Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ligar Abdillah
"

Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) pada umumnya melakukan pemanfaatan hutan di sektor pertanian sesuai dengan instruksi dan dukungan modal dari Perhutani. LMDH Wana Cendana bergerak di sektor ekowisata tanpa instruksi dan bantuan modal dari Perhutani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pemberdayaan komunitas lokal (LMDH Wana Cendana) yang tidak memiliki keahlian di bidang pengelolaan hutan dan ekowisata. Konsep yang digunakan adalah pemberdayaan komunitas lokal dan ekowisata dengan pendekatan kualitatif studi kasus. Studi ini mengedepankan kebaruan kasus dan wawancara mendalam terhadap informan yang terlibat secara langsung dalam pengembangan ekowisata Gunung Dago. Beberapa riset terdahulu menunjukkan pemberdayaan yang kurang memprioritaskan komunitas lokal. Pengembangan ekowisata di Desa Dago yang dimulai pada 2019 sangat mengedepankan potensi lokal dan proses belajar secara mandiri, sehingga komunitas lokal mampu mengubah lahan bekas tambang menjadi tempat wisata yang asri. Kemandirian komunitas lokal tergambar pada keterlibatannya dalam proses pengembangan ekowisata, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Di samping itu, komunitas lokal sebagai pengelola mampu memanfaatkan pengetahuan, budaya dan sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan anggota tanpa mengesampingkan kaidah-kaidah konservasi hutan.


Forest Village Community Institutions (LMDH) generally use forests in the agricultural sector in accordance with instructions and capital support from Perhutani. LMDH Wana Cendana operates in the ecotourism sector without instructions and capital assistance from Perhutani. This study aims to analyze the implementation of empowering local communities (LMDH Wana Cendana) who do not have expertise in the field of forest management and ecotourism. The concept used is the empowerment of local communities and ecotourism with a qualitative case study approach. This study emphasizes the novelty of cases and in-depth interviews with informants who are directly involved in the development of Gunung Dago ecotourism. Some previous research shows that empowerment does not prioritize local communities. Ecotourism development in Dago Village, which began in 2019, prioritizes local potential and independent learning processes, so that local communities are able to transform ex-mining land into beautiful tourist attractions. The independence of the local community is reflected in its involvement in the ecotourism development process, from planning to implementation. In addition, local communities as managers are able to utilize local knowledge, culture and resources to improve the welfare of members without overruling the rules of forest conservation.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaluddin Ridho Bahar
"ABSTRAK
Kebijakan pengembangan PLTU sebagai proyek strategis nasional untuk memenuhi target kebutuhan listrik menimbulkan cukup banyak masalah dan gesekan sosial dengan komunitas sekitarnya. Skripsi ini membahas mengenai tingkat konflik antara perusahaan pengelola PLTU dengan komunitas lokal sekitar yang terdampak oleh aktivitasnya. Sejumlah tulisan yang membahas tingkat konflik antara PLTU dengan komunitas lebih fokus pada dinamika, aktor, resolusi konflik, dan belum banyak membahas implementasi CSR sebagai faktor determinan yang mampu meredam konflik. Di sisi lain cukup banyak studi yang sudah melihat korelasi CSR perusahaan tambang dan migas dengan tingkat konflik atau relasi dalam perspektif . Namun dalam tulisan ini, penulis mencoba menawarkan kebaruan berupa penggunaan variabel persepsi partisipasi implementasi CSR dengan tingkat konflik. Secara eksplanatif penulis berargumen bahwa korelasi antara persepsi partisipasi implemntasi CSR terhadap penurunan tingkat konflik akan semakin kuat pada komunitas yang tinggi partisipasinya dalam tingkat konflik. Menggunakan metode kuantitatif dengan teknik survei, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan negatif (berbanding terbalik) antara persepsi masyarakat mengenai persepsi partisipasi dalam implementasi CSR PLTU dengan tingkat konflik perusahaan-komunitas. Secara teoritik hasil penelitian ini memperkuat perspektif CSR yang relational, bahwa persepsi partisipasi implementasi CSR masyarakat menjadi salah satu prasyarat penting agar CSR lebih efektif menetralisir konflik antara perusahaan dengan komunitas sekitarnya yang terdampak.

