Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septia Angger Tifani
Abstrak :
ABSTRAK
Arena olahraga indoor menjadi salah satu pilihan sebagai venue penyelenggaraan konser. Hal ini bisa terjadi karena bentuk hall olahraga dapat menampung banyak penonton selayaknya hall konser. Namun ditinjau dari teori akustik, kriteria akustik untuk ruang konser dan ruang olahraga cukup berbeda. Konser membutuhkan ruang yang memiliki reverberation time (RT) yang pendek agar penyampaian musik jelas, akurat, serta tidak mengganggu kenyamanan penonton, sedangkan untuk hall olahraga, tidak ada kebutuhan khusus dari segi akustik. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas akustik arena olahraga serta penyesuaian yang dilakukan ketika arena olahraga digunakan sebagai venue konser. Tulisan ini menganalisa objek studi kasus Tennis Indoor Senayan berdasarkan teori-teori akustik yang relevan, perhitungan waktu dengung (RT), serta simulasi akustik dengan software EASE Evac untuk mengetahui nilai tingkat tekanan/ sound pressure level (SPL) dan inteligibilitas suara/ speech transmission index (STI) saat konser berlangsung. Penyesuaian tata letak ruang saat hall digunakan untuk konser menekan nilai RT menjadi lebih pendek jika dibandingkan dengan RT saat hall digunakan untuk kegiatan olahraga. Hal ini terjadi karena bidang absorpsi bunyi menjadi lebih luas serta volume ruang akustik menjadi lebih kecil akibat adanya kebutuhan ruang untuk panggung dan belakang panggung. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa Tennis Indoor Senayan memiliki nilai RT, SPL, dan STI yang sesuai dengan standar ideal untuk ruang pertunjukan musik setelah dilakukan penyesuaian tata letak ruang.
ABSTRACT
Sport hallis one of the options that can be choosen as a concert venue. Sport hall can held agreat number of audience as a concert hall. But in terms of acoustic, the acoustic criteria for a concert hall and sport hall are quite different. Concert hall need a short reverberation time (RT) to get a good quality of music performance and create an acoustic comfort for the audience. This thesis aims to find the acoustic quality of sport hall as well as what adjustments that must be made when the sport hall is used as a concert venue. This study analyzeda case study object, Tennis indoor Senayan based on relevant acoustic theories, calculation of reverberation time, and acoustic simulation with EASE Evac software to determine the value of sound pressure level and speech transmission index during the concert. When used as a concert venue, spatiallay out adjustment were made thus resulting adecreased value of reverberation time as the absorption area became wider and the volume of the acoustic chamber became smaller. The results showed that Tennis Indoor Senayan had RT, SPL, and STI values that fit the ideal standards for the music roomafter the layout adjustment was done.
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rashed
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai peran Pencipta dalam konser musik hidup sebagai peranan yang sangat penting dengan adanya lagu yang diciptakan oleh Pencipta digunakan oleh Promotor sebagai penyelenggara konser musik hidup. Munculnya Promotor sebagai penyelenggara dari suatu acara konser musik diperlukan pengkajian terhadap pemenuhan hak-hak Pencipta. Dengan digunakannya metode penelitian kualitatif, skripsi ini akan menjelaskan kompleksitas dari para pihak yang terkait dalam pelaksanaan konser musik hidup, dengan analisis pengkajian terhadap pertanggungjawaban perdata atas Promotor yang berbentuk badan hukum. ...... This research will discuss about position of the author of a song on a live performance concert stage act due to the ongoing process and main event of its live performance concert held by a Promoter as a company which the song performed in a live act stage. Within its qualitative method of research, this paper research will answer the complexity for each related parties in the process of making a live perfomance concert by promoter that should obtain an assessment from the aspect of private civil law as a form of protection of the rights of author and singer regarding the working performance of a Promoter in a live performance concert.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S47353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nashita Indira Susanto
Abstrak :
