Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanindito Haidar Satrio
Abstrak :
Fokus pada penelitian ini adalah mensimulasikan perilaku kristalisasi polipropilena kopolimer impak (IPC) setelah penambahan serat ijuk dan kenaf yang telah dimodifikasi sebanyak 5% fraksi massa. Alkalinisasi dan pemutihan dilakukan untuk memodifikasi serat. Tujuan dari proses tersebut adalah menghilangkan komponen hidrofilik pada serat. Peristiwa kristalisasi dapat dimodelkan secara non-isotermal dengan model kinetika Nakamura. Model tersebut merupakan pengembangan dari model isotermal Avrami. Penambahan serat kenaf dapat menurunkan nilai indeks Avrami (n) sampel IPC mendekati n = 2. Nilai indeks Avrami n = 2 mengindikasikan bahwa sampel mengalami kristalisasi dengan pertumbuhan secara 1-dimensi searah dengan arah serat sehingga menghasilkan anisotropi pada produk akhir. Sedangkan penambahan serat kenaf justru menaikkan nilai indeks Avrami mendekati n = 4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kristalisasi pada sampel terjadi dengan pertumbuhan secara 3-dimensi dan menghasilkan isotropi pada produk akhir. Morfologi serat menyebabkan perbedaan tersebut. Perlakuan alkalinisasi dapat mengubah morfologi serat sehingga dapat mempengaruhi perilaku kristalisasi dari polipropilena kopolimer impak. ...... The focus of this research is to simulate the crystallization behavior of impact polypropylene copolymer (IPC) after the addition of modified fibers and kenaf fibers by 5% mass fraction. Alkalinization and bleaching are carried out to modify the fiber. The aim of the process is to remove the hydrophilic component in the fiber. The crystallization event can be modeled non-isothermal with the Nakamura kinetics model. The model is a development of the Avrami isothermal model. The addition of kenaf fibers can reduce the value of the Avrami index (n) IPC samples close to n = 2. The value of the Avrami index n = 2 indicates that the sample crystallizes with growth in 1-dimensional direction in the direction of the fiber so as to produce anisotropy in the final product. While the addition of kenaf fibers actually increases the value of the Avrami index to close to n = 4. The value indicates that crystallization in the sample occurs with 3-dimensional growth and produces isotropy in the final product. Fiber morphology causes this difference. The alkalinization treatment can change the morphology of the fiber so that it can influence the crystallization behavior of the impact copolymer polypropylene.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmuanis Basuki
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi kopolimer grafting radiasi asam akrilat (AA), akrilamid (Am) dan campurannya pada serat rayon sebagai penukar ion. Grafting dilakukan dengan metoda radiasi awal dalam atmosfir nitrogenlinert, menggunakan pelarut air-metanol dengan perbandingan 90:10. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kondisi optimum proses grafting dan mengkarakterisasinya untuk memperoleh serat yang dapat diaplikasikan sebagai penukar ion. Parameter yang dipelajari adalah pengaruh dosis total, kestabilan radikal, konsentrasi monomer, waktu dan temperatur grafting. Karakterisasi serat kopolimer yang dihasilkan, yaitu Rayon-g-AA, Rayon-g-Am dan Rayon-g-Am.AA dilakukan dengan mempelajari topologi dan ukuran serat, kristalinitas, gugus fungsi, kestabilan tennal dan pengujian selektivitas serta kapasitas pertukaran ion terhadap beberapa logam. Hasil yang diperoleh dari data ESR menunjukkan hubungan dosis total terhadap jumlah radikal mengikuti persamaan liner Y= 1,562 E-0,6(X) + 1, 914 E-0,6 sampai dengan dosis 10 kGy. Jumlah radikal pada sampel yang disimpan dalam freezer selama 1 minggu berkurang ± 10 % dan yang disimpan di ruangan berkurang ± 40 %. Hasil percobaan menunjukkan bahwa persen grafting meningkat dengan bertambahnya dosis total, konsentrasi monomer akrilat dan akrilamida, waktu dan temperatur reaksi. Untuk monomer asam akrilat kondisi optimum adalah pada dosis 10 kGy, konsentrasi monomer 40%, waktu reaksi 15 menit dan temperatur