Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Jimmy Falmer
"Latar Belakang: Malformasi vaskular terjadi pada 1-1.5% populasi, dengan 40-60% kasus anomali terjadi pada regio kepala dan leher karena anatomi vaskularnya yang kompleks. USG Doppler merupakan modalitas diagnostik pertama untuk menangani pasien dengan malformasi vaskular karena biayanya yang rendah, merupakan produk teknologi non-radiasi, serta kemampuannya untuk mengidentifikasi ciri-ciri aliran lesi. Studi ini ditujukan untuk menilai kesesuaian antara temuan klinis dengan temuan ultrasonografi pada pasien dengan malformasi venolimfatik, vena, dan limfatik.
Metode: Desain studi ini adalah potong lintang, dengan meggunakan data sekunder di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dari Januari 2017 hingga Desember 2022. Didapatkan sebanyak 64 subyek dengan kriteria inklusi berupa tersedianya data lengkap berupa kulit kebiruan dan kompresibel pada temuan klinis serta aliran dan kompresibel pada temuan USG Doppler. Analisis data menggunakan perhitungan Kappa Cohen.
Hasil: Pada analisis kesesuaian antara temuan klinis warna kulit kebiruan dan komponen low-flow pada USG Doppler didapatkan besar nilai Kappa kesesuaian kuat (K = 0.664) yang bermakna (p = 0.000). Pada analisis kesesuaian temuan klinis kompresibel pada klini s dan kompresiebel pada USG didapatkan hasil measure of agreement Kappa kesesuaian sangat kuat (K = 1.000) yang bermakna (p = 0.000).
Simpulan: Terdapat kesesuaian kuat yang bermakna antara temuan klinis berupa warna kulit kebiruan dengan komponen vena dan temuan klinis berupa tidak ada perubahan warna kulit dengan komponen limfatik pada malformasi venolimfatik. Terdapat kesesuaian sangat kuat yang bermakna antara ada tidaknya tanda kompresibel pada temuan klinis dengan ada tidaknya tanda kompresibel pada temuan USG pada malformasi venolimfatik.

Background: Vascular malformations occur in 1-1.5% of the population, with 40-60% of cases of anomaly occurring in the head and neck region due to their complex vascular anatomy. Doppler ultrasound is the first diagnostic modality for treating patients with vascular malformations due to its low cost, non-radiation technology, and ability to identify flow characteristics of the lesion. This study aimed to assess the concordance between clinical findings and ultrasound findings in patients with venolymphatic, venous, and lymphatic malformations.
Methods: The design of this study was cross-sectional, using secondary data at Cipto Mangunkusumo Hospital from January 2017 to December 2022. A total of 64 subjects were selected with inclusion criteria in the form of the availability of complete data in the form of bluish and compressible sign on clinical findings as well as flow and compressibility sign on Doppler ultrasound findings. Data were analyzed using Kappa Cohen.
Results: In the concordance analysis between the clinical findings of bluish skin color and the low-flow component on Doppler ultrasound, a strong concordance Kappa value (K = 0.664) was found, which was significant (p = 0.000). In the concordance analysis of compressibility sign on clinical findings and compressibility on ultrasound findings, the Kappa measure of agreement yielded a very strong suitability (K = 1,000) which was significant (p = 0,000).
Conclusion: There is a strong significant agreement between the clinical findings of a bluish skin color with a venous component and clinical findings of no change in skin color with a lymphatic component in venolymphatic malformations. There was a very strong significant concordance between compressibility signs on clinical findings and compressibility signs on ultrasound findings in venolymphatic malformations.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan Wibisono
"Formulasi skema numerik sebagai diskretisasi ruang terutama untuk persamaan diferensial parsial hiperbolik nonlinear dikembangkan secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki berbagai aspek yang menjadi masalah utama dalam penyelesaian persamaan tersebut, diantaranya: diskontinuitas, spektrum skala aliran yang luas, dan kestabilan numerik. Pada bagian awal penelitian ini, dilakukan formulasi alternatif untuk indikator smoothness skema targeted ENO (TENO). Studi kestabilan numerik dan approximate dispersion relation (ADR) memberikan nilai parameter q1=2, q2=3 dan q1=1, q2=6. Berdasarkan ADR ditentukan bahwa indikator smoothness skema TENO dengan parameter q1=1, q2=6 memberikan disipasi numerik paling rendah dan dispersi yang baik.
Pada bagian berikutnya, diusulkan reformulasi skema TENO menggunakan polinomial Hermite. Skema Hermite TENO (HTENO) ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan skema yang telah ada sebelumnya, antara lain rekonstruksi yang lebih ringkas dan mempunyai disipasi numerik yang rendah dengan dimanfaatkannya strategi pemilihan stensil berbasis skema TENO. Selanjutnya, diformulasikan global reference smoothness indicator baru untuk skema yang diusulkan. Perhitungan fluks dan integrasi waktu secara berturut-turut diselesaikan dengan metode Lax-Friedrichs lokal dan strong-stability-preserving Runge-Kutta orde ketiga. Pada penelitian ini, didemonstrasikan uji numerik skema HTENO pada persamaan skalar dan persamaan Euler untuk fluida kompresibel dalam satu- dan dua-dimensi. Pada uji numerik tersebut, skema numerik yang diusulkan memberikan disipasi numerik yang rendah, peningkatan performa penangkapan diskontinuitas dan memberikan resolusi fluktuasi aliran berskala kecil yang baik sebagaimana skema TENO.

Formulation of the numerical schemes as spatial discretization, particularly for nonlinear hyperbolic partial differential equations, is developed continuously. Those works improve various aspects that become the main problem to solve these equations, including discontinuity, a broad spectrum of flow scales, and numerical stability. At the beginning of this research, an alternative formulation for the smoothness indicator of the targeted ENO (TENO) scheme was carried out. The study of numerical stability and approximate dispersion relation (ADR) give parameter values ​​ q1=2, q2=3 and q1=1, q2=6. Based on the ADR, TENO’s smoothness indicator with the parameters q1=1, q2=6 gives the lowest numerical dissipation and good dispersion.
In the next section, we propose a reformulation of the TENO scheme using Hermite polynomials. The Hermite TENO (HTENO) reconstructions offer major advantages over earlier reconstructions; namely, it is a compact Hermite-type reconstruction and has low dissipation by virtue of TENO’s stencil voting strategy. Next, new high-order global reference smoothness indicators for the proposed scheme are formulated. The flux calculation and time integration were carried out by using the local Lax-Friedrichs and the third-order strong-stability-preserving Runge-Kutta method, respectively. In this research, numerical tests of the HTENO scheme on scalar equations and Euler equations of compressible flow in one- and two-dimensions are demonstrated. In these tests, the proposed scheme gives low numerical dissipation, improves the shock-capturing performance and inherits the good small-scale resolution of the TENO scheme.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library