ABSTRACT
The policy of developing PLTU as a national strategic project to meet the target electricity needs raises quite a number of problems and social friction with the surrounding communities. This thesis discusses the level of conflict between the corporate managing the power plant and the surrounding local communities affected by its activities. A number of writings that discuss the level of conflict between PLTU and the community focus more on dynamics, actors, conflict resolution, and have not discussed much about the implementation of CSR as a determinant factor that can reduce conflict. On the other hand, quite a number of studies have looked at the CSR correlation of mining and oil and gas companies with the level of conflict or relations in the perspective of Community Relations. But in this paper, the author tries to offer a novelty in the form of the use of the perception of participation in CSR variables with the level of conflict. Explanatively, the author argues that the correlation between the perception of participation in CSR implementation and the decrease in the level of conflict will be stronger in communities with high participation in the level of conflict. Using quantitative methods with survey techniques, this study found that there was a negative (inversely) relationship between public perceptions of perceptions of participation in PLTU CSR implementation and the level of corporate-community conflict. Theoretically the results of this study strengthen the relational CSR perspective, that the perception of participation in the implementation of community CSR is an important prerequisite for CSR to more effectively neutralize conflicts between companies and their surrounding affected communities."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ramli AT
"Disertasi ini membahas keterkaitan dinamika spasial dan kekuasaan yang melibatkan elemen komunitas lokal perkotaan, pengembang, dan negara. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika politik spasial komunitas lokal sebagai reaksi terhadap ekspansi pengembang, serta dampaknya pada akses komunitas ke spasial perkotaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasilnya menunjukkan bahwa regionalisasi yang secara bertahap dilakukan melalui pemindahan komunitas lokal ke daerah belakang menunjukkan ketidakberdayaan komunitas secara politik dalam mengakses ruang. Ekspansi perkotaan yang kemudian meniscayakan terjadinya gentrifikasi peri-urban, lebih tampak sebagai proses rekonsentrasi kemiskinan dan pembentukan kembali isolasi sosial baru bagi kelompok tidak mampu.

This dissertation discusses the relationship between spatial dynamics and political power that involves elements of urban local communities, housing developers, and the state. The study aims to examine political dynamics of the spatial local communities and its impact on communities' accessibilty to urban spatial. This research employs the qualitative approach.
The study found that the gradual regionalization through displacement of local communities to back region demonstrates the political powerlessness of the local urban communities to access the space. The urban expansion allows the peri-urban gentrification in which generates that the process of re-concentration of poverty and re-establishment of new social isolation to the poor communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1375
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nurma Dewi
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan promosi di
Perpustakaan Umum Kabupaten Purbalingga, sebagai bagian dari kegiatan
komunikasi perpustakaan kepada masyarakat penggunanya, yang dilakukan
dengan cara memahami tiap tahapan promosi yang dilakukan oleh perpustakaan.
Alasan tahapan tersebut dilakukan, hambatan yang dihadapi dalam setiap tahapan,
hasil yang didapatkan, evaluasi keseluruhan tahapan promosi serta kemampuan
staf perpustakaan dalam menjalankan tiap tahapan promosi. Penelitian ini
dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahap pra promosi Perpustakaan Umum
Kabupaten Purbalingga tidak mengawali kegiatannya dengan memahami
karakteristik masyarakat pengguna, akibatnya pada tahap eksekusi promosi, pesan
dan saluran promosi yang diberikan tidak mampu mengenai masyarakat pengguna
secara efektif. Pada tahap pasca promosi pihak perpustakaan tidak melakukan
evaluasi dan tidak mampu mengembangkan kegiatan promosi. Kemampuan staf
dalam tiap tahapan promosi juga belum memadai, staf cenderung pasif, kurang
komunikatif, dan kurang menghargai masyarakat pengguna, kondisi yang
demikian menyebabkan pelaksanaan kegiatan promosi di Perpustakaan Umum
Purbalingga belum bisa memberikan hasil yang diinginkan.