reaksi 45°C dengan persen grafting tertinggi yang diperoleh sebesar 530%. Untuk monomer akrilamida kondisi optimum pada dosis 8 kGy, konsentrasi monomer 30%, waktu reaksi 30 menit dan temperatur reaksi 70°C dengan persen grafting tertinggi yang diperoleh adalah 470%. Untuk grafting campuran dengan kondisi dosis BkGy, konsentrasi monomer campuran 30%, temperatur grafting 45°C dan waktu grafting 60 menit didapatkan persen grafting sebesar 300 %. Karakterisasi dengan SEM menunjukkan bahwa serat rayon yang tergrafting 300% memiliki diameter serat lebih dart 2 kali diameter semula. Selain itu pada serat yang telah di grafting menunjukkan penurunan kristalinitas disebabkan oleh rusaknya fasa kristalin yang diamati dart difraktogram XRD. Pengamatan terhadap spektrum serapan FT-1R, menunjukkan munculnya serapan vibrasi rentang gugus karbonil dengan intensitas yang meningkat di sekitar bilangan gelombang, v = 1760/1686 cm 1 untuk serat yang di grafting akrilat. Pada serat rayon yang digrafting akrilamid muncul vibrasi rentang karbonil pada bilangan gelombang v = 1725/1754 crri-1, serapan pada bilangan gelombang, v = 3500-3400 cm-' yang menandai adanya gugus amina (N-H) dan vibrasi tekuk amina terlihat pada bilangan gelombang, v = 1580 cm-t. Dart pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa baik akrilat maupun akrilamida telah tergrafling pada serat rayon. Kesimpulan di atas diperkuat oleh pengamatan dengan DSC. Dart termogram DSC pada serat rayon tergrafting akrilat maupun akrilamida, muncul puncak endoter nis bare. Untuk Rayon-g-AA muncul puncak pada temperatur 282 °C dan 380°C yang dihasilkan dari proses dehidrasi karboksilat dan dekarboksilasi. Untuk akrilamida muncul pada temperatur 284 °C dan 370°C sebagai hasil proses deaminasi. Selain itu dari pengamatan dengan TGA, serat rayon tergrafting akrilat atau akrilamid mempunyai ketahanan termal yang lebih baik. Kapasitas pertukaran yang dilakukan dengan ion Cue+ pada pH 5, untuk serat rayon-g-AA dengan persen grafting 300% adalah 4,25 mekig serat dan 2,12 meldg utuk serat rayon-g-Am dengan persen grafting 101%. Untuk Rayon-g-AmAA (300%) diperoleh kapasitas pertukaran sebesar 3,67 mek/g serat. Keseluruhan serat memiliki kemampuan regenerasi di atas 98%, ini menandakan serat dapat digunakan secara berulang. Urutan selektivitas serat terhadap ion Cd2+, cu'-, NJ' dan Co2l-adalah rayon-g-AA > rayon-g-AmAA > rayon-g-Am. Bila dilihat dari nilai koefisien distribusi beberapa logam yang diuji, maka serat rayon-g-AmAA diharapkan paling baik digunakan untuk keperluan pemisahan.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Rabriella
Abstrak :
Kopolimerisasi onggok-polivinil alkohol (PVA)-akrilamida (AAm) dibuat dengan teknik iradiasi sinar gamma. Campuran bahan-bahan tersebut dibuat menjadi suatu kopolimer yang ramah lingkungan bersifat biodegradable sehingga dapat diaplikasikan dalam bidang pertanian sebagai bahan untuk modifikasi pupuk fosfat yang memiliki sifat pelepasan lambat. Kopolimer dibuat dengan jumlah onggok tetap, serta volume PVA 10% w/v dan akrilamida 3% w/v divariasikan. Selain itu, variasi dosis iradiasi (5, 10, 15, dan 20 kGy) dilakukan pada pembuatan kopolimer. Pada penelitian ini diperoleh kopolimer yang paling baik untuk digunakan sebagai bahan modifikasi pupuk fosfat adalah sampel (I). Sampel (I) merupakan kopolimer onggok-polivinil alkohol-akrilamida dengan komposisi 3 gram onggok, 45 mL PVA 10% w/v, dan 105 mL Akrilamida 3% w/v. Terjadinya kopolimerisasi onggok-PVA-akrilamida pada sampel (I) ditunjukan oleh hasil karakterisasi FTIR. Pengaruh penambahan onggok terhadap kestabilan termal dan terbentuknya pori pada kopolimer sampel (I) di tunjukan oleh hasil karakterisasi TGA dan SEM. Pengamatan dan pengujian terhadap nilai persen fraksi gel, rasio swelling, dan persen pelepasan fosfat pada kopolimer sampel (I) diperoleh hasil sebesar 48.71%, 321.63 %, 18.13%. Pengukuran sifat pelepasan lambat dilakukan dengan metode absorbsi-desorbsi. Dalam penelitian ini terlihat bahwa sifat kopolimer dipengaruhi oleh komposisi PVA dan akrilamida dan dosis iradiasi.
