Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Sumiardi
Abstrak :
Konsorsium bakteri lokal (gabungan Salipiger bermudensis DQ 178660, Alterierythrobacter evoxidivorans DQ 304436, Alteromonas macleodii Y 18228 dan Vibrio harveyi DQ 146936) pendegradasi senyawa hidrokarbon kontaminan yang diisolasi dari kawasan eksplorasi minyak Cepu Jawa Tengah diuji kemampuannya dalam merombak senyawa hidrokarbon minyak bumi yang mencemari tanah di kawasan industri Krakatau Steel Cilegon. Dalam penelitian ini, karakterisasi produksi biosurfaktan yang dihasilkan konsorsium bakteri dilakukan dengan mengevaluasi pola pertumbuhan, analisis tegangan permukaan, analisis tegangan antarmuka, analisis komposisi kimia dan uji aktivitas emulsifikasi. Pengujian selama 30 hari pengamatan meliputi pH, suhu, tekstur tanah empat fraksi (berpasir, liat kasar, liat halus, berdebu), karbon organik, nitrogen organik, rasio karbon/nitrogen organik, fosfor dan kalium serta analisis sampel tanah tercemar hidrokarbon menggunakan Gas Chromatography-Mass Sphectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan konsorsium bakteri memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan air lebih tinggi dibanding dengan bakteri tunggal (51 dynes/cm dari 72 dyns/cm), reduksi nilai tegangan antarmuka air dengan minyak paling tinggi dihasilkan konsorsium bakteri (10 dynes/cm), nilai indeks emulsifikasi (93,75%) paling tinggi dihasilkan oleh konsorsium bakteri. Analisis komposisi kimia biosurfaktan yang dihasilkan konsorsium bakteri menunjukkan bahwa biosurfaktan merupakan senyawa kompleks terdiri dari karbohidrat, protein dan lipid. Setelah 30 hari massa inkubasi, hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa bakteri dan konsorsium bakteri mampu merombak senyawa hidrokarbon tersisa yang mencemari tanah di kawasan PT Krakatau Steel Cilegon Banten.;
Local bacterial consortium (combined of Salipiger bermudensis DQ 178 660, Alterierythrobacter evoxidivorans DQ 304 436, Alteromonas macleodii Y 146 936 and Vibrio harveyi DQ 18228) hydrocarbons degrading contaminants that isolated from oil exploration areas in Cepu Central Java was analyzed for its ability to degrade petroleum hydrocarbons that polluted the soil in industrial area of PT. Krakatau Steel Cilegon. In this study, characterization of biosurfactant produced by bacterial consortium conducted to evaluate growth patterns, analysis of surface tension, interfacial tension, chemical composition and emulsification activity assay. Analysis for 30 days of observation include pH, temperature, soil texture four fractions (sandy, dusty, rough clayey, smooth clayey), organic carbon, organic nitrogen, the ratio of carbon/nitrogen organic, phosphorus and potassium as well as analysis of hydrocarbon contaminated soil samples using Gas Chromatography -Mass Sphectroscopy (GC-MS). The results showed that the biosurfactants produced by bacterial consortium have the ability to lower the surface tension of water is higher than with a single bacterium (51 dynes/cm from 72 dyns/cm), the reduction of the highest values ​​of water interfacial tension with oil produced by bacterial consortium (10 dynes/cm ), the highest value of emulsification index (93.75%) produced by bacterial consortium. Analysis of the chemical composition of biosurfactants produced by bacterial consortium showed that biosurfactants are complex compounds composed of carbohydrates, proteins and lipids. After 30 days of incubation time, the results of GC-MS analysis showed that bacteria and bacterial consortium are capable of overhauling the remaining hydrocarbon compounds that polluted the soil in the area of PT Krakatau Steel Cilegon Banten.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
D1437
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah inokulum konsorsium bakteri yang optimum dalam mendegradasi hidrokarbon minyak bumi. Sedimen dan air laut yang dicemari minyak jenis ALCO digunakan sebagai medium uji hidrokarbon minyak bumi yang diinokulasikan dengan berbagai jumlah inokulum bakteri sebesar 106, 107, 108, 109, dan 1010 sel/ml. Pengamatan proses biodegradasi hidrokarbon minyak bumi dilakukan selama 28 hari dengan interval waktu inkubasi hari ke-0, 2, 5, 9, 14, dan 28. Aktivitas konsorsium bakteri dapat diketahui dengan menghitung jumlah total sel bakteri menggunakan metode perhitungan Acridine Orange Direct Count (AODC) dan pengukuran konsentrasi minyak bumi dengan metode gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaugmentasi dengan inokulum konsorsium bakteri sebesar 106--1010 sel/ml dapat mendegradasi hidrokarbon minyak bumi sebesar 42,54%--55,92%, sedangkan kontrol positif (K(+)) sebesar 32,90% dan kontrol negatif ((K(-)) sebesar 3,47%. Perlakuan K10 dengan inokulum konsorsium bakteri sebesar 1010 sel/ml menghasilkan persentase degradasi hidrokarbon minyak bumi terbesar yaitu 55,92% serta meningkatkan jumlah total sel bakteri sampai log 9,47.
