Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Raissya
"Perkembangan knowledge graph semakin penting sebagai sumber data dan informasi kontekstual pada ilmu data. Meskipun konsep ini telah ada selama lebih dari dua dekade, memahami data knowledge graph masih menjadi tantangan bagi pengguna. Penggunaan alat visualisasi data, misalnya seperti, Wikidata Query Service (WQS), dapat membantu mengatasi tantangan tersebut. Namun, alat tersebut difokuskan hanya pada knowledge graph tertentu dan hanya disediakan sebagai aplikasi web. Di sisi lain, visualisasi dengan Python library, kglab memfasilitasi visualisasi knowledge graph generik dengan dukungan terbatas dari jenis visualisasi dibandingkan dengan WQS. Penelitian ini mengusulkan VizKG, sebagai framework (Python library) yang menyediakan berbagai macam visualisasi untuk hasil kueri SPARQL pada knowledge graph generik. VizKG menghubungkan hasil kueri dan library visualisasi eksternal melalui pemetaan variabel terhadap komponen visualisasi yang dibutuhkan. Sebagai bentuk evaluasi pendekatan kami, penelitian ini menyertakan evaluasi use case untuk VizKG pada knowledge graph generik yang berasal dari beberapa domain. Saat ini jumlah visualisasi grafik yang didukung oleh VizKG adalah 24 jenis grafik. Fitur lainnya yang didukung VizKG termasuk rekomendasi jenis visualisasi untuk pengguna dan kemudahan ekstensibilitas bagi pengembang untuk menambahkan jenis visualisasi baru. Framework VizKG ini diharapkan dapat membantu ekstraksi dan memvisualisasikan knowledge graph untuk memahami data dan mendukung analisis lebih lanjut. VizKG tersedia secara terbuka di https://pypi.org/project/VizKG/.

Knowledge graphs become increasingly important as a source of data and contextual information in data science. Even though knowledge graphs has been around for more than two decades, understanding SPARQL query results from a knowledge graph can be challenging for users. The use of data visualization tool, such as, Wikidata Query Service (WQS) can help address this challenge. However, existing tools are either focused just on a specific knowledge graph and only provided as a web interface. On the other hand, visualization through Python library, kglab facilitates visualizing generic Knowledge graphs though with a limited support of visualization types compared to that of WQS. This study proposes VizKG, as a framework (Python library) that provides a wide range of visualizations for SPARQL query results on any knowledge graphs. VizKG connects SPARQL query results and external visualization libraries by mapping variables to the visualization components needed. To evaluate our approach, this study includes use case evaluation for the VizKG on generic knowledge graphs originated from several domains. At this stage the number of graph visualizations supported by VizKG is 24 chart types. Other features of VizKG includes recommendations of visualization type for user and easy extensibility for developers to add new types of visualizations. This framework is expected to assist extraction and visualize knowledge graphs for understanding data and support further analysis. VizKG is openly available at https://pypi.org/project/VizKG/."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Carrisa Ashardian
"Frequently Asked Questions (FAQs) adalah dokumen (seperti di situs web) yang memberikan jawaban atas daftar pertanyaan umum yang mungkin ditanyakan pengguna mengenai subjek tertentu. Tokopedia adalah salah satu website e-commerce terbesar di Indonesia. Penelitian ini menyajikan konstruksi Knowledge Graph (KG) dengan data dari halaman FAQ Tokopedia. Penelitian ini mendemokan use cases yang memanfaatkan FAQ KG tersebut. Pendekatan penelitian ini melibatkan metode top- down dalam konstruksi KG, yang meliputi web scraping, part-of-speech (POS) tagging untuk mendapatkan kata benda, kata sifat, dan kata kerja dari FAQ, pembuatan ontologi kata kerja, dan pembuatan KG berbasiskan Resource Description Framework (RDF). Temuan-temuan utama mengungkapkan kemampuan baru seperti kueri untuk mencari FAQ berdasarkan suatu kata kerja dan sinonimnya, serta wawasan yang diperoleh dengan exploratory data analysis dan menggunakan kueri SPARQL. Temuan ini bisa meningkatkan layanan FAQ untuk e-commerce melalui pembuatan KG.

