Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Firti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari employee engagement, melalui kepuasan kerja, terhadap komitmen untuk perubahan di Kementerian BUMN. Penelitian bertujuan untuk dapat merancang intervensi yang tepat dalam meningkatkan komitmen untuk perubahan pada karyawan di Kementerian BUMN yang sedang menghadapi perubahan berupa Reformasi Birokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara employee engagement, melalui kepuasan kerja, terhadap komitmen terhadap perubahan (r = 0.361; r2 = 0.130 p = 0.01, signifikan pada L.o.S 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa employee engagement tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara langsung terhadap komitmen untuk perubahan, tetapi harus melalui kepuasan kerja. Intervensi yang dirancang adalah intervensi sumber daya manusia berupa program training berpikir positif serta rancangan program jangka panjang untuk meningkatkan employee engagement dan kepuasan kerja sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan komitmen terhadap perubahan. ......This study was conducted to see the effect of employee engagement, through job satisfaction, to the commitment to change at the Kementerian BUMN. Research aims to be able to design appropriate interventions in improving employee?s commitment to changes in the Kementerian BUMN, which are facing a change in the form of Reformasi Birokrasi. The result shows that there is a significant positive effect between employee engagement, through job satisfaction, to the commitment to change (r = 0.361; r 2 = 0.130 p = 0:01, L.o.S significant at 0.05). These results indicate that employee engagement does not have significant influence directly to the commitment to change, but it must be through job satisfaction. Interventions designed is intervention of human resources in the form of positive thinking training program and a draft long-term program to improve employee engagement and job satisfaction which in turn may increase the commitment to change.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Tri Padya, athor
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini tidak hanya berisi informasi positif, informasi yang negatif pun mudah diperoleh melalui media internet. Untuk mengatasi dampak negatif yaitu gambar pornografi, salah satunya adalah pemfilteran gambar porno. Disini penulis mencoba menerapkan pengenalan pola untuk mengklasifikasi apakah gambar itu termasuk porno atau non porno. Proses klasifikasi konten gambar porno dilakukan melalui tiga tahapan utama. Pada tahap awal dilakukan pra-proses untuk memodifikasi resolusi data kualitas citra dilanjutkan dengan ekstraksi fitur menggunakan dekomposisi wavelet haar bertingkat tiga dan empat agar ukuran citra tidak terlalu besar. Setelah itu dilakukan proses reduksi dimensi menggunakan Principal Component Analysis (PCA). PCA menentukan komponen penting dari citra dengan melihat dari varians yang direpresentasikan oleh nilai eigen, sehingga jumlah komponen yang akan dimasukkan ke proses pembelajaran tidak terlalu banyak, untuk menghindari curse of dimentionality. Baru setelah itu dilakukan proses klasifikasi. Pada penelitian ini telah dilakukan perbandingan algoritma SVM dengan BP untuk klasifikasi konten gambar porno. Untuk proses ekstraksi ciri digunakan metode wavelet pada masing-masing kedua metode tersebut. Pada penelitian ini digunakan 60 data uji, masing-masing 30 citra untuk kelas porno dan non porno. Tingkat akurasi yang diperoleh dengan menggunakan metode SVM lebih tinggi dibandingkan BP, yaitu 88,33% dan 86,67%.
ABSTRACT
Nowadays the development of technology is not only containing positive information, but also negative information that has easy accesses through the Internet. To overcome the negative impact of images of pornography, one of which is the filtering of pornographic images. By this writing, the author tries to apply recognition patterns to classify whether an image is pornography or not. Pornographyc image content classification process is going through four main step. First is pre-processing to modify resolution the image quality then is feature extraction using level 3 and 4 haar wavelet decomposition, so that the image is not too big. Second is dimentionality reduction using Principal Component Analysis (PCA). PCA determine the principal component of the image from variances, which represented by eigen value. So the component that will be used in learning step is much fewer, to avoid the curse of dimentionality. And the last step is classification process. This study was performed to compare SVM method with BP method for classification of image is pornography or not. For feature extraction uses wavelet method, and each of the two methods. This study made use of 60 test data, each of 30 images for porn and non-porn class. The accuracy obtained by SVM higher than BP, with 88,33% and 86,77%.
2016
S63224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Kurniawati
Abstrak :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji peran dari status kepegawaian dalam memoderasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen terhadap perubahan dengan pelatihan kepemimpinan transformasional sebagai intervensi. Samplenya merupakan karyawan PT QRS, sebuah perusahaan minyak dan gas multi nasional (status kontrak dan status permanen). Teknik sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Sampel berjumlah 221 karyawan dengan pembagian 100 orang merupakan karyawan kontrak dan 121 merupakan karyawan tetap. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik regresi moderasi menggunakan macro process Hayes pada SPSS. pearson product moments dan process macro hayes. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa status kepegawaian secara siknifikan memoderasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen terhadap perubahan. Status kepegawaian tetap memberikan efek yang lebih besar dalam memoderasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dan komitmen terhadap perubahan dibandingkan dengan status kepegawaian kontrak. Intervensi pelatihan kepemimpinan transformasional secara efektif meningkatkan pengetahuan paraa peserta terkait kepemimpinan transformasional.

