Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Salindri Wulandari
Abstrak :
[ABSTRAK
Dalam operasi migas di Indonesia, pemeliharaan merupakan faktor penting untuk menjaga agar produktivitas kilang mencapai target yang diharapkan, hal ini dapat dicapai apabila perusahaan sudah menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik dari perencanaan sampai penilaian kinerja. Disamping itu tujuan dari suatu perusahaan dan proses produksi adalah kelangsungan operasi produksi sehingga mencapai produktivitas yang tinggi. Produktivitas Kilang yang dicapai oleh PT. X adalah sebesar 93%, hal ini disebabkan karena penghentian operasi tidak terencana (unplanned shutdown) dan perencanaan yang kurang tepat. Kondisi Manajemen Pemeliharaan di PT. X adalah dalam tahapan AVERAGE / Rata-Rata. Dimana dalam praktiknya PT. X telah melakukan identifikasi dan penilaian lengkap terhadap organisasi, menentukan potensi pengembangan, mengembangkan strategi Peningkatan Keandalan serta mendapatkan komitmen dari manajemen puncak untuk mengembangkan pemeliharaan ke arah prediktif. Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa dengan Manajemen Pemeliharaan yang baik maka kerusakan dapat dieliminasi (eliminate breakdown) dan pekerjaan terencana dapat dioptimasi (optimize planned) sehingga mendukung pencapaian Produktivitas Kilang yang lebih tinggi. Sehingga Kinerja Pemeliharaan memiliki pengaruh yang KUAT terhadap Produktifitas Kilang.
ABSTRACT In the oil and gas operations in Indonesia, maintenance is an important factor to keep the plant productivity reached the expected target, this can be achieved if the company is already implementing good maintenance management from planning to performance evaluation. Besides, the goal of an enterprise and the production process is continuity of production operations so as to achieve high productivity. Planty productivity achieved by PT. X is at 93%, this was due to unplanned shutdowns and the lack of proper planning. Conditions of Maintenance Management in PT. X is in AVERAGE stage. Where in practice PT. X has already identify and complete assessment of the organization, determine the potential for development, develop strategies Improved Reliability and get a commitment from top management to develop towards predictive maintenance. Based on the analysis found that the Maintenance Management is good then the damage can be eliminated (Eliminate breakdown) and planned work can be optimized (optimize planned) so as to support the achievement of higher refinery productivity. So that the maintenance performance has a strong influence on plant productivity. Keywords:, In the oil and gas operations in Indonesia, maintenance is an important factor to keep the plant productivity reached the expected target, this can be achieved if the company is already implementing good maintenance management from planning to performance evaluation. Besides, the goal of an enterprise and the production process is continuity of production operations so as to achieve high productivity. Planty productivity achieved by PT. X is at 93%, this was due to unplanned shutdowns and the lack of proper planning. Conditions of Maintenance Management in PT. X is in AVERAGE stage. Where in practice PT. X has already identify and complete assessment of the organization, determine the potential for development, develop strategies Improved Reliability and get a commitment from top management to develop towards predictive maintenance. Based on the analysis found that the Maintenance Management is good then the damage can be eliminated (Eliminate breakdown) and planned work can be optimized (optimize planned) so as to support the achievement of higher refinery productivity. So that the maintenance performance has a strong influence on plant productivity. Keywords:]
2016
T45542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setriani
Abstrak :
Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, terutama dengan kemajuan teknologi dan informasi yang sangat cepat, tekanan untuk melaksanakan perbaikan terus-menerus sangat besar untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Ditinjau dan proses internal, perusahaan harus dapat meningkatkan produktivitasnya dengan menjalankan proses produksi secara efektif, ensien dan dengan biaya yang seminimal mungkin. Berkalian dengan produktivitas, di sinilah aktivitas pemeliharaan memainkan peranan yang penting. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi harus didukung oleh adanya pemeliharaan yang maksimum untuk menjamin mesin/peralatan bersebut tetap berfungsi sesuai kapasitasnya. Apabila ditinjau lebih Ianjut, kegiatan pemeliharaan sebenarnya merupakan kegiatan yang berkaitan erat dengan jaminan penetapan janji yang telah dikeluarkan produsen kepada konsumennya. Di sini dapat kita lihat pentingnya fungsi pemeliharaan dalam proses bisnis perusahaan. Unluk itu pendelinlsian misi dan tujuan-tujuan strategis dari departemen pemeliharaan harus selaras dan mendukung pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Kemudian yang harus diperhatikan adalah bagaimana menerjemahkan misi dan tujuan-tujuan strategis itu ke dalam tujuan-tujuan operasional yang dapat dimengertj oleh orang-orang yang berlanggung jawab untuk melalesanakannya. Kebanyakan strategi hanyalah menjadi sebuah konsep yang sulit untuk diaplikasikan. Strategi bersifat top-down. Tetapi