Frequently Asked Questions (FAQs) are documents (such as on a website) that give answers to a list of common questions that users may ask about a certain topic. Tokopedia is one of the largest e-commerce websites in Indonesia. This research presents the construction of a Knowledge Graph (KG) with data from Tokopedia's Frequently Asked Questions (FAQs) page. This research demonstrates use cases that utilize the FAQ KG. The research approach involves a top-down method in KG construction, which includes web scraping, part-of-speech (POS) tagging to obtain nouns, adjectives, and verbs from the FAQ, verb ontology generation, and Resource Description Framework (RDF)-based KG generation. The findings reveal new capabilities such as queries to search FAQs based on a verb and its synonyms, as well as insights gained by exploratory data analysis (EDA) and using SPARQL queries. These findings can improve FAQ services for e-commerce through KG generation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jilham Luthfi
"Perkembangan knowledge graph serta penggunaannya meningkat secara masif akhir-akhir ini. Namun, pertumbuhan knowledge graph nyatanya tidak sebanding dengan kualitas data yang dimiliki. Sementara itu, aspek kelengkapan dalam kualitas data knowledge graph memiliki peranan penting dalam pemakaian data yang sesuai dengan kebutuhan. Sayang sekali, hingga saat ini belum ada penelitian tentang penggunaan SHACL dalam melakukan validasi kelengkapan data. Penelitian ini hadir dengan tujuan untuk membuat pola-pola kelengkapan berdasarkan kondisi knowledge graph beserta instance-nya. Penelitian ini mengidentifikasi enam pola kelengkapan yang sering muncul pada knowledge graph. Dari keenam pola kelengkapan tersebut, penelitian ini berhasil membuat 360.162 instance pola kelengkapan dalam bentuk SHACL shape. Pembuatan instance pola kelengkapan menggunakan lima pendekatan, yakni pendekatan manual, otomatis, spreadsheet, ontologi, dan statistik. Semua shape tersebut kemudian digunakan untuk melakukan validasi terhadap 928.310 entitas pada knowledge graph dunia nyata, yakni Wikidata dan DBpedia. Hasil validasi population, no-value, dan label and description completeness pada Wikidata dan DBpedia mencapai skor lebih dari 90%. Sementara itu, hasil validasi property dan interlinking completeness pada Wikidata dan DBpedia berada di rentang skor 60-70%. Terakhir, validasi schema completeness pada Wikidata dan DBpedia mencapai hasil 70-90%. Selain itu, penelitian ini menyediakan aplikasi web bernama SHACL on Completeness Knowledge (SoCK) untuk mengelola dan menyediakan pola kelengkapan beserta instance-nya.

The development of knowledge graphs and their use has increased massively recently. In fact, the growth of the knowledge graph is not proportional to the quality of the data it has. Meanwhile, the completeness aspect in the quality of the knowledge graph data has an essential role in the use of data according to needs. Unfortunately, nobody has previously done research on the use of SHACL in validating data completeness.Therefore, this research focused on identifying completeness patterns based on the condition of the knowledge graph and its instances. This study identified six completeness patterns that often appear in knowledge graphs. Of the six completeness patterns, this study successfully created 360.162 completeness pattern instances in the form of SHACL shape. The instantiation of the completeness pattern used five approaches, that is, manual, automated, spreadsheet, ontology, and statistical approaches. All these shapes are used to validate 928.310 entities in a real-world knowledge graph, namely Wikidata and DBpedia. Based on the population, no-value, and label and description completeness validation, the completeness of Wikidata and DBpedia reached a score of more than 90%. Moreover, the validation results of property and interlinking completeness stated that the Wikidata and DBpedia completeness are 60-70%. Finally, schema completeness validation on Wikidata and DBpedia reached 70-90%. In addition, this research provided a web application called SHACL on Completeness Knowledge (SoCK) to manage and accommodate completeness patterns and their instances."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Srianda Putri