ABSTRACT
The aim of this thesis is to understand the promotion made by the Public
Library in Purbalingga; the promotion is divided into three steps: pre promotion,
execution and post promotion. The thesis investigates every step of promotion
concerning their rationale, evaluates the results of each step, also focusing on the
difficulties of staff and their abilities. The thesis uses a case study method
combined with a qualitative approach. The result is that the pre promotion step
does not entail a careful understanding of the library user?s characteristics; the
execution step cannot reach the users effectively through the right channels and
messages. Concerning the post promotion step the library doesn?t evaluate and
develop their promotion activities. The thesis relates these findings to lack of
abilities of the staff in every step of promotion; the staff has poor communication
skills, they are too passive, and, also, they lack a clear understand of who their
(potential) users are. The Public Library in Purbalingga cannot achieve their
expected results.;The aim of this thesis is to understand the promotion made by the Public
Library in Purbalingga; the promotion is divided into three steps: pre promotion,
execution and post promotion. The thesis investigates every step of promotion
concerning their rationale, evaluates the results of each step, also focusing on the
difficulties of staff and their abilities. The thesis uses a case study method
combined with a qualitative approach. The result is that the pre promotion step
does not entail a careful understanding of the library user?s characteristics; the
execution step cannot reach the users effectively through the right channels and
messages. Concerning the post promotion step the library doesn?t evaluate and
develop their promotion activities. The thesis relates these findings to lack of
abilities of the staff in every step of promotion; the staff has poor communication
skills, they are too passive, and, also, they lack a clear understand of who their
(potential) users are. The Public Library in Purbalingga cannot achieve their
expected results., The aim of this thesis is to understand the promotion made by the Public
Library in Purbalingga; the promotion is divided into three steps: pre promotion,
execution and post promotion. The thesis investigates every step of promotion
concerning their rationale, evaluates the results of each step, also focusing on the
difficulties of staff and their abilities. The thesis uses a case study method
combined with a qualitative approach. The result is that the pre promotion step
does not entail a careful understanding of the library user’s characteristics; the
execution step cannot reach the users effectively through the right channels and
messages. Concerning the post promotion step the library doesn’t evaluate and
develop their promotion activities. The thesis relates these findings to lack of
abilities of the staff in every step of promotion; the staff has poor communication
skills, they are too passive, and, also, they lack a clear understand of who their
(potential) users are. The Public Library in Purbalingga cannot achieve their
expected results.]"
2015
T44618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Mia Aulina
"Tesis ini membahas mengenai peran CSR dalam mereduksi konflik korporasi-komunitas lokal di PT. RAYA, Sumatera Utara. Dengan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, wawancara dan observasi. Analisis dimulai dengan menggambarkan motivasi dan kondisi CSR PT. RAYA sejak awal mula berdiri hingga munculnya konflik. Selanjutnya penelitian ini kemudian mencoba melihat strategi pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT. RAYA khususnya sebagai perusahaan ekstraktif yang rentan mengalami konflik dengan masyarakat lokal serta hambatan yang ditemukan perusahaan selama melaksanakan CSRnya seperti konflik kepentingan dari para penambang tanpa izin, stigma negatif masyarakat serta intervensi dan provokasi yang diterima masyarakat penerima program. 