Copolymerization of tapioca waste-polyvinyl alcohol (PVA)-acrylamide was made with gamma irradiation techniques. Mixtures of these materials made into an copolymer that have environmentally-friendly with biodegradable properties so that it can be applied in agriculture as a material for the modification of phosphate fertilizers that have slow release properties. Copolymer was made with fixed amount of tapioca waste and the volume of PVA 10% w/v and acrylamide 3% w/v was varied. In addition, the variation of irradiation dose (5, 10, 15, and 20 kGy) was done on making of the copolymer. In this study was obtained the best copolymer to be used as material for the modification of phosphate fertilizers was sample (I). Sample (I) was the copolymer of tapioca waste-polyvinyl alcohol-acrylamide with 3 gram tapioca waste, 45 mL PVA 10% w/v, and 105 mL acrylamide 3% w/v as the composition. The occurrence of copolymerization tapioca waste-PVA-acrylamide on sample (I) was shown by the results of FTIR characterization. Effect of tapioca waste on the thermal stability and the formation of pores in the copolymer sample (I) was shown by the results of TGA and SEM characterization. Observation and testing the yield of percent gel fraction, swelling ratio, and percent release of phosphate in the copolymer sample (I) was obtained respectively 48.71%, 321.63 %, 18:13%. Measurement of slow release properties was done by absorption-desorption methode. In this study shows that the properties of copolymer is influenced by the composition of the PVA and acrylamide and irradiation dose.
2016
S62126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Rasyid Syahputra
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat gel kopolimer pelapis pupuk lepas lambat dari pati sebagai kerangka utama melalui kopolimerisasi iradiasi sinar-? dengan monomer akrilamida AAm dan polivinil alkohol PVA . Tahap pertama, pada proses iradiasi kitosan dengan dosis iradiasi 100 kGy diperoleh berat molekul kitosan 24663.39 g/mol dan kitosan iradiasi 1774.26 g/mol. Keberhasilan proses degradasi kitosan didukung dengan karakterisasi menggunakan FTIR. Tahap kedua, sintesis gel kopolimer pati, akrilamida dan polivinil alkohol dengan variasi dosis iradiasi 5, 10, 15 dan 20 kGy serta penambahan kitosan iradiasi sebagai bahan penginduksi pertumbuhan bayam. Peningkatan viskositas gel kopolimer iradiasi yang terendah adalah 4236,84 dan yang tertinggi adalah 71597,83 . Kapasitas swelling terbaik gel kopolimer iradiasi 5 kGy sebesar 149,62 g/g, sedangkan gel kopolimer iradiasi 10 kGy sebesar 164,70 g/g. Nilai fraksi gel terbaik kopolimer iradiasi 5 kGy sebesar 76,92 g/g dan kopolimer iradiasi 10 kGy sebesar 125 g/g. Gel kopolimer iradiasi kemudian digunakan sebagai bahan pelapis pupuk urea dan dikarakterisasi menggunakan FTIR dan DTA/TGA. Uji simulasi slow release terbaik gel kopolimer iradiasi 5 kGy menggunakan Spektrofotometer UV-Vis sebesar 87.5 mg/g mulai menit ke-360 hingga 1440 dan gel kopolimer iradiasi 10 kGy sebesar 79 mg/g mulai menit ke-360 hingga 1440
ABSTRACT
Copolymer gel as an urea coating was synthesized from starch, acrylamide and polyvinyl alcohol using gamma rays from Co 60. Chitosan was irradiated 100 kGy, and obtained the intrinsic viscosity of chitosan is 24663.39 g mol and intrinsic viscosity of Irradiated Chitosan is 1774.26 g mol. Degradation process of chitosan was supported using FTIR characterization. Synthesized of gel copolymer starch acrylamide and polyvinyl alcohol applied 5, 10, 15 and 20 kGy absorbed doses variation and irradiated chitosan addition as spinach growth promotor. The lowest copolymer gel viscosity enhancement is 4236,84 and the highest is 71597,83 . Optimum swelling capacity of copolymer gel 5 kGy is 149,62 g g, whereas copolymer gel 10 kGy is 164,70 g g. Optimum gel fraction of copolymer gel 5 kGy is 76,92 g g and 125 g g for copolymer gel 10 kGy. Irradiation copolymer gel is used as an urea coating and characterized using FTIR and DTA TGA. Slow release simulation test using UV Vis Spectrophotometer for copolymer gel 5 kGy is 87.5 mg g and 79 mg g for copolymer gel 10 kGy at 360 1440 minutes.