agar dapat benjalan dengan baik harus melibalkan semua tingkatan dalam organisasi. Disinilah kelebihan dari pendekatan Balanced Scorecard yang diperkenalkan Kaplan dan Norton yang mencoba mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif: Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal serta Pembeiajaran dan Pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut merupakan uraian dan upaya penerjemahan misi dan strategi perusahaan dalam terminologi operasional. Sistem ini secara komprehensif menterjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi tujuan-tujuan beserta pengukurannya yang digunakan untuk mengkomunikasikan strategi bisnis perusahaan kepada seluruh level di perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam manajemen pemeliharaan, tujuan-tujuan perusahaan secara umum akan dijabarkan secara Iebih spesifik sesuai dengan tugas dan fungsi dari bagian pemeliharaan beserta indikator-indikatornya sehingga dapat dilakukan inisiatif-inisiatif yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darryl Raditya Aribowo
Abstrak :
Jembatan adalah bagian penting dari sistem transportasi di Indonesia dengan total panjang lebih dari 500.000 kilometer di seluruh negeri. Namun, kondisi jembatan semakin menurun dengan cepat, yang mengindikasikan perlunya perawatan dan pemeliharaan. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kementerian PUPR), terdapat penurunan signifikan dalam kondisi jembatan nasional pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2018, yang menunjukkan perlunya pemeliharaan dan rehabilitasi. Untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan rehabilitasi dengan benar, prosedur standar harus dibuat dan diikuti dengan baik selama seluruh proses pemeliharaan atau rehabilitasi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pekerjaan pemeliharaan dan rehabilitasi adalah penggunaan teknologi, dalam hal ini building information modelling (BIM). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) untuk perawatan dan pemeliharaan jembatan beton menggunakan building information modelling (BIM) guna meningkatkan kinerja pemeliharaan. Hasil penelitian ini menunjukkan keterlibatan BIM dan peningkatan kinerja pemeliharaan yang ditunjukkan oleh indikator SOP. ......Bridges are a crucial part of transportation system in Indonesia with a total length of over 500,000 kilometres nationwide. However, bridges condition is rapidly decreasing, implying the need for care and maintenance work. According to The Ministry of Public Works and Public Housing of Republic of Indonesia (Kementerian PUPR), there was a significant decrease in national bridge condition in 2021 compared to 2018, implying the need for maintenance and rehabilitation. To conduct maintenance and rehabilitation works properly, a standardized procedure needs to be made and followed properly throughout the whole maintenance or rehabilitation process. Another factor that could influence maintenance and rehabilitation works is the usage of technology, in this case building information modelling (BIM). This research aims to develop a standard operating procedure (SOP) for concrete bridge’s care and maintenance work using building information modelling (BIM) to improve maintenance performance. The result of this research indicates the involvement of BIM and the improvement in maintenance performance indicated by the indicators of SOP.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Azzahra Salsabila
Abstrak :
Infrastruktur transportasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Hingga saat ini, terdapat 18.990 unit jembatan nasional di Indonesia. Namun, hanya 1.2% dari total keseluruhan tersebut yang berada dalam kondisi baik. Sehingga diperlukan adanya pemeliharaan dan perawatan untuk menjaga kualitas agar tetap optimal untuk digunakan. Pedoman menjadi salah satu acuan yang digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan dan perawatan. Saat ini, sudah terdapat pedoman yang digunakan, tetapi tidak membahas secara detail. Maka dari itu, diperlukan adanya pengembangan pedoman pemeliharaan dan perawatan yang berbasis WBS untuk memudahkan proses pemeriksaan, pemeliharaan, dan juga perawatan pada komponen struktur bawah jembatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pedoman pemeliharaan dan perawatan pada pekerjaan struktur bawah jembatan beton yang berbasis work breakdown structure (WBS) untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan. Hasil dari penelitian ini adalah pedoman pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan komponen struktur bawah jembatan beton yang berbasis work breakdown structure (WBS) untuk 44 klaster elemen serta model hubungan antara work breakdown structure (WBS) dan pedoman pemeliharaan dan perawatan dengan kinerja pemeliharaan dan perawatan. Dengan adanya pengembangan pedoman akan memengaruhi peningkatan kinerja struktur bawah jembatan, terutama pada aspek durabilitas dan kondisi umum jembatan. ......Indonesia's transportation infrastructure is currently undergoing rapid development. Presently, there are 18,990 national bridges across the country, but only 1.2% of these are in good condition. Consequently, maintenance and repair are essential to ensure their quality remains optimal. Guidelines play a crucial role in directing maintenance and repair activities. Although existing guidelines are