"Seiring dengan pesatnya perkembangan volume data, kebutuhan akan data yang machine-readable tidak bisa dihindari. Akibatnya, penggunaan struktur data knowledge graph semakin populer. Dengan perkembangannya, aspek kualitas dari sebuah knowledge graph perlu diperhatikan, salah satunya adalah knowledge wealth: kekayaan informasi yang terdapat pada suatu knowledge graph. Tingginya knowledge wealth dalam suatu knowledge graph dapat menandakan tingginya kualitas suatu knowledge graph; sebaliknya, tingkat knowledge wealth yang rendah mengindikasikan buruknya kualitas suatu knowledge graph. Namun, belum terdapat cara formal yang mendefinisikan knowledge wealth dan bagaimana mengukurnya serta menganalisisnya. Penelitian ini mengusulkan sebuah framework untuk menganalisis knowledge wealthdan tingkat knowledge imbalance dalam RDF knowledge graph dengan melihat bagaimana knowledge wealth dari sebuah kelas entitas tersebar pada knowledge graph tersebut menggunakan pengukuran statistika dan bantuan visualisasi. Selain itu, framework ini juga membantu untuk mengidentifikasi grup-grup entitas berdasarkan tingkat kekayaan di dalam kelasnya, menemukan bentuk distribusi yang paling mendekati distribusi knowledge wealth, melakukan pengelompokkan kelas-kelas entitas berdasarkan bentuk distribusi knowledge wealth, hingga mendeteksi bias pada sebuah knowledge graph. Untuk mengevaluasi framework ini, dilakukan studi kasus pada beberapa kelas entitas di Wikidata. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu dalam meneliti knowledge wealth pada knowledge graph serta dimanfaatkan untuk mengoptimalkan usaha pengeditan dan pengembangan proyek knowledge graph oleh para kontributornya.

Along with the rapid development of data volumes, the need for machine-readable data is inevitable. As a result, the use of knowledge graph data structures becomes more popular. With its development, quality aspects of a knowledge graph need to be considered, one of which is knowledge wealth: the amount of information contained in a knowledge graph. A high level of knowledge wealth in a knowledge graph may indicate the high quality of a knowledge graph; conversely, a low level of knowledge wealth can be a sign of poor quality of a knowledge graph. However, there is no formal way to define knowledge wealth and how to measure and analyze it. This study proposes a framework to analyze knowledge wealth and the level of knowledge imbalance in the RDF knowledge graph by seeing how the knowledge wealth of an entity class is spread over the knowledge graph using statistical measures and visualization. In addition, this framework also helps to identify entity groups based on the level of wealth in their class, finds the best theoretical distribution that fits best to knowledge wealth distribution, performs clustering on classes based on the shape of knowledge wealth distribution, and detects bias in a knowledge graph. To evaluate this framework, some use cases were conducted on several classes on Wikidata. It is hoped that the results of this study can assist in researching knowledge wealth in the knowledge graph and be used to optimize the efforts of editing and developing knowledge graph projects by the contributors."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yani
"Performa sistem tanya jawab berbasis Knowledge Graph (KGQA) sangat dipengaruhi oleh dua tugas, yaitu deteksi entitas dan penautan entitas dan relasi. Daftar entitas dan relasi yang dihasilkan oleh tugas ini akan digunakan oleh konstruktor kueri untuk memperoleh data yang benar dari Knowledge Graph (KG). Telah ada beberapa penelitian terkait kedua tugas ini. Namun, pada kedua tugas ini masih terdapat beberapa isu. Terdapat tiga isu utama pada tugas deteksi entitas. Pertama, tidak semua entitas yang ada di dalam pertanyaan digunakan di dalam kueri. Kedua, sebuah pertanyaan menggunakan entitas, tetapi tidak dikenali oleh Named Entity Recognizer (NER), dan ketiga adalah tidak diketahuinya posisi entitas di dalam Triple. Untuk mengatasi isu pada tugas deteksi entitas ini penulis mengusulkan sebuah pendekatan pola berbasis posisi. Pendekatan ini memanfaatkan pola dari sebuah pertanyaan untuk memprediksi di mana posisi entitas berada di dalam Triple. Sementara itu, pada tugas penautan entitas dan relasi, terdapat dua isu utama yaitu isu kesenjangan leksikal dan ambiguitas entitas. Untuk mengatasi isu-isu tersebut, penulis mengusulkan sebuah pendekatan penautan entitas dan relasi dengan menggunakan konsep pencarian bertahap. Dalam pendekatan ini, prediksi relasi dilakukan sebelum penautan entitas. Selanjutnya, penautan entitas dilakukan secara bertahap dimulai dengan pencarian berbasis teks sampai dengan pencarian berbasis vektor. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pendekatan pola berbasis posisi untuk deteksi entitas memperoleh nilai akurasi lebih baik dari Falcon 2.0, yaitu sebesar 98,91% dan 89,52% pada SimpleQuestions dan LC-QuAD 2.0. Pendekatan pencarian bertahap untuk penautan entitas dan relasi juga menunjukkan akurasi yang lebih baik dari Falcon 2.0. Masing-masing 89,87% dan 74,83% pada SimpleQuestions dan LC-QuAD 2.0 untuk penautan entitas dan 91,74% dan 61,96% pada SimpleQuestions dan LC-QuAD 2.0 untuk penautan relasi.

