Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dara Nanda Vitera
"ABSTRAK
Tarekat merupakan aktivitas islamis yang menyebar di berbagai wilayah di dunia. Dalam catatan sejarah, tarekat di Indonesia memiliki kontribusi besar dalam perkembangan Islam dan dalam kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Tarekat Khalwatiyah merupakan nama sebuah aliran tarekat yang berkembang di Mesir setelah dibawa oleh Musthafa al-Bakri; penyair sufi asal Damaskus, Suriah. Pada umumnya, nama tarekat diambil dari nama pendirinya, seperti Tarekat Naqsabandiyah dari Baha Uddin Naqsyaband. Namun, Tarekat Khalwatiyah diambil dari kosakata Arab khalwat yang berarti menyendiri (untuk merenung). Secara nasab, Tarekat Khalwatiyah merupakan cabang dari Tarekat az-Zahidiyah, Tarekat al-Abhariyah dan Tarekat as-Suhrawardiyah. Di Madinah, Muhammad al-Samman melakukan perkembangan dari Tarekat Khalwatiyah. Revisionisme yang dilakukan Samman melahirkan suatu aliran tarekat baru yakni Tarekat Khalwatiyah Samman. Pada 1825, tarekat tersebut kemudian sampai ke Nusantara (Sulawesi Selatan) oleh Abdullah al-Munir. Upaya penyebaran yang lebih luas Tarekat Khalwatiyah Samman dilakukan oleh generasi penerus al-Munir, yaitu putranya, cucunya dan Abdur Razaq, serta keturunan-keturunannya. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai ajaran dan kiprah Tarekat Khalwatiyah Samman di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan studi pustaka. Hingga saat ini, Tarekat Khalwatiyah Samman masih kokoh berdiri di Sulawesi Selatan. Bahkan, tarekat ini menjadi satu-satunya golongan tarekat yang memiliki perwakilan di DPRD tingkat provinsi sejak masa Orde Baru. Pergerakan Tarekat Khalwatiyah Samman yang dinamis serta upaya-upaya yang dilakukan para pengikutnya agar tarekat ini tidak tergerus zaman layak dijadikan representasi tasawuf kontemporer di Indonesia.

ABSTRACT
Tarekat is an Islamic activity that spreads in various regions of the world. In historical records, tarekat in Indonesia have a major contribution to the development of Islam and Indonesian independence from colonialism. Tarekat Khalwatiyah is the name of tarekat which developed in Egypt after being brought by Mustafa al-Bakri; Sufi poet from Damascus, Syria. In general, the name of tarekat usually taken from the name of its founder, such as the Tarekat Naqshabandiyah from Baha Uddin Naqshaband. However, Tarekat Khalwatiyah is derived from the Arabic vocabulary khalwat which means to be alone (to reflect). In nasab, Tarekat Khalwatiyah is a branch of Tarekat az-Zahidiyah, Tarekat al-Abhariyah and Tarekat as-Suhrawardiyah. In Medina, Muhammad al-Samman developed Tarekat Khalwatiyah. Samman s revisionism resulted the new tarekat namely Tarekat Khalwatiyah Samman. In 1825, Tarekat Khalwatiyah Samman arrived in Nusantara (South Sulawesi) by Abdullah al-Munir. Then, Tarekat Khalwatiyah Samman were carried out by the next generation of al-Munir, his son, grandson and Abdur Razaq, and their descendants. The purpose of this writing is to describe the doctrines and progress of Tarekat Khalwatiyah Samman in Indonesia. The research method used is qualitative with literature study. Until now, Tarekat Khalwatiyah Samman still stands firm in South Sulawesi. In fact, this tarekat has become the only group of tarekat that has representation in the provincial DPRD since New Order era. The dynamic movement of the Tarekat Khalwatiyah Samman and the efforts of its followers so that this tarekat is not eroded by the times make this tarekat is worthy of being a representation of contemporary Sufism in Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Liany Arisandy
"Penelitian ini berfokus kepada peran Syekh Hizboel Wathony sebagai mursyid tarekat di era digital. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara beberapa narasumber yang menjadi pelaku sejarah perkembangan tarekat Khalwatiyah Akmaliyah di Pesantren Akmaliyah Salafiyah, Ciracas, Jakarta Timur. Dalam penelitian kali ini penulis menggali informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Penelitian sebelumnya menjelaskan mengenai ajaran tasawuf Syekh Hizboel Wathony dan juga strategi adaptasi Tarekat Khalwatiyah Akmaliyah untuk menyebarkan ajarannya. Berbeda dengan penelitian ini yang membahas mengenai peran dari mursyid Tarekat Khalwatiyah Akmaliyah di era digital.Tulisan ini memaparkan eksistensi dari tarekat Khalwatiyah Akmaliyah dan juga peran Syekh Hizboel Wathony terhadap jamaah dan masyarakat sekitar. Kehadiran tarekat Khalwatiyah Akmaliyah membuktikan bahwa perpaduan antara ukhrawi (agama) dan duniawi (teknologi digital) dapat berjalan beriringan tanpa adanya pemisah. Semangat dakwah untuk memperkenalkan Islam melalui tarekat Khalwatiyah Akmaliyah memperlihatkan hasil positif dengan banyaknya warga masyarakat yang terbuka menerima kehadiran Syekh Hizboel Wathony Ibrahim dan mengamalkan tarekat Khalwatiyah Akmaliyah melalui pengajian-pengajian rutin. Hal ini menunjukkan bahwa Syekh Hizboel Wathony memiliki kharisma dan kekuatan spiritual seorang syekh.

This research focused on the role of Sheikh Hizboel Wathony as mursyid tariqa in the digital era. This research was conducted using a qualitative method through interviews with several speakers who were historical actors in the development of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa at the Akmaliyah Salafiyah Islamic Boarding School, Ciracas, East Jakarta. In this study the author explored information from previous studies that were used for consideration. Previous research explained the mysticism of Sheikh Hizboel Wathony and also the adaptation strategies of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa to spread its teachings. It is different from this research which discusses the role of the mursyid Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa in the digital era. This paper describes the existence of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa and also the role of Sheikh Hizboel Wathony towards his followers and the surrounding community. The presence of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa proves that the combination of ukhrawi (religion) and worldly-minded (digital technology) can go hand in hand without conflict. The spirit of preaching to introduce Islam through the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa showed positive results with many people accepting the presence of Sheikh Hizboel Wathony Ibrahim and practicing the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa through routine teachings. This shows that Sheikh Hizboel Wathony has the charisma and spiritual power of a sheikh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library