Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meilida Mirza Akmala
Abstrak :
Studi "Analisa Keekonomian Dalam Pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Di Sulawesi Tengah" dilakukan agar investor swasta tertarik untuk dapat ikut berpartisipasi dalam mendukung program kebijakan konversi minyak tanah ke LPG, salah satunya dengan berinvestasi dalam pembangunan pendukung infrastruktur SPBE sebagaisalahsatumata rantai pendistribusian LPG di Indonesia bagian tengah. Salah satu tujuan program konversi adalah penghematan dan penurunan subsidi bahan bakar dari minyak tanah ke LPG. Pada tahun 2015 terdapat beberapa wilayah yang mengalami konversi minyak tanah ke LPG, salah satunya adalah Sulawesi Tengah. Program konversi membutuhkan dukungan dari masyarakat dan tentunya swasta untuk ikut berperan membangun mata rantai pendistribusian LPG sampai konsumen akhir. Penulis menganalisis kebutuhan LPG 3Kg di Sulawesi Tengah berdasarkan kesetaraan energy realisasi kuota minyak tanah bersubsidi. Berdasarkan tingginya kebutuhan LPG 3 Kg pada suatu wilayah dan belum tersedianya SPBE di wilayah tersebut, dipilih KabupatenToli-Toli dan Kabupaten Poso sebagai 2 (dua) alternatif utama wilayah pembangunan SPBE. Nilai CAPEX pembangunan SPBE di Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp 11,98 milyar. Sedangkan nilai OPEX SPBE sebesar Rp 498,45 juta/tahun di Kabupaten Toli-Toli dan sebesar Rp 358, 92 juta/tahun di Kabupaten Poso. Dengan basis kuota pengisian 30 Ton/hari -yang merupakan kebutuhan LPG hasil kesetaraan energi kuota minyak tanah bersubsidi- di Kabupaten Toli-Toli, didapatkan nilai IRR 15 %, NPV (+) Rp 3,2 milyar dan PBP 3,8 tahun. Sedangkan dengan basis kuota pengisian 27,7 Ton/hari -yang merupakan hasil kesetaraan energi kuota minyak tanah bersubsidi- di Kabupaten Poso, didapatkan nilai IRR 14 %, NPV (+) Rp 1,9 milyar , dan PBP 3,9 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kuota pengisian produksi sangat berpengaruh pada tingkat pengembalian modal. ......The study "The Economic Analysis in LPG Bottling Plant Project in Central Sulawesi" conducted so that investors are interested to be able to participate in supporting the policy of kerosene to LPG, including by investing in the project of LPG infrastructure or LPG supply chain in the central part of Indonesia. One of the purpose of this conversion program is saving and reduction if fuel subsidy from kerosene to LPG. In 2015, Central Sulawesi become one of some provinces which will undergo this program. This program need supports from society and of course private sector to participate develop the LPG supply chain to the end user. This study analyze the demand of LPG 3 Kg in Central Sulawesi based on the energy equivalence of subsidized kerosene quota. By the high demand of LPG 3 Kg and unavailability LPG bottling plant in regency, Toli-Toli and Poso are chosen as two main alternatives of LPG bottling plant project area. CAPEX of LPG bottling plant values IDR Rp 11,98 billions, OPEX values IDR 498,45 millions/year in Toli-Toli and IDR 358, 92 millions/year in Poso. Based on 30 Ton/day as bottling "which is the demand of LPG 3 Kg based on the energy equivalence of subsidized kerosene" in Toli-Toli regency, IRR results IRR 15 %, NPV (+) Rp 3,2 billions and PBP 3,8 tahun. And based on 27,7 Ton/day as bottling "which is the demand of LPG 3 Kg based on the energy equivalence of subsidized kerosene" in Poso regency, IRR 14 %, NPV (+) Rp 1,9 billions, and PBP 3,9 tahun. This study shows that bottling quota significantly influences the return of LPG bottling plant investment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Pribadi
Abstrak :
Pada program konversi minyak tanah ke LPG, Pemerintah telah berhasil mendistribusikan sekitar 57,19 juta paket perdana, menyusul suksesnya program tersebut, Pemerintah kembali meluncurkan program diversifikasi energi melalui program konversi bensin ke LPG tabung 3 Kg untuk nelayan, program ini kedepannya akan menambah beban subsidi baru. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan perbandingan antara program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg dengan program konversi bensin ke LPG tabung 3 kg untuk nelayan dari sisi biaya paket perdana dan subsidi, mendapatkan keunggulan bahan bakar LPG dengan membandingan kinerja mesin, emisi gas buang serta konsumsi bahan bakar terhadap putaran mesin serta analisa dampak penambahan penduduk nelayan terhadap subsidi LPG melalui proyeksi realisasi penyaluran LPG di kota Surabaya. Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif untuk menganalisis variabel-variabel dalam penelitian dengan melakukan analisis perbandingan antara 2 (dua) program konversi, analisis hasil perbandingan torsi, daya dan konsumsi bahan bakar antara LPG dan bensin serta analisis dampak konversi. Dari analisis paket perdana diperoleh selisih biaya yang cukup besar yaitu sebesar Rp, 5,930,923.00,-. Dari sisi subsidi, dengan menghitung nilai keekonomian harga LPG, didapatkan penambahan subsidi yang akan dikeluarkan pemerintah sebesar Rp. 2.706 tiap liternya jika konversi tetap dijalankan. Pada analisa hubungan kinerja mesin, emisi gas buang serta konsumsi bahan bakar terhadap putaran menggambarkan keunggulan LPG dibandingkan bensin. Dari analisis dampak subsidi dengan ukuran proyeksi realisasi 5 tahun kedepan menggunakan metode paired sample t test didapat terjadi perubahan yang signifikan pada penyaluran LPG di kota Surabaya yang sebelumnya rata-rata penyaluran adalah sebesar 115305.7780 MT, setelah program konversi kenaikan penyaluran LPG menjadi 117585.7580 MT.