2017
T48220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmaji
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh jenis inisiator, jenis surfaktan dan waktu feeding monomer dari kopolimer Butil akrilat-Asam metakrilat terhadap kinerja pressure sensitive adhesives berbasis air. Proses polimerisasi dilakukan menggunakan teknik seeding melalui polimerisasi radikal bebas pada temperatur reaksi 85±1 oC dengan kecepatan pengadukan 200 rpm.Tipe inisiator divariasi menggunakan APS dan KPS, surfaktan menggunakan LDBS dan SLS serta waktu feeding dibuat 2, 3 dan 4 jam. Parameter polimer PSA seperti : total padatan, viskositas, pH, tegangan permukaan, ukuran partikel, tack, shear dan adhesion diuji. Variasi inisiator, surfaktan dan waktu feeding tidak mempengaruhi total padatan, viskositas, pH dan tegangan permukaan polimer PSA. Efek variasi inisiator, surfaktan dan waktu feeding monomer mempengaruhi ukuran dan distribusi ukuran partikel dimana ukuran partikel paling kecil diperoleh dari kombinasi antara inisiator KPS, surfaktan SLS dan waktu feeding 3 jam. Sedangkan kinerja secara keseluruhan dari polimer PSA didapat dari kombinasi antara inisiator APS, surfaktan LDBS dan waktu feeding 2 jam dengan parameter tack : 4 cm, shear : 18 menit dan adhesion : 6,56 N
ABSTRACT
A research has been conducted to investigate the effect of various initiator, surfactant and feeding time of Buthyl acrylate-Methacrylic acid copolymer on the performance of water based pressure sensitive adhesives. Polymerization was done by seeding technique through free radical polymerization at the reaction temperature 85±1 oC and the speed of agitation 200 rpm. Initiator was varied by using Ammonium persulfate and Potassium persulfate, surfactant using LDBS and SLS then feeding time was made in 2, 3 and 4 hours. The parameter of PSA polymer i.e solid content, viscosity, pH, surface tension, particle size, tack, shear and adhesion were tested. The variation of initiator, surfactant and feeding time did not effected solid content, viscosity, pH and surface tension of PSA polymer. Variation of initiator, surfactant and feeding time influenced particle size and distribution particle size where the smallest particle size were achieved by combination initiator Potassium persulfate, surfactant SLS and feeding time of monomer 3 hours. Overall, the performance of PSA polymer was achieved by combination initiator Ammonium persulfate, surfactant LDBS and feeding time of monomer 2 hours with parameters tack: 4 cm, shear: 18 minutes and adhesion: 6,56 N.
2012
T 30385
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
flokulasi suspensi kaolin tanah liat dengan modifikasi hidrofobik kopolimer akrilamida kationik telah diteliti. dalam studi ini, modifikasi hidrofobik kopolimer akrilamida kationik disintesis dengan larutan kopolimer akrilamida .
