Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putra Natalegawa
Abstrak :
ABSTRAK
Analisa Kinerja Energi khususnya untuk sistem pengkondisian udara dalam bentuk simulasi, merupakan salah satu informasi dalam sebuah BIM (Building Information Modelling). Hasil simulasi energi juga menghasilkan grafik distribusi kecepatan angin yang di gunakan untuk membuat simulasi kecepatan angin di area sekitar gedung Rumah Sakit UI sehingga kriteria kenyamanan untuk manusia yang berada disekitar gedung bisa ditentukan. Selain itu aplikasi BIM dapat memastikan proses implementasi pada tahap konstruksi sesuai dengan apa yang telah dirancang dalam proses perencanaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses simulasi dan pembuatan BIM menggunakan software Autodesk REVIT 2016 dan simulasi aliran eksternal angin disekitar gedung menggunakan Software Computational Fluid Dynamic yaitu Autodesk CFD 2016. Hasil simulasi beban pendinginan Bangunan Rumah Sakit PTN Universitas Indonesia menunjukan penurunan sebesar 39.62 %. Penurunan konsumsi energi untuk sistem pengkondisian udara mengalami penurunan dari 13.729.973,7 [Btu/h] menjadi 8.172.829,9 [Btu/h]. Hasil simulasi aliran angin disekitar gedung menunjukan aliran terbesar berada pada kecepatan 3.9 [m/s].
ABSTRACT
Building performance analysist for air conditioning system in simulation method, is one of BIM (Building Information System) Content. Energy simulation can provide data for wind velocity which can be used to simulate wind external flow around University of Indonesia Hospital building area to define comfort criteria for human. Beside that, BIM application can define implementation process in the construction section same as a plan design. The method used in this study is simulation process for defining cooling load and Created BIM using software Autodesk Revit 2016 and for simulation external flow around building to define comfort criteria is use Autodesk CFD 2016. Simulation result for University Of Indonesia hospital building showing decreases cooling load around 39.62 %. Decrease energy concumption for air conditioning system decrease from 13.729.973,7 [Btu/h] become 8.172.829,9 [Btu/h]. Simulation result for wind speed around building is 3.9 [m/s].
2016
S61767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Mohammad
Abstrak :
Pengering semprot merupakan pilihan dari beberapa proses penyimpanan bahan produk agar menjadi tahan lama, ringkas dan mudah dalam pendistribusiannya. Pengering semprot umumnya beroperasi pada temperatur tinggi >100 0C , hal ini merupakan kendala bagi material yang sensitif terhadap panas, seperti pada obat-obatan khusus, vitamin dan lain-lain. Beberapa upaya untuk menurunkan temperatur telah dilakukan, salah satunya adalah eksperimentasi dengan mengkombinasikan dehumidifier dengan kondenser ganda terhadap pengering semprot. Penggunaan dehumidifier yang berbasis sistem refrigerasi digunakan untuk menghasilkan udara yang lebih kering dan menaikkan suhu udara yang digunakan sebelum masuk ke ruang pemanas udara merupakan solusi dari kekurangan pengering semprot dalam mengawetkan makanan. Pada penelitian ini dilakukan variasi debit udara sesesar 100, 150, 200, dan 250 lpm kemudian variasi temperatur pemanas udara sebesar 60 0, 900, 1200,1500 C dan variasi tekanan refrigerant masuk ke dalam evaporator untuk mendapatkan nilai koefisien kinerja COP dan nilai Rasio Konsumsi Energi Spesifik RKES . Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai nilai koefisien kinerja COP maksumim sistem refrigerasi yang digunakan sebagai dehumidifier sebesar 1,14 pada debit udara 250 lpm dan nilai Rasio Konsumsi Energi Spesifik RKES 0,93. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan penurunkan kinerja pemanas udara secara signifikan, jika dibanding dengan tidak menggunakan sistem dehumidifier. Disamping itu, udara pengering yang menuju ke ruang pengering menjadi jauh lebih kering dikarenakan tingkat kelembaban yang rendah setelah melalui sistem dehumidifier, sehingga dapat mempercepat proses laju pengeringan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan sistem penegring senprot menggunakan dehumidifier lebih rendah konsumsi energi spesifik nya dibandingan dengan tanpa dehumidifier sehingga lebih menguntungkan.
Spray dryer is a selection of some of the material storage product to be durable, quick and easy distribution. Spray dryers generally operate at high temperatures 1000 C , this is an obstacle for material that is sensitive to heat, such as in specialty pharmaceuticals, vitamins and others. Several attempts have been made to lower the temperature, one of which is the experimentation with combining dehumidifier with a double condenser to the spray dryer. The use of a dehumidifier based refrigeration system is used to produce drier air and raise the temperature of the air that is used prior to entry into the room air heating a solution of the deficiencies in the spray dryer preserve food. In this research variation sesesar air discharge 100, 150, 200, and 250 lpm then air heater temperature variation of 60 0, 900, 1200.1500 C and variations in pressure refrigerant into the evaporator to get the value of the coefficient of performance COP and value Specific Energy consumption ratio RKES . From the research that has been done obtained values of the coefficient of performance COP maksumim refrigeration system that is used as a dehumidifier at 1.14 on the air flow of 250 lpm and value Specific Energy Consumption Ratio RKES 0.93. .It Can occur due penurunkan air heating performance significantly, when compared to not using the dehumidifier system. In addition, the air conditioning that led to the drying chamber becomes much drier due to low humidity levels after a dehumidifier system, so as to accelerate the process of drying rate. From this study we can conclude senprot penegring system using a dehumidifier lower its specific energy consumption compared with without dehumidifier thus more profitable.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anggoro
Abstrak :
ABSTRACT
Setrika listrik tanpa uap merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang mengkonsumsi listrik yang banyak digunakan pada sektor rumah tangga. Pemakaian daya listrik yang cukup besar ini perlu diperhatikan tingkat efisiensinya. Besarnya tingkat efisiensi minimum setrika listrik tanpa uap yang masih diperbolehkan untuk dapat beredar dipasaran Indonesia belum ditetapkan oleh pemerintah. Pengujian kinerja terhadap peralatan setrika listrik tanpa uap ini dilakukan untuk mendapatkan data awal dalam penetapan tingkat efisiensi tersebut. Pengujian laboratorium untuk menentukan tingkat efisiensi maupun pemakaian energi listrik dilakukan menggunakan standar pengujian SNI IEC 60311 : 2009. Banyaknya sampel uj i yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 unit yang terdiri dari 20 model setrika listrik tanpa uap yang beredar dipasaran pada tahun 2014. Dari hasil pengujian dan analisis statistik didapatkan rekomendasi pemberlakukan nilai standar kinerja energi minimum berdasarkan tingkat efisiensi energi yaitu sebesar 0,9 Wh/OC. Melalui penerapan standar kinerja energi minimum tersebut diharapkan adanya peningkatan efisiensi pemakaian energi listrik pada setrika listrik tanpa uap sebesar 17 °o.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, 2016
621 KLET 15:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library