Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luiz Claudio Sonbay
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan penggunaan konstruksi intonasi bahasa Rusia dalam film Piter FM. Dengan menggunakan teori dari Bryzgunova (1977) mengenai Интонационная Конструкция /Intonačionnaja Konstrukčija/ Konstruksi Intonasi, penggunaan intonasi dalam tuturan-tuturan pada percakapan dalam film lebih terlihat dengan jelas. Total terdapat 1.504 bentuk konstruksi intonasi dengan perincian 420 konstruksi intonasi jenis 1, 561 konstruksi intonasi jenis 2, 340 konstruksi intonasi jenis 3, 102 konstruksi intonasi jenis 4, 55 konstruksi intonasi jenis 5, 18 jenis konstruksi intonasi jenis 6 dan 11 jenis konstruksi jenis 7. Pemahaman akan intonasi dirasa penting dalam penelaahan maksud dan tujuan penutur agar tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian maupun penerimaan informasi.
This research aimed to show the use of the intonastion construction in Russian language, especially on the movie Piter FM. By using the theory from Bryzgunova (1977) about Интонационная Конструкция / Intonačionnaja Konstrukčija / Intonation Construction application of speech intonation in the film more clearly visible. A total of 1.504 intonastion construction, that consist of 420 intonastion construction type 1, 561 intonastion construction type 2, 340 intonastion construction type 3, 102 intonastion construction type 4, 55 intonastion construction type 5, 18 used of intonastion construction type 6 and 11 used of intonation construction type 7. An understanding of the intonation is important for purposes of speakers to avoid errors in the delivery and reception of information.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S70193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saminto
Abstrak :
Dalam Bahasa Belanda terdapat konstruksi om + te + infinitif yang sering disebut anak kalimat ringkas (beknopte bijzin1) dam dipakai dalam. Bahasa Belanda sehari--hari. Konstruksi ini sudah mulai dipelajari dalam linguistik Belanda dan.ditulis dalam buku-buku gramatika Belanda, tetapi pembahasannya terlalu terpaku pada teori.Dengan penulisan ini diharapkan akan didapat suatu gambaran yang lebih jelas memgenai konstruksi am + te + infinitif ini daripada penulisan yang telah ada sampai sekarang. Konstruksi am, + te + in,finitif muncul dalam kalimat _kalimat beriku t:Tijd om me alleen te voelen: het'. ik niet.'Waktu. untuk merasa kesepian saya tidak punya.t, Hat is vaak mooier om een. kleur te nemen die bij de sari past.'Ada kalanya lebih baik untuk mengamb.il warna yang sesuai dengan warna sari.'Hij heeft nog geprobeerd om de deur open te kri jgen. 'Dia waktu itu mencoba untuk membuka pintu. itu.Om daze vraaq te beantwoorden, is alweer een korte uiteen.zetting over enige prin.cipiele kwesties nodig, 'Untuk . menjawab pertanyaan ini diperlukan lagi penjelasan singkat mengenai beberapa hal yang pokok.Dalam kalimat (1) - (4) terdapat masalah-masalah. Posisi konstruksi om + te + infinitif di dalam kalimat tidak selalu pada tempat yang tetap. Bagaimana distribusi konstruksi ini di dalam kalimat Apakah terikat dengan unsur yang diwatasinya ?. Di dalam struktur intern konstruksi om + te + infinitif kadamg-kadang muncul seperangkat unsur kalimat, dan _
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laode Harjudin
Abstrak :
Upaya memahami realitas kekuasaan telah melahirkan beragam konsep yang cukup memperkaya khasanah teori poiitik. Teori dan analisis politik pun berkembang bersamaan dengan perubahan pola dan realitas kekuasaan. Sebagian besar analisis lebih banyak memahami fenomena kekuasaan pada level permukaan dari struktur kekuasaan. Padahal pemapanan dan perubahan kekuasaan tidak terbatas pada upaya kontroi mekanisme teknis-struktural, tetapi tak kalah hebatnya pengendaiian terhadap wacana sosial dan kultural yang mewujud dalam konstruksi bahasa yang ditanamkan secara ideologis.

