Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Kurnia Kusumawarni
"Industri kelapa sawit berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, penyakit Busuk Pangkal Batang oleh Ganoderma boninense mengancam perkebunan kelapa sawit. Pengembangan agen biokontrol diperlukan sebagai alternatif dari penggunaan fungisida. Pada penelitian sebelumnya, kultur tunggal Bacillus siamensis LDR, Bacillus sp. TKA6A, dan Stenotrophomonas maltophilia G17 berhasil menghambat pertumbuhan Ganoderma boninense. Pada penelitian ini, ketiga bakteri tersebut disatukan sebagai ko-kultur. Uji Antagonis dan Antibiosis dilakukan untuk melihat kemampuan ko-kultur dalam menghambat Ganoderma boninense. Efektivitas hambatan direpresentasikan sebagai nilai Persentase Hambatan Pertumbuhan Radial (PHPR). Uji Antagonis dilakukan dengan metode pour plate dan paper disc dual culture pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan Plate Count Agar (PCA). Berdasarkan pengujian, nilai PHPR pada metode pourplate mencapai 100% di kedua medium, sedangkan pada metode dual culture, nilai PHPR pada medium PCA (46,88%) lebih tinggi dibandingkan medium PDA (32,80%). Sementara itu, Fermentasi ko-kultur bakteri pada uji antibiosis dilakukan di dalam medium NB dengan dua variabel perlakuan, yakni lama fermentasi dan sumber karbon. Uji Antibiosis dengan filtrat hasil fermentasi dilakukan dengan metode Pour plate dan agar well diffusion. Uji antibiosis dengan metode pour plate memperoleh hambatan sebesar 100% pada ketiga variasi medium fermentasi, dan 94,94% pada variasi 5 hari di medium NB+Glukosa. Di samping itu, nilai PHPR pada metode agar well diffusion berkisar dalam rentang 22.57% sampai 43,74%. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kandungan senyawa antifungi yang dapat dihasilkan oleh ko-kultur tersebut serta pengembangan aplikasi ko-kultur pada tahap pembibitan kelapa sawit.

The oil palm industry is crucial to the economic growth of Indonesia. However, Basal Stem Rot disease caused by Ganoderma boninense poses a significant threat. This study aimed to develop biocontrol agents as an alternative to environmentally harmful fungicides. Previous research demonstrated that single cultures of Bacillus siamensis LDR, Bacillus sp. TKA6A, and Stenotrophomonas maltophilia G17 inhibit Ganoderma boninense. In this research, the inhibiton activities against Ganoderma boninense of these strains in co-culture were evaluated through antagonist and antibiosis assays, presenting results as Growth Inhibition Rates (GIR). Antagonistic tests, conducted using the pour plate method and paper disc dual culture on Potato Dextrose Agar (PDA) and Plate Count Agar (PCA) media, showed 100% inhibition with the pour plate method on both media. The dual culture method revealed higher GIR on PCA (46.88%) compared to PDA (32.80%). Antibiosis tests involved fermenting the co-culture in Nutrient Broth (NB) medium with varying fermentation durations and carbon sources. The pour plate method using fermentation filtrate achieved 100% inhibition across all media variations, with 94.94% in the 7-day NB+Glucose medium. GIR values from the agar well diffusion method ranged from 22.57% to 43.74%. Further analysis is required to identify antifungal compounds produced by the co-culture and to develop applications for co-culture in palm oil nurseries.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Ervina Julien Hotmangiring
"ABSTRAK
Latar Belakang: Transplantasi sel sumsum tulang dilaporkan memperbaiki fibrosis hati. Beberapa studi in vitro menunjukkan bukti mekanisme perbaikan dengan melakukan ko-kultur 2D sel sumsum tulang dan sel stelata hepatik. Pada studi tersebut, sel sumsum tulang menghambat aktivasi sel stelata hepatik dan mengurangi deposisi matriks ekstra sel. Pada penelitian ini, mekanisme perbaikan tersebut diteliti dengan melakukan ko-kultur sel sumsum tulang dan sel stelata hepatik pada model kultur 3D dan meneliti efeknya terhadap ekspresi tenascin-C, suatu glikoprotein matriks yang memiliki kontribusi dalam fibrogenesis hati.
Metode: Sel stelata hepatik dan sel sumsum tulang yang diisolasi dari tikus dikultur sendiri (monokultur) dan diko-kultur direk dengan metode hanging drop. Karakterisasi sel sumsum tulang dilakukan dengan analisis flowcytometry CD90CD34. Sampel dari kedua kelompok kultur dipanen pada hari ke-7 untuk analisis imunositokimia tenascin-C.
Hasil: Persentase sel CD90+CD34- dari sel sumsum tulang yang diisolasi adalah 35,2%. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa sel sumsum tulang memilki efek antifibrotik yang dibuktikan dengan penurunan signifikan ekspresi tenascin-C pada kelompok ko-kultur (p < 0,05) dibandingkan dengan kelompok monokultur pada hari kultur ke-7.
Kesimpulan: Temuan tersebut menunjukkan bahwa sel sumsum tulang memiliki efek terapeutik potensial terhadap proses fibrosis hati melalui efeknya dalam meminimalkan ekspresi matriks ekstra sel tenascin-C.

ABSTRACT
Background: Transplantation of bone marrow derived cells (BMCs) has been reported to improve liver fibrosis. Several in vitro studies have shown evidence for the mechanism of improvement by co-culturing BMCs and hepatic stellate cells (HSCs) in 2D models. In those studies, BMCs were reported to inhibit HSCs activation and reduce extracellular matrix deposition. In this study, we investigated the mechanism by co-culturing BMCs and HSCs in 3D model and its effect on tenascin-C expression, an extracellular matrix glycoprotein that has a contribution in liver fibrogenesis.
Methods: Primary isolated rat HSCs and BMCs were cultured alone (monoculture) and directly co-cultured with hanging drop method. Characterization of BMSCs was performed by flowcytometry CD90CD34 analysis. The monoculture and co-culture samples were harvested on day 7 for tenascin-C immunocytochemistry.
Results: The percentage of CD90+CD34- cells from the isolated BMCs was 35.2%. Result of the present study showed that BMCs have a significant antifibrotic effect as evidenced by the significant decrease in in tenascin-C expression in the co-culture group (p < 0.05) compared to the monoculture group on day 7.
Conclusions: This finding demonstrates that BMSCs have a potential therapeutic effect against liver fibrotic process through their effect in minimizing extracellular matrix tenascin-C expression.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library