Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bennett, H. H. (Hugh Hammond), 1881-1960
New York: McGraw-Hill, 1955
531.45 BEN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suhardi
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Novita Sari Damanik
Abstrak :
DA Ci Liwung hulu secara administrasi masuk ke dalam Kabupaten Bogor dan merupakan input awal bagi keberlanjutan DAS yang tergolong kritis. Penelitian di DA Ci Liwung dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor besaran erosi dan dapat diketahui sebaran wilayah prioritas konservasi tanah. Metode penelitian USLE digunakan untuk memperoleh laju erosi. Indeks bahaya erosi (IBE) diperoleh melalui rasio laju erosi dan toleransi erosi tanah. Sebaran wilayah prioritas konservasi tanah diketahui melalui variable indeks bahaya erosi (IBE), kerapatan vegetasi dan pengelolaan lahan oleh masyarakat. Hasil penelitian menetapkan kejadian erosi potensial dan IBE dengan resiko terberat paling luas terjadi di Sub-DA Ci Bogo - CiSarua. Melalui overlay variable IBE, kerapatan vegetasi, dan pengelolaan lahan diketahui Prioritas I mayoritas terletak pada wilayah dengan kriteria kelerengan 5 - 15% dengan luas 4.615 ha dengan rata-rata ketinggian 1.000 ? 2.500 m dpl, curah hujan yang cukup dengan besaran antara 3000 - 4000 mm, penutupan lahan yang ada kurang rapat - terbuka berupa kebun campuran serta ktidak adanya tindakan pengamanan pada lahan, dan wilayah prioritas I terluas terdapat di Sub DA Ci Seuseupan - CiSukabirus dengan luasan 1.106 ha. ...... The Upstream Ci Liwung River, located in Bogor Regency, is the initial input and plays an important role in the sustainability of the watershed it forms. This research is conducted at the Upstream Ci Liwung River to determine factors influencing the magnitude of erosion at the watershed. The aim of this research is to determine priority soil conservation areas at the said watershed. The research implements the Universal Soil Loss Equation (USLE) method to determine the rate of erosion. Erosion Risk Index (ERI) was obtained by calculating the erosion rate ratio and tolerable soil erosion. The results reveal that the CiBogo - CiSarua sub-watershed has the vastest area of potential erosion and also the highest Erosion Risk Index. The variables of ERI, vegetation density and land management were overlaid to determine Priority I areas at the watershed, which resulted to areas with a slope value of 5 - 15 percent, 4,615 hectares (± 11,403 acres) in area, average altitude of 1.000 - 2.500 m above sea level, precipitation of 3000 ? 4000 mm, and scarce or open vegetation (mixed plantation) with no land conservation efforts. The 1,106 hectare CiSeuseupan - CiSukabirus sub-watersheds is also a priority I area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31531
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Teddy Sutriadi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di Sub DAS Klakah DAS Serayu Kabupaten Wonosobo pada Musim Kemarau 2008 dan Musim Hujan 2008. Penelitian menggunakan pendekatan penelltian kuantitatif dengan fonnat deskriptif Ex Post Factr. Sebanyak 54 contoh air dari Sub OAS Klakah diamati kadar nitratnya dan sebanyak 75 petanl contoh diwawancarai. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Faktor pendorong petanl memupuk nitrogen dengan dosis berlebihan adalah untuk menlngkatkan produksi (0,39), kemudian berturut-turut peringkat kedua, ketiga, dan keempat adalah pendapatan (0,30), kesuburan tanah (0,22), dan harga sayuran (0,09); (2) Dosis pupuk N yang diterapkan petani lebih tlnggi 70%, dan 6% dari dosis rekomendasi untuk tanaman kentang dan kubis, sedangkan untuk tanaman jagung masih dl bawah dosls rekomendasi; (3) Produksi taliaman kentang, kubls, dan jagung pada wilayah studi lebih rendah dar! potensi hasllnya, tetapl maslh memberikan keuntungan usahatanl, dengan 13/C masing-masing 0,98; 1,44; dan 1,64; (4) Pemupukan N dosis tinggi menlngkatkan secara nyata konsentrasi nitrat dalam air sungai. Namun konsentrasl nitrat dl semua lokasl pengamatan masih menunjukkan nilai yang lebih rendah dan konsentrasi NOJ- yang diperkenankan untuk air mlnum ( 45 mgjl), dan (5) Sebanyak 58% petani menerapkan teknologi konservasl tldak sesual dengan kemiringan lerengnya; seria Upaya yang dapat dilakukan untuk memlnlmalkan dampak adalah a) penerapan pola tanam yang mengkomblnaslkan tanaman sayuran umbi, daun, dan blji (jagungkentang- kubls), b) penerapan dosis pemupukan sesual dengan rekomendasi, c) perbalkan teknologl konservasl tanah sesual dengan kemlringan lerengnya, d) penanaman tanaman tahunan atau tanaman legum pohon pacta batas kepemlikan lahan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 15%, e) penanaman tanaman tahunan dan melarang penanaman tanaman semusim pada tanah dengan kemiringan lereng leblh besar dan 15%, dan f) peningkatan aktlvitas penyuluhan melalui kelompok tani secara berkala dan membuat demplot teknologl pemupukan dan konservasi tanah.