ABSTRACT
The study was conducted to determine the optimum amount of inoculums in the bacterial consortium degrading petroleum hydrocarbons. Sediments and sea water contaminated with ALCO type is used as the test medium ALCO petroleum hydrocarbons that were inoculated with various amounts of bacterial inoculum of 106, 107, 108, 109, and 1010 cells / ml . The biodegradation process was observed for 28 days with intervals 0, 2, 5, 9, 14, and 28 days. Bacterial consortium activities was determined by counting total number of bacterial cells using of Acridine Orange Direct Count (AODC) method and measuring the concentration of petroleum hydrocarbons are analyzed by gravimetric method The results revealed that bioaugmentation which inoculums consortium bacteria of 106 - 1010 cells / ml can degraded petroleum hydrocarbons at 42,54% to 55,92%, while positive control (K(+)) only 32,90% and negative control (K(-)) only 3,47%. Treatment K10 with a consortium of bacteria inoculums of 1010 sel/ml increased capability of degrade petroleum hydrocarbons up to 55,92% and total number of bacterial cells up to log 9,47.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43499
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The objective of this research is to study the potential use microorganisms which are identified as aeromonas sp. . Pseudomonas sp, flavobacterium sp, plesiomonas sp, and vibrio sp....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati Istiqomah
Abstrak :
Salah satu wilayah yang sangat menjanjikan dengan keberadaan danaunya yaitu Universitas Indonesia. Universitas Indonesia (UI) memiliki enam danau dengan total luas 269.107 m2 yang sangat penting keberadaannya bagi keseimbangan lingkungan sekitarnya. Saat ini keberadaan danau UI sudah tercemar dengan nilai COD sekitar <1 - 8.000 mg/l karena banyak sampah yang masuk dan tertimbun di dalamnya, sehingga diperlukan perhatian lebih agar pencemaran yang terjadi tidak semakin meningkat. Microbial Desalination Cell (MDC) merupakan sistem pengembangan dari Microbial Fuel Cell (MFC), yang memiliki kemampuan mendesalinasi air laut serta dapat memproduksi listrik dengan menggunakan mikroorganisme sebagai pengurai limbahnya. Selain itu, metode MDC juga dapat menurunkan kadar limbah yang terkandung di dalam substrat yang digunakan. Untuk meningkatkan kinerja MDC, penelitian ini memanfaatkan arang hayati dari sekam padi untuk mengkaji performa natrium perkarbonat di chamber katoda dengan variasi konsentrasi 0,05 M; 0,1 M; 0,15 M; dan 0,2 M, serta performa penambahan konsorsium bakteri pada substrat. Hasil terbaik dari penelitian MDC ini, pada variabel konsentrasi natrium perkarbonat 0,15 M dengan penurunan COD dan BOD yaitu 93,99% dan 83,78% dan pada variabel penambahan konsorsium bakteri sebanyak 1 mL dengan penurunan COD dan BOD 90,04% dan 56,52%. ...... One of the most promising areas with the existence of the lake is Universitas Indonesia. Universitas Indonesia UI has six lakes with a total area of 269,107 m2 which is very important for its existence to balance the surrounding environment. Currently, the existence of UI lake has been contaminated with the COD value of about 1 to 8.000 mg L due to a lot of garbage that enters and buried in it, so that more attention is needed so that pollution will not increase. Microbial Desalination Cell MDC is a development system of Microbial Fuel Cell MFC , which has the ability to desalinate seawater and can produce electricity by using microorganisms as waste decomposers. In addition, MDC method can also reduce the level of waste contained in the substrate used. To improve the performance of MDC, this study utilizes bio charcoal from rice husks to assess the performance of sodium percarbonate in the cathode space with a variation of 0.05 M concentration 0.1 M 0.15 M and 0.2 M, and the performance of the addition of bacterial consortium on the substrate. The best results of this MDC study, in the variation of 0.15 M sodium percarbonate concentration with a decrease of COD and BOD of 93.99 and 83.78 and in variation of addition of bacterial consortium of 1 mL with decrease of COD and BOD 90.04 and 56.52.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kesya Hanna Rosalie
