Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nitamia Indah Cantika
"Kondominium-Hotel (Kondotel) adalah jenis properti yang sedang marak di bangun di Indonesia. Kondotel adalah properti yang menggabungkan antara hotel dengan kepemilikan unit secara kondominium sehingga terdapat tiga pelaku di dalamnya yaitu pengembang, pemilik unit, dan operator hotel sebagai pengelola. Para pengembang seolah berlomba untuk membangun properti kondotel, akibatnya adalah baru sedikit kondotel yang sudah beroperasi namun terdapat banyak kondotel yang masih tahapan pembangunan dan perencanaan. Kondotel diperkirakan akan terus dibangun pengembang dalam tiga sampai lima tahun yang akan datang. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondotel layak menjadi investasi bagi pengembang dan pemilik unit di Indonesia, khususnya Jakarta. Penulis menggunakan tiga buah studi kasus kondotel dengan karakter yang sama di Jakarta.
Dari studi kasus ditemukan bahwa dari segi pengembangan properti, membangun kondotel lebih memberikan keuntungan bagi pengembang dibandingkan dengan mengoperasikan hotel biasa dalam 10 tahun. Selain itu adanya unit yang ditahan pengembang dapat meningkatkan keuntungan dibandingkan dengan kondotel yang seluruh unitnya dijual. Sedangkan bagi pemilik, kondotel merupakan investasi jangka panjang karena waktu pengembalian baru terjadi pada tahun ke-7 sampai ke-12. Meskipun demikian pemilik tidak perlu bersusah payah mengeluarkan biaya perawatan dan pemeliharaan serta mengelola unit karena terdapat operator hotel dengan profit sharing tertentu. Akibat dioperasikan sebagai hotel, kondotel memiliki fisik yang serupa dengan hotel. Kondotel dengan layout plan I memiliki luas saleable yang lebih besar 8% dibanding layout lainnya sehingga memberikan pemasukan yang lebih besar bagi pengembang. Kondotel yang secara fisik bergabung dengan apartemen dapat menekan biaya pembangunan akibat adanya fasilitas yang digunakan secara bersama. Ditemukan pula bahwa perbedaan luas antar unit kondotel < 1 m² dapat merugikan pemilik kondotel karena pemasukan sewa yang diterima memiliki nilai sama namun dengan harga beli yang berbeda.

Condominium-Hotel or condotel is one of the fast growing type of property in Indonesia. In essence, condotels combines a hotel with the private unit ownership which a condominium has. Therefore, a condotels is a subject of three different party, the developer, the unit owner, and the hotel operator. The competition of condotels development by the developers leaves the Indonesian condotel market with a distinctive character, many condotels in planning and building stage, few of that already built and running. It is predicted that in many condition (the race of condotels development) will still continues until three or five years later. The aim of this research is to discover whether condotel is good investment for Indonesian developer and unit owners, particulary in Jakarta or not. To address the problem, the researcher uses three condotels with similar character in Jakarta as a case study.
From the case study, it is found that from the that from the properties developer point, build condotels is giving more profits than operating a regular hotel in ten years. Also, condotels which has some units holded up by developers could increase the profits even more compared to the condotels that sells of it is units. On the other hand, for unit owner, condotels could be classified as a long term investment because the profit turn over will only starts at the seventh to twelfth year of ownership. But even so, the owners did not need allocate more costs for unit maintenance because the profit sharing system with the hotel operators already covered the maintenance cost. This character of condotels (operated as if it is a hotel unit) leaves the condotels layout and shapes to have many similarities with hotel unit. Condotels with layout plan I has an 8% larger saleable area than other layouts which gives the developer even more revenue. Condotels which physically combined with apartments can also push th development cost down. This was caused by the combined use of some facilities. From the research, it is also found that the difference under 1 m² in condotel?s wide could become losses for the condotel owner. This was caused by the difference in unit cost even though the rental price remains the same."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Yurisditya Angie Prabatha
"Penjualan rumah susun baik dalam bentuk apartemen maupun kondominium hotel yang belum jadi dengan menggunakan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), sekarang ini marak dilakukan oleh Pelaku Usaha dan pada dasarnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun memperbolehkan hal tersebut. PPJB merupakan upaya pengikatan para pihak, bahwa pada suatu waktu yang ditentukan akan diadakan jual beli sesungguhnya yang berdasarkan Akta Jual Beli (AJB). Masalah yang sering terjadi dari hal tersebut adalah konsumen selaku pembeli yang berdasarkan PPJB seringkali mengalami kerugian, dimana kewajiban pelunasan telah dilakukan oleh konsumen namun pelaku usaha tidak melaksanakan kewajibannya seperti tidak mengalihkan status kepemilikan unit kondominium hotel dari PPJB menjadi AJB dan diperparah dengan status pelaku usaha yang dinyatakan pailit. Konsumen banyak yang tidak memahami bagaimana kedudukannya secara hukum dan upaya hukum apa yang harus ditempuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yurisdis-normatif yaitu penelitian yang menekankan dalam penggunaan norma-norma hukum secara tertulis. Dengan menggunakan metode penelitian tersebut, diambil kesimpulan bahwa dalam situasi pailitnya pelaku usaha, para konsumen yang membeli unit kondominium hotel merupakan kreditor konkuren yang kemungkinan besar tidak mendapatkan ganti rugi yang cukup karena kurangnya harta debitor, oleh karena itu terdapat juga beberapa upaya hukum yang dapat ditempuh para konsumen salah satunya meminta Kurator melanjutkan PPJB ke tahap AJB. Untuk kedepannya Penulis menyarankan, pemerintah maupun seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan suatu properti, perlu terlibat dan mencarikan solusi nyata terhadap permasalahan serupa. Harapannya, pengembangan dan pembangunan properti di Indonesia dapat terus berlanjut dengan hak-hak para konsumen selaku pembeli tetap terlindungi.

Sales of unfinished flats in the form of apartments or hotel condominiums using a Sale and Purchase Agreement recently is in large quantity done by developer and fundamentally based on Law Number 20 Year 2011 about Strata Title it is allowed to do. The problem in question now a days is the apartment buyers who carry their legitimational action only based on Sale and Purchase Binding Agreement experience disadvantages. In which in one side, the buyers have paid the buying price totally, but in other hand, the sellers do not switching the ownership status and exacerbated by the status of bankrupt business actors. Many consumers do not understand what their legal position is and what legal remedies must be taken. The research method used is the juridical-normative research, a research that emphasizes the use of legal norms in writing. By using this research method, it is concluded that in the bankruptcy situation of business actors, consumers who buy condominium hotel units are unsecured creditors who are most likely not to receive adequate compensation due to the debtor's lack of assets. Therefore, there are also several legal remedies that consumers can take, one of which is asking the Curator to continue Sale and Purchase Agreement to the Sale and Purchase Deed stage. The author suggests that the government and all stakeholders in the development of a property need to be involved and find real solutions to similar problems. Hopefully the property development and construction in Indonesia can continue with the rights of consumers as buyers being protected.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library