Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endik Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi fenemona transformasi peran kiai setelah reformasi dari yang disebut Geertz sebagai makelar budaya (cultural broker) menjadi makelar politik atau bahkan aktor politik (politic broker). Kiai dan pesantren masih menjadi tujuan utama dalam mencari dukungan politik dalam pilpres 2014. Pesantren Areng-Areng pada pilpres 2014 dijadikan tempat deklarasi dukungan politik kepada calon presiden Prabowo oleh kiai se-Jawa Timur. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban Bagaimana bentuk-bentuk peran kiai dalam mendukung pasangan Prabowo-Hatta dalam pemilihan presiden tahun 2014. Sebagai pijakan teoritis, penelitian ini menggunakan teori status dan peran (Linton dan Merton), teori elit (Pareto, Mosca dan Keller), dan teori kepemimpinan (Weber). Ketiga teori tersebut diperkuat dengan teori pendukung, yaitu teori patronklien (Scott, Jackson dan Maswadi Rauf) Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik analisa data menggunakan deskriptif-analitis. Dalam penelitian ini digunakan dua methode pengumpulan data yaitu: Pertama, studi literatur meliputi buku, penelitian terdahulu, berita cetak/online. Kedua, melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap narasumber para kiai pendukung Prabowo-Hatta, tim sukses dan para akademisi. Berdasarkan hasil temuan penelitian di lapangan mempertegas penelitian terdahulu terutama pasca reformasi bahwa kiai sebagai makelar (broker) politik masih berlangsung. Fenomena dapat dilihat bagaimana kepiawaian dan fleksibilitas kiai duntuk menjaga eksistensi kekuasaan informalnya. Sehingga antara kepentingan pesantren, yang diwakili dirinya, dan kepentingan luar keseimbangan tetap terakomodasi. Selain itu bentuk peran politik kiai dalam pemilihan presiden 2014, mencakup sebagai: (1) menggunakan agama untuk kepentingan politik, (2) pembentuk opini,(3) fasilitator, (4) juru kampanye dan penggerak massa. Implikasi teoritis kajian ini menunjukan keterlibatan kiai dalam politik menguatkan teori patron-klien antara kiai dengan santri. Namun, hubungan patron klien jaga terjadi antara sesama kiai terutama kiai sepuh bertindak sebagai guru (patron) dan kiai yang lebih muda sebagai murid (klien). Demikian juga teori elit dan kekuasaan weber relevan untuk digunakan bentuk kekuasaan kiai adalah kekuasaan kharismatik-patronase, yaitu kekuasaan yang bersumber dari kharisma sang kiai sebagai elit agama. Teori peran dan status Linton para kiai dengan perangkatnya tidak hanya menjalankan status dan peranannya di wilayah keagamaan saja, mereka juga terlibat dalam wilayah politik, karena faktor kepentingan (interest).
ABSTRACT
This study is motivated by phenomenon of transformation of kiai role after reformation which is called Geertz as a cultural broker become political broker or even political actor. Kiai and boarding school still be main objective in looking for political support in the presidential election. Areng-Areng boarding school on the 2014 presidential election be used as a declaration of political support to presidential candidate Prabowo by kiai throughout East Java. Therefore, this study was conducted to look answers How the forms of kiai role in supporting the pair of Prabowo-hatta in the 2014 presidential election. As a theoretical foothold, this study uses the theory of status and role (Linton and Merton), the theory of elite (Pareto, Mosca, and Keller), and theory of leadership (Weber). These three theory is reinforced with supporting theory, namely the theory of patron-client (Scott, Jackson, and Maswadi Rauf). This study uses a qualitative approach. While data analysis technique using descriptive-analytic. In this study used two methods of collecting data: First, the study of literature, including book, previous research, newsprint/online. Second, through in-depth interview to sources the kiai?s supporter Prabowo-Hatta, successful team and academics. Based on the result of research in the field reinforce previous research, especially after reformation that kiai as the political broker is still on going. The phenomenon can be seen how the expertise and flexibility of kiai maintain existence of informal power. So between the interest of boarding school, that represent themselves, and outside interest balance remains accommodated. In addition, kiai?s political role in the 2014 presidential election, includes: (1) use religion for political purposes, (2) opinion formers, (3) the facilitator, (4) campaigners and community mobilisers. The theoretical implications of this study indicate kiai involvement in politic strengthen of patron-client between kiai with student. However, the patron-client relationship also occur among kiai mainly the elderly kiai which act as teachers (patron) and sub kiai who are younger as a student (client). Likewise, the theory of elite and power weber relevant to be used forms of kiai power is charismaticpatronage power, the power that comes from kiai charisma as the religious elite. The theory of role and status Linton kiai?s with their device not only run status and role in the religious sphere, they are also involved in the political realm, because of the interest.
2016
T45718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Saadah
Abstrak :
Tesis ini menganalisis pemikiran Islam Nusantara pada kepemimpinan KH. Said Aqil Siroj dalam memimpin Nahdlatul Ulama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan partisipation observastion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepeimpinan KH. Said Aqil Siroj termasuk dalam kategori kharsimatik, sebagiamana ciri-ciri pemimpin kharismatik, yaitu memiliki visi dan gagasan kuat, berseberangan dengan status quo, kontroversi, berani mengambil resiko pribadi dan memiliki kepercayaan tinggi akan visi dan gagasannya.Tesis ini mengalaisis pemikiran Islam Nusantara pada kepemimpinan KH. Said Aqil Siroj dalam memimpin Nahdlatul Ulama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan partisipation observastion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepeimpinan KH. Said Aqil Siroj termasuk dalam kategori kharsimatik, sebagiamana ciri-ciri pemimpin kharismatik, yaitu memiliki visi dan gagasan kuat, berseberangan dengan status quo, kontroversi, berani mengambil resiko pribadi dan memiliki kepercayaan tinggi akan visi dan gagasannya.
This thesis discusses the leadership style of KH. Said Aqil Siroj in leading Nahdlatul Ulama by focusing on the vision Islam Nusantara developed by Nahdlatul Ulama. This research is a qualitative research with descriptive design and participatory observation. The results showed that the leadership style KH. Said Aqil Siroj belongs to the charismatic category, as the characteristics of charismatic leaders, which have strong vision and ideas, opposed to the status quo, controversy, dare to take personal risks and have high confidence in his vision and ideas.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gurning, Efraim Alexander Habasaon
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara identitas sosial dengan persepsi ancaman. Identitas sosial yang digunakan adalah identitas pada kelompok Nasrani yang berdenominasi Calvinis sebagai variabel bebas dan persepsi ancaman terhadap kelompok Nasrani yang berdenominasi Kharismatik sebagai variabel terikat. Teori ancaman yang digunakan adalah Intergrated Threat Theory(ITT) dengan empat komponen yaitu symbolic threat, realistic threat, intergroup anxiety, dan negative stereotype. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan metode analisis data Pearson correlation, ditemukan terdapat hubungan signifikan antara identitas calvinis dengan persepsi ancaman pada kelompok Kharismatik. ......This study aims to examine the relationship between social identity and threat perception. The social identity used is the identity of the Calvinist-dominated Christian group as the independent variable and the perception of threats to the Charismatic-denominated Christian group as the dependent variable. The threat theory used is Intergrated Threat Theory (ITT) with four components, namely symbolic threat, realistic threat, intergroup anxiety, and negative stereotype. This study uses a correlational method with 100 respondents. Based on the hypothesis test using Pearson correlation data analysis method, it was found that there was a significant relationship between Calvinist identity and threat perception on the Charismatic group.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library