Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herta Masthalina
Abstrak :
ABSTRAK
To implement exclusive breastfeeding program, breastfeeding mothers should have a good knowledge. One way to gain knowledge is by providing nutritional counseling. This study aimed to determine the effect of nutrition counseling toward exclusive breastfeeding and nutritional status toward the knowledge and attitude of breastfeeding mothers in Lubuk Pakam Subdistrict Primary Health Care. This study was a quasi experimental with non-equivalent control group design. Samples of 60 mothers were divided into two groups that were 30 mothers who received intensive nutrition counseling at the intervention group in Lubuk Pakam Primary Health Care work area and 30 mothers at control group in Tanjung Morawa Primary Health Care work area. The intervention group was given nutrition counseling intervention for three months provided in three sessions. The study was conducted in March-August 2016. The statistical analysis used t-test. The results showed that before intervention, knowledge and attitude in both groups did not differ consecutively with p value = 0.290 and p value = 0.658, after intervention both knowledge and behavior were significantly different p value = 0.000. While the average weight gain in infants in the first month was 1.25 kg in intervention group, 1.19 kg in control group , and in the second month was 1,44 kg in intervention group and 1 kg in control group. Paired tests show that there is effect of nutritional counseling toward knowledge and attitude in the intervention group.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 12:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfi Rahma Yunita
Abstrak :
Konsumsi gula yang meningkat merupakan suatu keprihatinan global, karena terkait dengan berbagai masalah kesehatan. Indonesia merupakan konsumen gula terbesar ketiga di dunia, dengan konsumsi gula meningkat menjadi 7.15 juta metric ton (MMT) pada tahun 2019/20 dari 7.05 MMT pada tahun 2018/19, dan diperkirakan akan naik menjadi 7.2 MMT pada tahun 2021. Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi konsumsi gula, salah satunya dengan menggunakan label pada makanan kemasan. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong orang untuk menggunakan dan membaca label, termasuk usia, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, status pekerjaan, pengetahuan tentang gizi dan label makanan, pendapatan orang tua dan pentingnya rasa dan nutrisi. Peneliti ingin menyelidiki hubungan antara pengetahun dan sikap pada label informasi nilai gizi terhadap asupan gula pada remaja. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menggunakan kuesioner online untuk remaja di Indonesia dengan rentang usia 15-18 tahun. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa usia median responden adalah 17 tahun dan mayoritas responden adalah perempuan (90%), serta rata-rata pendidikan orang tua responden kurang dari 12 tahun bersekolah. Uang saku dan uang saku untuk makanan dan minuman dalam sebulan berada dalam kategori dibawah median, yaitu Rp 300.000 untuk uang saku dan Rp 200.000 untuk uang saku makanan dan minuman. Dalam studi ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang baik (51.7%) dan memiliki sikap yang baik terhadap label informasi nilai gizi (53.5%). Analisis bivariate menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang informasi nilai gizi dan media massa dengan konsumsi gula, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap informasi nilai gizi dan konsumsi gula. Analisis multivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dan konsumsi gula pada remaja. Temuan dari penelitian menyatakan bahwa baik pengetahuan maupun pendidikan ibu memiliki peran penting dalam konsumsi gula pada remaja. Sehingga disarankan untuk meningkatkan pengetahuan terkait label informasi nilai gizi pada remaja maupun ibu, agar nantinya dapat memilih dan mengonsumsi makanan yang tepat.  ......Increased sugar consumption is a global concern, as it has been linked to a variety of health problems. Indonesia is the third-largest sugar consuming in Indonesia increased to 7.15 million metric tons (MMT) in 2019/20 from 7.05 MMT in 2018/19, and is expected to rise to 7.2 MMT in 2021. The government has taken several ways to reduce sugar intake, one of which is by using labels on packaged food. However, there are several factors that can encourage people to use and read labels include age, income, education, gender, employment status, knowledge of nutrition and food labels, parent’s income, and the importance of flavor and nutrients. The researchers want to investigate what knowledge and attitudes adolescent have about sugar intake based on the nutrition fact panel. This research was a cross-sectional study using an online questionnaire for adolescent in Indonesia with age range between 15-18 years old. Finding of this study that the respondent median age was 17 and attended by more women (90%) and the average education of the respondent’s parent was less than 12 years of schooling. Pocket money and pocket money for food and drink in a month are in the category below the median cut off 300.000 for pocket money and 200.000 for pocket money for food and drink. This study also showed that more than half respondents had good knowledge (51.7%) and had positive attitude of NFP (60.8%). The majority of respondents have high sugar intake (53.5%). The results of the bivariate analysis indicated a significant relationship between knowledge of NFP and mass media with sugar intake, and there is no significant relationship between attitudes of NFP with sugar intake. Multivariate analysis revealed a significant relationship between mother education and sugar intake. The findings of this study suggest that both knowledge and mother education play a significant role in influencing sugar intake among adolescents. As a result, it is advisable to enhance the understanding of NFP among both adolescents and mothers, in order to enable them to make informed decisions and select appropriate dietary options.  