The performance of knowledge graph question answering (KGQA) systems is significantly influenced by entity detection tasks and entity and relation linking tasks. The correct entities and relations output by the tasks is a must to retrieve the correct data from a KG. Some works have been proposed for the tasks. However, the tasks still have challenging issues. There are three main issues with the entity detection task. First, a question may contain an entity(s) that is/are not used in the query. Second, a question uses an unrecognizable entity(s) by Named Entity Recognizer (NER). The last one is where the position of an entity(s) is unknown in the Triple. To address the issues, we propose an approach called the position-based pattern. While the entity and relation linking task have two main issues, namely, lexical gap and entity ambiguity. To overcome the issues, we propose an approach to gradually link entities and relations. Our proposed approach predicts the relation(s) used by the question first and then gradually searches the proper entity(s) against the entity(s) of the KG by using text-based searching and vector-based searching approach. The position-based pattern outperforms the baselines on SimpleQuestions and LC-QuAD 2.0 datasets, namely 98.91% and 89.52% for SimpleQuestions and LC-QuAD 2.0, respectively. For the entity linking task, using a gradual searching approach reaches 89.87% and 74.83% for SimpleQuestions and LC-QuAD 2.0, respectively, on average. This approach outperforms the baseline for relation linking, namely, 91.74% and 61.96% for SimpleQuestions and Lc-QuAD 2.0, respectively."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Abdurahman
"Dokumen peraturan perundang-undangan pada umumnya tersedia dalam bentuk PDF
yang bersifat tidak machine-readable, sehingga data tidak dapat diproses secara otoma-tis dan dalam skala besar oleh komputer untuk dimanfaatkan dalam berbagai teknologi digital. Oleh karena itu diperlukan struktur data yang dapat memuat informasi peraturan perundang-undangan, beserta sistem yang melakukan konversi dari PDF menjadi struk-tur data tersebut. Dengan alasan tersebut, pada penelitian ini penulis mengembangkan Lex2KG, framework untuk mengonversi dokumen PDF peraturan perundang-undangan di Indonesia (Lex berasal dari Bahasa Latin yang berarti hukum) menjadi knowledge gra-ph. Knowledge graph (KG) adalah graph yang menggambarkan entitas dunia nyata be-serta keterkaitannya dan memberikan informasi terstruktur yang machine-readable. Pada penelitian ini KG dipilih dari berbagai struktur data yang tersedia karena KG terkate-gori sebagai 5-star data menurut 5-star deployment scheme for Open Data, yaitu data dengan jenis informasi paling bermanfaat, memberikan data dalam bentuk open license,terstruktur, tersedia dalam open format, menggunakan URI sebagai notasi data, dan dapat dihubungkan (linked) dengan data lain. KG peraturan perundang-undangan mengandung berbagai data terstruktur konten tekstual, struktur dokumen, seperti metadata, serta relasi antara peraturan seperti amendemen dan rujukan. Lex2KG memungkinkan pemanfaatan data peraturan perundang-undangan secara advanced, otomatis, dan dalam skala besar pada berbagai lingkup digital terutama pada industrsi hukum dan pengacara. Contoh pemanfaatan data dapat berupa search engine, sistem question answering, dan analisis statistik peraturan perundang-undangan. Menggunakan Lex2KG, penulis berhasil meng-onversi 784 undang-undang menjadi KG dengan ukuran total lebih dari 1,1 juta triple.