Abstrak :
Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan konsumsi masker sekali pakai dalam pencegahan penularan virus SARS-CoV-2 yang mengakibatkan akumulasi limbah masker sekali pakai. Polipropilena sebagai bahan utama masker membuat masker sulit untuk terurai secara alami. Larva T. molitor diketahui dapat mendegradasi berbagai jenis plastik secara fisik dan in-situ. Namun belum ada studi yang menjelaskan kemampuan degradasi masker secara ex-situ dari mikroba konsorsium saluran pencernaan larva T. molitor. Penelitian ini diawali dengan budidaya larva dengan pemberian pakan 100% masker sekali pakai sebagai dasar untuk mengevaluasi konsorsium bakteri yang digunakan untuk degradasi ex-situ. Konsorsium mikroba dari pencernaan larva diekstraksi untuk analisis metagenomik dan ditumbuhkan melalui proses fermentasi dalam Minimum Salt Media (MSM) dan potongan masker sekali pakai yang terdiri dari lapisan luar, tengah, dan dalam dengan ukuran 3 x 3 cm selama 52 hari di bioreaktor batch berukuran 500 mL. Analisis metagenomik menunjukkan keragaman mikroba yang didominasi oleh Klebsiella aerogenes, Tenebrionicola larvae, Enterobocater, Lactococcus garvieae, dan Lactococcus formosensis. Pertumbuhan mikroba selama fermentasi mengalami peningkatan nilai optical density (OD) yang diukur menggunakan spektrofotometer UV Vis (600 nm). Tingkat konsumsi masker lapisan luar, tengah, dan dalam diperoleh masing-masing sebesar 19,200%±0,031, 30,333%±0,031, dan 26,400%±0,040. Biodegradasi masker sekali pakai dibuktikan melalui pengurangan massa dari masker. Selain itu, perubahan fisik pada masker seperti kerusakan permukaan, goresan, dan perubahan gugus fungsi dikonfirmasi melalui Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Temuan ini menunjukkan bahwa konsorsium mikroba dari saluran pencernaan T.molitor dapat mendegradasi masker sekali pakai secara ex-situ sebagai salah satu upaya penyelesaian akumulasi limbah masker sekali pakai yang berkelanjutan. ......The COVID-19 pandemic has led to a surge in the use of single-use masks to prevent the transmission of the SARS-CoV-2 virus, resulting in significant mask waste accumulation. These masks are primarily made of polypropylene, a material that does not decompose naturally. T. molitor larvae have been shown to degrade various plastics physically and in-situ, but there is limited research on their ability to degrade masks ex- situ using microbes from their gut. This study aimed to explore this potential by first cultivating larvae fed exclusively on single-used masks to establish a basis for evaluating the microbial consortia involved in ex-situ degradation. The microbial consortium from the larvae's gut was extracted for metagenomic analysis and then cultured through a fermentation process in Minimum Salt Media (MSM) with pieces of single-used masks measuring 3 x 3 cm sections of outer, middle, and inner layers) for 52 days in a 500 mL batch bioreactor. Metagenomic analysis revealed a microbial diversity dominated by Klebsiella aerogenes, Tenebrionicola larvae, Enterobocater, Lactococcus garvieae, and Lactococcus formosensis. During fermentation, microbial growth was monitored by measuring the optical density (OD) at 600 nm using a UV-Vis spectrophotometer. The consumption levels of the mask's outer, middle, and inner layers were 19.200%±0.031, 30.333%±0.031, and 26.400%±0.040, respectively, as indicated by the reduction in mask mass. Physical changes to the mask, such as surface damage, scratches, and alterations in functional groups, were confirmed through Scanning Electron Microscopy (SEM) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). These findings suggest that a microbial consortium from the gut of T. molitor can effectively degrade single-use masks ex-situ, offering a promising solution for managing single-use mask waste sustainably.