This thesis deals with A Role of CSR Programs in Reducing Corporate Social Conflict in Mining Industry (A Study in PT. RAYA, Sumatera Utara). This research was conducted on qualitative approach. The data is obtained by literary studies, interviews and observation. Analysis started with describing motivations and conditions of CSR of PT. RAYA since the beginning until the conflicts appeared. Then, the research was trying to look for the CSR implementation strategy, especially as extractive company which undergo conflict with local people and the obstacles that were found by the company as long as they were implementing their CSR, as an interest conflict belong to miners without  permissions, negative stigma from the people also intervention and provocation   gotten by program receivers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maksimus Regus
"ABSTRAK
Pembangunan merupakan mekanisme yang melibatkan banyak pihak dengan titik tolak acuan dan orientasi yang khas. Hubungan tripolar antara negara, korporasi dan komunitas lokal merupakan salah satu penjelasan dari praktek pembangunan baik pada skala global, nasional maupun lokal. Tiga kekuatan ini bergerak dalam dinamika untuk
menunjukkan kompleksitas persoalan pembangunan. Pengelolaan sumber daya alam dapat mencerminkan dinamika hubungan tripolar
ini. Negara, korporasi maupun komunitas lokal memiliki posisi kepentingan yang berbeda terhadap pengelolaan sumber daya alam. Negara berurusan dengan regulasi, korporasi berkaitan dengan investasi/modal dengan orientasi pada profit. Sedangkan
komunitas lokal berhubungan dengan aspek kedaulatan atas sumber daya dan implikasi positif yang dapat diterima dari mekanisme hubungan ini. Namun, ada ketimpangan hubungan antara ketiga kekuatan ini terutama adanya dominasi korporasi baik terhadap komunitas lokal maupun negara. Seringkali pada akhirnya negara dan korporasi akan membentuk kekuatan tunggal dan mendominasi
komunitas lokal.Industri tambang di Manggarai, NTT menjadi salah satu alat analisis untuk melihat dinamika hubungan tripolar ini. Ada pertanyaan penting muncul di sini entahkan hubungan tripolar ini mencukupi untuk menjelaskan konsep pembangunan lokal.
Ternyata, proses resistensi lokal dan kehadiran stakeholder utama yaitu Institusi Gereja Katolik memberikan karakter khas pola dan dinamika hubungan tripolar ini. Resistensi membutuhkan stakeholder utama.

ABSTRACT
This writing discusses local resistance of mining communities in Manggarai, Flores. Local resistance is an urgent aspect for understanding the role of state (government) and corporate investment in local context. What attention mining community is building social resistance as an answer for state-corporate domination. In Manggarai, Catholic Church take an important part in local resistance. Church become a main subject for starting local resistance with mining community."
2009
T 26170
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Mambo Tampi
"Perkembangan Kota Depok dalam dinamika pembangunan tidak terlepas dari partisipasi/gerakan masyarakatnya. Komunitas Ciliwung Depok adalah kelompok komunitas yang bergerak di bidang sosial dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah yang pertama menganalisis kekuatan KCD mempertahankan kelompoknya dalam menghadapi berbagai persoalan serta menganalisis faktor internal dan eksternal KCD dalam upaya pelestarian DAS Ciliwung Kota Depok. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan yang dimulai sejak Maret-Juni 2017. Data primer terkumpul dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi yang terekam selama peneliti di lokasi studi. Data sekunder terkumpul dengan menggunakan buku-buku bacaan, internet, media sosial, surat dan bukti-bukti berupa laporan pelaksanaan kegiatan. Tahap Analisis dalam laporan penelitian ini meliputi temuan lapangan, matriks, kategorisasi, abstraksi dengan menggunakan teori yang diacu serta triangulasi. Hasil analisis dalam penilitian ini antara lain 1 Pendekatan dari bawah/masyarakat yang berkaitan dengan potensi kelentingan, 2 Wilayah KCD kaitannya dengan potensi kelentingan masyarakat, 3 Potensi modal sosial KCD yang berkaitan dengan Potensi kelentingan sosial mikro, 4 Faktor internal dan eksternal KCD kaitannya dengan potensi atribut kelentingan sosial, 5 Triangulasi Penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini antara lain yaitu KCD merupakan gerakan masyarakat dari bawah. Eksistensinya selama tujuh tahun berperan Fasilitatif, Pendidik, Perwakilan, Penantang, dan Pengatur. Kekuatan yang dimiliki KCD terletak pada aktor yang membangun modal sosial. Faktor internal dan eksternal KCD merupakan potensi yang berkaitan dengan konsep kelentingan sosial mikro dan atributnya. Akhirnya dari semua hasil analisis dalam penelitian ini merupakan potensi sebagai bagian dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