 

 

 


The purpose of this study was to examine the effect of employment status role in moderating the relationship between transformational leadership and commitment to change with transformational leadership training as an intervention. Samples were contract and permanent employees of PT QRS, a multinational oil and gas company. This study used a accidental sampling technique to get 221 employees consisting of 100 contract employees and 121 permanent employees. The analysis technique used was moderation regression with Macro Process Hayes. Hypothesis test results showed that employment status significantly moderated the relationship between transformational leadership and commitment to change. Permanent status employment had higher effect than contract status employment. The result of transformational leadership training, as an intervention, was effectively improved the knowledges of all participants related to transformational leadership.

 

 

2019
T54351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahid Hasyim
Abstrak :
Transformasi organisasi dengan mengubah proses bisnis dari portofolio based (unit kerja berdasarkan portofolio produk) menjadi value chain (unit kerja berdasarkan fungsi unit dan pelanggan) menuntut adanya keterhubungan antar unit dan direktorat sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan struktur, unit dan jabatan, tugas dan tanggung jawab, serta proses kerja pada Direktorat OI PT X. Transformasi tersebut tidak didukung oleh kesiapan yang matang, salah satunya terkait kejelasan peran sehingga menghambat pekerjaan karyawan dan berakibat pada kurangnya komitmen karyawan terhadap perubahan sehingga transformasi tersebut tidak berjalan dengan optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut hubungan antara ketidakjelasan peran dan komitmen terhadap perubahan pada karyawan Direktorat OI PT X (Studi 1). Pada studi 1, sampel penelitian berjumlah 164 orang yang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian studi 1 menunjukkan adanya hubungan negatif dan signifikan antara ketidakjelasan peran dan komitmen terhadap perubahan (r = -.540, p<.001). Selanjutnya, hasil tersebut menjadi acuan peneliti untuk melakukan studi 2 dengan membuat dan mengevaluasi efektivitas pemberian intervensi analisis jabatan dan sosialisasi untuk menurunkan ketidakjelasan peran dan meningkatkan komitmen terhadap perubahan. Sampel penelitian pada studi 2 berjumlah 14 orang (kelompok intervensi dan pembanding) yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil studi 2 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan skor ketidakjelasan peran (z=-2.37, p<.005, r= .018) dan komitmen karyawan terhadap perubahan (z=-2.37, p<.005, r= .018) sebelum dan setelah intervensi. Selanjutnya, peneliti juga melakukan analisis perbandingan skor kelompok intervensi dan kelompok pembanding untuk membuktikan intervensi tersebut tepat dan efektif. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skor ketidakjelasan peran (z=-3.0, p<.005, r= .003) dan komitmen terhadap perubahan (z=-2.95, p<.005, r= .003) pada kelompok intervensi dan kelompok pembanding. Dengan demikian, dapat disimpulkan intervensi analisis jabatan dan sosialisasi tergolong efektif. ......Organization transformation in business processes from portfolio based (product portfolio) to value chain (unit and customer functions) requires linkages between units and directorate resulting in change structure, units and positions, responsibilities and duties, and work processes at Directorate OI PT X. The transformation is not supported by thorough readiness, one of which is related to clarity of roles which hinders employee performance and resulted in a lack of employee commitment to change so that the transformation did not run optimally. This research was conducted to find out more about the relationship between role ambiguity and commitment to change in Directorate OI PT X (Study 1). The research sample in study 1 consisted of 164 people who were taken using accidental sampling technique. The results of study 1 showed a negative and significant relationship between role ambiguity and commitment to change (r = -.540, p<.001). These results become a