Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Julius Michael
"

Pembangunan bangunan tinggi di Indonesia seiring urbanisasi yang semakin meningkat di kawasan perkotaan khususnya gedung perkantoran diatas 100meter tercatat sebesar 48% dan paling banyak dibandingkan fungsi bangunan lainnya, sehingga berdampak pada berkurangnya lahan untuk ruang terbuka hijau. Skycourt sebagai salah satu ruang terbuka hijau alternatif pada bangunan tinggi memiliki peran terhadap kenyamanan dan kesehatan pengguna bangunan khususnya aspek termal dan pencahayaan alami. Skycourt di wilayah iklim Tropis pada umumnya memiliki karakter ruang semi-terbuka, sehingga kondisi termal di skycourt dipengaruhi oleh perubahan iklim perkotaan yang signifikan atau dikenal dengan fenomena Urban Heat Island. Di sisi lain, skycourt sebagai peneduh eksternal fasad bangunan akan membuat distribusi pencahayaan alami semakin berkurang dan tidak merata di ruang dalam bangunan. Studi ini mengeksplorasi konfigurasi ruang skycourt yang diaplikasikan pada tiga tipologi skycourt, yaitu: Central, Corner, dan Sided yang berkaitan dengan kinerja termal dan pencahayaan alami. Ketiga tipologi tersebut merepresentasikan tipologi ruang skycourt yang secara umum digunakan pada bangunan tinggi di Indonesia. Menggunakan simulasi software CFD untuk kinerja termal dan DIALux untuk pencahayaan alami, studi ini bertujuan : (1) menemukan konfigurasi ruang skycourt yang paling efektif tehadap kinerja termal di skycourt pada masing-masing bangunan tinggi dengan tiga tipologi skycourt yang berbeda; (2) menemukan konfigurasi ruang skycourt yang paling efektif tehadap kinerja pencahayaan alami di ruang dalam bangunan yang bersebelahan dengan skycourt pada masing-masing bangunan tinggi dengan tiga tipologi skycourt yang berbeda; Studi ini menghasilkan panduan dasar mengenai konfigurasi ruang skycourt yang efektif pada bentuk skycourt bangunan tinggi yang berbeda-beda.


The construction of high-rise buildings in Indonesia along with increasing urbanization in urban areas, especially office buildings above a height of 100 meters, accounted for 48% and most compared to other building functions, resulting in reduced land for green open space. Skycourt, as one of green open space in high-rise buildings, has a role in the comfort and health of building users, especially the aspects of thermal and daylighting. Skycourt in the Tropical climate region generally has a character of semi-open space, which makes the thermal conditions in skycourt affected by significant urban climate changes or known as the Urban Heat Island phenomenon. On the other hand, skycourt as an external shading facade will make the distribution and uniformity of daylight less in space adjacent to the skycourt. This study explores the configuration of the skycourt space applied in the three skycourt typologies, namely: Central, Corner, and Sided, which are related to the thermal comfort and daylighting. These three typologies represent the typology of the skycourt that generally used in high-rise buildings in Indonesia. Using CFD software simulations for thermal performance and DIALux for daylighting, this study aims : (1) Find the most effective skycourt configuration for the thermal performance on skycourt in each high-rise building with three different skycourt typologies; (2) Find the most effective skycourt configuration for the daylighting performance of adjacent’s indoor to the skycourt in each high-rise building with three different typologies of skycourt. As a result, the basic guidelines for an effective configuration skycourt room are based on thermal comfort and daylighting in a different typology of skycourt in high-rise office buildings. 