Salah satu peraturan yang berhasil dikonversi adalah UU 11/2020 tentang Cipta Kerja
yang kontennya bersifat relatif kompleks dan berukuran besar. Penulis juga menunjuk-
an use case dari KG peraturan perundang-undangan yaitu chat bot sederhana, SPARQL
query, dan visualisasi peraturan perundang-undangan

Most of the legal documents are available as PDF which is not machine-readable, which
means the data could not be processed automatically and in large scale by a computer
to be utilized in various digital technology. Therefore, we need a data structure that can
contain a legal information, and also a system which converts PDF into that structure. For
that reason, in this research, author developed Lex2KG, a framework wh converting legal
PDF documents in Indonesia (Lex comes from Latin which means law) into a Knowledge
Graph. A knowledge graph (KG) is a graph that describes real-world entities and their
relationships as machine-readable and structured information, and linkable to another KG
on different domain. In this research KG is choosen from various data structure available
because KG it categorized as 5-star data according to 5-star deployment scheme for Open
Data, which data comes with most beneficial information, available under an open licen-
se, structured, open format, uses URI to denote things, and linkable to other data. The
legal KG contains various kinds of structured data such as textual content, document stru-
ctures, metadata, and relations between law such as amendments and citations. Lex2KG
enables the advanced and automatic utilization of legal data on a large scale on a various
digital scope especially on legal industry and lawyer. The utilization could be in form
of search engine, question answering system, and statistics analytics for legals. Through
Lex2KG, author have successfully converted 784 Indonesian laws into a KG with a total
size of over 1.1 million triples. One of the regulation that was successfully converted was
Law 11/2020 on Job Creation, which the content is relatively complex and large. Author
also shows use cases of the legal KG for simple chatbots, SPARQL querying, and legal
visualizations.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadyah Hani Ramadhana
"ProWD adalah suatu aplikasi yang memberi informasi dengan memvisualisasikan ketimpangan pengetahuan pada Wikidata, salah satu basis pengetahuan yang paling populer di web. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan sehingga ProWD dapat menyampaikan wawasan tentang ketimpangan pengetahuan dengan efektif. Skripsi ini mengeksplorasi aspek UI/UX pada ProWD dengan pendekatan User-Centered Design dan teori visualisasi data. Perumusan solusi desain alternatif pada ProWD dilakukan dengan melakukan sesi wawancara dan usability testing pada target pengguna, serta memanfaatkan alat-alat desain untuk menghasilkan redesain antarmuka ProWD. Hasil redesain tersebut selanjutnya diimplementasikan menjadi sebuah aplikasi web yang dapat diakses pada http://prowd.id/. Evaluasi dari hasil redesain ProWD menunjukkan kenaikan signifikan pada nilai System Usability Scale sebesar 27 poin secara keseluruhan, dengan hasil User Experience Questionnaire yang juga menunjukkan kenaikan pada tiap skala yang diukur dengan perubahan terbesar pada skala perspicuity sebesar 1.81 poin dan attractiveness sebesar 1.7 poin. Lebih lanjut lagi, terjadi peningkatan sebesar 25.9% pada success rate aplikasi secara keseluruhan dengan peningkatan rata-rata sebesar 3.56% pada average task completion time. Umpan balik kualitatif dari sesi usability testing juga dipaparkan pada skripsi ini untuk memberi wawasan yang lebih kaya terhadap redesain yang dilakukan.

