Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Kashkari, Chaman.
New Delhi : McGraw-Hill, 1975.
333.7 KAS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Indonesia merupakan Salah satu negara berkembang yang pertumbuhan tingkat populaslnya mengalarni peningkatan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tingkat populasi ini mengakibatkan tingginya tingkat konsumsi energi Indonesia pada sumber daya yang jumlahnya terbalas ini. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kelangl-caan sumber daya alam tersebut perlu dipikirkan cara unluk mencari altematif sumber daya atau sumber energi serta cara unruk mempergunakan sumber daya tersebut dengan efektif dan etlsien.

Salah satu cara untuk mempergunakan energi secara eflsien adalah dengan penerapan label hemat energi pada peralatan listrik yang memiliki potensi penghematan yang cukup tinggi, yakni kulkas, Air Conditioning, dan lampu listrik. Penerapan label ini merupakan bagian dari kegiatan slandarisasi energi yang dapat rnemberikan dampak positif bagi para pelaku pasar, yakni produsen, konsumen dan juga bagi negara.

Hal terpenting dalam labelisasi peralatan listrik ini adalah mengetahui besamya potensi penghematan yang clihasilkan. Besarnya potensi penghematan ini panting untuk diketahui untuk dapat lebih merangsang masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam program konservasi energi di Indonesia.