Makalah ini mengkaji kinerja industri live music serta pro & kontra dari konser virtual selama pandemi Covid-19. Pendapatan industri live music di seluruh dunia turun secara signifikan dari AU$40,5 (2019) menjadi A$10,38 (2020). Dengan semua industri merasakan dampak pandemi Covid-19, hal itu juga sangat memengaruhi para musisi dan artis yang terhambat untuk tampil secara live dikarenakan adanya peraturan social distancing dan lockdown. Di awal Covid-19, konser virtual mulai bermunculan dan menjadi semakin populer. Terdapat banyak musisi dan artis yang berhasil beradaptasi dengan situasi ini dan telah mendapatkan lonjakan pendapatan dari mulai dari 50% hingga 100% ataupun lebih. Namun, banyak penonton yang sering merasa kecewaa karena tidak bisa menyaksikan 'hal yang nyata' seperti dalam konser live tatap muka. Perkembangan konser virtual di industri live music selama pandemi Covid-19 telah mengubah cara bisnis beroperasi. Namun, para pelaku industri telah berencana untuk kembali melakukan pertunjukan tatap muka ketika situasi kembali normal. ......This paper assesses the live music industry performance and the pros & cons of virtual concerts during the Covid-19 pandemic. The live music industry revenue worldwide plummeted from A$40.5 (2019) to A$10.38 (2020). As all industries were feeling the effects of the Covid-19 pandemic, it had indeed affected musicians and artists who were hampered from performing live due to social distancing and lockdown regulations. In the beginning of the Covid-19, virtual concerts emerged and grew in popularity. A lot of artists who adapted to this situation had reportedly been receiving a spike in income from 50% up to 100% and more. However, many of the audience were frequently followed by disappointment of their inability to witness the ‘real thing’ as in physical live concerts. The development of virtual concerts in the live music industry during the Covid-19 pandemic has changed how the business operates. Nevertheless, industry players have planned to go back to doing face-to-face gigs when things go back to normal.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siguntang, Muhammad Arif
Abstrak :
Pembangunan fasilitas olahraga modern, seperti Basketball Hall di Senayan, tidak hanya bertujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik, tetapi juga memiliki dampak luas terhadap perkembangan perkotaan dan perekonomian. Meskipun banyak fasilitas olahraga kelas dunia mengalami kesulitan finansial setelah acara utama, strategi adaptabilitas muncul sebagai solusi untuk menjaga keberlanjutan ekonomi. Studi ini menyoroti pentingnya  konsep adaptabilitas dalam desain Fleksibilitas fasilitas olahraga, memungkinkan bangunan untuk beradaptasi dengan penggunaan baru tanpa mengorbankan kualitas estetika dan tata ruang aslinya. Basketball Hall di Senayan menjadi contoh nyata penerapan strategi adaptabilitas dengan berhasil menyelenggarakan berbagai acara non-olahraga, termasuk konser musik, menunjukkan bahwa keberlanjutan ekonomi fasilitas olahraga tidak hanya bergantung pada event olahraga utama. Dalam menghadapi tantangan finansial, diversifikasi pendapatan melalui berbagai acara menjadi solusi yang efektif, menciptakan ruang multifungsi yang responsif terhadap perkembangan infrastruktur kota modern. Dengan demikian, konsep adaptabilitas bukan hanya memberikan solusi untuk pemeliharaan fasilitas olahraga, tetapi juga menjadi langkah cerdas dalam mengoptimalkan pemanfaatan ruang, menanggapi tantangan, dan memanfaatkan peluang di masa depan. ......The development of modern sports facilities, such as the Basketball Hall in Senayan, aims not only to encourage community participation in physical activities but also has a broad impact on urban development and the economy. Despite many world-class sports facilities facing financial challenges after major events, adaptability strategies emerge as a solution to sustain economic viability. This study emphasizes the significance of adaptability concepts in the design flexibility of sports facilities, allowing buildings to adapt to new uses without compromising aesthetic quality and original spatial arrangements. The Basketball Hall in Senayan serves as a tangible example of implementing adaptability strategies by successfully hosting various non-sports events, including music concerts, demonstrating that the economic sustainability of sports facilities is not solely dependent on major sporting events. In addressing financial challenges, income diversification through various events proves to be an effective solution, creating multifunctional spaces responsive to the development of modern urban infrastructure. Thus, the concept of adaptability not only provides solutions for maintaining sports facility upkeep but also serves as a smart step in optimizing space utilization, responding to challenges, and seizing opportunities in the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Nastiti
Abstrak :
