Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairana Ariani Wibowo
"ABSTRAK
Setiap individu memiliki tendensi melakukan pengorbanan, dan oleh karena itu, pengorbanan menjadi topik yang sering diangkat dalam karya sastra. Pengorbanan menjadi salah satu topik yang diangkat penulis cerpen modern Korea, Kim Yujeong, khususnya dalam cerpennya yang berjudul Ddaengbyot dan Bombom. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep pengorbanan masyarakat Korea dalam cerita pendek Ddaengbyot dan Bombom karya Kim Yujeong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengorbanan dalam cerpen Ddaengbyot dan Bombom karya Kim Yujeong merepresentasikan konsep pengorbanan khas masyarakat Korea yaitu jeong, han dan hyo. Pengorbanan dalam Ddaengbyot merepresentasikan konsep jeong dan han, sementara pengorbanan dalam Bombom merepresentasikan konsep jeong, hyo dan han.

ABSTRACT
Every individual has the tendency to sacrifice; therefore, sacrifice is often used as a topic in literature works. Sacrifice is also used as a topic by a modern Korean writer, Kim Yujeong, especially in his works that are called Ddaengbyot and Bombom. This study aims to describe the Korean concepts of sacrifice from Ddaengbyot and Bombom. This study uses qualitative research method with literary research as the data research method. From this study, the writer finds that the sacrifices described in Ddaengbyot and Bombom written by Kim Yujeong represent three specific Korean concepts of sacrifice. Those concepts are jeong, han and hyo. Sacrifices described in Ddaengbyot contain the value of jeong and han, whereas the sacrifices described in Bombom contain the value of jeong, hyo, and han.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Massie, Ria Mahallia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kolonialisme Jepang di Korea tidak hanya merenggut nyawa, sumber daya alam, dan identitas bangsa Korea semata. Akan tetapi, juga membuat kehidupan masyarakat Korea, khususnya kaum petani, lekat dengan kemiskinan dan kesengsaraan. Penulis merumuskan bagaimana Kim Yujeong menggambarkan ironi kaum petani dalam cerpen Manmubang, Geum Ttaneun Kong Bat, dan Sonakbi yang dirilis pada 1935. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode close reading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolonialisme Jepang di Korea turut melatarbelakangi lahirnya karya sastra yang menggambarkan realita penderitaan kaum kelas bawah akibat kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial. Dalam karya tersebut, para sastrawan biasanya menyelipkan kritik-kritik yang ditujukan kepada Jepang. Berbagai kritik tersebut disuguhkan menggunakan aliran sarkasme. Di sisi lain, Kim Yujeong menyuguhkan gagasan-gagasannya melalui karakter-karakter kaum kelas bawah menggunakan ironi sebagai alat kritik terhadap pemerintahan Jepang. Ironi situasional tersirat dalam cerpen Manmubang dan Geum Ttaneun Kong Bat, sedangkan ironi dramatis tersirat dalam cerpen Sonakbi.

ABSTRACT
This research aims to prove that Japanese colonialism in Korea not only took the lives, natural resources, and the identity of Korean people. However, it also made the peasantry lived in poverty and misery. The writer stated how Kim Yujeong described the irony of peasantry in Manmubang, Geum Ttaneun Kong Bat, and Sonakbi released in 1935. This research is a qualitative descriptive research using close reading method. The results show that Japanese colonialism in Korea has influenced the birth of literature works that portraying the harsh reality of the lower class people due to the policies of the colonial government. In the literature works, the writers put in critics for the Japanese colonialism. Many of the critics are served in a sarcastic way. On the other hand, Kim Yujeong presented his ideas through the characters of the lower class people in an ironical way as a means of criticism to the Japanese government. Situational irony is implied in Manmubang and Geum Ttaneun Kong Bat, while dramatic irony is implied in the Sonakbi."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library