The development of Depok City in the dynamics of development can not be separated from the participation movement of the community. Ciliwung Depok Community is a community group that engaged in social and environmental issues. The purposes of this research are consist of to analyze the strength of KCD to maintain their group in facing various problems and analyze internal and external factors of KCD in the effort of Ciliwung Depok watershed preservation. The method in this research is qualitative method. This research was conducted for four months starting from March to June 2017. Primary data were gathered using in depth interviews, field observations, and documentation recorded during the study site. Secondary data were gathered by using books reading, internet, social media, letters and evidence such as KCD activities report. The analysis phase in this research report includes findings, matrix, categorization, abstraction by using the theory referred and triangulation. The results of the analysis in this study include 1 Bottom up approach related to the potential of resilience, 2 KCD rsquo s area related to the potential of community resilience, 3 The social capital potential of KCD related to the potential of micro social resilience, 4 The internal and external KCD related to the potential of social resilience attributes, 5 Triangulation. The conclusions in this study consists of KCD is a bottom up approach community. Its existence for seven years acts as Facilitator, Educator, Representative, Challenger, and Organizer. The strength of KCD lies in the actors who build social capital. The Internal and external factors of KCD are a potential related to the concept of micro social resilience and attributes. At the end of all the results of analysis in this study is a potential as part in realizing sustainable development.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aqil Irham
"Wacana pemberdayaan komunitas lokal dan civil society tampaknya
sedang aktual di kalangan ilmuan, akademisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM). Hal itu terjadi karena dalam waktu yang cukup lama, negara dan birokrasi
sangat dominan melakukan intervensi dalam seluruh kehidupan masyarakat.
Diantaranya adalah di sektor ekonomi dan politik. Praktek monopoli dan oligopoli
terjadi di semua tingkatan usaha dan komponen komunitas. Industrialisasi di desa-
desa adalah satu contoh kasus yang menghilangkan potensi geografis dan institusi
lokal.
Penelitian ini melihat bagaimana hubungan industri (PT Way Kandis) dan
Komunitas lokal (di sekitar pabrik) di Lampung. PT Way Kandis adalah
perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengolahan karet rakyat. Diawali
dengan cara mengungkap apa adanya hubungan-hubungan sosio-ekonomis, sosio-
politik dan sosio-ekologis industri daan komunitas lokal. Posisi industri dan posisi
komunitas lokal dipelajari secara mendalam di Iapangan sehingga diketahui
keseimbangan atau ketimpangan hubungan antar keduanya.
Teori yang dipakai adalah teori kooperatif dan teori konflik dalam
menganalisis hubungan industrial maupun hubungan dengan komunitas pabrik.
Teori ini digunakan setelah diketahui dan dianalisis posisi industri dan posisi
komunitas lokal. Bagaimana kedua posisi tersebut saling berhubungan menjadi
persoalan teoritik yang akan diteliti di lapangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif yang dimulai
dengan langkah pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam dan
diskusi kelompok. Pengumpulan data diperolah dengan cara menyebar kuisioner,
memilih informan kunci (dengan kriteria tertentu) untuk mendapatkan data dan
informasi yang valid, dan juga dilakukan diskusi bersama dengan buruh dan
komunitas lokal sebagai data tambahan. Data kuantitatif digunakan untuk
melengkapi yaitu dengan cara survey dengan menggunakan daftar pertanyaan dan
data kependudukan terhadap 100 orang komunitas. Pengolahan dan analisa data
dilakukan sejak peneliti berada di lapangan sampai pada proses penulisan.
Hubungan ekonomi industri dan komunitas lokal ditemukan masalah. PT
Way Kandis merupakan industri padat modaldan teknologi yang sedikit menyerap tenaga kerja. Sementara itu sebagian kecil tenaga kerja lokal hanya ditampung
sebagai buruh harian tetap dan lepas. Upah kerja mereka relatif rendah dan
menempati perumahan yang tak terawat dan kumuh. Tenaga kerja borongan,
jumlahnya Iebih banyak yang didatangkan dari luar komunitas.
Hubungan sosial industri daan komunitas Iokal telah menciptakan
Fragmentasi di komunitas. Terdapat dua kelompok yaitu Penduduk lama (pekerja
pabrik dan eks.pekerja pabrik) dan pendatang. Keduanya berbeda pandangan dan
sikap dalam merespon keberadaan ?pabrik?. Dalam waktu yang cukup lama telah
terjadi konflik yang bersifat laten antar komunitas itu sendiri dan antara komunitas
pendatang dengan fihak pabrik.