Penutupan perjanjian asuransi oleh promotor untuk menanggung segala risiko yang mungkin terjadi dalam penyelenggaraan suatu konser musik perlu untuk menerapkan prinsip insurable interest. Memang tidak dapat dipungkiri dalam penyelenggaraan suatu konser musik, berbagai risiko mungkin terjadi terhadap berbagai hal sehingga membutuhkan asuransi untuk mengalihkan risiko. Risiko-risiko ini dapat terjadi terhadap penonton konser, peralatan-peralatan yang disewa dari vendor, serta keberlangsungan konser itu sendiri yang dapat memberikan dampak kerugian bagi promotor. Prinsip insurable interest memang perlu diterapkan dalam perjanjian asuransi yang dibuat oleh promotor dengan perusahaan asuransi untuk membuktikan bahwa promotor benar-benar mengalami kerugian ketika suatu peristiwa yang tidak pasti terjadi. Adanya insurable interest promotor, memberikan hak bagi promotor untuk menerima uang pertanggungan dari perusahaan asuransi ketika suatu risiko terjadi. Tulisan ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana timbulnya insurable interest promotor terhadap penonton konser, peralatan-peralatan yang disewa, dan keberlangsungan konser itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian yang bersifat yuridis normatif yang dilakukan melalui studi kepustakaan dan metode wawancara. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk mengetahui bagaimana timbulnya insurable interest promotor terhadap penonton konser, peralatan-peralatan yang disewa dari vendor, dan keberlangsungan konser itu sendiri harus dilihat terlebih dahulu bagaimana hubungan hukum promotor itu sendiri dengan masing-masing ketiga hal tadi.
The conclusion of insurance agreements by the promoter in insuring possible risks in a concert requires the implementation of the insurable interest principle. It is inevitable that any concerts arrangement faces a multitude of risks in various forms, thus thenecessity to divert such risks arises. Such risks may occur to the spectators, concert logistics and equipment from vendors, and the performance of the concert itself all of which are crucial to determine the promoters success in organizing the concert. The principle of insurable interest is a prerequisite element to the insurance agreements to ensure that the promoter indeed suffers loss when an uncertain event occurs. The existence of insurable interest gives the promoter right to receive compensation from the insurance company when a risk occurs. This research aims to find out how the a promoters insurable interest arises from the concert audience, the equipment rented, and the continuity of the concert itself. The research method used in this paper is a juridical-normative research method carried out through library research and interview methods. The results of this study concludes that in order to find out how the promoters insurable interest arises from the concert audience, equipment rented from the vendor, and the continuity of the concert itself requires an assessment towards the legal relationship between the promoter and each of the three things mentioned above.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Rochadi
Abstrak :
Penggunaan media sosial dari tahun ke tahun di Indonesia terus mengalami tren yang positif terutama media sosial seperti Twitter, Facebook serta media sosial lainnya. Pergeseran penggunaan media sosial sebagai salah satu strategi public relations terus mengalami peningkatan, tetapi penggunaan media ini umumnya hanya untuk melakukan promosi bukan untuk melakukan penanganan krisis yang dialami suatu perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui sejauhmana pemanfaatan media sosial Facebook sebagai strategi public relations Big Daddy Entertainment dalam manajemen krisis konser Lady Gaga, dan (2) mengetahui sejauhmana pemanfaatan media sosial Twitter sebagai strategi public relations Big Daddy Entertainment dalam manajemen krisis konser Lady Gaga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial Facebook secara keseluruhan memiliki peran yang penting dalam komuniksi krisis yaitu sebagai media untuk penyedia dan pendistribusian informasi kepada khalayak luas saat krisis. Bahkan, karena karakteristiknya, penerima informasi bukan hanya terbatas yang ada di wilayah tempat krisis berlangsung, bahkan informasi tersebut dapat tersebar hingga ke seluruh pelosok dunia. Fungsi yang sama juga dimiliki oleh Twitter. Meskipun jenis media sosial ini terbatas hanya pada 140 karakter, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang kecepatan penyebaran informasi yang sangat penting pada saat situasi krisis. Salah satu elemen penting dalam manajemen sebuah krisis adalah komunikasi. Keberhasilan sebuah organisasi dalam menangani krisis dengan baik ditentukan juga oleh bagaimana organisasi yang