peniruan mode busana dengan harga terjangkau. Penggemar mengunggah foto diri menggunakan pakaian dan aksesori replika pada media sosial sebagai bentuk penguatan identitas diri sebagai penggemar. Jurnal ini menggunakan metode studi literatur untuk mengulas bentuk identitas yang ditampilkan penggemar ketika menggunakan pakaian dan aksesori replika K-Pop. Penulis menemukan bahwa penggunaan pakaian dan aksesori replika bertujuan untuk memenuhi tujuan spesifik produk yang berkaitan dengan kepuasan yang didapatkan individu secara emosional. Penggemar menggunakan pakaian dan aksesori K-Pop untuk menunjukkan identitas dirinya sebagai penggemar K-Pop di lingkungannya. Dengan demikian, produk replika K-Pop digunakan untuk menunjukkan atribut yang dapat memperkuat identitas diri sebagai penggemar dalam lingkungannya. Aesthetic visualization is one of the attractions for Korean Pop (K-Pop) fans. Fans try to mimic the fashion style by using clothes and accessories that are similar to their idol fashion. K-Pop artists use products from luxury brands and release official merchandise with colors, shapes, and logos that characterize their identities. This makes the use of counterfeit products an alternative way to imitate K-Pop artists fashion at affordable prices. Fans upload photos of themselves using K-Pop products on social media to strengthening their identity as fans. This journal uses the literature study method to review the form of identity displayed by fans when using K-Pop counterfeit products. The writer found that the use of K-Pop counterfeit products aims to meet the specific objectives of the product, which is to get emotional satisfaction. Fans use K-Pop products to show their identity as K-Pop fans in their neighborhood. Thus, K-Pop counterfeit products are used to show attributes that can strengthen self-identity as fans in their environment.
2019: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Rahmayanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran identifikasi dengan idola pada hubungan antara interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir pengemar Korean pop idol. Partisipan dalam penelitian ini adalah 422 remaja akhir penggemar Korean Pop Idol. Melalui mediation analysis dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan status identitas diri (c?= 0.006, p= 0.772) dan jalur interaksi parasosial terhadap indentitas diri remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0.198 - 0.0413), terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi parasosial dan identifikasi (a= 0.922, p< 0.01), tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara identifikasi dan status identitas diri (b= 0.005, p= 0.732), serta tidak terdapat peran identifikasi yang memediasi interaksi parasosial dan status identitas diri remaja akhir penggemar Korean Pop Idol dengan analisis the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) dan dengan analisis bootstrap confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0.234, 0.0326]). ......This study aimed to examine the role of identification with an idol on the relationship between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan. Respondents in this study were 422 late adolescent Korean pop idol fan. Through the mediation analysis, it showed that there was no positive and significant correlation between parasosial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (c '= 0.006, p = 0772) and the pathway of parasocial interactions self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan do not have significant influence (effect = 0.0107, p = 0.4905, CL = -0198 - 0.0413), there was a positive and significant correlation between parasosial interaction and identification with an idol (a = 0.922, p <0.01), there was no positive and significant correlation between identification with an idol and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan (b = 0.005, p = 0732), and there was no role of identification with an idol that mediated parasocial interaction and self-identity status in late adolescent Korean pop idol fan by the analysis of the normal theory approach (effect = 0.0047, p > 0.05) and by bootstrap analysis confidence interval (ab = 0.0047, CI [-0234, 0.0326]).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florencia Wacana Dharma
Abstrak :
Menerima bentuk tubuh, karakteristik fisik, dan menggunakan tubuh secara efektif merupakan salah satu   bagian dari tugas perkembagan remaja dalam mencari identitas diri. Citra tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor biologis, sosiokultural, dan psikologis. Idola K-Pop merupakan bagian dari faktor sosiokultural yang sedang populer di kalangan remaja.Penelitian ini akan menggambarkan citra tubuh padah remaja putri tingkat SMA di DKI Jakarta yang mengidolakan idola K-Pop. Penelitian dilakukan dengan metode survei deskriptif dengan kuesioner hasil modifikasi dan instrumen Photographic Figure Rating Scale (PFRS). Penelitian diselenggarakan secara daring melalui media sosial dan melibatkan 207 responden. Hasil penelitian menunjukan sebgaian besar remaja putri tingkat SMA di DKI Jakarta yang mengidolakan idola K-Pop memiliki citra tubuh positif (52.2%). ......To accepts one’s own body shape, physical characteristics, and using body effectively are some way to complete adolescence developmental tasks in order to find their self-identity. Adolescent’s body images are influenced by some factors such as biological, sociocultural, and psychological. Currently trending among adolescents  K-Pop idols    acting as role models as sociocultural factor affecting adolescent’s body image. By using   descriptive survey research method, this study will describe the body image of 207 female adolescent high school students in DKI Jakarta who idolize K-Pop idols. Modified questionnaire from previous study and Photographic Figure Rating Scale (PFRS) instrumen are used in this study. Results  showed that majority of female adolescent high school students in DKI Jakarta who idolize K-Pop idol have positive body image (52,2%).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusia Savitri Setyo Utami
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya eksploitasi seksualitas dalam Korean Pop Music Video terutama dalam music video ‘Marionette’ dari Stellar, ‘Something’ dari Girl’s Day, ‘New Era’ dari Phantom dan ‘A.D.T.O.Y’ dari 2PM. Analisis berfokus pada bagaimana bentuk-bentuk eksploitasi seksualitas yang ditampilkan dalam keempat music video tersebut, lalu melanjutkannya pada level makna denotatif dan konotatif serta mitos yang dibangun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan analisis semiotika milik Roland Barthes yang mempunyai sistem pertandaan bertingkat, denotasi dan konotasi, serta berujung pada sebuah mitos. Analisis dimulai dengan membaca tanda-tanda eksploitasi seksualitas yang ada di dalam music video kemudian mengungkap makna konotatifnya. Dari situ terlihat mitos yang dibangun dan yang tersembunyi di dalamnya. Mitos-mitos yang teridentifikasi yaitu perempuan ditampilkan sebagai objek dan laki-laki sebagai subjeknya; ketika laki-laki berlaku sebagai objek, ia ditampilkan sebagai laki-laki yang maskulin dan mempunyai bentuk tubuh ideal yang menggambarkan kejantanan dan kelelakiannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa eksploitasi seksualitas dalam Korean Pop Music Video mempunyai beberapa ideologi yang dibawa yaitu ideologi kapitalisme, patriarki, dan maskulinitas di mana ideologi-ideologi tersebut memojokkan kaum perempuan
ABSTRAK
This research aims to find the exploitation of sexuality in Korean Pop Music Video, especially in the music video 'Marionette' by Stellar, 'Something' by Girl's Day, 'New Era' by Phantom and 'ADTOY' by 2PM. The analysis focuses on how the forms of sexuality exploitation shown in the fourth music video, then continue at the level of denotative and connotative meanings, also the myths that are constructed in it. This research is qualitative and uses semiotic analysis from Roland Barthes who have multilevel signification system, denotation and connotation, and culminate in a myth. The analysis begins with reading the signs of sexuality exploitation that is in the music video then uncover connotative meaning. From there, it’ll looks the myths that are constructed and hidden in it. The myths which identified are women who displayed as objects meanwhile men as the subject; when men as the object, they’re displayed as a masculine man and having an ideal body shape that describes masculinity and manhood. The research concluded that the exploitation of sexuality in Korean Pop Music Video has brought some ideologies which are the ideology of capitalism, patriarchy and masculinity in which these ideologies discredit women.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library