Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvin Saptauli
Abstrak :
Dalam masyarakat saat ini, evolusi besar teknologi bertanggung jawab atas konsumsi listrik yang besar baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Salah satu fenomena yang lahir dari situasi ini disebut kekuatan siaga. Daya siaga adalah daya yang dikonsumsi oleh alat atau perangkat saat perangkat tidak digunakan tetapi siap untuk digunakan dengan cepat. Banyak peralatan dan perangkat saat ini menggunakan daya siaga. Beberapa contoh umum termasuk pesawat televisi, komputer, periferal komputer, telepon nirkabel dan catu daya yang tidak pernah terputus. Karena peralatan ini mengkonsumsi daya saat tidak digunakan, satu-satunya cara untuk memastikan tidak ada daya yang dikonsumsi adalah dengan mencabutnya dari outlet listrik. Studi ini dibuat untuk menganalisis daya siaga yang dikonsumsi dengan berbagai situasi yang saat ini kita lalui setiap hari. Dengan mengukur tegangan, arus, daya, dan faktor daya, kita dapat menemukan daya nyata dan reaktif yang tampak di seluruh rangkaian untuk menemukan daya siaga. Melalui analisis, kita dapat menyimpulkan perangkat mana yang memiliki konsumsi daya siaga terbesar dan situasi di mana konsumsi daya siaga adalah yang tertinggi. ......In today‘s society, the vast evolution of technologies is responsible for the huge consumption of electricity whether it is in a rural or urban area. One of the phenomena that birthed from this situation is called standby power. Standby power is the power consumed by an appliance or device when the device is not in use but is ready to be rapidly put into use. Many of today‘s appliances and devices use standby power. Some common examples include television sets, computers, computer peripherals, cordless telephones and uninterruptible power supplies. Because these appliances consumed power when not in use, the only way to be sure no power is being consumed is by unplugging them from the utility outlet. This study is made to analyze the standby power consumed with various situations that we currently going through every day. By measuring voltage, current, power, and power factor we can find the apparent, real, and reactive power that comes across the circuit in order to find the standby power. Through analysis, we can conclude which devices have the biggest standby power consumption and the situation where standby power consumption is the highest.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjas Trihatmojo Pamungkas
Abstrak :
ABSTRACT
Sepeda merupakan alat transportasi yang paling praktis, sederhana, dan ramah lingkungan dibandingkan dengan transportasi lainnya. Sepeda ini digunakan oleh mahasiswa Universitas Indonesia sebagai transportasi mereka di lingkungan Universitas Indonesia. Namun, transportasi ini masih menggunakan tenaga pedal yang dibebankan ke pengendara sepeda. Dalam penelitian ini, konsumsi daya motor listrik sebagai sumber tenaga pengganti dianalisis menggunakan prototipe tricycle dengan mekanisme tilting bike pada kontrol dua roda depan. Selanjutnya, uji langsung atau test ride dilakukan dengan mengendarai prototipe tersebut di lingkungan Universitas Indonesia yang telah dimodifikasi dengan alat ukur tambahan berupa voltmeter dan amperemeter untuk mendapatkan data daya pada setiap kondisi elevasi jalan yang dilewati oleh prototipe. Berdasarkan hasil pengujian, daya terbesar yang dihasilkan oleh prototipe adalah 1912,72 Watt pada ketinggian 77,52 meter dan yang terkecil adalah 632,46 Watt pada ketinggian 69,10 meter. Ini menunjukkan bahwa elevasi jalan mempengaruhi daya yang dibutuhkan oleh prototipe. Selain itu, prototipe ini mampu melakukan perjalanan sejauh 6,8 km selama 23,47 menit pada kondisi jalan tertentu di 80 baterai Depth of Discharge DOD. Data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa prototipe tricycle yang menggunakan tenaga motor listrik, dapat digunakan oleh masyarakat dan adanya korelasi antara elevasi jalan dan konsumsi daya.
ABSTRACT
A bicycle is still used by students of Universitas Indonesia as their transportation in Universitas Indonesias area. However, this transportation still uses a stroke power which is charged to cyclist. In this research, an electric motor power consumption as a substitute power source is analyzed on a three wheeled prototype with tilting mechanism on the front two wheel control. Furthermore, a direct test or test ride is done by riding the prototype in Universitas Indonesias road which has modified with additional measuring instruments in the form of voltmeter and amperemeter to obtain the power data at each condition of the road height passed by the prototype. Based on the test results, the largest power generated by the prototype is 1912.72 watts at an elevation of 77.52 meters and the smallest is 632.46 at an elevation of 69.10 meters. This indicates that road elevation affects the power which is required by the prototype. Moreover, the prototype is able to travel as far as 6.8 km for 23.47 minutes on certain road conditions in 80 of Depth of Discharge DOD battery. In conclusion, the three wheeled prototype which uses the electric motor power, is possible to be driven by people and there is a correlation between road elevation and power.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Fadhlurrohman Nurhadi
Abstrak :
Radio Frequency Identification (RFID) merupakan sebuah teknologi otomatis dibantu dengan mesin atau komputer yang mampu mengidentifikasi sebuah barang. Menggunakan salah satu modul transreceiver RFID yaitu NRF24L01 menyambungkan sebuah NRF24L01 receiver kesebuah mikrokontroller dan meneruskannya kedalam modul GPRS sehingga dapat meneruskan data dari NRF24L01 transmitter yang dibaca oleh receiver ke internet. Konsumsi daya RFID yang begitu kecil serta aplikasinya yang luas memungkinkan untuk dijelajahi lebih dalam. Skripsi ini membahas penggunaan teknologi RFID yang diaplikasikan untuk melacak sebuah transportasi masal pada lingkungan Universitas Indonesia yaitu bikun. Data jarak transmisi, konsumsi daya, serta konektivitas antar modul diambil berdasarkan hasil pengukuran langsung pada lapangan. Hasil penelitian menyarankan bahwa teknologi RFID dengan modul NRF24L01 mampu menjadi alat pelacak kendaraan secara pasif dengan konsumsi daya yang lebih kecil yaitu sebesar 28.2mW dibanding dengan alat pelacak bikun sebelumnya dengan menggunakan GPS pada smartphone dengan cara meletakkan receiver pada tiap tiang listrik yang dilalui rute bikun dan transmitter yang diletakkan pada dashboard bikun sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan pada rute bikun UI.