bersangkutan dalam mengemas dan mendistribusikan informasi sepanjang proses penanganan krisis tersebut. ......The use of social media in Indonesia, such as Facebook, Twitter and other platforms, continues to show a positive trend every year with more people include the tool as part of their public relations strategies. However, it is still limited to promotion only without many people understand how it could also be leveraged to assist them in managing a crises. The purposes of this study are (1) to understand the use of Facebook as part of public relations strategies during the crisis management of Lady Gaga concert and also (2) to understand the use of Twitter as part of public relations strategies during the crisis management of Lady Gaga concert. This study shows that Facebook as a social media tool can play an important role in supporting the communications process during crises management. The platform could effectively disseminate information and reach out to wider external audiences of the organization. With the platform, the organization can even reach out to audience broader audience with no limitation of time and regions. The same function is also offered by Twitter. Although it only limits to 140 characters in one tweet, it does not limit how it can distribute information to wider audience in a second and this contributes significantly to an effective crisis management. Communications is an essential element when managing a crises. The success of an organization in managing a crises effectively is determined by the way the information is being packaged and distributed throughout the entire process.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hadist Genta Pradana
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai upaya pengendalian sosial swadaya yang diberikan oleh Slank dan Slankers dalam menanggapi kerusuhan dalam konser musik rock. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Slankers dan Slank. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan secara deskriptif mengenai upaya pengendalian sosial swadaya yang dilakukan oleh Slank dan Slankers ketika terjadi kerusuhan dalam konser musik Slank. Penulis menggunakan teori self help social control dan third party conception of social control dalam menjelaskan permasalahan penelitian. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data, yaitu, wawancara mendalam dan observasi terhadap pihak Slankers dan Slank serta menggunakan data sekunder. Temuan dalam penelitian ini adalah reaksi dari Slank dan Slankers dalam upaya pengendalian swadaya ketika terjadi kerusuhan timbul karena mereka merasa tidak nyaman dan merasa terancam akibat kejadian tersebut, serta mereka menganggap individu atau kelompok diluar mereka menyimpang.
This thesis discusses the efforts of non-formal social control provided by Slank and Slankers in response to unrest in a rock concert. Research subjects in this study were Slank and Slankers. The purpose of this study was to describe the descriptive the efforts of non-formal social control undertaken by Slank and Slankers during a riot in Slank music concerts. The author uses the theory of self help social control and third party conception of social control in explaining the research problems. The study used a qualitative approach to data collection methods, such as, in-depth interviews and observations of the Slankers and Slank and using secondary data. The findings in this study is the reaction of Slank and Slankers in non-formal social control during a riot arises because they feel uncomfortable and feel threatened by the incident, and they see a grup or individual as deviant
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raynaldi Prakoso
Abstrak :
ABSTRAK
Pertunjukan konser musik memiliki potensi yang besar untuk memberikan kontribusi terhadap pendapatan DKI Jakarta, tetapi ruang publik yang dapat dipergunakan untuk menyelenggarakan pertunjukan konser musik tidak tersedia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor penghambat dalam penyediaan ruang publik yang dapat dipergunakan untuk pertunjukan konser musik di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat ekspalanatif dengan menjelaskan faktor-faktor penghambat dalam penyediaan ruang publik yang dapat dipergunakan untuk pertunjukan konser musik di DKI Jakarta. Data primer diperoleh melalui field research dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penyebab tidak tersedianya ruang publik yang memadai karena adanya permasalahan pembebasan lahan dalam perencanaan pembangunan ruang publik, minimnya anggaran untuk sektor musik dan kurangnya kesadaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas potensi yang dimiliki industri musik.