available, they lack detailed coverage. Therefore, there is a need to develop maintenance and repair guidelines based on a Work breakdown structure (WBS) to streamline the inspection, maintenance, and care processes for the substructure components of concrete bridges. This research aims to develop maintenance and upkeep guidelines for the substructure work of concrete bridges based on the Work breakdown structure (WBS) to improve maintenance and repair performance. The outcome of this research is the implementation guidelines for the maintenance and repair of the substructure components of concrete bridges based on WBS for 44 element clusters, as well as a model showing the relationship between the Work breakdown structure (WBS) and the maintenance and repair guidelines with their performance. The development of these guidelines will impact the improvement of the substructure performance of bridges, particularly in terms of durability and overall condition.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpha Shally Arifin
Abstrak :
Industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang pesat, hal ini diiringi dengan semakin tingginya tuntutan terhadap kualitas layanan telekomunikasi dari konsumen. Tower telekomunikasi adalah alat yang menjamin kualitas layanan telekomunikasi tersampaikan dengan baik kepada konsumen. Aspek yang paling berpengaruh terhadap berfungsinya tower telekomunikasi ini adalah aspek pemeliharaan. Untuk itu, perusahaan harus secara berkala mengukur kinerja pemeliharaannya agar tower telekomunikasi tetap berfungsi dengan baik. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode Balanced Scorecard dengan memperhatikan keempat perspektifnya, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis, dan pertumbuhan & pembelajaran. Pengambilan data diperoleh dari data historis maupun wawancara dan observasi di lapangan yang diperoleh sepanjang tahun 2007. Kemudian, penentuan prioritas sasaran strategis adalah menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini menyatakan kinerja pemeliharaan di perusahaan belum mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu, dari metode Balanced Scorecard dihasilkan 17 key performance indicator (KPI) yang dapat digunakan untuk mengontrol dan mengukur kinerja pemeliharaan tower telekomunikasi di masa mendatang. ......Telecommunication industry in Indonesia is growing rapidly, thus telecommunication service quality having been demanding higher from customer. Telecommunication tower is the infrastructure that ensures telecommunication service quality being delivered well to the customer. The most crucial aspect regarding this telecommunication tower is the maintenance. Hence, the company should measure maintenance performance regularly so that telecommunication tower could be operated well. One of the leading methods that can be used is Balanced Scorecard method by focused on its four perspectives, which are financial, customer, internal business process, and learning & growth. Data gathering collected from historical data and interview & observation. Later on, to select the priorities for strategic objectives, we used Analytic Hierarchy Process (AHP). Lastly, we can conclude that maintenance performance in this company still below the target of the company. Moreover, from Balanced Scorecard there are 17 key performance indicators (KPI) that can be used to control and measure maintenance performance of telecommunication tower in the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50389
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Saputra
Abstrak :
Konstruksi Jembatan di Indonesia sering kali menghadapi tantangan serius dalam hal kerusakan struktural dan terbatasnya umur layanan yang memiliki dampak negatif terhadap keselamatan dan keamanan. Kondisi jembatan di Indonesia yang masih dalam kondisi baik hanya 1.2% sementara itu, jembatan lainnya telah mengalami kerusakan dan mendekati batas usia layannya.  Pekerjaan pemeliharaan dan perawatan menjadi sangat penting  untuk menjamin keamanan dan keberlanjutan jembatan. Sering kali pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan tidak mencapai tujuan yang diharapkan karena kurangnya prosedur pelaksanaan yang jelas, hal tersebut dapat diatasi melalui pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) pekerjaan pemeliharaan dan perawatan pada pekerjaan struktur jembatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan pendekatan berbasis Work Breakdown Structure (WBS) dan analisis risiko yang terintegrasi dengan Building Information Modeling (BIM). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan jembatan beton melalui penerapan SOP yang efektif dan efisien. Penelitian ini dikumpulkan melalui analisis arsip dan wawancara dengan para ahli. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Delphi, metode deskriptif dan metode statistik Kendall’s Tau untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kinerja pemeliharaan dan perawatan jembatan beton. ......Bridge construction in Indonesia often faces serious challenges in terms of structural damage and limited service life which has a negative impact on safety and security. The condition of bridges in Indonesia that are still in good condition is only 1.2% while other bridges have deteriorated and are approaching the limit of their service life.  