631 BLI 48:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Lanang Kinasih
Abstrak :
Dalam bisnis gelas polipropilena hasil proses Thermoforming, kualitas produk ditentukan salah satunya oleh kecepatan alir lelehan (Melt Flow Rate, MFR) yang rendah. Namun, tingginya harga material mendorong industri untuk menurunkan berat produk dan meningkatkan kecepatan produksinya, salah satunya dengan menggunakan MFR yang tinggi. Dalam penelitian ini, telah dilakukan pengujian mekanis lengkap dan analisis statistik untuk menentukan formulasi empiris polipropilena berdasarkan MFR, fraksi ataktik, dan kandungan etilena kopolimer. Penelitian menunjukan bahwa performa terbaik dari uji jatuh diperoleh dari sampel dengan rentang MFR antara 2.2-2.4 gr/1Omin, fraksi ataktik antara 1.5- 2.96 wt%, dan kandungan etilena kopolimer kurang dari 0.82 wt%. Hasil tersebut memenuhi persyaratan uji aplikasi, stabilitas proses, dan tahapan penyusunan produk. ......In polypropylene thermoforming cup business, the quality of product can be achieved by the raw material with low melt flow rate (MFR). However, the high material cost condition has encouraged cup manufacturer to down gauge the cup weight and increase the productivity by using higher MFR. in this study, a series of mechanical testing and statistical analysis have been used to empirically formulate the desired polypropylene based on MFR, atactic fraction, and ethylene copolymer aspects. On the basis of the investigation, it has been found that the best performance in drop test was provided by the sample with the MFR of 2.2- 2.4 gr/1Omin, atactic fraction of 1.5-2.96 wt%, and ethylene copolymer content <0.82 wt%. These results have fulfilled the requirement for the application test, process ability and stacking stage.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26172
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Onzi Aldi Ramaga
Abstrak :
Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat rayon-g- (PMAA-co-MBAAm) yang dibuat melalui pencangkokan (grafting) asam metakrilat (MAA) dan penambahan Methylene bis-Acrylamide (MBAAm) sebagai kopolimer cangkok serat rayon-g-PMAA. Serat rayon yang digunakan diperoleh dengan variasi dosis iradiasi 20 KGy dan 28 KGy, dan variasi waktu pencangkokan 30 menit dan 90 menit. Dosis iradiasi berhubungan dengan kerapatan pusat aktif yang terbentuk pada serat rayon dan waktu pencangkokan berhubungan dengan pertumbuhan panjang rantai tercangkok. Untuk menggambarkan panjang rantai tercangkok dilakukan pengukuran viskositas instrinsik larutan dari serat yang dihidrolisis dengan asam kuat pekat (H2SO4 72 %) dan pengukuran FTIR untuk gel (serat yang tidak terhidrolisis dengan asam kuat pekat). Uji aplikasi serat rayon-g- (PMAA-coMBAAm) dilakukan terhadap penentuan kapasitas adsorpsi penukaran, selektivitas, serta kinetika adsorpsi penukarannya terhadap beberapa ion logam. Semua percobaan dilakukan dengan metode Batch dengan menentukan kadar ion-ion logam sebelum dan sesudah penyerapan dengan menggunakan AAS. Pengukuran spektrum IR terhadap gel hasil hidrolisis serat rayon-g-PMAA oleh asam sulfat pekat menunjukkan naiknya intensitas serapan terhadap serat rayon-g-PMAA yang mengalami waktu pencangkokan lebih lama. Uji Kapasitas adsorpsi penukaran terhadap ion ion H" dan Na"", memberikan nilai kapasltas terbesar untuk serat rayon-g- (PMAA-co-MBAAm) dengan dosis iradiasi 28 KGy waktu pencangkokan 90 menit. Keselektifan keempat sampel serat rayon-g-(PMAA-co-MBAAm) menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap ion logam dari pada Co^'^dan Cd^* pada pH kisaran 4,0-7,0. Uji kinetika menunjukkan kesesuaian dengan persamaan kinetika reaksi pseudo orde 1 untuk reaksi reversibel. Serat dengan dosis 20 KGy-90 menit yang diperkirakan mempunyai kerapatan pusat aktif tinggi dengan panjang rantai tercangkok panjang, memberikan harga konstanta laju adsorpsi (K) yang lebih besar dibandingkan dengan serat dosis 20 kGy-30 menit. Isoterm adsorpsi Freundlich yang dipelajari pada serat dengan dosis 20 kGy-30 menit menunjukkan distribusi energi penyerapan yang heterogen terhadap penyerapanlon logam Cu^^ dan Co
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Renaldi
Abstrak :