Untuk dapat mengetahui besamya potensi penghematan energi ketiga peralatan listrik yang dibahas pada skripsi ini, data yang diperlukan adalah perkembangan produksi yang terjadi dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil produksi kernudian dilakukan peramalan sampai dengan tahun 2010. Dan setelah hasil peramalan diperoleh, langkah terakhir adalah menghitung potensi penghematan energi dengan mempergunakan asumsi-asumsi yang ada.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurio Provandi Sholichin
Abstrak :
Salah satu usaha untuk mengurangi konsumsi energi adalah melalui penggunaan material dinding yang mampu mengurangi transmitansi termal dari luar ke dalam bangunan. Dalam SNI 03-6389-2000 dijelaskan bahwa Overall Thermal Transfer Value (OTTV) bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencari peluang penghematan energi dari selubung bangunan. Dalam hal ini ditentukan nilainya tidak boleh melebihi 45 W/m2. Penelitian ini mengambil sampel bangunan sederhana tipe 36 yang dianggap mampu mewakili kebutuhan masyarakat menengah kebawah. Metode penelitian yang digunakan adalah testing out dengan pendekatan kuantitatif. Dalam riset ini banyak melibatkan perhitungan kinerja dinding terhadap nilai OTTV. Software OTTV v2.01 digunakan untuk memudahkan penghitungan. Rumah sederhana yang diteliti disimulasikan dengan menggunakan material yang berbeda, yaitu batu bata merah, batako dan beton ringan aerasi. Variabel lain yang turut mempengaruhi adalah peneduh dan nilai absorbtansi radiasi matahari bahan. Hasil perhitungan OTTV menunjukkan bahwa material dinding yang paling memenuhi kriteria konservasi energi adalah beton ringan aerasi dan yang paling boros energi adalah bata merah. ......One attempt to reduce energy consumption is by using wall material that able to reduce thermal transmittance from outside into the building. SNI 03-6389-2000 stated that Overall Thermal Transfer Value (OTTV) aims to identify and seek for opportunity to conserve energy by means of building skin. In this case the value should not exceed 45 W/m2. This research takes sample of type 36 simple house which is believed to represent medium to low income people's needs. The research method used here is testing out with quantitative approach. In this research a lot of calculations of wall's performance involved towards OTTV value. OTTV v2.01 software used to aide the calculations. The investigated simple house is simulated with different materials, which is red brick, hollow concrete block and autoclaved aerated concrete. Other variables affecting are shade and material's absorbtance value. The OTTV calculations result suggests that building material that fulfills energy conservation criteria is autoclaved aerated concrete and red brick being the most consumptive material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30059
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhyan Seminar Asih
Abstrak :
Fasade bangunan merupakan selubung bangunan yang sangat berpengaruh terhadap kondisi nyaman dan energi pada suatu bangunan. Pada penelitian ini material pelapis pada fasade bangunan mengambil material cat, batu alam, dan keramik. Karena ragam material pelapis pada fasade inilah yang banyak digunakan pada bangunan bertingkat rendah. Ketiga jenis material akan diuji nilaiOTTV pada masing-masing material untuk mengetahui material mana yang mempunyai nilai OTTV tertinggi, sedang dan rendah. OTTV atau Overall thermal transfer value adalah merupakan satu paket kebijakan dari pemerintah mengenai konservasi energi pada bangunan yang mengatur nilai perpindahan panas pada fasade dinding bangunan. Dalam hal ini nilainya tidak boleh melebihi 45 watt/m². Semakin tinggi nilai OTTV maka semakin besar watt per meter persegi energi yang akan diterima suatu bangunan. Metode yang digunakan adalah testing out dengan pendekatan kuantitatif. Luasan bukaan mempengaruhi nilai OTTV pada suatu bangunan. Semakin besar bukaan dinding tembus cahaya maka semakin besar beban energi yang dihasilkan suatu bangunan. Ketebalan dinding memperkecil beban energi oleh karena itu penambahan material pelapis dilakukan untuk mengoptimalisasikan konservasi energi pada suatu bangunan dengan memakai software OTTV v2.01didapat batu alam memiliki OTTV baik ( nilai OTTV= 21.70 watt/m²), keramik nilai OTTV sedang (nilai OTTV= 21.33 watt/m²), cat nilai OTTV terendah (nilai OTTV=29.4 watt/m². ......Building façade is the cover of a building that strongly influences the comfort and energy inside a building. In this research, coating materials are paints, natural stones, and ceramics since these various coating materials are commonly used for low-rise buildings. Each material was tested/examined for its OTTV value to figure out the one of which has the highest, average and lowest OTTV value. OTTV or Overall thermal transfer value is the government's policy about energy conservation in buildings to manage the value of energy transfer of a building wall façade. For this extent, the value can't be more than 45 watt/m². the higher OTTV value is, the more watt per meter square will be absorbed by the building. The method used is 'testing out' with quantitative approach. The width of the openings influences OTTV value of a building. The wider of the transpicuous opening is, the more energy load generated by the building. The thickness of the walls reduces the energy load so that the additional coating materials is to optimize energy conservation in a building by using OTTV v2.01 software. The finding is that natural stones have good OTTV( OTTV value= 21.70 watt/m²), ceramics has average OTTV (OTTV value = 21.33 watt/m²), and paint has the lowest (OTTV value = 29.4 watt/m²).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30041
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
O`Callaghan, Paul W.
New York : Pergamon Press , 1978
693.832 OCA b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
Abstrak :
Negara yang kuat merupakan negara yang memiliki warga negara yang bersatu padu dalam mempertahankan, memperjuangkan, serta melindungi negaranya dari segala bentuk ancaman yang terjadi, baik ancaman militer maupun non militer melalui kesadaran bela negara demi keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Konsep bela negara dapat diwujudkan melalui pendidikan budaya hemat energi untuk keberlanjutan energi Indonesia di masa mendatang. Artikel ini bertujuan untuk menerapkan budaya hemat energi secara efisien dan rasional melalui penerapan dasar nilai-nilai hemat energi yang mencakup: (1) pengembangan kurikulum green education melalui materi konservasi energi (hemat, dan bijak dan cerdas menggunakan energi); (2) pengembangan konsep kebiasaan hidup hemat energi secara dua arah (pembelajaran dari siswa ke siswa sehingga partisipasi siswa secara aktif) seperti mematikan peralatan sumber energi (keran air, lampu, AC) ketika tidak digunakan yang dilakukan secara berlanjut dengan pendampingan dari tenaga pendidik sehingga akan menjadi sebuah kebiasaan positif yang tertanam sejak kecil untuk menggunakan energi yang efisien dan rasional. Pendidikan budaya hemat energi ini bukan hanya imbauan yang bersifat normatif, namun harus ada aturan yang jelas tentang penghematan energi melalui kerjasama antara Kementerian Ristek Dikti dan Kementerian ESDM dan Kementerian Pertahanan sehingga pengembangan budaya penerapan energi secara berkelanjutan dapat tercipta dengan komitmen dari semua civitas akademika pendidikan dalam wujud bela negara.
Bogor: Universitas Pertahanan, 2017
345 JPUPI 7:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Kumala Dewi
Abstrak :