reference for researchers to conduct study 2 by creating and evaluating job analysis and socialization intervention to reduce role ambiguity and are expected to increase commitment to change. The research sample in study 2 consisted of 14 people (intervention and comparison group) who were selected using purposive sampling technique. The results of study 2 showed a significant difference in the role ambiguity (z = -2.37, p<.005, r= .018) and employee commitment to change scores (z = -2.37, p<.005, r= .018) before and after the intervention. Furthermore, the researcher also conducted a comparative analysis of the scores of the intervention group and the comparison group to prove the intervention was appropriate and effective. The results of the analysis indicated that there were significant differences in the role ambiguity (z = -3.0, p<.005, r= .003) and commitment to change scores (z = -2.95, p<.005, r= .003) between intervention group and comparison group. Thus, it can be concluded that job analysis and socialization interventions are classified as effective interventions.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Ayu Rahmasari
Abstrak :
Bergesernya paradigma bisnis, berubahnya selera pasar, berubahnya ekonomi, dan berkembangnya teknologi membuat organisasi harus melakukan perubahan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya. Oleh sebab itu, organisasi harus berubah dan beradaptasi dengan hal tersebut. Meskipun perubahan banyak terjadi di organisasi, tidak semua organisasi berhasil melakukan perubahan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan perubahan adalah komitmen individu yang terlibat di dalamnya. Komitmen individu terhadap perubahan salah satunya ditentukan oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh adanya pemimpin transformasional di dalam suatu organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemimpin transformasional terhadap komitmen perubahan melalui kepuasan kerja pada karyawan di Kementerian BUMN sehingga dapat diketahui intervensi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan komitmen terhadap perubahan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemimpin transformasional memiliki pengaruh secara signifikan terhadap komitmen perubahan melalui variabel kepuasan kerja dengan nilai regresi dari kepuasan kerja terhadap komitmen perubahan sebesar B = 0,161 dengan nilai signifikansi 0,001 (p<0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan aspek penting dalam meningkatkan komitmen perubahan. Faset dari kepuasan kerja yang paling memiliki pengaruh secara signifikan terhadap komitmen perubahan adalah karakteristik pekerjaan (nature of work). Dengan demikian, rancangan intervensi yang diajukan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah dengan memberikan pelatihan mengenai job enrichment kepada atasan di Kementerian BUMN. ......Shifting business paradigm, changing market, economic growth, and technology development make the organization must change in order to sustain their business. Therefore, organizations must change and adapt to it. Although many organizations have changed, not all of them succeeded in implement change. The success of change depends on commitment to change of individuals that involved. On the other hand, individual commitment to change is determined by job satisfaction. Job satisfaction is determined by transformational leader. This study aims to determine the effect of transformational leader to commitment to change with job satisfaction as a mediator, in order to plan the intervention to increase commitment to change. The result revealed that transformational leader have significant effect to commitment to change through job satisfaction with regression value between job satisfaction and commitment to change obtained B = 0,161 and significance value 0,001 (p<0,01). It can be concluded that job satisfaction is an important aspect in enhancing commitment to change. Facet from job satisfaction that has significant effect to commitment to change is nature of work. Therefore, job enrichment training proposed to improve employee's job satisfaction in Kementerian BUMN.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library