Hubungan politik industri dan komunitas lokal berkaitan dengan
keterlibatan komunitas dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kehidupan warga komunitas secara luas serta aspirasi mereka tentang perlu
tidaknya pabrik karet tersebut. Hasil lapangan diketahui bahwa komunitas tidak
pemah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Padahal komunitas sering
kali melakukan protes secara tertulis untuk meninjau kembali keberadaan pabrik.
Sebagian besar mereka menghendaki pabrik dipindahkan ke Iokasi Kawasan
Industri Lampung (KAIL) di Tanjungbintang-Lampung Selatan atau ditutup dan
diganti dengan sektor usaha yang ramah lingkungan dan padat kaarya."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makmur Rozi
"ABSTRAK
Relasi sosial dalam bentuk integrasi dengan komunitas lokal merupakan solusi terkait
maraknya konflik sosial sebagai implikasi dari kegiatan operasi perusahaan ekstraktif.
Kedudukan komunitas lokal yang didalamnya melekat bentuk sense of localism atas
rasa memiliki sumber daya alam yang berada di lingkungannya yang kemudian
memicu tumbuhnya kesadaran kolektif atas hak dan kekuasan untuk menuntut keadilan
dalam hal perolehan manfaat. Beberapa studi telah membahas terkait praktik tanggung
jawab sosial perusahaan dapat membentuk integrasi yang kuat melalui pemenuhan
harapan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh tingkat performa
program tanggung jawab sosial terhadap tingkat relasi antara Star Energy Geothermal
(Wayang Windu) Limited dengan komunitas lokal. Untuk mengukur kinerja
(performance) program CSR/CD SEG WWL, maka dalam penelitian ini menggunakan
enam dimensi, antara lain dimensi manfaat, kesesuaian, keberlanjutan, dampak,
partisipasi serta pengembangan kapasitas masyarakat. Keenam dimensi tersebut
kemudian akan diterapkan pada lima bidang program yang menjadi fokus program
CSR/CD perusahaan, yaitu program ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan
lingkungan. Sedangkan pada variabel dependen, untuk mengukur tingkat relasi sosial
menggunakan beberapa indikator, antara lain kontak (interaksi) dan komunikasi,
keterlibatan komunitas, kepercayaan, keinginan untuk kerjasama, dukungan, kesan
terhadap sikap dan proteksi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan melakukan survey kepada 449 responden yang ditarik secara acak dengan
menggunakan teknik penarikan stratified proportional sampling di enam desa yang
masuk ring 1 di Kec. Pengalengan. Kab. Bandung. Hasil penelitian ini mengungkapkan
hubungan antara tingkat performa CSR/CD sebagai variabel independen dengan
tingkat relasi sosial sebagai variabel dependen memiliki kekuatan hubungan yang
cukup kuat (moderat). Tingkat performa program tanggung jawab sosial
menyumbangkan kontribusi sekitar 47% dalam kaitanya relasi yang terbentuk dengan
komunitas lokal. Sementara, faktor lain yang turut mempengaruhi tingkat relasi antara
perusahaan dengan komunitas salah satunya adalah keadilan prosedural (procedural
fairness).

ABSTRACT
Social relations in the form of integration with local communities is a solution related
to the rise of social conflict as an implication of extractive company operations. The
position of the local community in which the form of sense of localism inherent in the
sense of possessing natural resources in the environment which then trigger the growth
of collective awareness of the right and power to demand justice in terms of the
acquisition of benefits. Several studies have discussed related corporate social
responsibility practices to establish strong integration through the fulfillment of social
expectations. this study was conducted to see the relationship between the level of CSR
performance and the level of social relations which case study Star Energy Geothermal
(Wayang Windu) Limited and local communities. To measure the level of CSR
performance, in this study using six dimensions, including the dimensions of
affectivity, relevance, sustainability, impact, participation and capacity building. The
six dimensions will be applied to the five program areas that are the focus of the
company's CSR / CD program, namely economic, health, education, infrastructure and
environment programs.While on the dependent variable, to measure the level of social
relations use several indicators, such as contact (interaction) and communication,
community involvement, trust, desire for cooperation, support, impression of attitude
and protection (community based security). This study uses quantitative research
methods by conducting a survey to 449 respondents who were drawn randomly by
using the technique of stratified proportional sampling in six villages that entered ring
1 in District Pengalengan. The results of this study reveal the relationship between the
level of CSR / CD performance as an independent variable with the level of social
relations as the dependent variable has a strong enough (moderate) relationship
strength. The level of CSR performance contributes about 47% in establishing
relationships with local communities. Meanwhile, other factors that influence the level
of relationship between the company and the community one of them is procedural
fairness."
