Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwardi Dwi Pramita
Abstrak :
Kemiskinan menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian global saat ini. Di Indonesia, tingkat kemiskinan pada tahun 2022 adalah sebesar 9,57 persen atau sekitar 26,4 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan. Terdapat fenomena di kalangan masyarakat miskin di Indonesia dimana jumlah rumah tangga yang mengonsumsi rokok adalah hampir setengah dari rumah tangga miskin. Oleh sebab itu penelitian ini ditujukan untuk melihat hubungan konsumsi rokok dengan kemiskinan. Konsumsi rokok dapat memengaruhi kesejahteraan rumah tangga dengan menambah biaya konsumsi rokok maupun biaya kesehatan dan penurunan produktivitas akibat mengonsumsi rokok. Sebaliknya, Faktor lingkungan, khususnya di kalangan masyarakat miskin juga memengaruhi kebiasaan konsumsi rokok seseorang. Adanya dugaan endogenitas antara konsumsi rokok dan kemiskinan menjadi alasan pemilihan metode instrumental variable untuk menganalisis hubungan konsumsi rokok dan kemiskinan dengan harga rokok sebagai variabel instrumen. Variabel dependen pada penelitian ini berbentuk binary sehingga model yang digunakan adalah instrumental variable probit model. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data pooled cross section Survei Sosial Ekonomi Nasional dari tahun 2014 s.d. 2021. Hasil analisis first stage menunjukkan hubungan negatif signifikan harga rokok terhadap konsumsi rokok sedangkan analisis second stage menunjukkan peningkatan probabilitas signifikan status rumah tangga miskin akibat konsumsi rokok. ......Poverty is one of the biggest issue of global concern nowadays. Poverty level in Indonesia is about 9,57 percent in 2022. There’s a phenomenon of poor people’s consumption choice in Indonesia. Nearly half of the poor household in Indonesia have a cigarette smoking habit. This research aims to figure out the relation between cigarette consumption and poverty through analysis of price. Cigarette smoking decision will burden more to the poor since cigarettes give negative impact to the smoker and will give more burden to family financially. In the other hand, poor environment influences smoking habits. The endogeneity problem between cigarettes and poverty was the reason of choosing Instrumental variable as research method to analyse the relation between cigarette consumption and household poverty. This research use probit to solve binary dependent variable analysis. So, in that sense, this research use instrumental variable probit model by pooling data Survei Sosial Ekonomi Nasional from 2014 to 2021. The first stage IV’s result shows significant negative effect of price to household cigarette consumption. The second stage IV’s result shows significant positive effect of cigarette consumption to household poverty status.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnia Monica
Abstrak :
Konsumsi rokok di Indonesia menduduki posisi terbanyak di wilayah Asia Tenggara pada 2016 dan meningkat sampai di 2018, sehingga beban kerugian kesehatan dan ekonomi bertambah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga rokok dan pendapatan rumah tangga pada keputusan untuk merokok dan jumlah konsumsi rokok oleh perokok berdasarkan kelompok pendapatan di Indonesia tahun 2018. Kategorisasi kelompok pendapatan menggunakan perhitungan Had Kifayah dan nishab zakat serta berdasarkan perspektif ekonomi Islam (Islamic values). Data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2018 dengan unit analisis Kepala rumah tangga sebagai representatif per rumah tangga. Dengan demikian, penulis mengadopsi two-part model untuk mengolah dan menganalisis data serta menggunakan software Stata 15. Model bagian pertama menggunakan model Logit sedangkan bagian kedua metode OLS dalam menjawab dua tujuan tersebut. Hasil penelitian bahwa harga rokok, pendapatan rumah tangga serta karakteristik sosio-demografis mempengaruhi secara signifikan perilaku konsumsi rokok di semua kelompok pendapatan. Total elastisitas harga rokok pada konsumsi rokok secara keseluruhan sebesar -0,811 yang berarti kenaikan harga rokok 10% menyebabkan berkurangnya kemungkinan dan jumlah permintaan rokok sebesar 8,1%. Sedangkan, total elastisitas pendapatan secara keseluruhan adalah 0,975 artinya kenaikan pendapatan per rumah tangga sebesar 10% maka terjadi peningkatan 9,75% pada kemungkinan dan jumlah permintaan konsumsi rokok. Selain itu, kelompok rumah tangga mustahik lebih responsif dalam menghadapi perubahan harga rokok dan pendapatan, di mana elastisitasnya lebih besar daripada rumah tangga muzaki. Sementara itu, rokok dapat dikatakan sebagai barang normal dan bersifat inelastis, namun tidak sesuai dengan teori konsumsi ekonomi Islam. ......Indonesia is cigarette consumption was the highest position in Southeast Asia in 2016. It had increased until 2018 and caused an increased risk of health and economic loss. This study discusses changes in cigarette prices and household income in the decision to smoke, the quantity of cigarette consumption by smokers according to income groups in Indonesia 2018. The categorization of income groups uses the calculation of Had Kifayah and nishab zakat and based on an Islamic economic perspective (Islamic values). This study used the 2018 National Socio-Economic Survey (SUSENAS) raw data with the Head of the household analysis unit as the household representative. Thus, the authors adopted a two-part model to process and analyze data and use Stata 15. The first part model uses the Logit model while the second part of the OLS method in answering these two objectives. The result of this study is the price of cigarettes, household income, and socio-demographic characteristics significantly influence cigarette consumption behavior in all income groups. The total elasticity of cigarette prices on the overall cigarette consumption is -0,811, which means a 10% increase in cigarette prices caused a decrease in the probability and quantity of cigarette demand by 8.1%. On the other hand, total income elasticity is 0.975 that means an increase in income per household by 10% then an increase of also 9.75% in cigarette consumption behavior. Also, mustahik households can be more responsive in changing the price of cigarettes and income since the elasticity is greater than muzaki households. Meanwhile, cigarettes can be said to be normal goods and inelastic, but it does not fit with consumption theory in Islamic economics.

2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library