ProWD is an application which provides information through visualizing the knowledge imbalance on Wikidata, one of the most popular knowledge bases on the web. In the process of creating a product, there are several aspects which needs to be kept in mind to be able to deliver the insights on knowledge imbalance effectively. This thesis explores the UI/UX aspect of ProWD using the User Centered Design approach and data visualization theories. Alternative design solutions for ProWD are formulated through conducting interviews and usability testing sessions with the target users, while utilizing the design tools to produce a redesign for ProWD’s interface. The redesign is then implemented into a web application which can be accessed on http://prowd.id/. The evaluation of ProWD’s redesign shows a significant increase of 27 points on the application’s System Usability Scale, with the results of the User Experience Questionnaire showing an increase on each scale with the largest increase of 1.81 points on perspicuity and 1.7 points on attractiveness. Furthermore, an overall increase of 25.9% can be seen on the Success Rate with an average increase of 3.56% on the average task completion time. The qualitative feedback from the usability testing sessions are also elaborated within this thesis to provide a richer insight on the implemented redesign."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Al Ghifari
"Framework Lex2KG dibuat untuk mengekstraksi dokumen PDF peraturan perundang-undangan menjadi dokumen KG berbentuk RDF triple. Setelah pemeriksaan, framework masih memiliki permasalahan pada tahapan ekstraksinya mengakibatkan kurangnya kualitas KG pada aspek kualitas accuracy dan completeness. Sehingga dilakukan perbaikan framework Lex2KG untuk menghindari permasalahan yang muncul dan dibutuhkan sistem lain untuk menjaga dan meningkatkan kualitas. Pada penelitian dilakukan analisis serta perbaikan framework Lex2KG yaitu peningkatan jumlah dokumen yang dapat terekstraksi menjadi KG sehingga dapat mengekstraksi 1353 dokumen Undang-Undang (UU) dan 963 dokumen mempunyai Jumlah Pasal yang lengkap. Sementara itu, framework Lex2KG sebelum perbaikan hanya dapat mengekstraksi 784 dokumen dan 563 dokumen. Selain mengekstraksi dokumen UU, pada penelitian ini framework Lex2KG dapat mengekstraksi 3864 dari 4758 dokumen Peraturan Pemerintah (PP) menjadi data KG. Penelitian ini juga membuat SHACL shape untuk memvalidasi data KG sehingga ditemukan 60 dokumen UU yang tidak memiliki judul dikarenakan perbedaan format penulisan pada dokumen PDF nya. Untuk memahami dan menganalisis data Legal KG, dibuat kode visualisasi data KG. Visualisasi ini berbentuk statistik dan graph. Penulis juga membuat dataset yang berisikan pertanyaan beserta jawabannya untuk menjaga kualitas aplikasi Legal VA menggunakan sumber data hasil ekstraksi Lex2KG guna memastikan kualitas jawaban yang dikembalikan oleh aplikasi Legal VA akurat dan sesuai.

The Lex2KG framework was created to extract PDF documents of laws and regulations into KG documents in the form of triple RDF. After inspection, the framework still has problems at the extraction stage resulting in a lack of KG quality in terms of accuracy and completeness. So that the Lex2KG framework is improved to avoid problems that arise and other systems are needed to maintain and improve quality. In the research, an analysis and improvement of the Lex2KG framework was carried out, namely increasing the number of documents that could be extracted into KG so that 1353 Law documents were extracted and 963 documents had a complete number of articles. Meanwhile, the Lex2KG framework before the repair could only extract 784 documents and 563 documents. In addition to extracting law documents, in this study the Lex2KG framework was able to extract 3,864 out of 4,758 Government Regulation (PP) documents into KG data. This study also created a SHACL shape to validate KG data so that 60 UU documents were found that did not have titles due to differences in the writing format of the PDF documents. To understand and analyze Legal KG data, a KG data visualization code is generated. This visualization is in the form of statistics and graphs. The author also creates a dataset containing questions and answers to maintain the quality of the Legal VA application using data sources extracted from Lex2KG to ensure the quality of the answers returned by the Legal VA application are accurate and appropriate."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inigo Ramli
"Model bahasa dapat mempelajari struktur suatu bahasa manusia menggunakan korpus yang tidak terstruktur. Namun, model bahasa secara umum belum dapat mempelajari pengetahuan faktual yang direpresentasikan oleh knowledge graph. Terdapat beberapa usaha untuk membuat model bahasa yang dapat mempelajari pengetahuan faktual seperti KEPLER. Sayangnya, belum terdapat penelitian yang komprehensif mengenai integrasi pengetahuan faktual terhadap pelatihan model bahasa Indonesia. Penelitian ini mengajukan model bahasa Indonesia baru bernama IndoKEPLER yang melatih model bahasa Indonesia yang sudah ada dengan korpus Wikipedia Bahasa Indonesia dan memanfaatkan pengetahuan faktual dari Wikidata. Selain itu, penelitian ini juga mengajukan metode knowledge probing baru untuk menguji pemahaman faktual suatu model bahasa Indonesia. Hasil eksperimen penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan model IndoKEPLER dapat meningkatkan pemahaman faktual suatu model bahasa Indonesia.