Maintenance and maintenance work is very important to ensure the safety and sustainability of bridges. Often the implementation of maintenance and maintenance does not achieve the expected goals due to the lack of clear implementation procedures, this can be overcome through the development of Standard Operating Procedures (SOP) maintenance and maintenance work on bridge structure work. The method used in this research involves a Work Breakdown Structure (WBS) based approach and risk analysis integrated with Building Information Modeling (BIM). The main objective of this research is to improve the maintenance and maintenance performance of concrete bridges through the implementation of effective and efficient SOPs. The research was collected through archival analysis and interviews with experts. Data analysis was conducted using the Delphi method, descriptive method and Kendall's Tau statistical method to identify key factors affecting the performance of maintenance and maintenance of concrete bridges.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Inayah Wardahni
Abstrak :
Bangunan gedung tinggi merupakan gedung dengan tinggi minimal 22 meter atau setara dengan 8 lantai dengan fungsi hunian, komersil, ataupun perkantoran yang mampu mengurangi penggunaan lahan secara horizontal. Selama masa operasionalnya, saat ini penerapan proses pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung tinggi di Indonesia dinilai masih belum dilakukan secara efektif. Hal ini disebabkan karena rendahnya kebijakan dan standar pedoman terkait pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung tinggi, rendahnya koordinasi antar pihak, dan tidak mengintegrasikan sistem pemeliharaan gedung dengan teknologi terkini. Oleh karena itu, perlu untuk mengidentifikasi elemen dan indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi implementasi pemeliharaan-elektronik di gedung-gedung tinggi baik dari segi efektivitas maupun efisiensi. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi variabel yang berpengaruh terhadap kinerja pemeliharaan bangunan gedung, serta persamaan model struktural hubungan antara variabel e-maintenance yang telah diidentifikasi terhadap kinerja pemeliharaan bangunan gedung tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode delphi dan metode structural equation modeling partial least square dengan menggunakan perangkat lunak Smart-PLS 3.2.4. Hasil dari penelitian ini diperoleh indikator dari e-maintenance yang mempengaruhi kinerja pemeliharaan bangunan gedung tinggi sebanyak 71 indikator, hubungan antar variabel dalam e-maintenance hasil olahan SEM-PLS, serta rekomendasi pengembangan untuk masing-masing hubungan antar variabel. ......High rise buildings are buildings with a minimum height of 22 meters or equivalent to 8 floors with residential, commercial, or office functions that are able to reduce horizontal land use. During its operational period, currently the implementation of the high rise building maintenance in Indonesia is considered not to be carried out effectively. This is due to the low policy and standard guidelines related to building maintenance, low coordination between parties, and not integrating building maintenance systems with the latest technology. Therefore, it is necessary to identify elements and indicators that can be used to evaluate the implementation of e-maintenance in high rise buildings both in terms of effectiveness and efficiency. The purpose of this study is to identify the variables that influence the performance of high rise building maintenance, as well as the structural equation model on of the relationship between the e-maintenance variables that have been identified on the performance of maintaining high rise buildings. The method used in this research is the Delphi method and structural equation modeling-partial least square method using Smart-PLS 3.2.4 software. The results of this study obtained indicators of e-maintenance that affect the maintenance performance of high rise buildings as many as 71 indicators, the relationship between variables in the e-maintenance of the SEM-PLS results, as well as the development recommendations for each relationship between variables.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhara Yudha Pradipta
Abstrak :
Pemeliharaan dan perawatan yang baik pada suatu bangunan gedung pemerintahan dapat memperpanjang usia bangunan serta menghindari terjadinya kerusakan pada komponen bangunan gedung tersebut, salah satu komponen yang dimaksud adalah komponen elektrikal. Kerusakan komponen elektrikal pada suatu bangunan dapat berdampak fatal seperti korsleting yang mengakibatkan kebakaran. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan komponen elektrikal bangunan gedung pemerintah, agar memenuhi persyaratan keandalan bangunan yang terdiri dari keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Pedoman preventive maintenance yang dibentuk menggunakan WBS, SOP, tindakan preventive maintenance dan jadwal berkala menjadi faktor yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa arsip, studi kasus, dan survei. Hasil penelitian ini berupa pengembangan pedoman preventive maintenance bangunan gedung dengan model hubungan antara WBS dan Preventive Maintenance yang memengaruhi peningkatan kinerja pemeliharaan dan perawatan komponen elektrikal bangunan gedung pemerintahan khususnya aspek keselamatan dan kemudahan.
