Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwanto
"Meningkatnya penggunaan komposit di segala bidang merupakan rekayasa bahan yang banyak dilakukan orang untuk mendapatkan bahan alternatif yang baru, salah satu bahan tersebut adalah serat alam akar wangi (SAW) yang mempunyai sifat dasar kuat dan ringan dan serbuk gegajian kau (SGK) yang merupakan bahan limbah. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan komposit SAW dan SGK kemudian dilakukan pengujian akustik/daya redam dengan mengukur koefisien peredaman terhadap suara dan pengamatan struktur mikronya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen di Laboratorium dengan membuat komposit berdasarkan perbandingan fraksi berat antara SAW dan SGK mulai 1:5, 2:5, 3:5, 4:5 dan 5:5. Setelah terbentuk komposit dibuat specimen uji akustik sesuai standart ASTM E-1050-98 dengan instrument uji B&K 4206 Small Tube Set. Selanjutnya untuk mengetahui komposisi serat pada komposit dilakukan pengamatan strukturnya secara mikro. Dari hasil penelitian menujukan bahwa komposit yang dihasilkan mempunyai kemampuan redam terhadap suara yang paling baik untuk frekuensi rendah (1000 Hz) dengan nilai koefisien peredaman (α) sebesar 0,25 terjadi pada perbandingan fraksi 2:5 (SAW20,SGK50). Sedangkan pada frekuensi tinggi (5000 Hz) mempunyai nilai koefisen (α) sebesar 0,41 terjadi pada komposisi perbandingan 1:5 (SAW10,SGK50). Komposisi jumlah serat mepengaruhi kekuatan tarik komposit dan hasil pengamatan secara mikro terjadi pada komposisi perbandingan 5:5 kekuatan tariknya paling tinggi."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Azis Novovic
"ABSTRAK
Dengan perkembangan yang pesat dalam dunia industri, penggunaan komposit yang berbasis polipropilen semakin banyak digunakan. Namun, penggunaan komposit berbasis polimer menyebabkan peningkatan jumlah polusi dikarenakan waktu penguraian polipropilen yang lama. Serat alam, salah satunya serat sorgum mulai dilirik untuk dijadikan penguat dalam komposit berbasis polipropilen untuk menciptakan suatu komposit yang ramah lingkungan. Masalah utama dalam proses ini adalah, perbedaan sifat kelarutan yang tinggi antara serat sorgum dan Polipropilen. Metode alkalinasi-termal dipilih dalam proses preparasi serat untuk menciptakan serat yang aman bagi lingkungan dan memiliki kompatibilitas tinggi dengan polipropilen. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh dari waktu pencampuran dan temperatur dalam proses pencampuran Polipropilen dengan serat sorgum. Pada penelitian ini akan dikaji sifat mekanik dan morfologi dari komposit yang terbentuk dan mencari waktu dan temperatur pencampuran yang optimum. Variasi waktu pencampuran dalam penilitian ini adalah 5 menit, 7,5 menit dan 10 menit. Sedangkan variasi temperatur proses adalah 160°C, 170°C dan 180°C. Pada penelitian didapatkan Waktu dan temperatur pencampuran yang optimum adalah 170°C selama 10 menit dengan nilai kekuatan tarik 22,77 MPa. Dimana bentuk morfologi pada produk komposit tersebut juga lebih bagus dibandingkan variabel lainnya karena sedikitnya fenomena fiber pull-out dan void yang terjadi pada produk komposit tersebut dibandingkan variabel lainnya.

ABSTRACT
With the rapid development in the industrial world, the use of polypropylene-based composites is increasingly being used. However, the use of polymer-based composites causes an increase in the amount of pollution due to the long decomposition time of polypropylene. Natural fibers, one of which is sorghum fiber, is starting to be used as an amplifier in polypropylene-based composites to create an environmentally friendly composite. The main problem in this process is the difference in the high solubility between sorghum and polypropylene fibers. The thermal-alkalination method was chosen in the fiber preparation process to create fibers that are environmentally safe and have high compatibility with polypropylene. In this study, the effect of mixing time and temperature on the mixing process of Polypropylene with sorghum fiber will be seen. In this study the mechanical and morphological properties of the composites will be examined and find the optimum mixing time and temperature. The variation of mixing time in this study is 5 minutes, 7.5 minutes and 10 minutes. While the process temperature variations are 160°C, 170°C and 180°C. In this study, the optimum mixing time and temperature was 170°C for 10 minutes with a tensile strength of 22.77 MPa. Where the morphology of composite products is also better than other variables due to the small number of fiber pull-out phenomena and voids that occur in these composite products compared to other variables."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nabila Anindita
"Kebutuhan material semikonduktor untuk industri elektronika di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan tren sumbangan dari industri elektronika terhadap ekspor industri yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, ternyata Indonesia masih mengimpor bahan baku material semikonduktor. Permasalahan lain dari penggunaan material semikonduktor adalah komponen semikonduktor yang tidak dipergunakan lagi akan dibuang menjadi sampah plastik yang sulit diuraikan. Oleh karena itu pembuatan material semikonduktor yang berasal dari bahan alam dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Salah satu material yang dapat digunakan untuk material semikonduktor adalah komposit serat nata de coco dengan filler silika. Metode yang digunakan untuk membuat komposit serat nata de coco dengan filler silika adalah metode perendaman dengan variasi ukuran partikel silika, konsentrasi suspensi silika, dan lama perendaman. Dari hasil SEM-EDX dapat diketahui bahwa silika telah terdeposisi pada serat. Hasil uji konduktivitas listrik menunjukkan bahwa semua komposit yang dihasilkan bersifat semikonduktor. Nilai konduktivitas tertinggi sebesar 1,21 x 10-5 S/cm atau kurang lebih 48 kali konduktivitas serat nata de coco polos dihasilkan dari komposit serat nata de coco/silika dengan ukuran partikel 370 nm, konsentrasi suspensi 6%w/v, dan lama perendaman 3 hari.

The needs of semiconductor material for the electronic industry in Indonesia is increasing each year according to the postive trend of export from electronic industry in Indonesia. In contrast, the fact that Indonesia actually still import the raw material for the semiconductor material that is used in electronic industry is ironic. Another problem comes from the use of semiconductor material is that the unused semiconductor component can be a plastic waste that needs a long time to be degraded. As a solution for this condition, the making of semiconductor material from natural substances is needed. One of the natural substances that can be used as the semiconductor material is nata de coco fiber composite with silica filler. The submerged method is used in the production of nata de coco fiber composite with silica filler by using the immersion time, concentration of nanosilica suspension, and the size of silica particle as the variations. From the SEM-EDX results, it can be seen that silica particle is deposited on the nata de coco fiber. From the conductivity characterization, it is known that all of the composite can be categorized as semiconductor material. The highest electric conductivity, 1,21 x 10-5 S/cm or about 48 times higher than the conductivity of nata de coco fiber, is reached from the nata de coco fiber composite with silica filler that has a particle diameter of 370 nm, and submerged in silica suspension with concentration 6% w/v for 3 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library