Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Triadi Wijaya
"Pendahuluan: Osteoartritis adalah penyakit sendi yang utamanya ditandai defek rawan sendi dan merupakan penyebab utama disabilitas muskuloskeletal. Modalitas terapi injeksi intraartikular dengan hormon pertumbuhan terus dikembangkan guna mengurangi morbiditas. Ditemukan adanya pengaruh injeksi hormon pertumbuhan intraartikular terhadap regenerasi tulang rawan sendi, namun belum ada standar dosis dalam pemberian injeksi. Penelitian ini memfokuskan pada efek pengulangan dosis mingguan terhadap perbaikan rawan sendi model hewan coba.
Bahan dan Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan desain post test only control group. Kelinci Selandia Baru jantan sebanyak 24 ekor dibagi secara acak menjadi grup kontrol dan 3 grup perlakuan. Semua subjek diinduksi OA dengan menyuntikkan kolagenase intraartikular. Subjek pada grup kontrol diinjeksi dengan cairan fisiologis, grup GH1 diinjeksi dengan hormon pertumbuhan sebanyak 1 kali, grup GH3 sebanyak 3 kali/3 minggu, dan grup GH5 5 kali/5 minggu. Kelinci diobservasi dan dipantau berat badannya, lalu dilakukan evaluasi histopatologi makroskopik dan mikroskopik.
Hasil: Analisis skor makroskopik Yoshimi pada grup GH5 dibandingkan dengan grup GH1 dan kontrol menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik p=0,002 . Analisis skor mikroskopik Mankin didapatkan tulang rawan pada grup GH1, GH3, dan GH5 dibandingkan kontrol mengalami perbaikan pasca perlakuan yang bermakna secara statistik dan kerusakan yang terjadi minimal p < 0,001.
Kesimpulan: Injeksi intraartikular hormon pertumbuhan dosis mingguan selama lima minggu memberikan hasil yang lebih baik secara makroskopis dan mikroskopis terhadap degenerasi tulang rawan pada hewan coba model osteoartritis yang diinduksi dengan injeksi intraartikular kolagenase tipe 2 dibandingkan dengan dosis mingguan selama tiga minggu, dosis tunggal, maupun plasebo.

Introduction Osteoarthritis, a disease of the joint mainly characterized by a defect on the cartilage and subchondral bone, is one of the main musculoskeletal cause for disability. Intraarticular injection of growth hormone are known as the latest choice in therapy modality. There is some unclear evidence regarding effect of growth hormone injection on cartilage regeneration in osteoarthritis, yet further research is needed. This study focused on cartilage regeneration effect on different weekly dose of intraarticular growth hormone injection.
Method This experimental study used a randomized post test only control group design. Twenty four male white New Zealand rabbit were randomly divided into 4 groups control, GH1, GH3, and GH5 . All subjects were injected with intraarticular collagenase. Post induction, control group were injected with normal saline. Intervention groups were all injected with human growth hormone in different cycle, one dose in GH1, 3 times 3 weeks in GH3, and 5 times 5 weeks in GH5. All animal were observed, weight checked regularly, and evaluated for histopathological examination.
Result Yoshimi score in GH5 group was significantly lower than control and GH1 group p 0,002 . Those results were confirmed with Mankin score showing statistically significant less damaged and more repaired cartilage tissue on GH1, GH3, and GH5 group compared to control p"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Zakiah
"ABSTRAK
Sediaan krim merupakan salah satu produk kosmetik yang banyak diminati. Bahan aktif kosmetik harus dapat menembus kulit untuk menjadi efektif. Oleh karena itu penelitian dan pengembangan untuk kosmetika tidak hanya mencakup sumber, struktur dan mekanisme interaktif bahan kulit, tetapi juga efektivitasnya pada komponen kulit yang ditargetkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aktivitas anti-kolagenase dan anti-elastase dari ekstrak kering Thalassia hemprichii, dan mengaplikasikan ekstrak kering tersebut ke dalam formula krim yang stabil dan memiliki aktivitas penghambat elastase dan kolagenase, serta dapat terpenetrasi secara in vitro. Ekstrak kering Thalassia hemprichii diperoleh dari hasil maserasi 50 etanol selama 24 jam dan dievaporasi. Aktivitas penghambatan kolagenase diukur dengan menggunakan enzim kolagenase dari Clostridium hystolyticum ChC tipe IA dan N- 3-[2-Furil]-asriloil -Leu-Gly-Pro-Ala FALGPA sebagai substrat, sedangkan aktivitas penghambatan elastase diukur melalui hasil reaksi enzimatis Human leucocyte elastase HLE tipe I dengan menggunakan N-succinyl- Ala 3-p-nitroanilide SANA sebagai substrat. Ekstrak etanol Thalassia hemprichii memiliki IC50 penghambatan kolagenase 21,877 g/mL dan IC50 penghambatan elastase 469,919 g/mL. Sediaan krim yang mengandung 1,5 ekstrak kering Thalassia hemprichii memiliki IC50 penghambatan kolagenase 20,799 g/mL dan IC50 penghambatan elastase 466,844 g/mL. Krim tersebut menunjukkan stabilitas fisik yang baik selama 12 minggu dan uji mekanik yang baik, dan dapat terpenetrasi secara in vitro. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa krim yang mengandung ekstrak kering Thalassia hemprichii stabil secara fisik dan memiliki aktivitas anti-kolagenase, serta mampu berpenetrasi secara in vitro.

ABSTRACT
Creams are one of the most popular cosmetic products. Cosmetic active ingredients must be able to penetrate the skin to be effective. Therefore research and development for cosmetics includes not only the skin 39 s interactive source, structure and mechanism, but also its effectiveness on targeted skin components. The aim of this research is to get anti collagenase and anti elastase activity from dry extract of Thalassia hemprichii, and apply the dried extract into stable cream, has anti collagenase and anti elastase activity, and can be penetrated. Thalassia hemprichii dry extract was obtained from 50 ethanol maceration for 24 hours and evaporated. Collagenase inhibitory activity was measured by enzymatic reaction results using collagenase from Clostridium hystolyticum ChC type IA dan N 3 2 Furil asriloil Leu Gly Pro Ala FALGPA as the substrate, while the elastase inhibitory activity was measured by enzymatic reaction results using Human leucocyte elastase HLE type I and N succinyl Ala 3 p nitroanilide SANA as the substrate. The IC50 of collagenase inhibition from the dry extract was 21,877 g mL and IC50 of elastase inhibition was 469,919 g mL. The IC50 of collagenase inhibition and The IC50 of elastase inhibition of 1.5 Thalassia hemprichii dry extract cream was 20.799 g mL and 466,844 g mL respectively. The cream showed good physical stability for 12 weeks, good mechanical tests and can be penetrated. Thus, it can be reported that Thalassia hemprichii extract has anti collagenase activity and the cream is a stable cream and also has anti collagenase activity and can be penetrated. "
2018
T50172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library