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafsah Afifah Tamimi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai kemampuan degradasi kultur campuran konsorsium yang mengandung bakteri Dehalococcoides dalam mendegradasi B3 berupa senyawa PCE dan TCE. Konsorsium bakteri ditumbuhkan pada medium tercemar PCE/TCE yang divariasikan penambahan nutrisi ekstrak ragi serta sumber karbonnya asetat dan laktat. Medium yang diberikan penambahan ekstrak ragi mampu mengurai PCE dengan konsentrasi 650 M dalam kurun waktu kurang lebih 20 hari, dan TCE dengan konsentrasi 700 M dalam kurun waktu sekitar 10 hari. Selama 33 hari pengamatan, medium yang ditambahkan asetat mampu mengurai 600 M PCE hingga 85,41 dan 450 M TCE hingga 56,7. Dalam jangka waktu yang sama, medium yang ditambahkan laktat mampu mengurai 500 M PCE sebesar 80,56 dan 600 M TCE hingga 70,26. Meskipun konsorsium yang ditumbuhkan tanpa ekstrak ragi memiliki kemampuan degradasi yang lebih lambat, namun konsorsium tersebut menunjukkan rasio populasi Dehalococcoides yang lebih tinggi. Didapatkan rasio populasi bakteri Dehalococcoides pada medium yang diberi ekstrak ragi kurang dari 0,5. Rasio tersebut mampu mencapai 22-26 pada medium PCE, dan 4-13 pada medium TCE yang tidak ditambahkan ekstrak ragi. Selain itu, akumulasi produk turunan cis-DCE, t-DCE, 1,1-DCE, dna VC juga terjadi pada konsorsium yang diberi ekstrak ragi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak ragi mampu mempercepat degradasi PCE/TCE akibat stimulasi pertumbuhan bakteri-bakteri dalam konsorsium, namun di sisi lain dapat menekan pertumbuhan Dehalococcoides sehingga mengakibatkan terjadinya akumulasi produk turunan PCE/TCE.
ABSTRACT
This research discussed the degradation ability of mixed culture consortium containing Dehalococcoides bacteria in degrading hazardous waste such as PCE and TCE compounds. The bacterial consortium is grown on PCE TCE contaminated medium with variation of nutrients yeast extract and carbon source acetate and lactate. The medium with yeast extract addition was able to break down PCE with 650 M concentration in approximately 20 days, and TCE with 700 M concentration in about 10 days. During 33 days of observation, the acetate amended medium was able to degrade 600 M PCE up to 85.41 and 450 M TCE up to 56.7. In the same duration, the lactate amended medium was able to break down 500 M PCE by 80.56 and 600 M TCE by 70.26. Although the consortiums grown without yeast extract has slower degradation ability, those consortiums shows a higher population ratio of Dehalococcoides. The ratio of Dehalococcoides bacteria in medium with yeast extract addition was less than 0,5, while those ratio were able to reach 22 26 for PCE, and 4 13 for TCE in mediums without yeast extract addition. Furthermore, PCE TCE daughter product such as cis DCE, t DCE, 1,1 DCE, and VC were accumulated at some point in yeast extract amended medium. Those findings indicate that yeast extract addition could accelerate the degradation of PCE TCE because the stimulation of other bacterias within consortium, but on other side, could surpress the Dehalococcoides growth resulting in accumulation of PCE TCE daughter products.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library