2017
T48571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nizam
"ABSTRAK
Relasi sosial yang berbentuk integrasi dengan komunitas lokal merupakan solusi terkait maraknya konflik sosial yang terjadi dari implikasi kegiatan operasi perusahaan ekstraktif. Desentralisasi di Indonesia telah menguatkan sense of localism komunitas lokal atas sumber daya alam bermanfaat di lingkungannya. Beberapa studi sebelumnya menekankan bila praktik tanggung jawab sosial perusahaan dapat membangun integrasi yang kuat melalui pemenuhan harapan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat relasi sosial perusahaan CNOOC SES Ltd dengan Komunitas Lokal, juga turut menjelaskan proses sejumlah faktor yang berperan dalam membangun relasi sosial perusahaan dengan komunitas lokal selain dari praktik tanggung jawab sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data proses wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa integrasi yang lemah terjalin yang terlihat dari permasalahan rekognisi masyarakat, kerjasama, partisipasi program, dan maraknya keluhan masyarakat. Integrasi tersebut dibentuk oleh dinamika beberapa faktor seperti performa tanggung jawab sosial yang tidak maksimal, prosedur yang tidak menerapkan keadilan, dan aktor serta organisasi sosial lokal sentral yang tidak mampu memanfaatkan peilibatannya. Relasi sosial yang berbentuk integrasi dengan komunitas lokal merupakan solusi terkait maraknya konflik sosial yang terjadi dari implikasi kegiatan operasi perusahaan ekstraktif. Desentralisasi di Indonesia telah menguatkan sense of localism komunitas lokal atas sumber daya alam bermanfaat di lingkungannya. Beberapa studi sebelumnya menekankan bila praktik tanggung jawab sosial perusahaan dapat membangun integrasi yang kuat melalui pemenuhan harapan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat relasi sosial perusahaan CNOOC SES Ltd dengan Komunitas Lokal, juga turut menjelaskan proses sejumlah faktor yang berperan dalam membangun relasi sosial perusahaan dengan komunitas lokal selain dari praktik tanggung jawab sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data proses wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa integrasi yang lemah terjalin yang terlihat dari permasalahan rekognisi masyarakat, kerjasama, partisipasi program, dan maraknya keluhan masyarakat. Integrasi tersebut dibentuk oleh dinamika beberapa faktor seperti performa tanggung jawab sosial yang tidak maksimal, prosedur yang tidak menerapkan keadilan, dan aktor serta organisasi sosial lokal sentral yang tidak mampu memanfaatkan peilibatannya.

ABSTRACT
Social relation in the form of integration with local communities is a solution related to widespread social conflict that occurs from the implication of mining companies operation activities. Decentralization in Indonesia has strengthened the sense of localism of local communities over beneficial natural resource environment. Several previous studies have emphasized that corporate social responsibility practices can built strong integration through fulfillment of social expectation. The aim of this studies is to see the social relation of CNOOC SES Ltd company with the local communities, and also explain the process of a few factors that play role in building company social relation with local community apart from practice of social responsibility. The method used in this research is a qualitative with data collection technique process of in depth interview and observation. The result of this studies reveal that this integration runs weakly, it is seen from the problems of society recognition, cooperation, program participation, and the widespread public grievance. This integration is shaped by the dynamics of several factors such as inadequate social responsibility performance, not applying procedural fairness, and vested and non vested group that unable to utilize their involvement."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>