ABSTRACT
Music concert performance has such great potential to contribute the income of DKI Jakarta, but the public space that can be used to hold musical concert performances is not provided yet. The purpose of this research is to analyze the factors inhibiting the provisions of public space that can be used for music concert performance in Jakarta. This research uses qualitative approach which is expalanative by explaining the inhibiting factors in the provision of public space that can be used for the music concert performance in DKI Jakarta. The primary data obtained through field research and interviews, and secondary data obtained from literature study. The result of this research shows that the causes of unavailability of adequate public space due to land acquisition problems in the planning of public space development, the lack of budget for the music sector and lack of awareness of the Provincial Government of DKI Jakarta for the potential of the music industry.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Shellina Ruth Hotmaria
Abstrak :
Calo tiket konser berperan sebagai perantara dalam transaksi jual beli tiket konser kerap kali menimbulkan isu yang signifikan. Calo tersebut memanfaatkan tingginya permintaan tiket konser, yang tidak sebanding dengan ketersediaan tiket, untuk menjual tiket dengan harga yang tidak wajar, jauh di atas harga asli tiket. Dalam praktiknya, tidak sedikit konsumen yang terdorong untuk menggunakan jasa calo demi mendapatkan tiket konser yang mereka inginkan. Ironisnya, terdapat calo yang menggunakan perangkat lunak (software) berupa bot untuk membeli sebanyak mungkin tiket, yang pada akhirnya hal tersebut menghalangi aksesibilitas tiket kepada konsumen secara langsung. Akibatnya, konsumen sering kali terpaksa membeli tiket konser melalui calo dengan harga tiket yang tidak masuk akal. Eksistensi calo yang demikian menimbulkan risiko kerugian yang signifikan bagi konsumen. Hingga kini, Indonesia belum memiliki pengaturan spesifik mengenai calo tiket konser, berbeda dengan Australia yang telah memiliki aturan khusus mengenai calo tiket. Dengan penggunaan metode doktrinal, diteliti mengenai pengaturan dan tanggung jawab terkait penggunaan jasa calo dalam transaksi jual beli tiket konser di Indonesia dan Australia. Dari hasil penelitian ini, dapat dipahami bahwa pengaturan calo tiket di Indonesia belum memadai, dan belum sepenuhnya memberikan kepastian hukum bagi konsumen. Maka dari itu, sangat diperlukan kajian mendalam mengenai penyusunan aturan yang lebih tegas dan spesifik mengenai calo tiket konser beserta pertanggungjawabannya di Indonesia, sehingga dapat memberikan pelindungan hukum yang lebih optimal bagi konsumen dalam transaksi jual beli tiket konser di Indonesia. ......Concert ticket scalpers act as intermediaries in buying and selling concert tickets, which often raises significant issues. These scalpers take advantage of the high demand for concert tickets, which is not proportional to the availability of tickets, to sell tickets at unreasonable prices, far above the original ticket price. In practice, quite a few consumers are encouraged to use the services of scalpers to get the concert tickets they want. Ironically, there are scalpers who use software in the form of bots to buy as many tickets as possible, which ultimately hinders the accessibility of tickets to consumers directly. As a result, consumers are often forced to buy concert tickets through scalpers at unreasonable ticket prices. The existence of such scalpers poses a significant risk of loss for consumers. Until now, Indonesia does not have specific regulations regarding concert ticket scalpers, in contrast to Australia which has special regulations regarding ticket scalpers. By using doctrinal methods, the regulations and responsibilities related to the use of scalpers services in buying and selling concert tickets in Indonesia and Australia are researched. From the results of this research, it can be understood that the regulation of ticket scalpers in Indonesia is inadequate and does not fully provide legal certainty for consumers. Therefore, an in-depth study is needed regarding the preparation of stricter and more specific regulations regarding concert ticket scalpers and their responsibilities in Indonesia, so that they can provide more optimal legal protection for consumers in buying and selling concert ticket transactions in Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>