In the kerosene-to-LPG conversion program, the Government has successfully distributed about 57.19 million packets of LPG, following the success of the program, the Government again launched the energy diversification program through a gasoline conversion program to LPG 3 Kg tube for fishermen, increase the burden of new subsidies. The purpose of this study was to obtain a comparison between the kerosene to LPG 3 kg tube conversion program with the gasoline conversion program to the 3 kg LPG tube for fishermen in terms of the cost of the starter pack and subsidies, obtaining the benefits of LPG fuel by comparing engine performance, exhaust emissions and consumption fuel for engine rotation and analysis of the impact of additional fisherman population on LPG subsidy through projected realization of LPG distribution in Surabaya city. This research uses quantitative research design to analyze the variables in the research by conducting comparative analysis between 2 (two) conversion program, torsion ratio analysis, power and fuel consumption between LPG and gasoline and conversion impact analysis. From the analysis of the initial package obtained a large cost difference of Rp. 5,930,923.00, -. In terms of subsidies, by calculating the economic value of LPG prices, the additional subsidy will be issued by the government of Rp. 2,706 per liter if conversion persists. In the analysis of engine performance relationships, exhaust emissions and fuel consumption of rotation illustrates the benefits of LPG compared to gasoline. From the analysis of subsidy impact with projected realization size 5 years ahead using paired sample t test method there was a significant change in LPG distribution in Surabaya which previously average distribution is 115305.7780 MT, after conversion program of LPG channel increase to 117585.7580 MT.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Mustikasari
Abstrak :
Pemakaian minyak tanah sebagai sumber energi yang paling banyak digunakan dalarn rumah tangga telah mengakibatkan masalah finansial yang memberatkan Anggaran Pendapntan Belanja Negara (APBN) berupa subsidi yang harus ditanggung oleh pemerin!ah. Harga minyak dunia yang semakin tinggi membuat subsidi semakin besar sehingga pemerintah berusaha melakukan pengurangan suhsidi. Pengurangan subsidi tersebut diantisipasi oleh pemerintah dengan melakukan konversi minyak tanah ke bahan bakar Liquid Petroleum Gas (LPG). Pemerintah menyatakan bahwa rumah tangga yang mengkonsumsi LPG akan mendapatkan keuotungan karena LPG dianggap lebih murah, lebih hemadan lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program konvcrsi minyak tanah terhadap welfare rumah tangga dengan melakukan penghitungan terhadap consumer surplus. Apabila terdapat seHsih yang berni1ai positif antara consumer surplus dalam penggunaan minyak tanah dengan consumer surplus dalam penggunaan LPG artinya ada kenaikan welfare masyarakat. Data yang digunakaan adalah data Survey Ekonomi Nasionat (Susenas) 2005 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), sedangkan penelitian dibatasi pada lima propinsi yang ada di pulau Jawa. Pengolahan data dilakukan dengan ana!isis regresi setelah terlebih dahulu menerapkan beberapa perlakuan pada data untuk mengatasi masalah, quality effect, quantity premium dan selectivity bias. Prosedur yang diterapkan adalah penghitungan instrumental variable dan Heckman two-step procedure. Regtesi dilakukan dengan metode Ordinary Least Square terhadap model double log. Penghitungan pada flmgsi demand energi rumah tangga yang didapat dari basil regresi menyatakan bahwa terdapat seHsih yang bernilai negatif antifa consumer surplus pada saat masyarakat menggunakan minyak tanah dengan consumer surplus pada saat menggunakan LPG. Dengan kata Jain, berdasarkan data Susenas 2005 masyarakat mengalami penunman kesejahteraan ketika beralih dari mengkonsumsi minyak tanah ke LPG. Hal ini dapat terjadi karena harga LPG masih lebih mahal dibandingkan dengan harga minyak tanah.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T32449
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library