Radio Frequency Identification (RFID) is an automatic technology that assissted by a machine or computer to identify object. Using transreceiver RFID modul called NRF24L01 to connect NRF24L01 receiver by microcontoller and forward the data from NRF24L01 transmitter that read by NRF24L01 receiver to GPRS modul and connect it to the internet. With low power consumption and huge aplication on RFID is possible to be explored more. The purpose of this study is to implementing RFID to track a mass transportation vehicle in University of Indonesia called bikun. Transmission range, power consumption and connectivity intermodul data were collected by measuring the parameter directly on field. The study suggest that RFID technology using NRF24L01 modul is capable to passive tracking a vehicle with smaller energy consumption that 28.2mW compared to the latest bikun tracking using GPS on smartphone by placing receiver to every street light pole in bikun route and transmitter placed on bikun dashboard making it possible to be applied to the bikun UI route.​
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arkhan Pradanugraha
Abstrak :
Gedung K FTUI memiliki beberapa ruang perkuliahan yang masih kurang dalam tingkat pencahayaan ruang. Studi ini bertujuan untuk mengganti sumber penerangan menggunakan lampu LED pada ruang perkuliahan sesuai standar pencahayaan yang berlaku, hemat energi, dan mengetahui biaya investasi dan operasional penerangan dalam ruang perkuliahan. Skenario penggantian pertama adalah mengganti jenis lampu tanpa merubah titik lampu yang telah terpasang. Skenario pertama ini berlaku pada ruang yang sesuai standar pencahayaan namun mengalami boros energi. Skenario penggantian kedua adalah mengganti jenis lampu dan titik lampu. Skenario kedua ini berlaku pada ruang yang belum sesuai dengan standar pencahayaan yang berlaku. Standar pencahayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah SNI 03-6575-2001 tingkat pencahayaan ruang kuliah sebesar 250 lux. Lampu dalam penelitian adalah lampu X dengan arus cahaya sebesar 2.500 lumen. Hasil audit penelitian ini adalah tingkat pencahayaan terendah 164 lux di ruang K205 dan tertinggi adalah 385 lux di ruang K106. Analisis arus cahaya menunjukkan jumlah lampu ideal ruang kuliah kecil adalah 16 buah dan ruang kuliah besar adalah 28 buah. Hasil analisis tingkat pencahayaan ruang menunjukkan perubahan tingkat pencahayaan tertinggi pada ruang K205 dari 164 lux menjadi 294 lux. Hasil analisis konsumsi daya menunjukkan pada kondisi eksisting adalah 11.200 watt dan pada kondisi skenario penggantian 1 dan 2 adalah 6.696 watt. Hasil analisis konsumsi energi menunjukkan pada kondisi eksisting adalah 2.240 KWh dan pada kondisi skenario penggantian adalah 1.339,2 KWh. Hasil analisis biaya skenario penggantian menunjukkan biaya investasi sebesar Rp128.629.000,00 dan persentase penghematan biaya operasional sebesar 29,21%. ......Building FTUI has several lecture halls which are still lacking in the level of room lighting. This study aims to replace the lighting sources using LED light in the lecture room according to applicable lighting standards, energy saving, and know the cost of installation and operation lighting in a lecture room. This research method uses of two scenarios. The first replacement scenario is to change the type of lamp without changing the installed light points. The first scenario applies to spaces that are in accordance with lighting standards but experience energy waste. The second replacement scenario is to replace the type of lamp and the point of the lamp. This second scenario applies to spaces that are not in accordance with applicable lighting standards. The lighting standard used in this study is SNI 03-6575-2001 for the lighting level of lecture rooms by 250 lux. The audit results of this study are the lowest lighting level of 164 lux in room K205 and the highest is 385 lux in room K106. Light current analysis shows ideal number of lamps for small lecture halls are 16 and large lecture halls are 28. The results of the analysis of the room lighting level showed change in the highest lighting level in the K205 from 164 lux to 294 lux. The result of the analysis of power consumption show that the existing conditions are 11.200 watts and the replacement scenario are 6.696 watts. The result of the energy consumption analysis show that the existing condition is 2.240 KWh and the replacement scenario is 1.339,2 KWh. The result of the replacement analysis show the installation costs are Rp128.629.000,00 and the percentage of operational cost savings of 29,21%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library