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helwiah Umniyati
Abstrak :
ABSTRAK
Obesity has become a significant public health problem of the twenty first century. An increasing number of preschool children are becoming overweight. Although many risk factors have been identified for school-age children, less is known about this young age group. This study was aimed to determine factors associated with overweight among preschool children. Study design was a cross sectional survey. Sample in this study was 90 children aged 3?6 years old in Bina Putik Kindergarten School in Cempaka Putih District (total sampling). The prevalence of overweight and obesity in this sample were 24.4% and 13.3% respectively. There were significant relationships between overweight and some variables using chi-square test such as: age of the children, having overweight parents, nutritional knowledge of the mother, duration of breast feeding, frequency of fast food consumption (p < 0.05). In Cox Regression analysis, only the age of children and nutritional knowledge of mothers were found as determinant factors influencing childhood overweight after adjusting other variables. Younger aged children (<5 years) had a greater risk of being overweight than older children (>5 years old). It could be concluded that mother?s knowledge on nutrition played an important role in preventing overweight children. Suggested recommendation in order to prevent overweight since childhood was by increasing mother?s knowledge through optimizing relevant programs in the Puskesmas.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelebihan Berat Badan pada Anak Usia Taman Kanak Kanak. Obesitas menjadi masalah kesehatan umum yang signifikan dari abad kedua puluh. Nampak terjadi peningkatan jumlah anak-anak prasekolah yang memilki kelebihan berat badan. Walaupun telah banyak diidentifikasi faktor risiko yang ada untuk anak-anak usia sekolah, masih sedikit yang diketahui tentang kelompok usia muda ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan kelebihan berat badan di kalangan anak-anak prasekolah. Model penelitian ini adalah melalui survei penampang silang. Sampel dalam studi ini adalah 90 anak berusia 3 sampai 6 tahun di Taman Kanak Kanak Bina Putik di daerah Cempaka Putih (total sampel). Prevalensi kegemukan dan obesitas dalam contoh ini masing-masing adalah 24,4% dan 13,3%. Ada hubungan yang signifikan antara kelebihan berat badan dan beberapa variabel yang menggunakan tes Chi-kuadrat seperti: usia anak-anak, memiliki orangtua yang kelebihan berat badan, pengetahuan ibu tentang gizi, durasi menyusui, frekuensi konsumsi makanan cepat saji (p < 0,05). Dalam analisis regresi Cox, hanya usia anak dan pengetahuan gizi ibu ditemukan sebagai faktor-faktor penentu yang mempengaruhi anak-anak yang kelebihan berat badan setelah menyesuaikan variabel-variabel lainnya. Anak-anak usia muda (<5 tahun) memiliki risiko yang lebih besar daripada anak-anak lebih tua (>5 tahun). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi memainkan peranan penting dalam mencegah anak-anak kelebihan berat badan. Rekomendasi yang disarankan untuk mencegah kelebihan berat badan sejak masa kanak-kanak adalah dengan meningkatkan pengetahuan ibu melalui optimalisasi program-program yang terkait di Puskesmas.