2009
T32836
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satia Nisa Firdhauzi
Abstrak :
Daerah Gunung Patuha terletak 50 km sebelah selatan Kota Bandung dan merupakan hulu dari sungai terpanjang di Jawa Barat, Sungai Citarum. Penggunaan lahan di daerah Gunung Patuha didominasi oleh perkebunan teh, sawah dan berbagai komoditas pertanian seperti kopi, jagung, daun bawang, dan kacang-kacangan. Pertanian dan perkebunan di lokasi lereng curam membutuhkan metode konservasi tanah yang tepat untuk mengurangi tingkat erosi dan menghindari ancaman tanah longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola spasial dan temporal konservasi tanah diterapkan oleh petani dari 1990 hingga 2018 dan memproyeksikannya ke 2036 hingga memahami dampak yang mungkin terjadi di masa depan. Metode yang digunakan untuk memodelkan perubahan di penggunaan lahan pertanian adalah Cellular Automata - Markov Chain oleh berbagai faktor pendorong, seperti jarak dari jalan, sungai, pemukiman, hutan, dan kemiringan persen. Skenarionya yang digunakan dalam analisis adalah skenario Business as Usual (BAU). Kemiringan dan mengemudi lainnya Faktor tersebut kemudian dikorelasikan dengan lahan pertanian untuk mengidentifikasi metode konservasi tanah dan kemudian divalidasi oleh survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan di Gunung Patuha area pada tahun 1990, 2000 dan 2018 mengalami perubahan signifikan, perkebunan dan pertanian tanah mendominasi setiap tahun. Pola spasial metode konservasi tanah dilakukan oleh masyarakat terkait erat dengan kondisi lereng dan perubahan lahan pertanian dan jenis komoditas yang ditanam oleh petani. Pertanian lereng <15% mengadopsi bahan kimia dan metode konservasi vegetatif, sedangkan lahan pertanian di lereng> 15% mengadopsi mekanik, metode konservasi vegetatif, dan kimia. Pada 2036 perkebunan dan lahan pertanian diperkirakan meningkat, sehingga lahan yang dilestarikan pada tahun 2036 juga meningkat.
The Mount Patuha area is located 50 km south of Bandung City and is upstream from the longest river in West Java, the Citarum River. Land use in the Mount Patuha area is dominated by tea plantations, rice fields and various agricultural commodities such as coffee, corn, leeks, and beans. Agriculture and plantations on steep slope locations require appropriate soil conservation methods to reduce erosion rates and avoid the threat of landslides. The purpose of this study is to identify the spatial and temporal patterns of soil conservation applied by farmers from 1990 to 2018 and project them to 2036 to understand the impacts that might occur in the future. The method used to model changes in agricultural land use is Cellular Automata - Markov Chain by various driving factors, such as distance from roads, rivers, settlements, forests, and percent slope. The scenario The analysis used is the Business as Usual (BAU) scenario. Slope and other driving factors are then correlated with agricultural land to identify soil conservation methods and then validated by field surveys. The results showed that land use in the Mount Patuha area in 1990, 2000 and 2018 underwent significant changes, plantation and agricultural land dominated every year. The spatial pattern of soil conservation methods carried out by the community is closely related to slope conditions and changes in agricultural land and the types of commodities planted by farmers. Slope farming <15% adopts chemicals and vegetative conservation methods, while slope farming> 15% adopts mechanics, vegetative conservation methods, and chemistry. In 2036 plantations and agricultural land are expected to increase, so that the land conserved in 2036 also increase.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Adjie Rivanda
Abstrak :
Erosi merupakan salah satu proses geomorfologi yang berperan dalam perkembangan bentuklahan. Peristiwa erosi dikendalikan oleh kekuatan eksogen melalui agen geomorfologi. Laju erosi tanah pada setiap ekosistem berbeda-beda tergantung seberapa kuat faktor erosi mempengaruhi kondisi tanah. Laju erosi akan sangat berbahaya jika erosi terjadi pada erosi yang besar dan pada daerah yang luas. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya aktivitas manusia dan merugikan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui laju erosi tanah dan variabel-variabelnya agar dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan pembangunan dan agar tidak merugikan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan luasan erosi tanah yang terjadi di DA Ci Lutung dan seberapa besar erosinya serta untuk mengetahui seberapa efektif konservasi tanah terhadap erosi yang terjadi. Dalam penelitian ini digunakan metode RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) sebagai persamaan untuk menentukan besarnya erosi dan sebaran erosi di DA Ci Lutung.
Erosion is one of the geomorphological processes that play a role in the development of landforms. Erosion events are controlled by exogenous forces through geomorphological agents. The rate of soil erosion in each ecosystem varies depending on how strongly erosion factors affect soil conditions. The rate of erosion will be very dangerous if erosion occurs in large erosion and over large areas. This will result in disruption of human activities and harm the community. Therefore, it is important to know the rate of soil erosion and its variables so that it can be used in carrying out development and so as not to harm the community. The purpose of this study was to map the extent of soil erosion that occurred in the Ci Lutung DA and the extent of the erosion and to find out how effective soil conservation was against erosion that occurred. In this study, the RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation) method was used as an equation to determine the magnitude of erosion and the distribution of erosion in the Ci Lutung DA.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library