Situasi Pandemi Covid-19 yang sudah mulai terkendali membuat banyak perkantoran mulai menerapkan sistem kerja Work From Office (WFO) kembali. Penerapan sistem kerja WFO tentu meningkatkan tingkat konsumsi energi listrik pada wilayah perkantoran. Tingkat konsumsi energi listrik di suatu gedung bergantung pada luas bangunan serta peralatan elektronik yang digunakan di gedung tersebut. Penggunaan energi listrik yang berlebihan mengakibatkan pemborosan energi listrik yang dapat berpotensi terjadinya pembengkakan tagihan listrik sehingga diperlukan metode konservasi energi yang salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan analisis audit energi dengan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sebagai parameter untuk menentukan boros atau tidaknya konsumsi energi di sebuah bangunan. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park tergolong gedung yang memiliki tingkat konsumsi energi efisien dilihat dari nilai IKE yang memenuhi standar yang berlaku. Namun, terdeteksi adanya pemborosan penggunaan energi listrik dan distorsi harmonik yang cukup menggangu dalam memenuhi kebutuhan penerangan pada Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park sehingga diperlukan upaya penghematan energi. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park telah menerapkan peluang hemat energi dengan pemasangan panel surya untuk membantu memasok kebutuhan energi listrik, pemasangan kapasitor bank untuk memelihara kualitas daya, dan pemasangan sensor gerak yag terintegrasi dengan lampu pada beberapa ruangan.


The end of the pandemic of Covid-19 is in sight along with most companies in Indonesia started to adjust their work system to be fully WFO (Work From Office) which enables the raising of electricity bills in office area. Electricity consumption in a building depends on its area and various electronic appliance used. Excessive electricity consumption will cause a significant increase in electricity bills. Energy conservation is needed as an act of electricity saving and an energy audit is the first step to start a good energy management. Energy utilization index (EUI) is a parameter that specify whether a building is categorized as efficient or not in consuming the electricity. INDY Bintaro Office Park is categorized as an efficient building with an energy utilization index met the applicable standards. However, excessive electricity consumption and a significant harmonic distortion are detected on lighting substation. INDY Bintaro Office Park already implemented some energy conservation actions such as generating solar cells to fulfill its electricity needs, installing capacitor bank to maintain power quality, and integrating motion sensor on the lamp installed in several rooms.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reay, David A.
New York: Pergamon Press, 1979
658.202 REA i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Ali
Abstrak :
ABSTRAK
Bioteknologi pengolahan air limbah akhir-akhir ini semakin menjadi tumpuan dan harapan untuk pengendalian pencemaran (sistem sanitasi dan kelangsungan kehidupan) secara efisien, efektif dan "low cost." ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak yang akan ditimbulkan oleh fenomena-fenomena industrialisasi pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas kehidupan, seperti : - Semakin meningkatnya kebutuhan terhadap air bersih. - Peningkatan kuantitas dan keanekaragaman air limbah (domestik maupun industri) yang dihasilkan. Disebabkan oleh berbagai kendala dan tantangan yang muncul, rekayasa biologi dalam Sistem Pengolahan Air Limbah semakin menunjukan trend kearah nilai kompetitif dan komparatif dari aspek-aspek ekonomi. disain, efektifitas, efisiensi dan keamanan dari suatu sistem. RBC (Rotating Biological Contactor) merupakan salah satu "inovasi teknologi" dalam bioteknologi pengolahan air limbah secara biologis, karena dalam banyak hal RBC merupakan solusi terhadap berbagai kelemahan dan kekurangan dari sistem pengolahan lahan biologis konvensional, terutama dalam hal : - Konservasi energi dalam O & M (Hemat Energi) - Keterbatasan lahan (Hemat Lahan/Space) - Stabilitas sistem terhadap Shock Loading - Kinerja proses sistem yang sangat tinggi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi performansi proses sistem RBC, seperti umumnya sistem pengolahan biologis lainnya. Untuk tujuan optimasi suatu proses, penelitian dan evaluasi dengan menggunakan Model Skala-Lab. (Bench Scale) maupun Pilot Plam adalah relatif lebih efektif dan representatif.

Kerlas Kerja Seminar Penelilian ini membahas tentang Model Skala Laboratorium dari Sistem Rotating Biological Conracror (RBC) yang digunakan dalam penelitian di Laboranorium Teknik Penyehatan & Lingkungan, Jurusan Sipil PTUI. Karena dalam disain model ini telah dilakukan modifikasi konfigurasi media untuk optimasi bidan komak Aerasi. Modifikasi yang dimaksud adalah dengan merubah konfigurasi media dari berbentuk cakram (disc) ke bentuk Pipa Biologis (Biopipe). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa Model Skala Laboratorium (Laboratory Scale Unit) Sistem RBC ini mempunyai performansi/kinerja yang sangat baik. Hal ini dapat diketahui dari tingkat penguraian/pemisahan Overall Removal Zat Organik Carbon yang mencapai nilai (96,2 - 98,9) %. yang terjadi pada reaktor RBC tersebut. Pada penelitian ini juga dapat dilihat dan diamati tentang terjadinya "Suksesi Mikroorgamlsma" dalam reaktor bertingkat (stages), seperti pada Sistcm Rotating Bio1ogical Contactor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>