University of YARSI. Faculty of Medicine, 2014
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Stefani Diorani
Abstrak :
Masalah gizi yang sering ditemukan pada usia remaja adalah tingginya angka overweight dan obesitas. Kabupaten Malang memiliki angka prevalensi obesitas remaja lebih tinggi dibandingkan se-provinsi Jawa Timur, yaitu sebesar 2.6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, gaya hidup, dan pengetahuan gizi terhadap kejadian overweight dan obesitas pada pelajar SMA di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang memiliki ibu berpendidikan lulus SD dan lulus SMA berpengaruh terhadap kejadian overweight dan obesitas (p value 0,01; OR 0,44 95% CI 0,22 – 0,85 dan p value 0,04; OR 0,59 95% CI 0,36 – 0,98). Remaja yang memiliki ibu yang tidak sekolah memiliki risiko 2,13 kali untuk mengalami overweight dan obesitas jika dibandingkan dengan remaja yang memiliki ibu berpendidikan D3/S1/S2/S3. Remaja yang memiliki kebiasaan kadang-kadang sarapan dan tidak pernah sarapan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian overweight dan obesitas jika dibandingkan dengan yang setiap hari sarapan (p value 0,02; OR 1,84 95% CI 1,12 – 3,01 dan p value 0,01; OR 1,96 95% CI 1,12 – 3,27 dan 0,01). Selain itu, hasil analisis yang dilakukan antara variabel jenis kelamin, pekerjaan ibu, aktivitas fisik, kebiasaan jajan, konsumsi serat, dan pengetahuan gizi tidak ditemukan hubungan yang signifikan terhadap kejadian overweight dan obesitas. ......Nutrition problems that are often found in adolescence are high rates of overweight and obesity. Malang District has a higher prevalence of adolescent obesity than in the provinces of East Java, which is 2.6%. This study aims to determine the effect of sociodemographic factors, lifestyle, and knowledge of nutrition on the incidence of overweight and obesity in high school students in Malang District, East Java. The results of this study indicate that adolescents who have educated mothers graduated from high school and graduated junior high have an effect on the incidence of overweight and obesity (p value 0,01; OR 0,44 95% CI 0,22 – 0,85 dan p value 0,04; OR 0,59 95% CI 0,36 – 0,98). Adolescents who have mothers who do not go to school have a risk of 2.13 times to be overweight and obese when compared to adolescents who have mothers with Diploma/Bachelor/Master/Doctoral degree. Adolescents who have the habit of sometimes eating breakfast and never having breakfast have a significant relationship to the incidence of overweight and obesity when compared to those who eat breakfast every day (p value 0,02; OR 1,84 95% CI 1,12 – 3,01 dan p value 0,01; OR 1,96 95% CI 1,12 – 3,27 dan 0,01). In addition, the results of the analysis conducted between variables of gender, mother's occupation, physical activity, snacking habits, fiber consumption, and nutritional knowledge were not found to have a significant effect on the incidence of overweight and obesity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitriana Pangestuti
Abstrak :
Gejala konstipasi fungsional merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proprosi beberapa faktor risiko dengan gejala konstipasi fungsional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, wawancara dan pengisian kuesioner. Disain studi yang digunakan crosssectional, dilakukan bulan April hingga Mei 2015,dengan 129 responden, terdiri dari 96 perempuan (74,4%) dan 33 laki-laki 25,6%). Prevalensi gejala konstipasi fungsional adalah 47,3%. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan proporsi antara IMT (p value = 0,021), pengetahuan gizi (p value = 0,020), asupan serat (p value = 0,012), dan aktivitas fisik (p value = 0,029) dengan gejala konstipasi fungsional. Diharapkan guru sekolah dasar dapat meningkatkan kualitas kesehatan dengan olahraga teratur dan mengonsumsi cukup serat untuk mencegah gejala konstipasi fungsional. ......Functional constipation symptom is one for risk factors of decreasing
quality of life. The purpose of the study was to determine differences in the proportion of multiple risk factors with functinal constipation symptom to perform anthropometry measurement, interview and admission questionnaire. This study was conducted with cross sectional design at April until May 2015. Study consisted of 129 respondent consisted of 96 women (74,4%) and 33 men (25,6%).
The prevalence of functional constipation symptom were 47,3%. Bivariate analysis showeed there to the difference betweeen BMI (p value = 0,021), knowledge of nutrition (p value = 0,020), fiber intake (p value = 0,012), and physical activity (p value = 0,029) with functional constipation symptom.
Elementary school teacher was expected to further improve the quality of health, by doing regularly exercise and consumpt adequat fiber intake to prevent functional constipation symptom.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library