Pretrained language models have the ability to learn the structural representation of a natural language by processing unstructured textual data. However, the current language model design lacks the ability to learn factual knowledge from knowledge graphs. Several attempts have been made to address this issue, such as the development of KEPLER. Unfortunately, such knowledge enhanced language model is not yet available for the Indonesian language. In this experiment, we propose IndoKEPLER: a pretrained language model trained using Wikipedia Bahasa Indonesia and Wikidata. We also create a new knowledge probing benchmark named IndoLAMA to test the ability of a language model to recall factual knowledge. This experiment shows that IndoKEPLER has a higher ability to recall factual knowledge compared to the text encoder it’s based on."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Indah Fariani
"Pendidikan vokasi memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu (1) berfokus pada perolehan kompetensi dan keterampilan tertentu, dan (2) mengutamakan pengajaran praktis. Dengan karakteristik tersebut, mahasiswa dituntut untuk memenuhi target kompetensi dan keterampilan yang sama yang telah ditetapkan. Disisi lain, adanya keragaman karakteristik mahasiswa dapat menyebabkan perbedaan dalam hal proses belajar. Untuk mencapai target kompetensi yang diharapkan dan mengakomodir keragaman mahasiswa, penggunaan konsep personalized e-learning dapat menjadi pilihan. Sementara itu, dengan karakteristik kurikulum vokasi yang mengutamakan pengajaran praktikum, penggunaan model pembelajaran bauran dapat menjawab tantangan ketika pembelajaran daring tidak dapat sepenuhnya diterapkan pada pendidikan vokasi. Oleh karena itu, penggunaan konsep personalized learning pada pembelajaran bauran dapat menjadi solusi. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk (1) membangun model personalisasi pembelajaran bauran (p-PB) yakni model yang menggunakan konsep personalized learning dalam konteks kurikulum vokasi yang bersifat serial dan diintegrasikan dengan model pembelajaran bauran; (2) membangun purwarupa sistem berdasarkan model; dan (3) mengukur dampak implementasi sistem terhadap pembelajaran pada pendidikan tinggi vokasi.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah exploratory sequential mixed method. Metode kualitatif digunakan dalam studi literatur dan evaluasi model, sementara metode kuantitatif digunakan dalam survei mengenai pembelajaran praktikum pada pendidikan tinggi vokasi dan eksperimen dalam melakukan evaluasi pada implementasi sistem p-PB.
Model p-PB yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen yakni model mahasiswa, model knowledge, dan model personalisasi. Model mahasiswa mengklasifikasikan mahasiswa berdasarkan tingkat pengetahuan (dasar, menengah, lanjut) dan gaya belajar sesuai teori Felder Silverman Learning Style Model (FSLSM) dengan fokus pada dua gaya dominan. Model knowledge memberikan anotasi pada learning object dengan tingkat kesulitan (mudah, sedang, sulit) dan disesuaikan dengan dimensi dalam teori FSLSM. Pada model personalisasi, strategi personalisasi yang diusulkan mencakup rekomendasi learning object dan sistem umpan balik yang sesuai dengan model mahasiswa. Sistem umpan balik memberikan rekomendasi berdasarkan hasil asesmen dan jika dibutuhkan akan berulang untuk memastikan mahasiswa menguasai kompetensi sebelum melanjutkan modul. Hal ini untuk mengakomodir kurikulum pendidikan tinggi vokasi yang berfokus pada penguasaan kompetensi secara berurutan. Model p-PB diintegrasikan dengan pembelajaran bauran yang mengkombinasikan model station rotation dan flipped classroom, di mana tingkat pengetahuan dijadikan station dalam pengajaran sinkronus dan asinkronus.
Purwarupa sistem p-PB dikembangkan dengan metodologi SDLC. Rekomendasi dan umpan balik yang diberikan menggunakan pendekatan knowledge-based. Knowledge direpresentasikan dengan menggunakan ontologi dan diimplementasikan dengan knowledge graph. Knowledge graph tidak hanya menghubungkan learning object, tingkat kesulitan, gaya belajar, dan hasil asesmen mahasiswa dalam jaringan yang terstruktur, tetapi juga berfungsi sebagai sistem penyimpanan dan pengelolaan data knowledge. Dengan menggunakan knowledge graph, sistem dapat menelusuri jalur yang paling relevan dan efisien untuk memberikan rekomendasi learning object dan umpan balik yang dipersonalisasi.