Berangkat dan pemahaman di atas, Studi ini berusaha menjelaskan proses pengokohan hegemoni kekuasaan melalui konstruksi dan pengendalian wacana poiitik pada masa Orde Baru dengan memilih rentang waktu menjelang SU MPR 1998 hingga munculnya Era Reformasi 1998. Karena itu, Studi ini berupaya menjelaskan 'bagaimana proses konstruksi bahasa politik dalam memperkokoh hegemoni kekuasaan? Sedangkan manfaat penelilian : secara teoritis, penelitian ini, diharapkan mampu memperkaya keberagaman wawasan tentang kajian poliiik dari perspektif analisis wacana kritis (critical discourse analysis), dan secara praktis dapat memberikan konstribusi terhadap usaha memahami mekanisme penguasa dalam memperkokoh hegemoninya.

Analisis kajian ini lebih banyak menekankan perspektif interpretatif dalam paradigma kritik. Perspektif yang cukup memberi nuansa kritis adalah analisis wawna kritis yang dikembangkan Nomian Fairclough. Perspektif ini berusaha menemukan makna dari suatu teks dan berusaha menjelaskan proses produksi wacana dalam konteks sosial. Interpretasi dan makna teks dan, Iebih luas, wacana menghendaki kehadiran hermeneutik yang dielaborasi oleh Gadamer dan Heidegger, sebagai sebuah metode penafsiran. Sinergi dua perspektiftersebut bisa mampu mengungkapkan makna dari permainan wacana yang implisit. Sehingga maksud-maksud terselubung pun terdeteksi. Bahasa sebagai unit analisa dilihat dari kaca mata genealogis, Foucault. Dari sini, bahasa tidak dilihat sekedar sebagai perkara gramatik, tetapi Iebih merupakan ajang perlarungan kekuasaan. Ruang (space) tempat konflik berbagai kepentingan polilik, kekuasaan, dan hegemoni tergelar.

Pada talaran yang Iebih konseptual, studi ini menemukan wujudnya pada pemikiran Antonio Gramsci Dalam memandang kekuasaan, Gramsci Iebih mengedepankan penekanan kultural-ideologis yang sekaligus, konsep ini, menandai perpisahannya dengan konsep Manda yang economic determinant Gramsci mengembangkan istilah hegemoni yang berarli konstruksi ideologi oleh pihak yang dominan untuk mencapai konsensus dari pihak yang dikuasai melalui penggunaan kepemimpinan moral, intelekual dan politik yang menjelmakan diri dalam bentuk monopoli teks dan tafsirnya. Proses ke arah pencapaian dan restrukturisasi hegemoni ditempuh dengan 'teknologisasi wacana'. Proses ini merupakan bagian dari stiategi dominasi sosial kelompok yang dominan untuk memantapkan eksistensinya secara hegemonik lewat kontrol praktek wacana (discursive practice).

Di masa kekuasaan rezim Orde Baru berlangsung, proses-proses seperti dijelaskan itu telah memgroleh peneguhan selama Iebih kurang 32 tahun. Wacana politik berhasil dikontrol dalam koridor negara Pancasila dengan mempropagandakan kata ?pembangunan" dan ?stabilitasi". Di atas dan dengan kedua kata inilah berlangsung pengoperasian ideologi yang menyamar dalam kemasan-kemasan wacana polilik. Setiap bahasa politik yang mewujud dalam pemyataan-pernyataan elite di tingkat negara selalu mencerminkan bias pro hegemoni negara. Argumen ?untuk kepentingan bersama' tidak Iebih dari sebuah kalimat yang sarat muatan ideologi. Tujuannya untuk merangkul keterlibatan banyak orang agar kekuasaan letap legitimate. Cara itu merupakan penggiringan kesadaran sehingga masyarakat, secara perlahan-lahan terhegemoni, dan kekuasaan tetap Iestari dalam genggaman tangan penguasa. Kecuali ketika rakyat terbangun dari ketidaksadaran dan mulai menggugat berbagai hal, maka bangunan kekuasaan mengalami keruntuhan. Tamatlah Orde Baru.
2001
T2506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library