Polimer pH-sensitif merupakan polimer yang dapat mengalami perubahan sifat fisik dan kimia akibat perubahan pH. Polimer pH-sensitif dapat diaplikasikan ke berbagai hal, sehingga menarik untuk dipelajari dan diteliti lebih lanjut. Pada penelitian ini, telah disintesis poli((n-butil akrilat)-blok-(N-metilol akrilamida)) (PnBA-b-PNMA) melalui metode ATRP dengan komposisi unit monomer pada PNMA yang divariasikan dan diuji sensitivitasnya terhadap pH, dimana PnBA50-b-PNMA75 merupakan PnBA-b-PNMA yang paling sensitif terhadap pH dan ukuran partikel PnBA50-b-PNMA75 semakin kecil ketika suasana semakin asam atau basa. Selain itu, telah disintesis juga hidrogel P(nBA-ko-NMA) dengan polimerisasi radikal bebas dengan divariasikan jumlah nBA dan pengikat silang serta diuji sensitivitasnya terhadap pH, dimana hidrogel P(nBA25-ko-NMA75) (MBA 1%) merupakan hidrogel P(nBA-ko-NMA) yang paling sensitif terhadap pH dan kemampuan swelling pada hidrogel P(nBA-ko-NMA) semakin besar ketika suasana semakin asam atau basa. Selain itu, kemampuan swelling hidrogel semakin kecil ketika jumlah nBA bertambah, sedangkan semakin besar ketika konsentrasi MBA meningkat dari 0,25% hingga 1%. ......A pH-sensitive polymer is a polymer that can experience changes in physical and chemical properties due to changes in pH. pH-sensitive polymers can be applied to various things and thus, it become an interesting field to study. In this research, poly((n-butyl acrylate)-block-(N-methylol acrylamide)) (PnBA-b-PNMA) were synthesized via ATRP by varying the monomer composition of PNMA and study their sensitivity to pH, where PnBA50-b-PNMA75 was the most pH-sensitive PnBA-b-PNMA and the particle size of PnBA50-b-PNMA75 decreases in acidic or basic condition. Furthermore, P(nBA-co-NMA) hydrogels were synthesized via free radical polymerization by varying the amount of nBA and study their sensitivity to pH, where P(nBA25-co-NMA75) (MBA 1%) hydrogel was the most pH-sensitive P(nBA-co-NMA) hydrogel and the swelling ability of P(nBA-co-NMA) hydrogels increases in acidic or basic condition. Moreover, the swelling ability of hydrogel decreases by increasing the amount of nBA, but increases by increasing of the concentration of MBA from 0.25% to 1%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani An Nisa As Salamah
Abstrak :
Aditif peningkat indeks viskositas minyak lumas berbahan dasar kopolimer Lateks Karet Alam-Stirena (LKA-Stirena) berbobot molekul rendah telah disintesis pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan aditif peningkat indeks viskositas yang mudah larut dalam minyak lumas, efektif dalam meningkatkan indeks viskositas serta memiliki stabilitas oksidasi yang baik. Kopolimer berbobot molekul rendah dibuat melalui kopolimerisasi tempel LKA depolimerisasi dengan stirena menggunakan inisiator hidrogen peroksida selama 5 jam pada suhu 60°C. Kopolimer lalu diuji bobot molekul, derajat grafting, kelarutan dalam minyak lumas, indeks viskositas dan stabilitas oksidasinya. Hasil yang diperoleh menunjukkan semakin rendah bobot molekul LKA depolimerisasi yang digunakan semakin rendah bobot molekul kopolimer dan semakin besar derajat grafting yaitu dengan derajat grafting terbesar 10,1%. Kopolimer dengan bobot molekul 40,98 x103 dan 51,9 x 103 memiliki kelarutan terbesar yaitu 15% dalam minyak lumas. Kopolimer LKA-Stirena dengan bobot molekul 51,9 x 103, kelarutan 15%, serta derajat grafting 9,82% mampu meningkatkan indeks viskoistas minyak lumas dari 95 menjadi 150,02 dengan stabilitas oksidasi yang dinyatakan dalam waktu induksi lebih dari 20 jam pada 110 °C dan 0,54 jam pada suhu 160°C. ...... Viscosity index improver additive based on low molecular weight Natural Rubber Latex-Styrene (NRL-Styrene) copolymer was produced in this research. This research has purposes to produce viscosity index improver that soluble in lube oil, efective in increasing viscosity index, and good in oxidation stability. The copolymer was made from depolymerized latex through graft copolymerization with styrene using hydrogen peroxide as initiator for 5 hours at 60°C. The molecular weight (MW), grafting degree, solubility in lube oil,viscosity index and oxidation stability of the copolymer was determined. The result of this research showed that the lower MW of NRL depolymerisation resulted lower MW and higher grafting degree of the copolymer. Copolymers with MW 40,98 x 103 and 51,9 x 103 have solubility of 15%. The copolymer (MW 51,9 x 103), 15% solubility, and 9,82 % grafting degree could enhance viscosity index of lube oil from 95 to 150,02 with induction time more than 20 hours at 110°C and 0,54 hours at 160°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>