Good maintenance in a government building can extend the life of the building and avoid damage to building components, one of the components in question is the electrical component. Damage to electrical components in a building can have fatal effects such as a short circuit which results in fire. This study aims to improve the maintenance performance of government buildings electrical components, to meet the reliability requirements of buildings consisting of safety, health, comfort, and convenience. Preventive maintenance guidelines established using WBS, SOP, preventive maintenance activities and periodic schedules are factors that are taken into account the effect on building maintenance performance. The research method used is archive analysis, case studies, and surveys. The results of this study are in the form of developing guidelines for preventive maintenance of buildings with a model of the relationship between WBS and Preventive Maintenance that affect the improvement of the performance of maintenance and upkeep of electrical components of government buildings, especially aspects of safety and easiness.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheba Bilqis
Abstrak :
Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan yang berupa benda, bangunan , struktur, situs, dan kawasan  di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Kementerian Sekretariat Negara RI saat ini mengelola 6 Istana yang tersebar di Indonesia, yaitu Istana Negara, Istana Merdeka, Istana Kepresidenan Bogor, Istana Kepresidenan Cipanas, Istana Kepresidenan Yogyakarta serta Istana Kepresidenan Tampaksiring. Istana-istana tersebut menjadi tempat penting bagi presiden beserta wakil presiden dalam menjalankan roda pemerintahan baik dimasa lampau maupun dimasa sekarang. Saat ini keenam Istana Kepresidenan yang dimaksud telah ditetapkan sebagai Bangunan Gedung Cagar Budaya (BGCB) dan keberadaannya menjadi nilai penting dalam upaya pelestarian cagar budaya yang sudah diatur dalam Permen PU Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang dilestarikan. Atas dasar tersebut keandalan bangunan perlu didukung dengan sistem pemeliharaan yang baik, tepat dan benar  terhadap  bangunan gedung cagar budaya. Penelitian ini bertujuan mengembangkan e-maintenance berbasis (1) Work Breakdown Structure (WBS), sebagai dasar awal perencanaan pemeliharaan bangunan gedung cagar budaya, yang nantinya aktivitas kegiatana di urai menjadi suatu pedoman pelaksanaan pemeliharaan BGCB, selanjutnya diintegrasikan pada (2) Building Information Modeling (BIM) yang memuat informasi, pedoman, dan data historis pemeliharaan bangunan. Model ini kemudian dimasukkan dalam (3) Sistem Informasi, untuk mendukung kemudahan akses yang dapat mempercepat proses pemeliharaan bangunan gedung cagar budaya. Pengembangan e-maintenance ini akan meningkatkan kinerja pemeliharaan bangunan cagar budaya dan diharapkan dapat diadopsi untuk bangunan historis lainnya. Metodologi penelitian yang digunakan berupa validasi pakar, wawancara, studi literatur dan studi kasus. Hasil validasi kemudian diintegrasikan ke dalam BIM dan dikembangkan dalam sebuah sistem informasi yang diuji coba terhadap obyek penelitian bangunan gedung cagar budaya berupa bangunan gedung Istana Kepresidenan Bogor. ......Cultural Heritage is material in the form of objects, buildings, structures, sites, and areas on land and / or in water that need to be preserved because they have important values for history, science, education, religion, and/or culture through the determination process. The Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia currently manages 6 palaces spread across Indonesia: the State Palace, Merdeka Palace, Bogor Presidential Palace, Cipanas Presidential Palace, Yogyakarta Presidential Palace, and Tampaksiring Presidential Palace. These palaces are important places for the president and vice president in running the wheels of government both in the past and present. Currently, the six Presidential Palaces in question have been designated as Cultural Heritage Buildings, and their existence is an important value in efforts to preserve cultural Heritage, which has been regulated in The Ministry of Public Works Regulation Number 19 of 2021 concerning Technical Guidelines for the Implementation of Preserved Buildings. On this basis, building reliability must be supported by a good, precise, and correct maintenance system for cultural heritage buildings. This study aims to develop e-maintenance based on (1) Work Breakdown Structure (WBS) as the initial basis for planning the maintenance of cultural heritage buildings, which later the activities will be broken down into a guideline for the implementation of BGCB maintenance, then integrated into (2) Building Information Modeling (BIM) which contains information, guidelines, and historical data on building maintenance. This model is then included in (3) Information Systems to support ease of access that can speed up the maintenance process of cultural heritage buildings. The development of this e-maintenance will improve the maintenance performance of cultural heritage buildings and is expected to be adopted for other historical buildings. The research methodology used is in the form of expert validation, interviews, literature studies and case studies. The validation results were then integrated into BIM and developed in an information system tested on the object of research on cultural heritage buildings in the form of the Bogor Presidential Palace building.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library