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sofrany Ekariansyah
"Teknologi pembuangan panas peluruhan secara pasif pada reaktor daya nuklir masih bergantung pada penggunaan penukar kalor yang memindahkan energi kalor ke dalam tangki atau kolam air dengan volume tertentu sebagai heat sink pamungkas dengan memanfaatkan konveksi alam atau gravitasi. Teknologi ini memiliki keterbatasan kapasitas dalam jangka waktu tertentu sehingga tetap mengandalkan sistem pendinginan secara aktif. Salah satu teknologi pendukung pengambil kalor peluruhan yang dapat digunakan adalah teknologi two-phased closed termosyphon (TPCT) yang telah digunakan sebagai objek penelitian dalam bentuk pemodelan maupun kegiatan eksperimen. Di sisi lain, sistem reaktor daya memiliki ukuran besar yang lebih praktis untuk dimodelkan dan disimulasikan. Salah satu program pemodelan adalah RELAP5/Mod3.4/SCDAP yang didesain untuk mensimulasikan proses pembangkitan dan pemindahan kalor pada reaktor daya nuklir berpendingin air saat kondisi operasi normal dan abnormal. Tujuan penelitian ini adalah melakukan simulasi kinerja termal TPCT yang telah dimodifikasi dengan menambahkan tangki air pendingin di sekeliling evaporator sebagai sumber kalor. Pemodelan RELAP5 yang diperoleh perlu divalidasi dengan hasil pemodelan lain seperti FLUENT dan hasil eksperimen yang telah dilakukan. Hasil validasi dengan memberikan beban kalor berbeda pada bagian evaporator menunjukkan tidak adanya fenomena dryout pada RELAP5 yang berbeda dengan hasil simulasi FLUENT. Hal ini disebabkan oleh perbedaan konsep pemodelan antara FLUENT dan RELAP5, namun demikian nilai tahanan termal TPCT memiliki kesamaan karakteristik di antara kedua metoda. Validasi simulasi dengan hasil eksperimen pada filling ratio (FR) 30 %, 45 %, 60 % menunjukkan karakterisasi perubahan temperatur dinding TPCT yang sama pada variabel FR 60 %. Pada FR lebih rendah, terdapat variasi perbedaan hasil simulasi dengan eksperimen terutama pada pencapaian temperatur pendidihan air tangki dan pola pengambilan kalor kondenser. Simulasi tambahan dengan FR 70 % dan 100 % menunjukkan kinerja termal TPCT yang lebih optimum pada FR 70 % dan menurun pada FR 100 %. Pemodelan TPCT dengan 2 volume radial menghasilkan simulasi yang lebih baik, namun demikian dibutuhkan pemahaman yang lebih tepat mengenai peranan parameter gas non-kondensibel pada nodalisasi model dengan kondisi vakum. Berdasarkan hasil validasi, simulasi TPCT dengan RELAP5 lebih tepat digunakan untuk tujuan prediksi kinerja termal TPCT berdasarkan FR yang optimum.

The current technology in removing residual heat in passive way in nuclear power reactor still depends on the use of heat exchanger to transfer heat energy into a water tank or pool with certain volume as the ultimate heat sink utilizing natural circulation or gravitation. This technology still requires active cooling supply system in certain time period due to the limited capability. On of the proposed support technology to remove residual heat is two-phased closed thermosyphon (TPCT), which has been used as research object in form of modelling or experimental activity. In other side, power reactor system has big dimension, which is more practical to be modelled to simulate its performance and safety level. On of the modelling code is RELAP5/Mod3.4/SCDAP, designed to simulate the heat generation and removal process inside the water-cooled nuclear power reactor in normal and abnormal operation. Therefore, the research purposes are to model and simulate the TPCT, which has been modified by adding the external water tank around the evaporator. The generated model of TPCT using RELAP5 has to be validated using other modelling tool such as FLUENT and experimental results. The generated model of TPCT using RELAP5 has to be validated using other modelling tool such as FLUENT and experimental results. One of validation results by giving different heat load into the evaporator shows no indication of dry-out in the RELAP5 simulation as obtained otherwise in the FLUENT simulation. This is because the different modelling concept between FLUENT and RELAP5. However, the calculated thermal resistances had similar characteristics from both calculation tools. Simulation validation with experimental results using filling ratio (FR) of 30 %, 45 %, and 60 % shows a much more similar characteristics of the evaporator, adiabatic, and condenser wall temperature with higher FR of 60 %. In lower FR, there are several output variations in achieving the water tank boiling temperature and condenser heat transfer. Additional simulations with FR 70 % and 100 % indicated more optimum thermal performances of TPCT, especially in FR 70 %, which decreased in FR 100 %. TPCT modelling with 2 radial volumes results in a better simulation, however it requires a better understanding regarding the role of non-condensable gas in the model in the vacuum condition. Based on the validation results, TPCT simulation using RELAP5 is better conducted based on the optimum condition in term of filling ratio to predict the thermal performances of TPCT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library