Evaluasi terhadap purwarupa sistem p-PB dilakukan dengan metode eksperimen berupa implementasi sistem dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Eksperimen dilakukan pada dua mata kuliah di salah satu perguruan tinggi vokasi di Jakarta yakni mata kuliah Pemrograman 1 dan Perancangan Proses Manufaktur. Kelas eksperimen menggunakan sistem p-PB dalam pembelajaran, sementara kelas kontrol menggunakan LMS institusi dan tidak menggunakan sistem p-PB. Hasil implementasi menunjukkan kelas eksperimen mencapai tingkat pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol pada kedua mata kuliah yang diuji. Persepsi dan kepuasan mahasiwa mengenai tingkat kegunaan sistem p-PB cukup baik dengan skor SUS 74,36. Dari wawancara mahasiswa didapat sistem dapat meningkatkan pemahaman, kepercayaan diri, dan antusiasme mahasiswa. Dapat dikatakan terdapat pengaruh positif sistem p-PB terhadap hasil belajar dan pengalaman belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi implementasi pada perkuliahan dan institusi sejenis lainnya.

Vocational education has several main characteristics, namely (1) focusing on the acquisition of specific competencies and skills, and (2) prioritizing practical teaching. With these characteristics, students are required to meet the same competency and skill targets that have been set. On the other hand, the diversity of students’ characterisitcs can lead to differences in the learning process. To achieve the expected competency targets and accommodate student diversity, the use of personalized e-learning concepts can be an option. Meanwhile, given the vocational curriculum's emphasis on practical teaching, the use of blended learning models can address the challenges when online learning cannot be fully applied to vocational education. Therefore, the use of personalized learning concepts in blended learning can be a solution. Thus, this research aims to (1) develop a personalized blended learning (p-BL) model, which uses the personalized learning concept in the context of a vocational curriculum that is sequential and integrated with the blended learning model; (2) develop a system prototype based on the model; and (3) measure the impact of system implementation on learning in vocational higher education.
The methodology used in this research is exploratory sequential mixed method. Qualitative methods are used in literature studies and model evaluation, while quantitative methods are used in surveys on practical learning in vocational higher education and experiments to evaluate the implementation of the p-BL system.
The p-BL model developed in this research consists of three components: the student model, the knowledge model, and the personalization model. The student model classifies students based on knowledge level (basic, intermediate, advanced) and learning style according to the Felder Silverman Learning Style Model (FSLSM) theory with a focus on two dominant styles. The knowledge model annotates learning objects with difficulty levels (easy, medium, hard) and aligns them with dimensions in the FSLSM theory. In the personalization model, the proposed personalization strategies include recommending learning objects and a feedback system tailored to the student model. The feedback system provides recommendations based on assessment results and, if necessary, repeats to ensure students master the competencies before proceeding to the next module. This accommodates the sequential competency mastery focus of vocational higher education curricula. The p-BL model is integrated with blended learning that combines the station rotation model and flipped classroom, where knowledge levels are used as stations in synchronous and asynchronous teaching.
The p-BL system prototype is developed using the SDLC methodology. Recommendations and feedback are provided using a knowledge-based approach. Knowledge is represented using ontology and implemented with a knowledge graph. The knowledge graph connects learning objects, difficulty levels, learning styles, and student assessment results in a structured network and serves as a data storage and management system. Using the knowledge graph, the system can trace the most relevant and efficient paths to provide personalized learning object recommendations and feedback.
The p-BL system prototype evaluation was conducted using experimental methods involving system implementation with an experimental class and a control class. The experiment was carried out in two courses at a vocational higher education institution in Jakarta, namely Programming 1 and Manufacturing & Process Design. The experimental class used the p-BL system in learning, while the control class used the institution's LMS and did not use the p-BL system. The implementation results showed that the experimental class achieved significantly higher learning outcome levels compared to the control class in both tested courses. From 51 students in the experimental class, the student perceptions and satisfaction with the usability of the p-BL system were quite good with a SUS score of 74.36. Interviews with 12 students revealed that the system could enhance students' understanding, confidence, and enthusiasm. It can be said that there is a positive impact of the p-BL system on student learning outcomes and learning experiences. The results of this study can serve as a basis for implementation in similar courses and institutions.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>